Anda di halaman 1dari 9

Kelenjar Gonad

1. Pengertian Gonad Gonad adalah organ endokrin yang memproduksi dan mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan karakteristiknya seksual sekunder. Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya adalah testes,dan pada wanita adalah ovarium.

2. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu

kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ketujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa

prepubertasdengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid. a) Testis Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sedangkan FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

b) Ovarium Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan

progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

Proses Pembentukan dan Pengembangan Gonad

Proses Pembentukan dan Pengembangan Gonad Di dalam testis terdapat banyak tubulus yang berisi kista-kista seminiferous yang dikelilingi oleh sel-sel cretoli. Kemudian, kista ini akan berdiferensiasi menjadi spermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis menjadi spermatozoa.

Proses Pembentukan dan pengembangan Gonad betina Gonad (ovarium) Merupakan semacam kantong dan mempunyai lamella yang mengandung sel-sel fold yang berdiferensiasi menjadi oogonium. Selanjutnya ougonium akan mengalami proses ovogenesis menjadi ovum yang dibungkus folikel dan folikel ini terletak di dalam lamella yang mempengaruhi ruang ovarium Menurut Rustidja (2000), pertumbuhan oosit dalam ovarium dapat di bagi menjadi dua tahap, yaitu: Tahap I adalah tahap pertumbuhan primer (privitell ogenesis) yang ditandai dengan peningkatan ukuran. Tahap II adalah tahap pertumbuhan sekunder (oxogenenous vitellegenesis) yang ditandai dengan terjadinya pembentukan visikel pada bagian parifer sitoplasma dan meluas ke arah inti sel. Oasit berkembang mulai terjadi akumulasi protein kuning telur dari alam (endogenous vitellogenesis) dan mengatur dengan derivate kuning telur hasil sintensa dari hasil laxogenous vetellogenesis yang dibawah melalui aliran darah

Kelainan pada kelenjar gonada. Pada testis: Radang testis (orchitis) Kanker testis

Pada ovarium: Kista ovarium Kanker

Growth Hormon
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (Human Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas.

Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. GH bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paruparu, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan otak.

Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) adalah kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukuran dari kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini merupakan raja dari seluruh kelenjar yang memproduksi hormon di tubuh manusia. Produksi dari HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) sangat mempengaruhi produksi hormonhormon lain di dalam tubuh.

HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur, dan produksinya mencapai puncak pada masa remaja, hingga mencapai kadar 1500 g perhari. Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik, produksi GH mencapai 350 g perhari. Secara normal, seseorang akan mengalami penurunan kadar dari GH sejak usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 % setiap pertumbuhan 10 tahun usia, dan akan memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama sekali pada usia 65 tahun.

Penurunan kadar GH di dalam tubuh, akan menyebabkan berbagai kemunduran, baik kemunduran fisik maupun mental.

Tanda-Tanda Adanya Penurunan GH Pada orang dewasa diantaranya adalah rambut yang menipis, kulit menjadi tipis, kering dan mengendur, kedua belah pipi yang mengendur, gusi yang menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban, otot-otot tubuh yang mengendur, mudah atau senantiasa merasa leleh dan sulit kembali menjadi bugar walupun telah beristirahat, perasaan tidak menyukai dan pandangan yang buruk tentang lingkungan sekitar sehingga cenderung lebih suka menyendiri dan disertai perasaan cemas serta khawatir yang dialami terus menerus.

Kemunduran fisik maupun mental akibat penurunan kadar GH didalam tubuh dapat diketahui melalui pemeriksaan Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-I) atau yang juga dikenal dengan Somatomedin C, dan seseorang dianggap mengalami kekurangan GH apabila didapatkan kadar IGF-1 kurang dari 350 ng/ml. Kekurangan GH dapat diatasi dengan terapi pemberian hormon atau sulih hormon dengan menggunakan sediaan GH yang diberikan memalui suntikan dan sediaan tersebut telah banyak tersedia di pasaran. Terapi sulih hormon menggunakan suntikan GH, mengikuti prinsip pemberian dosis kecil dan dengan jumlah pemberian yang sering, biasanya dosis sebesar 0,5 1 IU dengan pemberian sebanyak tiga kali perminggu. Pemberian terapi sulih hormon dengan GH dengan menggunakan prinsip tersebut adalah untuk menghindari efek samping yang dapat timbul akibat pemberian GH, diantaranya berupa carpal tunnel syndrome, pembengkakan dan rasa nyeri yang ringan pada tubuh.

