Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH FARMAKOLOGI

HORMON

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi yang
di bimbing oleh:

Drs. Timbul Pandiangan, APT,MBA

Disusun oleh:

Annisa Nurul Astri P17324418045

Fauziah Nurhaliza P17324418048

Jalum 1B

Poltekkes Kemenkes Bandung Prodi Kebidanan


Karawang
Jl. Kertabumi No. 74 Karawang Barat

Tahun Ajaran 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Farmakologi Hormon” dengan tepat waktu tanpa kendala
apapun.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Kami
berharap untuk kesempurnaan lebih lanjutnya dari penyusunan makalah
selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi


pembaca umumnya dan kami khususnya.

Karawang, 20 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.2 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.4 Tujuan Penulis..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 Hormon Pertumbuhan......................................................................................................2

2.2 Hormon Prolaktin...............................................................................2

2.3 Hormon Tiroid dan Anti


Tiroid........................................................................................2

2.4 Hormon Estrogen dan


Progesteron...................................................................................3

2.5 Kontrasepsi Hormonal.....................................................................................................3

BAB III
PENUTUP.......................................................................................................
.............3

3.1
Kesimpulan.................................................................................................
......................4
3.2
Saran..........................................................................................................
.......................4

DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................
.........4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau meningkatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormone dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.  Walaupun jumlah yang diperlukan
sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari
fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.

Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus).
Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian
tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan
pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula
adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, anti tiroid, estrogen dan
progesteron?

2. Apa fungsi dari hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, anti tiroid, estrogen dan
progesteron?

3. Bagaimana mekanisme kerja dari hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, anti tiroid,
estrogen dan progesteron?

4. Apa indikasi dan kontra indikasi dari hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, anti
tiroid, estrogen dan progesteron?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menghetahui pengertian, fungsi, mekanisme kerja, indikasi dan kontra


indikasi dari hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, anti tiroid, estrogen dan
progesteron

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hormon Pertumbuhan Manusia

Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (Human Growth
Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas. Growth Hormone
berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam
tubuh. HG bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh
besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.
Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang cukup
dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkan fungsi, perbaikan
dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan
tubuh, dan otak.

Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (Human Growth Hormon)
adalah kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukuran dari
kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini merupakan raja dari
seluruh kelenjar yang memproduksi hormon di tubuh manusia. Produksi dari HGH (Human
Growth Hormon) sangat mempengaruhi produksi hormon-hormon lain di dalam tubuh.
HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur, dan produksinya
mencapai puncak pada masa remaja, hingga mencapai kadar 1500 mg perhari. Pada pria dan
wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik, produksi GH mencapai 350
mg perhari. Secara normal, seseorang akan mengalami penurunan kadar dari GH sejak usia
memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 % setiap pertumbuhan 10 tahun usia, dan akan
memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama sekali pada usia 65 tahun.
Penurunan kadar GH di dalam tubuh, akan menyebabkan berbagai kemunduran, baik
kemunduran fisik maupun mental
Kekurangan dan Kelebihan Hormon Pertumbuhan

Kekurangan atau defisiensi hormon pertumbuhan umumnya terjadi pada anak


penderita bibir sumbing. Kemungkinan penyebab lainnya adalah adanya tumor di sekitar
kelenjar hipofisis atau hipotalamus, anak-anak atau orang dewasa yang memiliki riwayat
cedera kepala serius, atau terpapar radiasi berlebihan ketika menjalani suatu pengobatan.

Defisiensi hormon pertumbuhan dapat mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan


baik pada anak maupun orang dewasa. Anak-anak yang terdiagnosis mengalami kekurangan
hormon pertumbuhan sejak dini masih bisa disembuhkan dan tumbuh dengan baik. Namun,
jika kondisi ini dibiarkan, maka bisa mengakibatkan tertundanya pubertas dan terhambatnya
perkembangan seksual. Yang pasti, tinggi badan anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan
pada akhirnya berada di bawah rata-rata.

Sementara itu, kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan akromegali, yaitu


kelainan yang menyebabkan tulang tumbuh secara berlebihan. Kondisi ini umumnya
menyerang wajah, tangan, dan kaki serta menyebabkan kulit menebal, kasar, dan berambut.
Komplikasi lain dari penyakit akromegali adalah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Terlepas dari manfaatnya, pemberian hormon pertumbuhan sintetis tetap dapat menimbulkan
efek samping buruk tertentu bagi kesehatan Anda. Beberapa efek samping yang timbul
adalah nyeri tulang dan sendi, carpal tunnel syndrome, kadar gula darah dan kolesterol yang
tinggi.

Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon, yaitu :

1. mempertahankan keseimbangan tubuh


2. merespons stress pada tubuh secara tepat
3. mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh

Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam fungsi
serta peranan masing-masing.
Tabel berbagai macam hormon pada manusia beserta fungsinya.

No Nama hormone Fungsinya


1. Anti Diuretik Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan
Hormone ( ADH ) meningkatkan tekanan darah
2. Oksitosin Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu
3. Growth Hormone Merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan
( GH ) sintesis protein,mobilisasi lemak, menurunkan
metabolisme karbohidrat
4. Prolaktin Meningkatkan perkembangan payudara selama
kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran
5. Tiroid Stimulating Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid
Hormone ( TSH )
6. Adenocorticotropic Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan
Hormone ( ACTH ) korteks adrenal
7 Luteinizing hormon ( Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi,
LH ) produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita )
Merangsang sekresi testosteron, perkembangan jaringan
interstisial ( pd pria )
8 Folicel stimulating Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi ( pd.
hormone Wanita )
Merangsang produksi sperma ( pd pria )
9 Melanosit Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit
stimulating hormone
10 Tiroksin ( T4 ) dan Meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas
Triidotironin ( T3 ) kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik,
mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet
11 Kalsitonin Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat,
12 Hormon paratiroid Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan
kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus,
ginjal, dan sel-sel lainnya
13 Adrenalin / epinefrin Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan
darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi
otot polos, meningkatkan konsentrasi gula darah
14 Noradrenalin / Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan laju
norepinefrin metabolisme
15 Glukokortikoid Mempengaruhi proses metabolisme, mengatur
( kortison dan konsentrasi gula darah, antiinflamasi, mempengaruhi
kortikosteron ) proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress dan
sekresi ACTH
16 Insulin Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan
glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan adiposa
17 Glukagon Meningkatkan kadar gula darah
18 Estrogen Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri
kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel telur,
mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan
dinding uterus, dan memeilihara kehamilan
19 Progesteron mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan
dinding uterus, dan memeilihara kehamilan
20 Human chorionic Memelihara kehamilan
gonadotrpin ( HCG )
21 Testosteron Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri
kelamin pria, serta pembentukan sperma

