Hormon apa yang mempengaruhi Ketika hamil dan masa Ketika tidak hamil
a. Progesteron
progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita
mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan
membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini
mencegah tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk
1
memproduksi ASI. Bila tidak terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dalam
tubuh akan turun dan memicu menstruasi
b. Estrogen
Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain
itu, hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam
jumlah yang sedikit. Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan
perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan
memastikan proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.
Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti
menstruasi yang tidak teratur, vagina kering, suasana hati tidak menentu, menopause,
dan osteoporosis pada wanita lanjut usia.
c. Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak
pada pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan wanita.
Hormon testosteron berperan dalam mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga
kesehatan vagina, payudara, dan kesuburan.
d. Luteinizing hormone (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi
dan ovulasi. Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon
ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan
setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat
mengakibatkan masalah reproduksi.
e. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di kelenjar
hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu
mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.
Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami
ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan
kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki
masa menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
(Amelia, 2018)
2
2. Hormon Pada Wanita Hamil TM 1
Segera setelah konsepsi kadar hormon progestron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari ,lemah,Lelah dan
membesarnya payudara .Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan ,penolakan ,kecemasan dan kesedihan.
Seringkali,biasanya pada awal kehamilannya ,ibu berharap tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil . Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan
selalu diperhatikan dengan seksama . Karena perutnya masih kecil , kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Mual dan muntah biasanya mengiringi masa kehamilan, tapi secara umum para ahli
menduga bahwa kondisi ini terjadi karena adanya peningkatan hormon hCG (human chorionic
gonadotropin), yaitu hormon yang diproduksi selama masa kehamilan. Sebab, tak lama setelah
sel telur dibuahi, tubuh akan memproduksi hCG dan jumlahnya akan semakin
meningkat di awal kehamilan. Jadi, ibu enggak perlu heran jika di awal kehamilan mengalami
mual dan muntah.
Tidak hanya hCG, hormon estrogen juga berperan sebagai pemicu mual dan muntah
pada masa kehamilan. Penyebab lain yang juga diduga sebagai penyebab mual dan muntah saat
hamil adalah kondisi ibu hamil yang lebih sensitif terhadap aroma tertentu, sistem pencernaan
yang lebih sensitif, dan stress.(Fatimah, 2019)
3
akan rentan mengalami nyeri ulu hati seperti rasa panas yang terbakar. Meski begitu, hal-hal
yang terjadi pada ibu hamil di trimester kedua ini terbilang normal dan tidak berbahaya.
Hormon relaksin pada proses kehamilan adalah mempersiapkan uterus, lapisannya, dan
membuat dinding uterus menjadi lebih rileks untuk mencegah kontraksi. Berperan besar dalam
mempertahankan kehamilan dan menghindari keguguran. Selama masa persalinan, hormon
relaksin membantu memperlunak serviks dan melenturkan ligamen pelvis sehingga proses
persalinan normal bisa lebih mudah.
Dibalik manfaatnya yang membantu proses persalinan, relaksin ternyata memiliki efek
samping disfungsi simfisis pubis pada sebagian Ibu hamil, seperti munculnya rasa nyeri pada
bagian tengah daerah panggul, nyeri di punggung bawah, dan di daerah paha, kesulitan naik
tangga, dan sulit menemukan posisi tidur yang nyaman. Selain itu, relaksin juga menjadi
penyebab mengendurnya tulang belakang, atau bisa pula menyebabkan pecah ketuban
sehingga Ibu terpaksa melakukan persalinan prematur.
Hormon oksitosin yang biasanya diproduksi tubuh di trimester ketiga kehamilan ini
dikenal sebagai hormon cinta dan bahagia. Fungsinya, meningkatkan ikatan Ibu dan Buah Hati,
meregangkan serviks dalam proses melahirkan, dan merangsang puting untuk menghasilkan
susu. Sayangnya, hormon ini memiliki efek samping, yaitu memicu kontraksi yang bisa
menyebabkan persalinan dini.
4
pascapartum dan tidak dapat terdeteksi pada hari ke-7. Hormon progesteron akan kembali
normal setelah ovulasi pertama.
Hormon Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium, Hormon gonadotropin menurun cepat setelah
melahirkan dan tetap rendah sampai terjadi ovulasi. Kadar Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) rendah pada ibu postpastum selama 10-12 hari. Pada
ibu menyusui ovulasi terjadi pada hari ke -27 pasca melahirkan dan mengalami menstruasi
pertama setelah 6 minggu melahirkan. Pada ibu menyusui, hisapan bayi pada
saat menyusu mempengaruhi waktu kembalinya ovulasi.
1. Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat
ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal
ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Selain itu perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya
kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan
kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya
sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan
ini disebut dengan Baby Blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu
saat hamil, sehingga sulit menerima kahadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan
respons alami terhadap rasa lelah yang dirasakan.
Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi akibat
persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya dapat dicegah oleh
staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan dapat mengantisipasi hal-hal yang bisa
5
menimbulkan stres psikologis. Dengan bertemu dan mengenal suami serta keluarga ibu, bidan
akan memiliki pandangan yang lebih mendalam terhadap setiap permasalahan yang
mendasarinya.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold, dan letting go yang merupakan
perubahan perasaan sebagai respons alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan
kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peran barunya dan
tumbuh kembali pada keadaan normal.
Gejala-gejalanya antara lain: Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang percaya diri,
mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab jelas, kurang merasa
menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan, harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu
sensitif, mudah marah, dan gelisah. (Kurniati et al., 2015)
3. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab dalam
merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan bayinya dan
terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini. Pada periode ini umumnya
terjadi depresi postpartum.(Sembiring, 2018)
Sebutkan berat uterus sebelum hamil, sesudah hamil, setelah melahirkan dan saat masa
nifas
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi kira-
kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr (11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir.
Seminggu setelah melahirkan uterus akan berada di dalam panggul. (Nurul Azizah, 2019)
6
Lapisaan dessidua utterus terkkis didalam pengeluaraan darah per vaginam serta
endometrum baru awal ter bentuk sejak 10hari post partum serta terselesaikan diminggu ke
6/nifas akhir. Ukuran utterus ber kurang yang awalnya 15 cm x 11 cm x 7,5 cm jadi 7,5 cm x
5 cm x 2,5 cm di mgg ke-6. Uterus beratnya 1000gr sesudah lahiran, jadi 60 gr di minggu ke-
6. Penurunan TFU bertahap yaitu 1 cm/hari.
Perubahan dalam involusi akan terjadi dengan cepat selama beberapa hari berikutnya.
Setiap 24 jam, fundus menyusut sekitar 1-2 cm. Fundus normal akan berada di tengah antara
umbilikus dan simfisis pubis pada hari keenam setelah melahirkan. Pada hari kesembilan
postpartum, rahim tidak bisa dirasakan di perut. Rahim 11 kali lebih berat selama kehamilan
daripada sebelumnya, melibatkan 500 gram (1 minggu setelah melahirkan) dan 350 gram (11-
12 ons) 2 minggu setelah kelahiran. Rahim kembali ke panggul yang tepat seminggu setelah
melahirkan. Pada minggu ke-6, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pertumbuhan
uterus prenatal bergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot dan terjadi
hipertrofi sel-sel. (Indriyani et al., 2023)
Rahim (uterus) normal mempunyai diameter (panjang) sekitar 5-8 cm, lebar 2,5-5 cm
dan tebal sekitar 1,5-3 cm. Bentuk normal rahim mirip biji kenari, dengan dua saluran telur
diatas (kekanan dan ke kiri) dan satu saluran ke vagina.Ketika hamil, rahim akan membesar
sesuai dengan pertumbuhan janin tersebut. Rahim merupakan tempat plasenta dan janin berada
selama sembilan bulan kehamilan.
7
Ada sebagian wanita yang memiliki rahim abnormal sehingga mengalami gangguan
kesehatan reproduksi. Anda tidak perlu terlalu khawatir karena angka kejadian rahim tidak
normal sangat jarang, hanya sekitar 0,1% dari populasi. Namun, tidak ada salahnya jika anda
mengetahui kasus ini lebih detail.
Penelitian yang telah dilakukan pada saat persalinan Mengidentifikasikan insiden Insiden
kelainan rahim sekitar 2 sampai 3% kelainan yang paling sering terjadi adalah septate uterus,
bicormuate uterus dan didelphic uterus. Unicornuate uterus Merupakan tipe kelainan yang
paling jarang ditemukan untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis
kelainan rahim .
8
2) Septate uterus (Uterus septus )
Septate uterus adalah kelainan rahim yang sebagian atau seluruh dindingnya terbelah
(Seolah-olah mempunyai sekat) Menjadi dua bagian .Padahal bagian luarnya tampak
normal saja kelainan ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dalam tetapi terkadang
tidak diketahui sampai wanita yang bersangkutan mengalami hambatan atau gangguan
kehamilan misalnya sulit hamil atau sering mengalami keguguran berulang-ulang
3) Bicornuate uterus (uterus bikornis)
Bicornuate uterus adalah kelainan bentuk rahim seperti bentuk hati, mempunyai
dinding dibagian dalamnya dan terbagi dua dibagian luarnya. Kelainan rahim ini yang
paling banyak ditemukan dan dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi wanita.