Pemberian GH tidak boleh dilakukan pada orang-orang dengan penyakit pada retina (retinopati proliferatif), peninggian tekanan di dalam kepala, penderita kanker (walupun masih menjadi kontroversi), dan relative pemberiannya tidak ditujukan pada wanita yang sedang hamil. Manfaat dari terapi sulih hormon pada orang yang mengalami kekurangan GH meliputi peningkatan massa otot sebesar 8,8% dalam terapi selama 6 bulan tanpa melakukan olah raga, hilangya lemak sebesar 14,4% dalam terapi selama 6 bulan tanpa melakukan diet, memiliki tenaga ataupun kemampuan bekerja yang meningkat, perbaikan dari organ-organ hati, jantung, limpah dan organ-organ tubuh lainya yang terpengaruh oleh bertambahnya usia,

perbaikan dari daya ingat, penurunan tekanan darah yang tinggi, perbaikan sistem daya tahan tubuh terhadap penyakit, penurunan kadar kolesterol yang merugikan tubuh (koleterol LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol yang baik (kolesterol HDL), penurunan rasa lelah dandepresei akibat penuaan, penglihatan dan pendengaran yang lebih tajam, tulang yang lebih kuat, perbaikan mood, perbaikan dari penampilan tubuh yang ditandai dengan kembali menebalnya rambut, hilangnya keriput dan selulit di kaki, penembahan jumlah jaringan ikat dan kolagen kulit yang menyebabkan kulit menjadi tebal, lentur, dan terlebih mudah. Hormon-hormon lain juga dapat berperan dalam menigkatkan kadar atau manfaat dari GH, antara lain melatonin, insulin, hormone tiroid, estrogen, progesteron, gonadotropin, hormon luteizing, vasopressin, dihidroepiandrosteron (DHEA). 5-alfa-androstenediol, testosteron, eritropoeitin, dan hormone paratiroid.

Peningkatan ataupun untuk mempertahankan kadar GH dapat dilakukan secara alamiah tanpa melalui pemberian obat-obatan. Cara alamiah tersebut dengan memakan makanan, dengan jumlah kalor dan protein yang cukup terutama makanan makanan berupa buah-buahan, daging terutama dari golongan unggas, telur dan ikan, kurangi konsumsi alkohol, cuka, maupun minuman ataupun makanan yang mengandung kafein, gula , permen, kue-kue, roti, pasta, sereal dan produk-produk olahan dari susu. Hindari memiliki berat badan berlebihan ataupun gemuk, kurang tidur, tingkat stress yang tinggi dalam jangka waktu lama, rokok, obat-obatan atau narkoba

MANFAAT HGH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Anti Penuaan Meningkatkan Tenaga dan Fungsi Otak Menguatkan Fungsi Otak dan Paru-paru Membangun otot Mengurangi Lemak Tubuh Mncegah osteoporosis Meningkatkan sistem Imunisasi Memperbaiki penglihatan dan Daya Ingat

MEKANISME KERJA HGH HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH HUMAN GROWTH HORMONE) diubah menjadi IGF-1 (Insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF-1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF-1 inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena terpeliharanya organ-organ di

dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara.

KEKURANGAN HORMON PERTUMBUHAN Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi hormon pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek, gemuk, muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang terlambat, lipolisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol total / LDL, dan hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena serangan hipoglikemia berat yang berulang. Hormon pertumbuhan ini diproduksi oleh somatrotop (bagian dari sel asidofilik) yang ada di kelenjar hipofisis. Hormon ini merupakan hormon yang penting untuk pertumbuhan setelah kelahiran dan metabolisme normal karbohidrat, lemak, nitrogen serta mineral. Hormon ini tidak bekerja secara langsung dalam mempengaruhi pertumbuhan, tetapi melalui perantaraan suatu peptida yang disebut somatomedin (IGF I dan IGF II) yang produksinya diinduksi oleh hormonpertumbuhan. Somatomedin yang produksi utamanya di hati ini dipengaruhi juga oleh usia dan status gizi seseorang. Somatomedin inilah yang akan berikatan dengan reseptor-reseptor dalam sel tubuh guna merangsang pertumbuhan melalui:

Sistesis

protein. Hormon

pertumbuhan akan

meningkatkan produksi

protein dan

transportasinya ke sel-sel otot sehingga merangsang pertumbuhan otot dan jaringan pada umumnya.

Metabolisme karbohidrat. Hormon pertumbuhan memiliki efek antagonis terhadap insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah, yang nantinya akan meningkatkan proses konversi karbohidrat menjadi protein.

Metabolisme lemak. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan penguraian lemak tubuh menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga kadar lemak dalam darah meningkat.

Metabolisme mineral. Hormon pertumbuhan meningkatkan kadar kalsium, magnesium serta fosfat sehingga merangsang pertumbuhan panjang dari tulang keras dan pertumbuhan tulang rawan terutama pada anak-anak.

Efek mirip prolaktin sehingga merangsang kelenjar payudara dan produksi susu saat kehamilan. Kekurangan hormon pertumbuhan ini akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan otot serta mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan mineral yang bermanifestasi menjadi cebol.