A. Mekanisme GH
Hormon pertumbuhan dilepaskan dari hipofisis anterior sebagai respon terhadap
keseimbangan antara dua hormone hipotalamus: Growth Hormone Releasing Hormone
(GHRH) dan Growth Hormone Inhibiting Hormone yang juga disebut somatostatin. GH
bekerja dengan cara umpan balik negatif pada hipotalamus untuk menurunkan pelepasan
GHRH lebih lanjut.
Peningkatan GHRH terjadi sebagai respon terhadap peningkatan kadar asam amino yang
bersirkulasi, hipoglikemia, puasa atau kelaparan, stress fisik dan emosional, dan penurunan
GH. Olahraga menstimulasi pelepasan GHRH, secara langsung atau melalui efek
hipoglikemia dan stress fisik. Hormon reproduktif (estrogen dan testosterone) tampak
meningkatkan sekresi GH, baik dengan bekerja secara langsung pada hipofisis ataupun
melalui stimulasi GHRH.
B. Indikasi dan Kontraindikasi

Selama ini indikasi hormon pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi kekerdilan.
Akibat hipopituitarisme. Dengan ditemukannya cara rekayasa genetika untuk memproduksi
hormon ini secara mudah dalam jumlah besar, ada kemungkinan penggunaanya untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan akan lebih luas. Efektivitas hormon ini pada difisiensi
partial dan anak pendek yang normal hanya tampak diawal terapi. Untuk indikasi ini sulit
ditentukan siapa yang perlu diobati, kapan pengobatan dimulai dan kapan berakhir. Juga
perlu disertai penanganan psikologis, yang akan sangat penting artinya bila terapi gagal.

Berbagai usulan bermunculan dalam 10 tahun terakhir ini, antara lain anjuran
penggunaan pada anak pendek yang tingginya dibawah 10 % populasi dan berespon terhadap
terapi hormon pertumbuhan yang dicobakan dulu selama 6 bulan, bagaimana pun
penggunaan hormon ini pada kasus tanpa difisiensi hormon berhadapan dengan pertimbangan
etis. Perlu pertimbangan manfaat risiko efek samping serius misalnya akromegali, gangguan
kardiovaskular, gangguan metabolisme glukosa yang terjadi pada kelebihan hormon endogen,
tetapi jugs risiko kejiwaan pada hormon endogen, tetapi juga risiko kejiwaan pada kegagalan
terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Hormon pertumbuhan perlu diberikan 3 kali seminggu selama masa pertumbuhan.
Pada saat pubertas perlu ditambahkan pemberian hormon kelamin agar terjadi pematangan
organ kelamin yang sejalan dengan pertumbuhan tubuh. Evalusi terapi dilakukan enam bulan
setelah pengobatan. Terapi dikatakan berhasil bila terlihat pertambahan tinggi minimal 5 cm.
Tampaknya pengobatan lebih berhasil pada mereka yang gemuk. Pertumbuhan sangat kecil
atau hampir tidak ada pada usia 20-24 tahun. Resistensi, yang sangat jarang terjadi, biasanya
disebabkan oleh timbulnya antibodi terhadap hormon pertumbuhan, hal ini dapat diatasi
dengan menaikkan dosis. Di masa lalu manfaat GH pada usia dewasa dengan defisiensi GH
tidak pernah dibicarakan. Baru belakangan diketahui gejala-gejala obesitas umum, kurangnya
massa otot dan curah jantung yang menurun akan berkurang dengan pemberian GH. Tahun
2004 GH diindikasikan untuk short-bowel syndrome yang tergantung pada total parentral
nutrition. Pemberiannya bersama glutamin, untuk memperbaiki pertumbuhan sel mukosa
usus.
1. Jenis obat Obat Growth Hormone
a. Somatrem
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa genetik ini memiliki 1
gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya
anti bodi dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien, adanya anti bodi ini
tak mempengaruhi perangsangan pertumbuhan oleh hormon. Efek biologisnya sama dengan
somatropin satu miligram somatrem setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan.
 Dosisnya : harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh
spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa
penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan setiap hari.
Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak ada lagi
respons.
 Efek samping : Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan pasien
dengan riwayat diabetes mellitus.
b. Somatropin
Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dengan
rekayasa ginetik. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab
penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu milligram obat ini setara 2,6 IU hormone pertumbuhan. Cara
pemberiannya melalui IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan.
 Dosis : maksimum dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali
pemberian dalam seminggu. Ada juga pemberian dosis sama dengan somatrem. Suatu
penelitian menunjukan penaikan dosis pada saat respon menurun dapat kembali
meningkatkan respon, tanpa efek samping pada metabolisme karbohidrat maupun
lipid. Penurunan respon disebabkan oleh penutupa efipisis atau ada masalah lain,
misal malnutrisi atau hipotiroidisme. Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi hasil.
Penyuntikan malam hari kurang mempengaruhi metabolisme (asam lemak rantai
medium, serum alanin, laktat) dibandingkan pada siang hari.
c.  Somatomedin C (Igf-1)
Somatomedin adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula ditemukan
dalam seru tikus normal. In vitro, somatomedin meningkat inkorporasi sulfat kedalam
jaringan tulang rawan, karna itu dulu zat ini disebut sulfation factor. Kemudian ternyata
banyak efek lain yang ditimbulkannya sehingga zat ini disebut somatomedin.
Somatomedin terdapat dalam serum manusia. zat ini bertambah pada akromegali dan
menghilang pada hipopituitarisme. In vitro, zat ini juga merangsang DNA, RNA dan protein
oleh kondrosit. Ternyata efek somatomedin sangat luas, mencakup bebagai efek hormone
pertumbuhan. Meskipun demikian, telah terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan
diperantai oleh somatomedin.
Somatomedin dibuat terutama di hepar, selain itu juga di ginjal dan otot. Zat-zat ini
disitesis sebagi respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak disimpan. Somatomedin
menghambat sekresi hormone pertumbuhan melalui mekanisme umoan balik. Sejumlah kecil
dengan gangguan pertumbuhan familia tak memiliki cakup somatomedin meskipun kadr
hormone pertumbuhan normal,dan pemberian hormone pertumbuhan pada pasien ini tidak
memperbaiki pertumbuhan.

