Anda di halaman 1dari 11

PAPER ILMU TERNAK POTONG

FUNGSI HORMON PADA PERTUMBUHAN

OLEH

NAMA : SYARIAT WAHYUDDIN

NIM : L1A119183

KELAS : C

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi .........................................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................................

Bab I Pendahuluan ..........................................................................................

1.1. Latar Belakang .........................................................................................

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….

Bab II Pembahasan ..........................................................................................

2.1. Fungsi hormon GH pada pertumbuhan………………………………………….

2.2. Fungsi hormon Tiroksin pada pertumbuhan…………………………………….

2.3. Fungsi hormon Andorgen pada pertumbuhan……………………………………

2.4. Fungsi hormon Estorgen pada pertumbuhan……………………………………..

2.5. Fungsi hormon Glukokortikoid pada pertumbuhan……………………………….

2.6. Fungsi hormon Mineralcortikoid pada pertumbuhan…………………………….

Bab III Penutup ..............................................................................................

3.1. Kesimpulan...............................................................................................

3.2. Saran ........................................................................................................

Daftar Pustaka ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gen hormon pertumbuhan menyandi sifat produksi seperti bobot badan, tinggi pundak,
panjang badan, dan lingkar dada. Gen yang menyandi hormon pertumbuhan diketahui sangat
berperan dalam perkembangan kelenjar susu, gluconeogenesis, aktivasi lipolisis, dan memicu
inkorporasi asam amino dalam protein otot. Hormon pertumbuhan sapi (bovine growth hormone)
mempunyai peran utama pada pertumbuhan dan laktasi. Pada hewan yang sedang tumbuh,
hormon pertumbuhan dapat meningkatkan efisiensi produksi, pengurangan deposisi lemak, dan
merangsang pertumbuhan otot, di samping meningkatkan efisiensi penggunaan pakan,
meningkatkan pertumbuhan organ, dan tulang.

Sekresi hormon pertumbuhan dikontrol oleh dua hormon, yaitu Growth Hormone Releasing
Hormone (GHRH) dan ghrelin. Dalam mensekresikan hormon, ghrelin diregulasi oleh nutrisi,
pada keadaan defesiensi nutrisi, ghrelin tidak akan mampu menginduksi pelepasan hormon
pertumbuhan di hipofisis, sehingga mengganggu sekresinya. Perbedaan pakan, lahan
pemeliharaan, umur, jenis kelamin, tingkat stres pada ternak dapat berpengaruh terhadap sekresi
hormon pertumbuhan.

Growth hormone adalah hormon polipeptida, terdiri 185 dari 191 asam amino dengan berat
molekul 22 kDa yang disintesis oleh sel somatotrof di pituitari anterior. Hormon ini disekresikan
secara pulsatil dengan rata-rata frekuensi 13 kali per hari. Puncaknya terjadi pada malam hari
selama tidur pada fase gelombang lambat. Sekresi yang kurang menonjol juga terjadi beberapa
jam setelah makan. Kadar serum normal harian umumnya kurang dari 10 ng/mL dan tertinggi
pada masa pubertas. Kadar hormon ini rendah pada masa anak-anak dan menurun pada usia
lanjut.2,4 Sekresi yang ulsatil menyebabkan pemeriksaan kadar hormon ini dilakukan melalui
dynamic test dengan insulin, arginin, levodopa, growth hormone releasing hormone (GHRH),
glukagon, dan klonidin. Selain itu pemeriksaan juga dapat dilakukan secara serial selama 24
jam.5
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah sebagai berikut :
1. Fungsi hormon gh pada pertumbuhan ?
2. Fungsi hormon tiroksin pada pertumbuhan ?
3. Fungsi hormon androgen pada pertumbuhan ?
4. Fungsi hormon estorgen pada pertumbuhan ?
5. Fungsi hormon glukokortikoid pada pertumbuhan ?
6. Fungsi hormon mineraloclortikoid pada pertumbuhan ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan diperoleh pada paper ini dalah sebagai berikut :

1. Mengetahui fungsi hormon gh pada pertumbuhan


2. Mengetahui fungsi hormon tiroksin pada pertumbuhan
3. Mengetahui fungsi hormon androgen pada pertumbuhan
4. Mengetahui fungsi hormon estorgen pada pertumbuhan
5. Mengetahui fungsi hormon glukokortikoid pada pertumbuhan
6. Mengetahui fungsi hormon mineraloclortikoid pada pertumbuhan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI HORMON GH PADA PERTUMBUHAN


