Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GENETIKA dan BIOREPRODUKSI

HORMON DALAM SIKLUS KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING:

Rubiati Hipni.,S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. Aisha Salsabila Rahmah (P07124220002)


2. Amirah (P07124220004)
3. Eka Pebriana (P07124220017)
4. Husnul Khotimah (P07124220028)
5. Masriah (P07124220035)
6. Novia Randa Acin Mangkole (P07124220048)
7. Reygina Tasya Kamila (P07124220059)

KELAS : 2 A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “ Hormon Dalam Siklus Kehamilan”

Martapura, Januari 2021

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BA B I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan .............................................................................. 2

BAB II  PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Hormon........................................................................2

2.2 Jenis / Macam Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan...........2

2.3 Efek Yang Ditimbulakn Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus

Kehamilan..............................................................................................5

2.4 Fungsi Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan.......................8

2.5 Contoh kasus Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan..........10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................11

3.2 Saran ....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama kehamilan produksi hormon progesteron dan hormon relaksin meningkat


sehingga menimbulkan efek negatif terhadap integritas struktur jaringan lunak yang
menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar pelvis dan otot dasar
panggul melemah. Melemahnya otot dasar panggul dipicu karena menahan isi perut
dan bertambah besarnya janin selama kehamilan sehingga otot dasar panggul melorot
ke bawah sampai 2,5 cm dari posisi saat nulipara (Baessler, et.al., 2008). Akibat
melemahnya otot dasar panggul dan insufisiensi sfingter setelah kehamilan dan
persalinan, dimana leher kandung kemih terulur, saluran kandung kemih menjadi
inkompeten sehingga mengakibatkan inkontinensia urinae tipe stres (Bobak, 2004).

Kehamilan adalah periode dimana seorang wanita membawa janin yang sedang
berkembang di rahim. Periode ini diawali dari pembuahan hingga melahirkan bayi.
Lamanya kehamilan adalah sekitar 280 hari atau 40 minggu atau sembilan bulan dan
tujuh hari yang dihitung dari hari pertama siklus menstruasi terakhir (Ebeigbe, et al.,
2011).

Wanita hamil mengalami sejumlah perubahan besar baik anatomi dan fisiologi yang
tidak hanya terjadi pada organ reproduksi, namun juga pada seluruh sistem tubuh.
Selama kehamilan, perubahan fisiologis yang terjadi contohnya pada kardiovaskular,
hormonal, metabolisme, hematologi, dan sistem imunologi. Perubahan hormonal
adalah salah satu perubahan sistemik yang paling menonjol pada wanita hamil.
Plasenta, kelenjar endokrin ibu dan kelenjar adrenal janin bergabung bekerja produktif
sehingga membuat tingginya kadar hormon.

Sebagian besar perubahan fisiologis yang terjadi sebagai akibat dari kehamilan terlihat
jelas pada trimester akhir. Hal ini dikarenakan pada periode ini aktivitas hormonal
pada puncaknya. Sebagai perbandingan, seorang wanita hamil akan memproduksi
estrogen sebanyak wanita tidak hamil dalam tiga tahun. Namun, perubahan ini bersifat
sementara karena beberapa minggu setelah melahirkan, semua kegiatan hormonal
kembali normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari hormon?


2. Apa saja jenis / macam dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan?
3. Apa efek yang ditimbulkan dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan?
4. Apa fungsi dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan?

1
5. Apa contoh kasus dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari hormon
2. Untuk mengetahui jenis / macam dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan
3. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari hormon-hormon dalam siklus
kehamilan
4. Untuk mengetahui fungsi dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan
5. Untuk mengetahui contoh kasus dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon

Tubuh wanita mengalami beragam perubahan seiring proses alami yang


dilaluinya, mulai dari pubertas, ovulasi, menstruasi, hingga kehamilan dan
menyusui. Berbagai proses tersebut terjadi berkat adanya macam-macam
hormon di dalam tubuh wanita.

Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam


tubuh dan berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi
tubuh, seperti pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ,
termasuk organ reproduksi.

Setiap hormon wanita memiliki peranan penting terhadap kesehatan, termasuk


menentukan bentuk tubuh wanita. Untuk menjaga keseimbangan hormon
dalam tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, rutin
berolahraga, membatasi konsumsi makanan manis dan tinggi karbohidrat,
mengurangi stres, serta tidur yang cukup.