2.2 Hormon Prolaktin


Hormon prolaktin adalah  hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari atau
kelenjar hipofisis bagian interior (depan). Hormon ini ada pada laki-laki dan perempuan.
Prolaktin banyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting
yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap
berfungsi. Hormon ini juga diproduksi oleh plasenta.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 mg/mL. Sekresi hormon
prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia dan
pemberian estrogen dosis tinggi. Selain itu, prolaktin dianggap sebagai salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya tumor mamae.
Pada wanita hormon ini bekerja lebih dominan setelah melahirkan, di mana fungsinya
adalah merangsang kelenjar-kelenjar air susu pada payudara agar memproduksi ASI bagi
bayi. Dengan adanya aktivitas menyusui dari bayi ini maka hormon prolaktin akan ikut
bekerja dengan sempurna, selain itu dengan tingginya hormon prolaktin pada masa menyusui,
hormon ini juga bekerja menghambat terjadinya siklus menstruasi selama menyusui,
sehingga ibu-ibu yang secara aktif menyusui bayinya akan mendapat kembali menstruasi
agak lama, sekitar 6 bulan sampai 1 tahun.
A. Fungsi hormon prolaktin yaitu :
1. Berperan dalam pembesaran alveoli dalam kehamilan
2. Mempengaruhi inisiasi kelenjar susu dan mempertahankan laktasi.
3. Menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI
4. Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat  tubuh ibu dapat
dikurangi dan dialirkan ke janin.
Berdasarkan literatur ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran
prolaktin.
1. Nutrisi : Setelah makan dapat terjadi peningkatan kadar prolaktin. Protein yang terdapat di
dalam suatu makanan sangat berperan terhadap pengeluaran prolaktin. Asam amino tirosin
dan triptofan yang terdapat dalam protein, memiliki kemampuan memicu pengeluaran
prolaktin. Makanan hanya meningkatkan prolaktin pada orang yang sehat saja. Selain
makanan, minuman seperti bir juga memicu pengeluaran prolaktin.
2. Temperatur ,  peningkatan suhu lingkungan selama 1 jam dari suhu 27 derajat celcius
menjadi 45 derajat celcius meningkatkan prolaktin sebanyak 53%.
3. Stres , Stress yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan prolaktin.
4. Olah raga yang berat juga dapat meningkatkan prolaktin. Bila memakan makanan yang
banyak mengandung lemak setelah melakukan olah raga yang berat, maka kadar prolaktin
meningkat lebih tinggi dibandingkan memakan makanan yang kaya akan karbohidrat.
Rangsangan pada payudara juga dapat meningkatkan kadar prolaktin.
Tingginya kadar prolaktin dalam darah dapat menyebabkan ketidaksuburan/infertil baik pada
wanita maupun pria. Pada wanita dapat menyebabkan tidak terjadinya ovulasi, haid yg
siklusnya panjang bahkan bisa sampai tidak haid. Selain faktor di atas tadi perlu juga
dipikirkan adanya tumor pada kelenjar hipofise (prolaktinoma). Biasanya, bila ditemukan
kadar prolaktin darah lebih dari 50ng/ml, perlu dilakukan pemeriksaan MRI atau CT-Scan
hipofise. 
B. Mekanisme Kerja Hormon Prolaktin
Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke
payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi
susu.
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu.
Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah
proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian Prolaktin terdapat
ada sebagian besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth
Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS), merupakan
anggota dari polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolactin diproduksi
oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama yaitu menginduksi dan
pemeliharaan laktasi pada mamalia.
Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak dasar otak. Pada kebanyakan
vertebrata, kelenjar ini terdiri atas tiga lobus: anterior, intermediet dan posterior. Lobus
intermediet terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan
sisa (vestige). Meskipun kecil ukuranya, kelenjar pituitari memegang peranan penting dalam
koordinasi kimia tubuh. Sering disebut ”nahkoda” (master gland), karena banyak sekresinya
mengontrol kelenjar endokrin lainnya. Sejumlah penelitian telah dilakukan mengenai kelenjar
pituitari. Beberapa hormon dihasilkan dari lobus anterior, salah satunya yaitu hormon
prolaktin.
Pada organ glandula mamae, prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA dan
proliferasi sel epitel, dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas,
dan laktosa. Prolaktin secara spesifik menstimulasi laju transkripsi gen protein susu sehingga
menyebabkan stabilisasi produksi mesengger RNA.
C. Indikasi dan Kontra Indikasi
Pembentukan air susu pada pria atau wanita yang tidak sedang dalam masa menyusui.
Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan prolaktin) pada kelenjar
hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi pada pria
tumor ini cenderung membesar. Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan terjadinya
galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan seperti fenotiazin, obat tertentu untuk
tekanan darah tinggi (terutama metildopa) dan narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin
adalah hipotiroidisme.
1. jenis obat hormone prolaktin
a. Bromokriptin
Bromocriptine mengurangi kadar prolaktin. Prolactin adalah hormon yang penting
untuk memproduksi ASI dan tingkat kesuburan normal pada wanita. Bromocriptine juga
mempengaruhi senyawa kimia yang disebut Dopamin yang diproduksi secara alami oleh
tubuh.
 Indikasi
Bromocriptine diindikasi untuk mengobati amenorrhea, ketidaksuburan pada wanita;
pengeluaran ASI yang tidak normal; hypogonadisme; penyakit Parkinson; dan acromegaly,
kondisi dimana terlalu banyak hormon pertumbuhan pada tubuh.
 Mekanisme kerja
Ada dua cara bagaimana terapi Bromokriptin mempengaruhi prolactinomas :
1. Mereduksi level serum dari prolaktin, sehingga mengurangi efek fisiologisnya (seperti
amenorrhea, galactorrhea, ketidaksuburan dan kehilangan libido).
2. Mengurangi ukuran pituitary adenomas yang mengeluarkan prolaktin. Meskipun
hampir semua respon prolactinomas terhadap terapi Bromokritin dengan mengurangi
ukuran dan pengeluaran prolaktin, kedua aspek respon dari terapi tersebut terkadang
saling mempengaruhi. Kurangnya respon terapi pada ukuran atau tidak mampunya
menurunkan kadar prolaktin ke kadar normal biasanya diindikasikan untuk
melakukan operasi.