Growth hormone merupakan hormon pertumbuhan yang penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Pada beberapa kasus efek langsung GH terlihat jelas, tetapi
lebih banyak terlihat efek langsung dan tak langsung terjadi secara bersamaan.1 Efek GH
terhadap substrat metabolisme ditujukan untuk konservasi protein tubuh.
Pada keadaan kelebihan energi, GH akan meningkatkan retensi nitrogen, sedangkan pada
kelaparan GH memobilisasi energi dari lemak.8 Asam lemak bebas, gliserol dan keton
meningkat setelah sekresi pulsatil atau pemberian GH yang bertahan hingga 2-8 jam
setelahnya. Hal ini menunjukkan adanya lipolisis yang diinduksi oleh GH. Oleh karena itu
GH dapat mencegah penimbunan lemak di jaringan, sehingga turut pula mempengaruhi
komposisi lemak tubuh disamping efek pertumbuhannya pada otot dan tulang.7,8
GH dalam bekerja, yaitu secara langsung dan tidak langsung:

1 Secara langsung Secara langsung GH menyebabkan lipolisis, meningkatkan transportasi


asam amino ke jaringan, sintesis protein dan glukosa di hati serta beberapa efek langsung
pada pertumbuhan tulang rawan.7
2 Secara tidak langsung Secara tidak langsung GH bekerja melalui IGF-1 yang dihasilkan
oleh berbagai jaringan sebagai respon terhadap GH. IGF-1 dalam sirkulasi terikat pada 6
spesifi c binding potein dalam beberapa kombinasi. IGFbinding protein (IGFBP) yang
utama adalah IGFBP
3 yang merupakan 95 % dari semua binding protein. Jaringan yang memproduksi IGF-1
antara lain hati, otot, tulang, tulang rawan, ginjal dan kulit. Sebagian besar IGF1 yang
dilepas disirkulasi berasal dari hati.
2.2 FUNGSI HORMON TIROKSIN PADA PERTUMBUHAN
Hormon tiroksin merupakan salah satu hormon penting dalam. Fungsi utamanya adalah mengatur
metabolisme tubuh. Oleh karena itu, kadar dan fungsi hormon tiroksin perlu dijaga agar tetap
normal, sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik.
Hormon tiroksin atau T4 merupakan salah satu dari dua jenis hormon tiroid yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid di dalam leher. Jenis hormon tiroid yang lain adalah triiodotironin atau T3.
Produksi hormon T4 dan T3 ini diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH yang dihasilkan oleh
otak). Hormon-hormon ini berperan penting dalam mengatur fungsi berbagai organ tubuh dan
menjaga kesehatan tubuh kita secara keseluruhan.
Hormon tiroksin dalam bentuk aktif inilah yang nantinya akan bekerja untuk mengatur
berbagai fungsi organ tubuh dan memastikan tubuh tetap sehat. Berikut ini adalah beberapa
fungsi hormon tiroksin di dalam tubuh:
1 Mengatur metabolisme tubuh  merupakan proses pembentukan energi dan suhu panas
alami tubuh oleh seluruh sel dan jaringan tubuh. Jika metabolisme bermasalah, maka
otomatis kinerja organ tubuh juga akan terganggu.Oleh karena itu, metabolisme perlu
diatur agar dapat berlangsung dengan stabil. Hormon tiroksin inilah yang berperan untuk
mengatur seberapa cepat atau lambat metabolisme berlangsung.
2 Memelihara fungsi dan kerja jantungJantung bekerja tanpa henti untuk memompa darah
yang membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Terkadang organ atau jaringan
tubuh membutuhkan lebih banyak aliran darah. Untuk mengatur proses tersebut, hormon
tiroksin bekerja dengan cara memperkuat pompa jantung agar aliran darah tercukupi.
3 Menjaga fungsi otak Hormon tiroksin juga berfungsi untuk memastikan otak tetap
terjaga, waspada, dan sensitif terhadap keadaan di sekitar dan rangsangan yang diterima
oleh tubuh. Ketika hormon tiroksin dan T3 berkurang, maka tubuh akan menjadi lebih
mudah mengantuk dan sulit berkonsentrasi.
4 Menjaga fungsi organ reproduksi Hormon tiroksin memiliki peran penting dalam
mengatur kinerja organ reproduksi pada jantan dan betina. Berkat adanya hormon
tiroksin, sedangkan pada jantan, hormon tiroksin berperan dalam merangsang hormon
yang mengatur proses pembentukan sperma.
5 Merangsang produksi hormon pertumbuhan Hormon tiroksin berperan penting dalam
pertumbuhan otak janin di dalam kandungan dan memastikan tumbuh kembang bayi
berjalan lancar setelah dilahirkan. Hormon tiroksin juga bekerja untuk membantu
pembentukan hormon pertumbuhan. Berkat adanya hormon ini tubuh ukuran dan berat
badan dapat bertambah dan mereka dapat mengalami perubahan tingkah laku.