Jika hamil wanita yang memiliki bentuk rahim ini akan mengalami kelainan letak, yaitu
janin sering dalam keadaan melintang atau sungsang. Namun, wanita yang mempunyai
kelainan rahim ini masih mempunyai kesempatan melahirkan anak, walaupun beresiko
tinggi untuk mengalami inkompentensia serviks (cervikal incompetece) yaitu keadaan
leher rahim yang lemah sehingga mudah terbuka.
4) Uterus didelphys (uterus duplex)
Uterus didelphys adalah kelainan rahim yang memiliki "dua leher rahim". Sebagian
besar, kasus ini mempunyai dinding yang memisahkan vagina menjadi dua bagian. Wanita
dengan kelainan ini, tidak mengalami gejala apapun. Namun, sebagian mengalami sakit
ketika haid yang disebabkan oleh adanya dinding penyekat yang memisahkan vagina
menjadi dua bagian.
Namun disayangkan sampai saat ini, penyebab dari berbagai jenis kelainan rahim
tersebut belum diketahui pasti. Kelainan rahim ini dimulai sejak janin, yaitu kelainan yang
timbul pada pertumbuhan fuktus (saluran ) muleri, antara lain tidak terbentuknya satu atau
kedua saluran dan gangguan dalam pembentukan saluran setelah bersatu (berfusi). Namun,
penyebab yang berhubungan dengan kelainan rahim adalah kombinasi dari genetik darn
lingkungan.
9
tersebut hamil. Jika memang tidak menimbulkan persoalan maka kelainan rahim pun tidak
perlu dipersoalkan.
Namun bentuk rahim yang tidak normal ini dapat menjadi salah satu penyebab gangguan
masalah reproduksi. Misalnya, sulit hamil, keguguran berulang,kelahiran bayi sungsang dan
lahir prematur. Jika terjadi keguguran , kemungkinan berhubungan dengan kurangnya aliran
darah ke dingding rahim, tempat janin menempel.
Bentuk rahim yang tidak normal dapat didiagnosis secara akurat. Jika ada gangguan pada
rahim biasanya kelainan bentuk rahim ini masih dapat dikoreksi Dengan berbagai cara agar
wanita tersebut dapat mengandung bayinya sendiri. Tidak semua kelainan rahim harus
dilakukan tindakan. Terutama jika tidak mengalami keluhann dan tidak ingin hamil. Bahkan,
masih dimungkinkan terjadi kehamilan,tetapi bisanya kehamilan mengalami keguguran karena
bentuk rahim yang tidak normal.bmisalnya uterus didelphys (uterus duplex) dan biconuate
uterus (uterus bikornis) menyebabkan terjadinya incompentence serviks. Oleh karena itu, jika
perlu usia kehamilan 18-20 Minggu akan dilakukan operasi untuk mengikat leher rahim
(cervical cerclage.
Namun, pada kelainan yang lain, misalnya pada septate uterus (uterus septus) dapat teratasi
dengan metroplasty, yaitu semacam operasi untuk menghilangkan septumnya. Operasi ini
untuk mengatasi keguguran berulang, infertilitas dan gangguan persalinan. Dari penelitian
yang pernah dilakukan, terlihat bahwa sekitar 80% wanita yang menjalani operasi untuk
menghilangkan septum (sekat atau batasan di tengah-tengah uterus) dan memperbaiki bentuk
rahim,ternyata dapat hamil sampai waktunya melahirkan. (Kasdu, 2008)
10
Anatomi dan fisiologi payudara, manfaat asi, Masalah dalam pemberian asi
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
c. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
1. Korpus
Alveolus ,yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.Bagian dari alveolus adalah sel aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15−20 lobus pada tiap
payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat
otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. 3. Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang, dan terbenam
(inverted).(Kurniati et al., 2015)
11
MANFAAT ASI
Manfaat ASI bagi Bayi:
a. Pemberian ASI pada bayi akan meningkatkan perlindungan terhadap banyak penyakit
seperti radang otak dan diabetes.
b. ASI juga membantu melindungi dari penyakit-penyakit biasa seperti infeksi telinga,
diare, demam, dan melindungi dari Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau
kematian mendadak pada bayi.
c. Ketika bayi yang sedang menyusui sakit, mereka perlu perawatan rumah sakit jauh
lebih kecil dibanding bayi yang minum susu botol.
d. Air susu ibu memberikan zat nutrisi yang paling baik dan paling lengkap bagi
pertumbuhan bayi.
e. Komponen air susu ibu akan berubah sesuai perubahan nutrisi yang diperlukan bayi
ketika ia tumbuh.