 Efek samping
1. Mual dan muntah
2. Gangguan lambung-usus
3. Halusinasi dan gangguan tidur terutama pada dosis tinggi
4. Penurunan tekanan darah, bradikardia, dan gangguan aliran darah perifer (kadang-  kadang
terjadi)

2.3 Hormon Tiroid dan Anti tiroid


Hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya merangsang. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak
memiliki saluran sendiri.Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya,
kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormone.
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia yang berfungsi untuk
mengeluarkan hormone tiroid. mengeluarkan hormon tiroid yang dikeluarkan ke dalam darah
menuju ke seluruh jaringan tubuh. Hormone tiroid ini berfungsi membantu sel yang terdapat
di dalam jaringan agar berfungsi dengan baik.
Hormon tiroid terbagi menjadi 2 yaitu Tiroksin (T4) dan tri-iodo-tironin (T3). Tiroksin (T4)
mengandung 4 atom iodin, dimana dalam fungsina di jaringan tubuh T4 akan di konversi
menjadi triodotironin (T3) yang melepaskan 1 atom iodin. Tiroksin (T4) merupakan bentuk
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang memiliki efek ringan terhadap kecepatan
metabolisme tubuh, sedangkan Tiroksin (T4) dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke
dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3). Kadar T4 dikontrol oleh hormon lain yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitaria yang terletak didasar otak yang disebut Tyroid Stimulating
Hormon (TSH). Kadar TSH dalam darah tergantung dari kadar T4. Bila kerja pituitaria
menghasilkan TSH sedikit maka kelenjar tiroid akan menghasilkan kadar T4 lebih banyak.
Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang dikeluarkan
melalui darah ke seluruh jaringan tubuh yang berfungsi membantu sel dalam jaringan agar
berfungsi dengan baik.
Sedangkan anti tiroid, berefek dalam menghambat sintesis hormon tiroid baik secara
langsung ataupun memblok mekanisme transfor yodida sedangkan yang lain dapat
mengurangi sintesis dan pengeluaran hormon dari kelenjarnya, dan ada pula yang merusak
kelenjar dengan radiasi ionisasi. Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormon
dikelenjar, tapi diganakan sebagai terapi ajuvan, bermanfaat untuk megatasi gejala
tirotoksikosis.
A. Fungsi Hormon Tiroid dan Anti tiroid
1) Meningkatkan Metabolisme di Dalam Jaringan
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di dalam hampir semua jaringan
tubuh. Basal Metabolisme Rate (BMR) dapat meningkat sebanyak 60-100%. Bila sejumlah
besar hormon tiroid dihasilkan, maka akan meningkatkan bahan makanan untuk energi,
sintesis protein, pertumbuhan, dan aktivitas kelenjar endokrin.
Karena berhubungan dengan metabolisme tubuh, maka kelenjar ini akan
mempengaruhi banyak proses vital yang terjadi dalam tubuh, diantaranya seperti:

 Meningkatkan penyerapan glukosa oleh usus dan meningkatkan produksi glukosa


oleh hati.
 Peningkatan denyut jantung, curah jantung dan laju pernapasan seseorang.
 Peningkatan konsumsi oksigen dan tingkat pengeluaran energi tubuh.
 Mempengaruhi siklus menstruasi seseorang.
 Mempercepat pembersihan kolesterol dari plasma.
 Penting bagi pertumbuhan dan pematangan sistem saraf pusat.

2) Terhadap Pertumbuhan
Hormon tiroid mempunyai pengaruh khusus dan pengaruh umum terhadap
pertumbuhan. Pada manusia, pengaruh hormon tiroid terhadap pertumbuhan terutama pada
anak-anak. Bila seorang anak kehilangan hormon tiroid (hipotiroid), maka pertumbuhannya
akan terhambat. Tetapi bila terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroid), maka pertumbuhan
tulang akan semakin cepat, sehingga menyebabkan anak tumbuh lebih tinggi dari biasanya.
Pertumbuhan hormon tiroid di dalam meningkatkan pertumbuhan agaknya didasarkan atas
kecakapan khusus di dalam meningkatkan sintesis protein. Sebaliknya kelebihan hormon
tiroid dapat menyebabkan katabolisme lebih cepat daripada sintesis protein, sehingga asam
amino dilepaskan ke dalam cairan ekstraseluler.