2.3 FUNGSI HORMON ANDORGEN PADA PERTUMBUHAN


Hormon androgen secara umum hormon ini mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan organ reproduksi jantan. Meski demikian, hormon androgen juga
diproduksi dalam tubuh betina, hanya saja jumlahnya tidak sebanyak pada jantan.
Sebenarnya, androgen merupakan sebutan untuk kumpulan hormon. Jenis hormon
androgen yang paling aktif dan dominan adalah hormon testosteron. Pada jantan, testosteron
diproduksi di testis. Sementara pada betina, testosteron diproduksi di ovarium atau indung
telur. Selain testosteron, ada juga jenis hormon androgen lain yang mendukung fungsi
testosteron, hanya saja jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan testosteron. Pada jantan
dan betina, hormon androgen memiliki fungsi yang berbeda.

2.4 FUNGSI HORMON ESTORGEN PADA PERTUMBUHAN


Estrogen adalah sebutan untuk sekelompok hormon yang berperan penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksi.
Hormon ini sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh perempuan, tapi juga terdapat
dalam tubuh pria dengan kadar yang jauh lebih rendah. Hanya saja peran hormon estrogen
dalam tubuh pria belum diketahui secara pasti.
Hormon estorgen sendiri adalah substansi kimia yang diproduksi dalam tubuh untuk
mengendalikan dan mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Secara umum, hormon
estrogen berperan dalam:
1. Membawa pesan atau instruksi dari satu kelompok sel ke kelompok sel lain.
2. Memengaruhi fungsi organ dan sel.
3. Mengatur perkembangan dan metabolisme
4. Menentukan fungsi seksual dan jaringan reproduksi.
5. Berdampak kepada mood.
6. Mengatur bagaimana tubuh memanfaatkan asupan makanan yang masuk.
7. Mengelola reaksi tubuh terhadap bahaya.
2.5 FUNGSI HORMON GLUKOKORTIKOID DALAM PERTUMBUHAN
Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki 21 atom karbon dengan fungsi
utama meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid pada ternak biasa disebut dengan
kortisol yang dihasilkan pada zona fascikulata, dan zona glomerulosa. Pada bagian berikut
akan dibahas mekanisme dan pengaturan hormon glukokortikoid pada ternak.

Kelenjar adrenal (suprarenal) merupakan sepasang organ yang terletak dekat ujung
anterior ginjal. Bentuknya pipih atau seperti bulan sabit. Kelenjar adrenal berfungsi
mempertahankan mekanisme penting homeostatik. Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan
yaitu korteks adrenal dan medulla adrenal. Bagian korteks adrenal mempunyai tiga lapisan
yang berbeda, yaitu zona glomerulosa, zona fascikulata dan zona retikularis. Ketiga bagian
lapisan ini menghasilkan tiga macam hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid dan ketosteroid.

Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan produk kimia organik bebas yang
biasa disebut hormon. Hormon ini dicurahkan langsung ke dalam sirkulasi darah dan ke
dalam cairan jaringan tanpa melalui saluran ke luar. Hormon yang dihasilkan oleh suatu
kelenjar endokrin mempunyai fungsi khusus yaitu mengintegrasi dan koordinasi aktifitas
suatu macam jaringan atau organ.