f. Air susu ibu akan melindungi bayi terhadap alergi makanan, jika makanan yang
dikonsumsi sang ibu hanya mengandung sedikit makanan yang menyebabkan alergi.
g. Pemberian ASI akan menghemat pengeluaran keluarga yang digunakan untuk membeli
susu formula dan segala perlengkapannya.
h. Air susu ibu sangat cocok dan mudah, tidak memerlukan botol untuk mensterilisasi,
dan tidak perlu campuran formula
i. Menyusui merupakan kegiatan eksklusif bagi ibu dan bayi. Kegiatan ini akan
meningkatkan kedekatan antara anak dan ibu.
j. Risiko terjadinya kanker ovarium dan payudara pada wanita yang memberikan ASI
bagi bayinya lebih kecil daripada wanita yang tidak menyusui.(Kurniati et al., 2015)
12
Manfaat ASI bagi Ibu
a. Mencegah perdarahan pascapersalinan
b. Mempercepat involusi uterus
c. Mengurangi anemia
d. Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara
e. Memberikan rasa dibutuhkan
f. Mempercepat kembali ke berat semula
g. Sebagai metoda KB sementara (Kurniati et al., 2015)
13
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena
putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah:
1) Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
2) Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat). Kulit merah,
berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering
bersisik (flaky). Pada keadaan puting susu lecet, yang kadang kala retak-
retak atau luka, maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini:
a) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak
begitu sakit.
b) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-
kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.
c) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara
waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh
sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam.
d) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri.
e) Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun.
b. Payudara Bengkak
Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara
bengkak. Pada payudara penuh; rasa berat pada payudara, panas, dan keras. Bila
diperiksa ASI keluar dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak; payudara
udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila
diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini
terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini,
perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin
juga ada pembatasan waktu menyusui.
Untuk mencegah maka diperlukan
1) Menyusui dini
2) Perlekatan yang baik
14
3) Menyusui “on demand”/bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu
tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu,
agar ketegangan menurun.
Dan untuk merangsang reflex oxytocin maka dilakukan:
a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)Pijat ringan
d. pada payudara yang bengkak (pijat pelanpelan ke arah tengah)
e. Stimulasi payudara dan putting
Selanjutnya kompres dingin pascamenyusui, untuk mengurangi odem.
Pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
15
5) Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah(Kurniati et al.,
2015)
Kunjungan Masa nifas (KF1-KF4) dan apa saja yang diperlukan bidan saat kunjungan
Berikut akan diuraikan tujuan dari setiap kunjungan pada asuhan nifas:
a. Kunjungan kesatu (KF 1) 6-48 jam pasca melahirkan
1) Menghindari perdarahan yang diakibatkan oleh atonia uteri.
2) Periksa serta perawatan penyebab lain terjadinya perdarahan, dan lakukan rujukan
apabila terus berlangsung perdarahannya.
3) Edukasi cara mengatasi perdarahan yang disebabkan oleh atonia.
4) Menyusui dini.
5) Ibu serta bayi dalam satu ruangan (rawat gabung).
6) Mencegah hipotermia dan pertahankan bayi agar terus dalam kondisi hangat.
16
d. Kunjungan Ke-4 (KF 4) 29-42 hari pasca melahirkan
1) Menanyakan kepada ibu komplikasi yang dialami ibu dan anak.
2) Memberikan penyuluhan KB sejak dini
3) Konseling hubungan seksual
4) Perubahan lochia
Kunjungan nifas dapat dilakukan melalui kunjungan rumah oleh bidan. Kunjungan rumah
harus direncanakan dan dijadwalkan dengan bekerja sama dengan keluarga. (Indriyani et al.,
2023)
17
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, P. (2018). Buku Ajar Biologi Reproduksi. In Buku Ajar Biologi Reproduksi.
https://doi.org/10.21070/2018/978-602-5914-12-6
Indriyani, E., Sari, N. I. Y., & Herawati, N. (2023). Buku Ajar Nifas Diii Kebidanan Jilid Iii.
Kurniati, I. D., Setiawan, R., Rohmani, A., Lahdji, A., Tajally, A., Ratnaningrum, K., Basuki,
R., Reviewer, S., & Wahab, Z. (2015). Buku Ajar.
Nopria, R., Ernawaty, J., & Jumaini. (2014). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA. 336–343.
Nurul Azizah, N. A. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
In Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
https://doi.org/10.21070/2019/978-602-5914-78-2
Sembiring, H. (2018). Asuhan Kebidanan pada Ny. N Masa Nifas P2A0 Di Puskesmas Namo
Trasi Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Respiratory Poltekkes Medan, 52.
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/973/1/BU
hesti.pdf%0Ahttps://bit.ly/3scaO1T
18