B. Mekanisme kerja hormon tiroid


Dalam skala normal, kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk mensekresikan
hormon tiroid. Yodium tersebut dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk membuat hormon
tiroid. Tubuh memiliki mekanisme unik untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid dalam
tubuh. Awalnya Hipotalamus akan menghasilkan Tyrotropin Releasing Hormone yang akan
merangsang kelenjar hipofisis (pituitari) untuk mengeluarkan Thyroid Stimulating Hormone
(TSH). Thyroid Stimulating Hormone (TSH) berfungsi untuk menstimulasi kelenjar tiroid
untuk mensekresikan hormon tiroid dalam darah. Menjaga keseimbangan hormon tiroid
dalam tubuh penting dilakukan. Keadaan dimana tubuh tidak memiliki cukup hormon tiroid
disebut hipotiroid, sedangkan keadaan dimana tubuh memiliki terlalu banyak hormon tiroid
disebut hipertioid.

Terdapat 2 hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid yaitu Triiodotironin (T3) dan
Tiroksin (T4).

 Tri-iodothyronin(T3)
Tri-iodothyronin adalah bentuk aktif dari Tiroksin (T4) yang kerjanya lebih cepat,
efektif dan efisine. Perubahan T4 menjadi T3 terjadi dalam hati dan beberapa organ
lain.
 Tiroksin(T4)
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang memiliki efek
ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh secara langsung. Di dalam hati dan
beberapa organ lain, T4 akan diubah menjadi T3 agar kerjanya lebih efektif dan
efisien.
1. Jenis obat Hormon tiroid
a. L-Tiroksin
Levo-thyroxin Na, tetraiodtironin, T4, Thyrax, Euthyrox Hormon ini dibuat secra
sintesis dan telah menggantikan dengan tuntas tiroid yang kerjanya kurang konstan dan
penakarannya kurang seksama. Tiroksin berfungsi sebagai prohormon untuk liotironin, yang
lebih aktif. Deiodisasi T4menjadi T3 terjadi secara enzimatis di hati, ginjal dan otot. Mulai
kerjanya lambat dengan masa laten 7-10 hari, efek maksimalnya tercapai setelah 3-4 minggu,
tetapi bertahan lama. Bila terapi dihentikan, obat masih berkerja terus selama 1 sampai 3
minggu. Resorpsinya dari usus tidak menentu (50-80%) dan tergantung pada adanya
makanan, maka sebaiknya diminum pada lambung kosong. Plasma T1/2-nya 6-7hari,
sehingga cukup dengan single strip dose sehari. Eliminasinya seperti T3,terjadi untuk 60%
melalui deiodisasi menjadi tirosin, 25% melalui konjugasi dengan glukuronida/sulfat yang
dieksresikan lewat empedu untuk kemudian dideiodisasi pula.
 Dosis : Oral permulaan 1 dd 25 mcg (garam-Na) ½ - 1 jam a.c: setiap 2 minggu dinaikan
dengan 25 mcg, pemeliharaan 1 dd 100 – 125 mcg a.c. Lansia dan pasien jantung :
permulaan 1 dd 12,5 mcg.

b. Liotironin
Dibuat secara sintetis khasiatnya 5 kali lebih kuat dari tiroksin. Mulai kerjanya cepat,
efek maksimal dicapai setelah 2-3 hari dan terapi bertahan sampai3 hari setelah penghentian.
Plasma T1/2-nya 1-2 hari. Efek sampingnya lebih berbahaya khususnya infrak jantung, maka
kurang layak bagi terapi jangka panjang. Zat ini hanya digunakan bila dibutuhkan kerja pesat
dan kuat misalnya pada mixsudema. Juga jika tiroksin tidak efektif dan sebagai zat pembantu
diagnosa untuk hipertirosis.
 Dosis : pada hipotirosis berat oral permulaan 25 mcg sehari berangsur-angsur dinaikan
sampai maksimal sampai 75 mcg. Pada mixudsdema dan stuma 1 dd 2,5-5 mcg.

C. Mekanisme kerja hormon Anti tiroid


Antitiroid menghambat sintesis hormone tiroid dengan jalan menghambat proses
pengikatan/inkorporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin. Selain itu antitiroid juga
menghambat proses penggabungan dari gugus yodotirosil untuk membentuk yodotironin.
Cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase
sehingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu. Selain menghambat sintesis
hormon, propiltiourasil ternyata juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin
di jaringan perifer, sedangkan metilmazol tidak memiliki efek ini.
D. Farmakokinetik.
Tiourasil dan tiourea didistribusi ke seluruh jaringan badan dan dieksresi melalui urin
dan air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja. Pada umunya antitiroid yang dipakai dalam klinik
memperlihatkan masa kerja yang pendek. Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8 jam,
sedangkan metilmazol dengan dosis 10-25 mg dapat bekerja selama kira-kira 24 jam.