Estrogen adalah sebutan untuk sekelompok hormon yang berperan penting


dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta
proses reproduksi. Hormon ini sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh
perempuan, tapi juga terdapat dalam tubuh pria dengan kadar yang jauh lebih
rendah. Hanya saja peran hormon estrogen dalam tubuh pria belum diketahui
secara pasti.

2.2 Jenis / macam dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan

1. Hormon perangsang folikel (FSH)
Hormon perangsang folikel adalah yang pertama dalam pembentukan
hormon yang diperlukan untuk memulai kehamilan Anda dan hadir
bahkan sebelum Anda hamil. Follicle stimulating hormone (FSH),
berfungsi untuk merangsang salah satu folikel telur Anda untuk matang
dan mulai membuat hormon estrogen. Ketika hormon estrogen
memberitahu lapisan rahim untuk mulai terbentuk kembali lalu Anda pun
hamil, Hormon perangsang folikel (FSH) akan menghentikan fungsinya
sementara yaitu dengan menghentikan perangsangan folikel telur menjadi

2
matang. Inilah alasan mengapa Anda tidak berovulasi saat Anda sedang
hamil.

2. Hormon luteinizing (LH)


Hormon kehamilan berikutnya yang terbentuk adalah hormon
luteinizing. Hormon luteinizing (LH) bekerja sama dengan hormon
perangsang folikel (FSH) untuk mengatur siklus menstruasi Anda. Baik
FSH dan LH tidak aktif selama kehamilan itu sendiri.

3. Human chorionic gonadotropin (hCG)


Inilah yang sejatinyanya disebut ‘hormon kehamilan’. Pasalnya, human
chorionic gonadotropin (hCG) ini yang menjadi indikator seorang wanita
hamil atau tidak melalui tes kehamilan pada urin atau darah. Hormon ini
hanya dihasilkan pada saat kehamilan dan terletak di plasenta (ari-ari).
Fungsi utama hCG dalam awal kehamilan adalah untuk mempertahankan
korpus luteum dari kematian prematur. Korpus luteum dibutuhkan untuk
menghasilkan progesteron selama plasenta belum terbentuk sempurna.

Kadar hormon hCG ditemukan pada darah dan urin ibu hamil yang sangat
meningkat selama trimester pertama, sehingga hCG sering dikaitkan
dengan mual dan muntah yang kerap dirasakan pada awal kehamilan.
Hormon hCG akan meningkat di trimester awal terutama saat usia
kehamilan 8–12 minggu, kemudian akan menurun pada saat usia
kehamilan 16 minggu dan kadanrnya menetap sampai akhir kehamilan.
Oleh karena itu, mual dan muntah akan dirasakan paling berat pada usia
kehamilan 8–12 minggu dan akan membaik setelah usia 16–20 minggu.

4. Hormon estrogen
Pembentukan hormon estrogen dirangsang oleh hormon kehamilan hCG
dan kemudian oleh plasenta. Hormon estrogen merupakan salah satu dari
dua hormon kehamilan yang paling utama. Estrogen membantu dalam
mengembangkan sifat seksual wanita dan akan meningkat saat
mengandung. Hormon ini biasanya dibentuk pada indung telur (ovarium)
dan dihasilkan plasenta selama kehamilan untuk membantu

3
mempertahankan kehamilan yang sehat. Estrogen penting untuk
meningkatkan kemampuan rahim untuk berkontraksi pada saat akan
melahirkan, serta berperan penting pula dalam mempersiapkan payudara
untuk menyusui. Selain itu, estrogen juga berperan penting dalam
perkembangan janin dan pematangan organ, termasuk mematangkan paru.

5. Hormon progesteron
Sama seperti hormon estrogen, hormon progesteron juga merupakan salah
satu dari dua hormon kehamilan yang paling utama bahkan inilah hormon
kehamilan yang terpenting. Hormon ini dihasilkan oleh indung telur
(ovarium) dan akan meningkat sepanjang kehamilan. Progesteron
berfungsi dalam mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi embrio
dan juga mempertahankan kehamilan, terutama di trimester awal saat
plasenta belum terbentuk sempurna. Progesteron mempunyai peranan
penting dalam mempertahankan ketenangan dalam rahim selama
kehamilan yang bekerja di otot polos rahim. Peningkatan hormon
progesteron selama kehamilan juga akan menurunkan sistem pencernaan
sehingga membuat terasa cepat kembung atau begah. Selain itu,
progesteron juga mengendurkan katup pada lambung sehingga asam
lambung dapat naik dan membuat sensasi heartburn atau nyeri ulu hati.