Ada dua sebab kekurangan hormon pertumbuhan yaitu: 1. Kekurangan hormon pertumbuhan yang congenital (bawaan) yaitu karena produksinya memang kurang atau karena reseptor dalam sel yang kurang atau tidak sensitive terhadap ragsangan hormon. Biasanya gejala mulai tampak sejak bayi hingga puncaknya pada dewasa, jadi dari kecil postur tubuhnya selalu lebih kecil dari anak yang lain. Misalnya karena agenesis hipofisis atau defek /mutasi dari gen tertentu yang menyebabkan kurangnya kadar hormon seperti sindroma laron dan fenomena pada suku pygmi di Afrika. 2. Kekurangan hormon pertumbuhan yang didapat. Biasanya gejala baru muncul pada penghujung masa kanak-kanak atau pada masa pubertas, jadi saat kecil sama dengan yang lain, namun kemudian tampak terhentinya pertumbuhan sehingga menjadi lebih pendek dari yang lain. Kadang juga disertai gejala-gejala lain akibat kurangnya hormon-hormon lain yang juga diproduksi hipofisis. Penyebab paling sering adalah tumor pada hipothalamus kelenjar hipofisis seperti kraniofaringioma, glioma, histioma atau germinoma. Iradiasi kronis juga dapat mengurangi produksi hormon. Terapi untuk cebol akibat kekurangan hormon pertumbuhan dapat berupa pemberian hormon pertumbuhan dari luar terutama pada produksi yang berkurang atau tumor pada hipofisis setelah tumor diatasi terlebih dahulu. Sedangkan pada reseptor yang kurang atau resisten terhadap hormon belum ada terapi yang dapat dilakukan.

KELEBIHAN HORMON PERTUMBUHAN Kelebihan hormon pertumbuhan/growth hormone disebut dengan gigantisme (berperawakan raksasa). Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormon pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormon pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormon pertumbuhan.

Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjadi karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata. Yang lebih bahaya adalah bila kelebihan hormon pertumbuhan terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup karena akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral tanpa diikuti pertumbuhan jaringan lunak di sekitarnya yang disebut akromegali. Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak. Akibat penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar secara perlahan dan tampak seperti monyet.Tangan dan kaki membesar dan jari-jari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh jaringan yang menebal. Dan karena hormon pertumbuhan mempengaruhi metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem metabolisme termasuk diabetes mellitus. Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormon pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negatif darinya. Terapi reseksi operasi pada adenoma yang memproduksi GH merupakan terapi pilihan pertama pada akromegali. Angka kesembuhan dengan reseksi ini sekitar 80-90% pada mikroadenoma dan 50% pada makroadenoma. Terapi akromegali lain yang juga efektif adalah dengan analog somatostatin seperti octreotide. Dosis 50-500ug sc tiap 8 jam dikatakan efektif menurunkan kadar GH selama terapi jangka panjang, namun sekitar 35% pasien tidak berespon terhadap terapi ini. Pengecilan massa tumor dibuktikan secara radiografik pada 40% pasien yang diterapi dengan 300-750ug octreotide /hari. Kriteria kesembuhan bila kadar GH kurang dari 2 ng/ml setelah 70-100gr pemberian glukosa oral dan penurunan kadar IGF-1 hingga kadar normal. Efek samping yang biasanya timbul yaitu gangguan saluran cerna seperti diare, nyeri perut, dan mual. Efek samping serius berupa timbulnya batu empedu ditemukan pada sekitar 23.5% pasien. Agonis dopamin, seperti bromokriptin dapat digunakan untuk tatalaksana akromegali dengan dosis yang lebih tinggi sekitar 20-30mg/hari. Beberapa laporan menyarankan terapi kombinasi octreotide dan bromokriptin agar lebih efektif. Namun terapi dengan octreotide saja masih menjadi terapi utama untuk akromegali.

EFEK SAMPING PEMBERIAN HGH HGH yang terlalu banyak dapat menyebabkan sakit kepala (karena tekanan intrakranial yang meningkat), sindroma carpal tunnel (nyeri pda pergelangan tangan) ,hipertensi (karena air tertahan dalam tubuh), gynecomastia (payudara membesar pada`pria), respons terhadap insulin sedikit meningkat, penebalan saraf mata dsb. Biasanya semua gejala akan menghilang setelah pemberian HGH dihentikan sementara atau dosis dikurangi. Posted 16th October 2010 by Yusnita A.,S.farm, Apt

Kelenjar Pituitary
Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak dasar otak. Pada kebanyakan vertebrata, kelenjar ini terdiri atas tiga lobus: anterior, intermediet dan posterior. Lobus intermediet terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa (vestige). Meskipun kecil ukuranya, kelenjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh. Sering disebut nahkoda (master gland), karena banyak sekresinya mengontrol kelenjar endokrin lainnya. Sejumlah penelitian telah dilakukan mengenai kelenjar pituitari. Beberapa hormon dihasilkan dari lobus anterior, a) salah satunya Sel yaitu hormon prolaktin. Somatotropic

Sel somatotropic yang menyusun 35-45% dari seluruh sel pituitari, ditemukan dalam jumlah besar pada b) Sel sisi/bagian anterior pituitari. lactotropic

Sel lactotropic lebih sedikit jumlahnya dibandingkan somatotropic. Kedua sel ini bisa di identifikasi dari eritrosin atau carmosin-nya. Pada bagian Prolactin adenoma, granula sekretori bervariasi dari 150 hingga 700 nm dengan bentuk bulat atau oval. Pada pituitari normal, sel laktotropic umumnya bekembang menjadi sel somaotropic. Peningkatan ukuran pituitari yang terjadi selama kehamilan berkaitan dengan proliferasi dari laktotropic sel.

Anda mungkin juga menyukai