E. Indikasi dan Kontraindikasi Hormon anti tiroid


Antitiroid digunakan untuk terapi hipertiroidisme, untuk mengatasi gejala klinik
sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi. Juga dapat digunakan
sebagai kombinasi dengan yodium radioaktif untuk mempercepat perbaikan klinis sementara
menunggu efek terapi yodium radioaktif. Selain itu, antitiroid dapat digunakan untuk
hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun
nodular. Efek terapi umumnya tampak setelah 3-6 minggu terapi. Besarnya efek hambatan
fungsi tiroid tergantung dari berat ringannya gangguan fungsi sebelum pemberian obat,
jumlah hormon yang tersedia dan besarnya dosis yang diberikan. Dosis terapi biasanya tidak
sampai menghambat fungsi tiroid secara total. Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan
setiap pasien berlainan. Apabila obat yang diberikan sudah melebihi kebutuhan maka pada
pasien tampak gejala hipotiroidisme, misalnya lemah, kantuk serta nyeri otot dan sendi.
Kadang-kadang gejala hipotiroidisme yang timbul begitu hebat hingga pasien perlu mendapat
sediaan tiroid. Dalam keadaan ini handaknya pemberian anti toroid diteruskan dengan dosis
yang lebih kecil. Jadi selama pengobatan dengan antitiroid harus diperhatikan ada tidaknya
gejala hipotiroidisme secara klinis maupun laboratoris. Perubahan fungsi tiroid menuju
normal umumnya disertai pengecilan goiter. Goiter yang membesar selama pengobatan ini
disebabkan oleh hipotiroidisme yang timbul karena terapi berlebihan.Sebagian kecil pasien
dengan hipotiroidisme dapat mengalami remisi spontan setelah menjalani terapi antitiroid
selama satu tahun. Keuntungan penggunaan antitiroid antara lain mengurangi tindakan
operatif dan segala komplikasi yang mungkin timbul dan juga mengurangi terjadinya
miksedema yang menetap karena penggunaan yodium radioaktif, selain itu semua kelainan
yang ditimbulkan oleh antitiroid umumnya reversibel, sehingga obat ini bisa diberikan sebagi
terapi sementara sambil menunggu tindakan yang lebih tepat. Pada ibu hamil dan
hipertiroidisme, antitiroid merupakan obat terpilih (propiltiourasil) karena tiroidektomi sering
menimbulkan abortus. Yodium radioaktif tidak dapat diberikan terutama setelah trimester
pertama kehamilan, karena merusak kelenjar tiroid fetus. Antitiroid pada umumnya tidak
berefek buruk pada kehamilan tetapi sebaiknya dosis obat ini dikurangi terutama pada
trimester ketiga kehamilan untuk menghindari terjadinya goiter pada fetus. Sediaan antitiroid
sering digunakan bersama-sama yodium untuk persiapan operasi tiroid pada pasien
hipertiroidisme. Bila hanya antitiroid saja yang diberikan, maka vaskularisasi tiroid akan
bertambah dan kelenjar jadi lebih rapuh sehingga menyulitkan jalannya operasi. Dengan
pemberian yodium vaskularisasi dan kerapuhan tersebut akan berkurang.

1. Jenis Obat Hormon hipertiroid


a. Propiltiourasil (PTU)
 Nama generik : Propiltiourasil
 Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
 Indikasi : hipertiroidisme
 Kontra indikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement
regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
 Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
 Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/
m2/hari,dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8
jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional
memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/hari dalam dosis terbagi
setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari
 Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada
kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.
 Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat
oksidasidari iodin dan menghambat sintesis tiroksin dan triodothyronin.
b. Karbimazole
 Nama generik : Karbimazole
 Indikasi : hipertiroidisme
 Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan
dan masa menyusui.
 Bentuk sediaan : tablet 5 mg
 Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan
menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.Sebagai blocking
replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50
-150 mg. Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan
respon.
 Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada
kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.
 Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa
menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui.
c. Methimazole
 Nama generik : methimazole
 Indikasi : agent antitiroid
 Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
 Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
 Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara
0,2mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari. Untuk dewasa:
hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/
hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
 Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung,edema.
 Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan
yelosupression, kehamilan.

2.4 Hormon Estrogen Dan Progesteron


Estrogen dan progestin merupakan hormone steroid kelamin endogen yang diproduksi
oleh ovarium , korteks adrenal ,testis dan placenta pada masa kehamilan.Kedua jenis
hormone ini derivate sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam
perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi, implantasidan dapat mempengaruhi
metabolisme lipid ,karbohidrat, protein dan mineral :juga berperan penting pada pertumbuhan
tulang ,spermatogenesis dan behavior.

Ada tiga jenis hormon estrogen dengan fungsi yang berbeda-beda, tapi masih saling
berhubungan.

Pada kondisi normal, hormon estrogen jenis estradiol paling umum ditemukan. Sepanjang
siklus haid, estradiol dalam darah seorang wanita kadarnya berbeda-beda. Kadar estradiol
menjadi rendah tetapi konstan setelah seorang wanita menopause.
Jenis hormon estrogen yang kedua yaitu estriol. Hormon estrogen ini diproduksi oleh
plasenta pada masa kehamilan. Meskipun diproduksi dalam jumlah besar, estriol baru dapat
ditemukan pada usia kehamilan sembilan minggu. Hormon ini akan terus meningkat, hingga
persalinan.

Terakhir, hormon estrogen jenis estron. Hormon estrogen jenis ini dapat menjadi penanda
tingkat estrogen pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Estron juga digunakan
untuk mengukur estrogen pada wanita yang mengalami kanker ovarium dan pada pria yang
mengalami kanker testikel. Kanker kelenjar adrenal juga dapat dideteksi menggunakan
hormon estrogen tipe ini.

A. Mekanisme Kerja Estrogen

Estrogen mempunyai 2 jenis reseptor, ERα dan ERβ yang berasal dari gen berbeda.

Dan berada di inti sel. ERα terdapat banyak di saluran reproduksi wanita antara lain uterus,

vagina, ovarium dan juga di kelenjar mammae, hipotalamus, sel-sel endotel. Dan otot-otot

polos vaskular, ERβ letaknya menyebar, terbanyak di prostat dan ovarium dan dalam jumlah

lebih sedikit di paru, otak, dan pembuluh darah. Sekitar 40% sekuens asam amino kedua jenis

reseptor ini identik serta mempunyai struktur domain yang umum dimiliki oleh jenis reseptor

steroid lain. Fungsi biologik reseptor ini nampaknya berlainan dan dapat memberikan respon

berlainan terhadap berbagai senyawa estrogenic, misalnya ERα dan ERβ mengikat 17-β

estradiol dengan kekuatan yang sama sekitar 0,3 nM, sedangkan fitoestrogen genistein terikat

ERβ dengan afinitas 5 kali lebih tinggi dari ikatannya pada ERα.

Kedua ER merupakan ligand-activated transcription factors yang dapat

meningkatkan atau menurunkan sintetis mRNA dari gen target. Setelah masuk sel melalui

difusi pasif membrane plasma, hormon akan terikat ER di inti sel. ER yang semula

merupakan monomer akan mengalami perubahan konformasi, terjadi dimerisasi sehingga

afinitas dan kecepatan pengikatannya pada DNA meningkat. ER akan terikat estrogen

response elements (EREs) di gen target. Senyawa yang bersifat antagonis juga akan
menyebabkan dimerisasi dan terikat DNA, tetapi konformasi ER yang terjadi di sini berlainan

dari reseptor yang di duduki oleh agonis.