6. Hormon relaxin
Beberapa perubahan yang menimbulkan ketidaknyamanan terasa sejak
pembentukan hormon estrogen dan hormon progesteron di dalam tubuh.
Dan beberapa ketidaknyamanan terkait tulang dan sendi bisa diatasi oleh
hormon relaxin. Fungsi: Hormon relaxin berfungsi untuk melunakkan
kartilago dan melonggarkan sendi dan ligamen.

7. Hormon placental growth factor (hPGF)


Hormon faktor pendukung plasenta (hPGF) ini mendukung peningkatan
volume darah yang diperlukan untuk menyehatkan bayi Anda. Fungsi:
Hormon PGF berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan pembuluh
darah dan memicu peningkatan volume darah

4
8. Hormon hPL
Kalau HPL adalah Hari Perkiraan Lahir sedangkan hPL adalah singkatan
dari hormon Human Placental Lactogen. Fungsi: Fungsi hPL adalah
untuk mempersiapkan payudara Anda siap menyusui bayi sejak
kelahirannya. Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta sejak
kehamilan menginjak usia 2 minggu. Hormon yang juga dikenal dengan
sebutan human chorionic somatomammotropin ini berperan dalam
menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan janin dan merangsang kelenjar susu
di payudara hingga masa menyusui.

9. Hormon oksitosin
Hormon oksitosin akan hadir sepanjang kehamilan Anda. Hormon
kehamilan ini juga biasa disebut sebagai hormon pengontraksi otot.
Fungsi: Hormon oksitosin berfungsi untuk merangsang kontraksi
persalinan. Hormon oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan.
Hormon ini melenturkan leher rahim pada akhir kehamilan, sehingga bayi
lebih mudah untuk keluar. Di saat yang sama, hormon ini juga akan
menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu dan
merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan areola, sehingga
setelah lahir bayi langsung bisa menyusu.

10. Hormon prolaktin


Terkadang hormon kehamilan ini disebut sebagai hormon ibu. Hal ini
dikarenakan hormon prolaktin memberikan efek rasa penuh cinta pada ibu.
Prolaktin adalah produsen susu utama tubuh. Fungsi: Hormon prolaktin
berfungsi untuk merangsang payudara memproduksi ASI. Fungsi lain dari
hormon prolaktin ini adalah menenangkan ibu menyusui. Hormon
prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–20 kali lipat ketika
Anda sedang mengandung. Peningkatan hormon ini bermanfaat dalam
mempersiapkan jaringan payudara untuk menyusui dengan membantu
menghasilkan produksi ASI yang melimpah.

2.3 Dampak Adanya Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan

5
1. Hormon Perangsang Folikel ( FSH ) dan Hormon Lutenizing ( LH )
Efek yang dirasakan jika jumlah FSH dan LH terlalu tinggi: Adanya
masalah genetik, seperti sindrom Turner, Terpapar radiasi, Riwayat
penggunaan obat kemoterapi, Gangguan auto-imun,Tumor rahim,
Gangguan kelenjar tiroid dan adrenal, Polycystic ovary
syndrome (PCOS) dan Rahim tidak berfungsi dengan baik.

2. Human chorionic gonadotropin (hCG)

Efek yang dirasakan antara lain: Hormon hCG biasanya dapat


terdeteksi dalam urine atau darah pada 10-14 hari usai pembuahan.
Pada saat bersamaan, ibu mungkin juga merasakan kram perut disertai
keluarnya bercak darah berwarna agak merah muda.

Itulah mengapa jika ibu sudah terlambat haid 1-2 minggu dari tanggal
seharusnya, Mama bisa memakai alat tes kehamilan untuk mengetahui
apakah hamil atau tidak. Tes kehamilan dilakukan dengan cara
memeriksa jumlah kandungan hormon hCG pada urine atau darah ibu.

