Anda di halaman 1dari 4

ADAPTASI SISTEM ENDOKRINOLOGI (HORMON) PADA KEHAMILAN TM 1,2 & 3

Dosen Pengampu : Suci Rahmani Nurita, SST., M.Keb

Dasar Teori:
Endokrinologi kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin maupun
metabolik yang terjadi pada batas antara ibu dan janin yang dikenal sebagai unit plasenta-janin.
Struktur ini adalah merupakan tempat utama produksi dan sekresi hormon steroid dan protein
(Gambar 1). Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan merupakan
akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin. Permulaan dan
perkembangan kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor hormonal. Pengaturan
neuro endokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen ibu sangat penting dalam
mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya sebagaimana juga dalam
mengkoordinasi awal suatu persalinan. Adaptasi maternal terhadap perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan janin.
Adaptasi gestasional yang terjadi selama kehamilan meliputi implantasi dan perawatan
kehamilan dini, modifikasi sistem maternal dalam rangka mempersiapkan dukungan nutrisi
perkembangan janin; dan persiapan persalinan dan menyusui.

Hormon Progesteron :
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu
secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan
menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250
mg/hari.

Aktivitas progesterone diperkirakan :


1. Menurunkan tonus otot polos:
a. Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
b. Aktivitas kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat, menyebabkan reabsorbsi
air meningkat, akibatnya ibu hamil mengalami
konstipasi.
c. Tonus otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun.
d. Tonus vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
2. Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun sehingga
terjadi dilatasi vena.
3. Meningkatkan suhu tubuh
4. Meningkatkan cadangan lemak
5. Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
6. Memicu perkembangan payudara

Hormon Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya estrone dan
estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put
estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen adalah :
1) Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2) Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara
3) Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan
servik elastic, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.
4) Retensi air
5) Menurunkan sekresi natrium.

Hormon Kortisol.
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada kehamilan
lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian besar
diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif.Kortisol secara
simultan merangsang peningkatanproduksi insulin dan meningkatkan resistensi perifer
ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa menggunakan insulin, hal ini
mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel- sel beta
normalpulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin pada ibu
hamil yang secara terus menerus tetap meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil
mengalami peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer
ibu hamil pada insulin.

Human Chorionic gonadotropin (HCG).


Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon ini diproduksi
oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat untuk mendeteksi
kehamilan dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan dan mendeteksi
pada urine ibu hamil pada 12–14 hari setelah kehamilan. Kandungan HCGpada ibu hamil
mengalami puncaknya pada 8-11 minggu umur kehamilan. Kadar HCG tidak boleh
dipakai untuk memastikan adanya kehamilan karena kadarnya bervariasi, sehingga
dengan adanya kadar HCG yang meningkat bukan merupakan tanda pasti hamil tetapi
merupakan tanda kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5mlU/mldinyatakan tidak
hamil dan kadar HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil.Apabila kadar HCG
rendah maka kemungkinan kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau
kehamilan ektopik. Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka
kemungkinan kesalahan HPMT, hamil Mola Hydatidosa atau hamil kembar.HCG akan
kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg setelah keguguran, sehingga apabila ibu
hamil baru mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti positif hamil jadi
hati–hati dalam menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami
keguguran untuk menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi
memerlukan pemeriksaan lain.

Human Placental Lactogen.


Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan plasenta selama kehamilan.Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan
antagonis insulin.HPL juga bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan
insulin padawanita hamil meningkat.

Relaxin Hormone.
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar tertinggi
dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga berperan penting
dalam maturasi servik.

Hormon Hipofisis.
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun kadar prolaktin
meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat persalinan setelah
plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai
pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan
rangsangan pada puting pada saat bayi mengisap puting susu ibu untuk memproduksi
ASI.

Contoh Kasus:
KASUS I
Pada tanggal 20 Maret 2023, Ny. Dina G1 P0 A0 datag ke RB Permata hati.  Ibu mengeluh BAB
keras dan sulit untuk buang air besar. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan oleh
bidan didapatkan hasil : usia kehamilan ibu 36 minggu, Vital Sign TD:120/80 mmHg, N: 80
x/menit, RR: 20 x/menit, Palpasi : TFU: 3 jari dibawah Px (32 cm), punggung kanan, Letak
kepala, Kepala belum masuk pintu atas panggul, DJJ 146 x/menit.
Keluhan yang dialami ibu disebabkan oleh perubahan hormonal yakni Hormon?
Tugas Praktikum:
Berdasarkan kasus tersebut, tugas anda:
a) Lakukan identifikasi perubahan fisiologi ibu hami pada kasus tersebut !
b) Jelaskan penyebab terjadi perubahan fisiologi yang dialami ibu pada kasus tersebut !
KASUS II
Seorang perempuan Ny. B berumur 26 tahun G1P0A0H0 datang ke klinik Bidan pada hari Senin
(20 Maret 2023) pukul 08.00. Ibu mengeluh gusi mudah berdarah. Setelah dilakukan
anamnesa dan pemeriksaan oleh bidan didapatkan hasil : usia kehamilan ibu 25 minggu, Vital
Sign TD:120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 18 x/menit, Palpasi : TFU: 3 jari dibawah pusat,
letak punggung belum teridentifikasi, DJJ 146 x/menit.
Pada ibu hamil biasanya mengalami gusi hiperemia dan mudah berdarah. Hormon
apakah yang dapat menjadikan penyebab gusi mudah berdarah?

Tugas Praktikum:
Berdasarkan kasus tersebut, tugas anda:
a) Lakukan identifikasi perubahan fisiologi ibu hami pada kasus tersebut !
b) Jelaskan penyebab terjadi perubahan fisiologi yang dialami ibu pada kasus tersebut !

KASUS III
Seorang perempuan Ny. A berumur 27 tahun G2P1A0H1 datang ke klinik Bidan pada hari Senin
(20 Maret 2023) pukul 08.00. Ibu mengeluh keluar bekuan-bekuan darah sejak 1 jam yang
lalu. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan oleh bidan didapatkan hasil : Keadaan ibu
lemah, usia kehamilan ibu 10 minggu, Vital Sign TD:100/70 mmHg, N: 70 x/menit, RR:
28x/menit, Palpasi : TFU: belum teraba, terjadi abortus (keguguran) spontan. Hormon
apakah yang dapat menjadikan penyebab abortus/keguguran?

Tugas Praktikum:
Berdasarkan kasus tersebut, tugas anda:
a) Lakukan identifikasi perubahan fisiologi ibu hami pada kasus tersebut !
b) Jelaskan penyebab terjadi perubahan fisiologi yang dialami ibu pada kasus tersebut !

Anda mungkin juga menyukai