B. Mekanisme Kerja Progesteron

Di dalam gen progesteron hanya mempunyai reseptor tunggal (PR) yang

memproduksi dua isoform, PR-A dan PR-B. Kedua isoform PR ini mempunyai ligand-

binding domain yang identik, tidak berbeda seperti yang dimiliki isoform ER. Pada keadaan

tanpa ligand, PR berada di inti dalam bentuk monomerik terikat inaktif dengan heat-shock

proteins (HSP-90, HSP-70 dan p59), apabila telah terikat progesteron HSP terlepas

(berdisosiasi) dan reseptor mengalami fosforilase dan kemudian membentuk dimer (homo-

dan heterodimer) yang terikat dengan selektivitas tinggi pada progesteron response elements

(PREs) pada gen target. Proses transkripsi oleh PR terjadi melalui recruitment beberapa ko-

aktivator ini selanjutnya berinteraksi dengan beberapa protein spesifik yang mempunyai

aktivitas asetilasi histon. Asetilase histon menyebabkan remodeling kromatin dan menambah

protein transkripsi antara lain RNA polymerase ke promotor target antagonis progesteron

juga akan menyebabkan dimerisasi reseptor dan pengikatan dengan DNA tetapi konformasi

antagonis-bound PR lain dengan antagonis-bound PR. Konformasi ini tidak akan

menyebabkan transkripsi.

C. Indikasi dan Kontra Inikasi Hormon Tiroid

a. Estriol

 Nama generik : Estriol


 Nama Dagang : Ovestin
 Indikasi : Lihat dosis
 Kontraindikasi : Kehamilan, trombosis, diketahui atau di duga adanya tumor yang
estrogen dependent; perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
 Bentuk sediaan : 1mg; 2 mg/tab; 1 mg/gram krim
 Dosis dan aturan pakai : Tab: Gejala urogenital berkaitan dengan defisiensi estrogen ,
0,5-3 mg per hari dalam dosis tunggal sampai 1 bulan; selanjutnya 0,5-1 mg per hari
sampai terjadi perbaikan epitel (penggunaan jangka pendek); pra dan paska operasi
vagina pada paska menopouse, keluhan klimaterik, interfilitas karena hostilitas
serviks: 0,5-1 mg per hari pada hari ke 5-15 siklus haid. Krim: keluhan vulva vagina
yan berhubungan dengan defisiensi estrogen, sehari 1x selama 2-3 minggu, di ikitu
dengan terapi pemeliharaan seminggu 2 kali pemakaian; sehari 1x pengobatan harus
di mulai 2 minggu sebelum operasi; paska bedah dapat di muli segera jika pemberian
krim memungkinkan
 Efek samping : Iritasi lokal atau gatal pada permulaan pengobatan, mastodinia
 Kemasan : Dus 28 tab, tube 15 gram cream
b. Estradiol valerat
 Nama generik : Estradiol valerat
 Nama dagang : Progynova
 Indikasi : Terapi sulih hormon pada tanda atau gejala kekurangan estrogen akibat
menopouse alami atau kostrasi
 Kontra indikasi : kehamilan dan menyusui, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa,
di ketahui atau di curigai kanker payudara atau kanker lain yang berhubungan dengan
hormon seks, riwayat atau adanya tumor hati, treomboemboli arteri akut, peny. Hati
parah, riwayat atau adanya proses treomboemboli, hipertrigliserida berat,
hipersensitif.
 Dosis : Jika wanita yang sudah berumur masih mempunyai rahim lengkap da maih
menstruasi, regimen kombinasi progynova dan progesteron dapat di mulai 5 hari
pertama menstruasi, dianjurkan selama 10-14 hari setiap 4 minggu. Persyaratan yang
memadai harus di lakukan oleh dokter untuk memudahkan dan meyakinkan
kepatuhan pasien dengan regimen kombinasi yang di sarankan. Jika menstruasi sudah
sangat jarang dan sudah post menopouse, pengobatan bisa kapan saja asalkan tidak
ada kehamilan . 1 tab sehari, tab harus di telan dengan air. Pengobatan di teruskan
pada kemasan berikutnya tanpa jeda. Tidak ada masalah memilih waktu minum tab,
tetapi sekali memilih waktu, pasien harus mentaati sehari, jika terlupa tab harus di
minum antara 12-24 jam dari waktu biasanya. Jika pengobatan terhenti dalam waktu
lama, mungkin terjadi perdarahan tidak teratur
 Kemasan : 28 tab 1 mg ; 2 mg

D. Indikasi dan Kontra indikasi Hormon Progesteron


 Pada keadaan normal ,efek estrogen akan mendahului dan menyertai progesterone  dalam
hal efeknya pada endometrium dan hal ini penting untuk timbulnya siklus haid yang
normal.
 Selama masa kehamilan dan fase luteal siklus haid, progesterone dan estrogen
menyebabkan proliferasi asini kelenjar mammae.Pada akhir masa kehamilan asini kelenjar
terisi sekret dan vaskularisasi bertambah, sesudah partus dimana estrogen dan
progesterone sangat menurun ,baru akan terjadi laktasi.
 Progesterone dapat menimbulkan rasa katuk ,mungkin akibat efek depresaan dan hypnosis
pada SSP .Karena dapat dianjurkan penggunaannya pada malam hari sebelum tidur yang
pada beberapa wanita dapat membantu mudah tertidur.
 Kontrasepsi ,wanita pasca menopause ,kombinasi dengan estrogen , abortus
iminiens/ancaman abortus ,ancaman lahir premature , abortus habitualis , kanker
endometrium , perdarahan fungsional endometrium.
 Dosis : Jenis preparat untuk kontrasepsi ,kontrasepsi hormonal tablet nerostiston 5 mg
.MPA 5 mg,allilestrenol 5 mg.