3. Hormon estrogen

Ketika kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya terlalu tinggi, seorang


wanita bisa mengalami beberapa gejala berikut ini: Sakit kepala dan
rambut rontok, Badan terasa lemas dan sulit tidur, Menstruasi tidak
teratur, Suasana hati atau mood berubah-ubah, Tangan dan kaki terasa
dingin, Susah tidur, Perut terasa kembung, Payudara terasa padat dan
nyeri dan Gairah seks menurun

4. Hormon Progesteron

Mudah merasa lelah adalah salah satu gejala yang paling umum dari
ketidakseimbangan hormon. Kelebihan progesteron dapat membuat
Anda mengantuk. Juga, jika kelenjar tiroid Anda kurang memproduksi
hormon tiroid, ini dapat mengurangi energi Anda. untuk mengetahui
kadar tiroid dalam tubuh, Anda bisa melakukan tes darah.

5. Hormon Relaxing

Hormon relaxin akan membuat otot dan persendian Anda terasa tak
nyaman, terutama di sekitar panggul. Ini karena hormon relaxin akan
mengendurkan otot polos di panggul, seperti leher rahim dan rahim,

6
dan membantu pertumbuhan plasenta.Hati-hati, karena inilah fase di
mana wanita hamil menjadi lebih mudah cedera.

6. Hormon placental growth factor (hPGF)


Hormon faktor pendukung plasenta (hPGF) ini mendukung
peningkatan volume darah yang diperlukan untuk menyehatkan bayi.

7. Hormon hPL

Diabetes Gestasional
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan diabetes
gestasional. Akan tetapi, kondisi ini diduga terkait dengan perubahan
hormon dalam masa kehamilan.
Pada masa kehamilan, plasenta akan memproduksi lebih banyak
hormon, seperti hormon estrogen, HPL (human placental lactogen),
termasuk hormon yang membuat tubuh kebal terhadap insulin, yaitu
hormon yang menurunkan kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula
darah meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.

8. Hormon Oksitosin

Gejala yang dapat muncul akibat kekurangan hormon oksitosin adalah


depresi dan kurangnya produksi ASI pada wanita. Gejala yang
ditimbulkan antara lain susah buang air besar (konstipasi), tidak tahan
terhadap suhu dingin, berat badan bertambah, nyeri otot, dan otot
melemah.

9. Hormon Prolaktin

Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika kadar hormon prolaktin


berlebihan. Tingginya kadar hormon prolaktin di luar masa kehamilan
dan menyusui bisa menjadi tanda adanya tumor jinak prolaktinoma di
kelenjar hipofisis (pituitary gland), kekurangan hormon tiroid
(hipotiroidisme), cedera pada dinding dada, penyakit ginjal kronis, atau
penyakit hati kronis.
Selain itu, hiperprolaktinemia juga bisa terjadi akibat penggunaan obat-
obatan tertentu, seperti obat antimual, obat tekanan darah tinggi
(antihipertensi), pil KB, obat untuk depresi (antidepresan), dan obat
pereda nyeri golongan opium.
Kelebihan hormon prolaktin pada wanita bisa ditandai dengan vagina
kering, menstruasi yang tidak teratur atau bahkan terhenti sama sekali,
7
dan keluarnya ASI meski tidak sedang hamil atau menyusui. Sementara
pada pria, tanda-tandanya meliputi disfungsi ereksi, pembesaran
payudara, dan berkurangnya massa otot serta jumlah rambut.

2.4 Fungsi Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan

1. Hormon Perangsang Folikel ( FSH ) dan Hormon Lutenizing ( LH )

Fungsi hormon FSH dan LH pada wanita yang paling utama adalah
memastikan siklus menstruasi berjalan lancar setiap bulannya.Kedua
hormon ini akan memacu pertumbuhan dan kematangan dari folikel
alias sel telur.Mulai dari awal pembentukan, ovulasi atau pelepasan sel
telur dari ovarium, hingga akhir masa menstruasi.Pada awal siklus
menstruasi, kadar hormon FSH dalam tubuh akan meningkat dan
jumlah hormon LH menurun.

FSH ini digunakan untuk merangsang folikel memproduksi 


hormonestrogen  dan  progesteron. Sel telur kemudian akan
dimatangkan untuk mempersiapkan diri menjelang masa subur.
Saat masa subur, hormon estrogen akan mengirimkan sinyal kepada
kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan mulai
memproduksi hormon LH. Jika hormon FSH akan merangsang folikel
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, berbeda dengan
hormon LH.