Mekanisme Dan Pengaturan Hormon Glukokortikoid

1. Biosintesis Glukokortikoid Semua hormon steroid pada mamalia disintesis dari


kolesterol via pregnenolon melalui sederet reaksi yang terjadi di dalam mitokondria
maupun di dalam reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal ini diperlukan
hidroksilase dan NADPH, dalam keadaan tertentu juga diperlukan dehidrogenase,
isomerase dan liase.
2. Sintesis glukokortikoid membutuhkan tiga hidroksilase yang beraksi secara beruntun
pada posisi C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang pertama berlangsung cepat,
sedangkan hidroksilase pada C11 berlangsung lebih lambat.
3. Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari 1 – hidroksilase dan digunakan untuk
tes diagnostik cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini berguna untuk mengetahui bahwa
glukokortikoid merupakan hormone yang menghambat secara umpan balik pelepasan
ACTH. Bila sintesis glukokortikoid dihambat dengan memberi orang normal dosis
metipan balik pelepasan ACTH , metirapon secara oral pada tengah malam, keesoakan
harinya terjadi pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan steroid dirangsang dan 11
deoksikortisol menumpuk karena tidak terjadi pembentukan glukokortikoid.
2.6 FUNGSI HORMON MINERALOCORTIKOID PADA PERTUMBUHAN
Mineralokortikoid adalah sub-tipe dari golongan hormon kortikoid yang berfungsi
sebagai regulasi ekskresi cairan elektrolit pada ginjal.[1] Terapi hormonal dengan
menggunakan hormon jenis mineralokortikoid seperti aldosteron akan meningkatkan
reabsorpsi sodium dan ekskresi kalium dan hidrogen pada tubula renal.
Fitur primer berlebihnya mineralokortikoid antara lain adalah kesetimbangan sodium
yang positif, peningkatan volume fluida ekstraselular, plasma sodium yang normal atau
sedikit lebih tinggi, hipokalemia dan alkalosis. Mineralokortikoid juga meningkatkan
ekskresi kalsium dan magnesium, mungkin sebagai sebab-akibat dari peningkatan volume
fluida tersebut.
Mekanisme hormon mineralokortikoid
1. Mineralokortikoid adalah hormon steroid yang bertanggung jawab untuk menjaga
natrium, dan menjaga keseimbangan garam dan air dalam tubuh. Mineralokortikoid
primer dikenal sebagai aldosteron, dan disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan
terluar) dari korteks adrenal.
2. Hormon steroid ini merupakan bagian dari sistem renin-angiotensin (RAS) atau renin
angiotensin aldosteron-sistem (Raas). Ini adalah sistem hormon yang mengatur tekanan
darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya, renin diproduksi oleh ginjal
ketika kelebihan garam dan air akan dihilangkan dari tubuh. Renin memicu produksi
angiotensin, yang pada akhirnya merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon
aldosteron. Penurunan tekanan darah arteri juga merangsang sekresi renin.
3. Jadi, bersama-sama dengan sistem renin-angiotensin, aldosteron membantu ginjal untuk
mempertahankan mineral penting seperti natrium. Aldosteron meningkatkan reabsorpsi
natrium dan ekskresi kalium oleh ginjal. Ini membantu menyempitkan pembuluh darah
dengan meningkatkan retensi natrium dan air, yang dapat meningkatkan tingkat tekanan
darah. Jadi, hormon ini berkaitan dengan mengatur tingkat tekanan darah juga.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hormon sendiri adalah substansi kimia yang diproduksi dalam tubuh untuk
mengendalikan dan mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Secara umum, hormon
berperan dalam beberapa aspek penting dalam upaya pertumbuhan suatu makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Aimaretti G, Corneli G, Razzore P. 1998. Comparison between insulin-induced


hypoglycemia and growth hormone (GH)- releasing hormone + arginine as
provocative tests for the diagnosis of GH deficiency in adults. J Clin
Endocrinol Metab 83(5): 1615–1618.

Azizan AR, Phipps RH, Hassan WE, Hard DL, Forsyth IA, Taylor JA. 1994.
Concentrations of bovine somatotropin and insulin-like growth factor-I in
serum and milk samples of crossbred dairy cows treated with prolonged-
release bovine somatotropin. J Mardi Res 22(1): 189-196.

Burton JL, McBride BW, Block E, Glimm D. 1994. A review of bovine growth hormone.
J Anim Sci 74: 167-201. Cloud-Clone Corp. 2014. SEA044Ga. ELISA Kit for
Growth Hormone (GH). Standar procedure of growth hormone ELISA
(Enzime Linked Immunosorbent Assay).

Houston, TX 77084, USA Cunningham EP. 1994. The use of bovine somatotropin in milk
production review (Review).

Irish Vet J 47: 207-210. Dybus A. 2002. Association of growth hormone (GH) and
prolactin (PRL) genes polymorphism with milk production traits in Polish
Black-and-White cattle.

J Anim Sci Papers Rep 20: 203-212. Ester S, Palma GD, Capilla A, Nova E, Pozo T,
Castillejo G, Varea V, Marcos A, Garrote JA, Polanco I, López A, Koninckx
CR, Dolores M, Novo G, Calvo CO, Palau LF,

Sanz Y. 2011. Influence of environmental and genetic factors linked to celiac disease risk
on infant gut colonization by Bacteroides species. J Appl Environ Microbiol
77(15): 5316–5323.

Anda mungkin juga menyukai