1. Jenis Obat Hormon Progesteron


a. Alilestrenol
 Nama generik : Alilestrenol
 Nama dagang : Alyrenol, Nobor, Obstanon, Pregtenol, Premaston,
Progeston
 Indikasi : Ancaman abortus, Abortus habitualis, dan Ancaman
persalinan prematur
 Kontra Indikasi : penderita dengan gangguan fungsi hati dan
hipersensitif terhadap Alilestrenol
 Bentuk sediaan : tablet 5 mg
 Dosis dan aturan pakai : Ancaman persalinan prematur: 40
mg/hari tergantung keadaan penderita, Ancaman abortus: 3x1
hari tablet selama 5-7 hari, Abortus habitualis: sehari (1-2)x1
tablet segera setelah penderita dinyatakan hamil
 Efek samping : Gangguan daya penglihatan dan migren (hentikan
penggunaan), mual, dan muntah.
 Perhatian : penderita diabetes melitus
b. Natural Progesteron
 Nama generik : Natural progesteron
 Nama dagang : Crinone
 Indikasi : Infertilitas karena fase luteal tidak adekuat. Untuk
fertilisasi in-vitro
 Kontra indikasi : Alergi perdarahan uterus yang tidak diketahui
penyebabnya, porfiria
 Dosis dan aturan pakai : Infertilitas karena fase lutealntidak
adekuat sehari 1x, mulai hari ke 18 s/d 21 siklus haid, fertilasi in-
vitro terapi dilanjutkan s/d 30 hari jika terjadi kehamilan
 Efek samping : Somnolen, perdarahan, berbecak (spotting)
 Perhatian : Insufisiensi hati berat. Penggunaan bersama terapi
intervag local lain
c. Medroksiprogesteron Asetat
 Nama generik : Medroksiprogesteron Asetat
 Nama dagang : Deponeo dan Utrogestan
 Indikasi : Sebagai kontrasepsi bila metode lain seperti pil oral/IUD
tidak bisa dilakukan dan gangguan yang berhubungan dengan
defisiensi progesteron
 Kontra indikasi : Perdarahan di vagina atau kelainan patologis
payudara yang tidak diketahui penyebabnya, dan kehamilan
 Bentuk sediaan : 50 mg/ml suntikan
 Dosis dan aturan pakai : 1 vial 150 mg setiap 3 bulan diberikan
secara IM harus dipastikan akseptor tidak hamil pada pemberian
suntikan pertama, dianjurkan agar suntikan tersebut diberikan
selama masa 5 hari pertama dari siklus haid normal atau 6
minggu setelah melahirkan
 Efek samping : reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis,
emboli paru, payudara lembek dan galaktore, erosi dan
perubahan sekresi pada leher rahim, hiperpireksia yang tidak
diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan BB, perubahan
warna kulit di tempat suntikan
d. Norethisterone
 Nama generik : Norethisterone
 Nama dagang : Norestil, Nosthyra, dan Primolut N
 Indikasi : Ancaman abortus (abortus iminens), abortus habitualis,
ancaman persalinan prematur, perdarahan disfungsional
pengaturan waktu haid, sindrom pra menstruasi
 Kontra indikasi : kehamilan, menyusui, proses tromboembolik,
diabetes melitus dengan perubahan vaskular, gangguan fungsi
hati, tumor hati, hipersensitif
 Bentuk sediaan : 5mg
 Dosis dan aturan pakai : sesuai dengan keadaan
 Efek samping : gangguan penglihatan, mual, edema, sakit
kepala, migrain, dispnea, rash, urtikaria, perubahan pola haid,
perdarahan tidak teratur, dan amenore.

2.5 Kontrasepsi Hormonal

Jenis preparat untuk kontrasepsi ,kontrasepsi hormonal tablet nerostiston 5 mg .MPA


5 mg,allilestrenol 5 mg.
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan.
a. Jenis kontrasepsi hormonal
Dikenal 3 cara pemberian kontrasepsi wanita yaitu:
 Oral
Preparat kombinasi ,berisi dervat estrogen da progestin,yang hanya berisi progestin
(linestrenol 0,5 mg ), minipil .
 Suntikan
DMPA (Depo- medroksiprogesteron asetat ) berisi MPA 150 mg diberikan 12 minggu sekali,
cyclofem ( MPA 50 mg & estradiol sipionat 10 mg ) disuntikkan setiap 30 hari
 Implant subkutan
Satu implant nonbiodegradable yang berisi 68 mg etonogestrel (3- ketodesogestrel). Untuk
selama 3 tahun ( implanon) dan implant yang total berisi 6 x 36 mg levonorgestrel digunakan
selama 5 tahun (norplant).
Efek samping
Gangguan haid ,mual mungkin timbul pada awal penggunaan ,peningkatan tekanan
darah ,rasa sakit di kelenjar mammae ,gangguan toleransi glukosa pada diabetes mellitus
,tromboemboli.Komponen progesterone dapat menyebabkan sakit kepala .Gangguan
kardiovaskular umumnya lebih sering terjadi pada wanita lebih 35 tahun ,perokok atau
mempunyai factor resiko kurang baik atau hipertensi.
Kontra Indikasi
Kehamilan, wanita usia > 40 tahun, thrombosis atau emboli ,penyakit kardiovaskular
dan serebrosvaskular,hipertensi ,gangguan fungsi hepar ,ikterus kolestatik, hyperplasia
endometrium ,porfiria,hiperpoprotenemia,perdarahan vagina yang tidak diketahui
sebabnya,varises, sering menderita migraine.

BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://www.alpha-pharma.asia/id/hormone-steroids/vitex-human-growth-hormone/

Gan Gunawan, Sulistia.2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI


Guyton, A. C. 1990. fisiologi manusia Mekanisme kerja.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Kimball J.W,. 1983. Biologi edisi Kelima Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Ascobat P. Hormon Tiroid dan Anti Tiroid In: Gunawan SG, Setiabudi R, Nafrialdi, editors.
Farmakologi dan Terapi. 5 ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 424-32.

Anda mungkin juga menyukai