Manfaat hormon LH adalah memicu ovulasi alias pelepasan sel telur


dari ovarium. Peningkatan hormon LH yang maksimal inilah yang
memicu ovulasi. Folikel sel telur yang sudah dilepaskan akan berubah
menjadi korpus luteum alias folikel kosong. Selanjutnya, korpus luteum
ini akan melepaskan hormon progesteron untuk menebalkan jaringan
dinding rahim, guna berjaga-jaga jika terjadi kehamilan.

2. Human chorionic gonadotropin (hCG)

Human chorionic gonadotropin hormone merupakan hormon


kehamilan yang diproduksi di plasenta. Hormon inilah yang sering
dijadikan acuan positifnya kehamilan pada test pack yang dijual di
pasaran. Hormon hCG berfungsi untuk menjaga kehamilan dan
perkembangan janin.

3. Hormon estrogen

8
Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.
Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk
berkembang.

4. Hormon Progesteron

Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.


Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang. Menjaga
sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.

5. Hormon Relaxing

Fungsi utama hormon relaxin ini adalah untuk memberikan efek


relaksasi pada bagian sendi panggul dan juga dapat melembutkan
bagian leher rahim. Hormon ini membantu ibu hamil untuk mengurangi
rasa pegal di daerah panggul selama menjalani masa kehamilan.

6. Hormon placental growth factor (hPGF)

berguna dalam meningkatkan pertumbuhan pembuluh darah, dan


mendukung peningkatan volume darah untuk memberikan
nutrisi pada janin. 

7. Hormon hPL

Hormon yang juga dikenal dengan sebutan human chorionic


somatomammotropin ini berperan dalam menyiapkan nutrisi yang
dibutuhkan janin dan merangsang kelenjar susu di payudara hingga
masa menyusui.

8. Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin juga disebut berperan dalam merangsang sentuhan


fisik antara ibu dan ayah dengan bayinya, sehingga ikatan antara orang
tua dan bayinya menjadi lebih kuat.

9. Hormon Prolaktin

Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–20 kali


lipat ketika Anda sedang mengandung. Peningkatan hormon ini
bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan payudara untuk menyusui
dengan membantu menghasilkan produksi ASI yang melimpah.

9
2.5 Contoh Kasus Dari Hormon-Hormon Dalam Siklus Kehamilan

Masalah terbesar yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah


angka kematian dan kesakitan pada perempuan hamil. Diperkirakan 15%
kehamilan dapat mengalami risiko tinggi dan komplikasi obstretic apabila
tidak segera ditangani maka akan membahayakan janin maupun
ibunya.menurut Survey Demogafi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2010,
angkakematian ibu di Indonesia tergolong masih tinggi yaitu mencapai
100/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 target yang akan dicapai
adalah 102 per tahun untuk mewujudkan hal tersebut. Departemen Kesehatan
mengembangkan program Making Pregnancy Safer dengan program
perenanganan, persalinan dan pencegahan Komplikasi. Mual muntah yang
berlebihan menyebabkan cairan tubuhberkurangsehi ngga darah menjadi
mengental dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka
konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan
oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakana jaringan
yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kasus
semacam ini memerlukan penanganan yang serius, meskipun jarang
menyebabkan kematian pada ibu hamil. Helper (2008) menjelaskan sebagian
besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2%
dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim. Dari hasil
penelitian dari jurnal Aril (2012) Hiperemis Gravidarum terjadi di seluruh
dunia dengan angka kejadian yang beragam. Faktor utama yang menebabkan
Hiperemis gravidarum diduga berkaitan dengan perbahan hormon selama
kehamilan. Dimana terjadi kenaikan Hormon Human Chorionic
Gonadotropin yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Selai itu
dapat juga dapat dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Selain
itu adanya gangguan fungsi hati, gerak perislatic dari sistem pencernaan, dan
infeksi juga dapat menyebabkanterjadinya hiperemeris gravidarum.

Hiperemeris Gravidum memiliki geajala yang tidak mengenakan, tapi berita


baiknya kemungkinan tidak akan membahayakan bayi anda, jika ditangani
dengan efektif, namun jika hiperemeisi gravidarum menyebabkan kehilangna
berat badan, risiko kelahiran bayiuntuk lahir dengan ukuran yang lebih kecil
akan meningkat. Hiperemeris gravidarum penting untuk diawasidan ditangai
karena bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil yang nanti akan berefek
pada sang janin. Kejadian hiperemesis gravidarum yang dirawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Unggaran hampir minimal 8-10% pasien di rawat tiap
bulannya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Tubuh wanita mengalami beragam perubahan seiring proses alami yang
dilaluinya, mulai dari pubertas, ovulasi, menstruasi, hingga kehamilan dan
menyusui. Berbagai proses tersebut terjadi berkat adanya macam-macam
hormon di dalam tubuh wanita.
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam
tubuh dan berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi
tubuh, seperti pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ,
termasuk organ reproduksi.

Jenis/ macam hormon dalam siklus Kehamilan sebagai berikut:


-Hormon perangsang folikel (FSH)
Hormon perangsang folikel adalah yang pertama dalam pembentukan hormon
yang diperlukan untuk memulai kehamilan Anda dan hadir bahkan sebelum
Anda hamil. Berfungsi untuk merangsang salah satu folikel telur Anda untuk
matang dan mulai membuat hormon estrogen.

-Hormon luteinizing (LH)


Hormon kehamilan berikutnya yang terbentuk adalah hormon luteinizing.
Hormon luteinizing (LH) bekerja sama dengan hormon perangsang folikel
(FSH) untuk mengatur siklus menstruasi Anda. Baik FSH dan LH tidak aktif
selama kehamilan itu sendiri.

-Human chorionic gonadotropin (hCG)


Inilah yang sejatinyanya disebut ‘hormon kehamilan’. Fungsi utama hCG
dalam awal kehamilan adalah untuk mempertahankan korpus luteum dari
kematian prematur.

-Hormon estrogen
Pembentukan hormon estrogen dirangsang oleh hormon kehamilan hCG dan
kemudian oleh plasenta. Hormon estrogen merupakan salah satu dari dua

11
hormon kehamilan yang paling utama. Estrogen membantu dalam
mengembangkan sifat seksual wanita dan akan meningkat saat mengandung.

-Hormon progesteron
Sama seperti hormon estrogen, hormon progesteron juga merupakan salah satu
dari dua hormon kehamilan yang paling utama bahkan inilah hormon
kehamilan yang terpenting. Hormon ini dihasilkan oleh indung telur (ovarium)
dan akan meningkat sepanjang kehamilan. Progesteron berfungsi dalam
mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi embrio dan juga
mempertahankan kehamilan, terutama di trimester awal saat plasenta belum
terbentuk sempurna.

- Hormon relaxin
berfungsi untuk melunakkan kartilago dan melonggarkan sendi dan ligamen.

-Hormon placental growth factor (hPGF)


Fungsi: Hormon PGF berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan pembuluh
darah dan memicu peningkatan volume darah

-Hormon hPL
Kalau HPL adalah Hari Perkiraan Lahir sedangkan hPL adalah singkatan dari
hormon Human Placental Lactogen. Fungsi: Fungsi hPL adalah untuk
mempersiapkan payudara Anda siap menyusui bayi sejak kelahirannya.
Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan menginjak
usia 2 minggu.

-Hormon oksitosin
Hormon oksitosin akan hadir sepanjang kehamilan Anda. Hormon kehamilan
ini juga biasa disebut sebagai hormon pengontraksi otot. Fungsi: Hormon
oksitosin berfungsi untuk merangsang kontraksi persalinan.

-Hormon prolaktin

12
. Fungsi: Hormon prolaktin berfungsi untuk merangsang payudara
memproduksi ASI. Fungsi lain dari hormon prolaktin ini adalah menenangkan
ibu menyusui. Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–
20 kali lipat ketika Anda sedang mengandung.
3.2 Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami Hormon
dalam masa kehamilan, mengetahui jenis / macam dari hormon-hormon dalam
siklus kehamilan
Efek yang ditimbulkan dari hormon-hormon dalam siklus kehamilan,fungsi dari
hormon-hormon dalam siklus kehamilan,dan mengetahui contoh kasus dari
hormon-hormon dalam siklus kehamilan. Mohon permakluman dari semuanya
jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa
maupun pemahaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t32248.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1390361049-2-BAB%20I.pdf

https://www.alodokter.com/mengenal-jenis-jenis-hormon-kehamilan-dan-
fungsinya

https://doktersehat.com/hormon-kehamilan/

https://www.parentstory.com/blog/perubahan-hormon-yang-terjadi-
selama-masa-kehamilan

https://www.suara.com/health/2020/05/28/082455/ini-dia-8-hormon-
kehamilan-dan-pengaruhnya-pada-tubuh-di-tiap-trimester?page=all

14

Anda mungkin juga menyukai