Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi

Lucyana Ratna Timor


IIK Strada Indonesia
Email : lucytimor33@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Merilis 9 nilai integritas dalam mahasiswa yang perlu dibangun
guna mencegah tindak korupsi itu sangatlah penting. Kesembilan nilai integritas itu adalah
jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil. Di
tingkat Perguruan Tinggi, penanaman Sembilan nilai itu bisa diterapkan melalui Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang mencangkup pendiidkan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Tujuan: Untuk mengetahui arti korupsi, korupsi dalam perspektif keilmuwan, bentuk-bentuk
korupsi, gerakan melawan korupsi dan tujuan pendidikan korupsi di Peruguruan Tinggi.
Metode: Pencarian jurnal terbatas dari pencarian internet dan media sosial. Pada pencarian
literatur sendiri yang dipublikasikan dari 5 tahun yang lalu yaitu dari tahun 2017
hingga tahun 2019. Hasil: Korupsi yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan
melawan hukum dari pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan
orang-orang terdekat mereka. Dalam perspektif keilmuwan korupsi dibedakan menjadi 4
yaitu perspektif: hukum, sosial, agama, dan politik. Bentuk bentuk korupsi yaitu perilaku atau
metode pelaku untuk melakukan korupsi contoh salah satunya adalah suap menyuap dan
pemerasan. Gerakan melawan korupsi yaitu tindakan untuk mengurangi jumlah tindak
korupsi di Negara ini dengan melakukan pendekatan. Kesimpulan: Mahasiswa dapat
membangun karakter anti-korupsi melalui gerakan melawan korupsi dengan melakukan
pendekatan yang bisa dijangkau, contoh pendekatan budaya. Mahasiswa membangun
semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi dengan mengetahui bentuk-bentuk
korupsi yang perlu dihindari. Mahasiswa menjadi sumber pengetahuan dalam masyarakat
yang belum paham betul dengan arti korupsi. Dan mendorong peran aktif mahasiswa untuk
ikut bersama-sama melawan korupsi tujuan utama pentingnya Pendidikan anti-korupsi di
Perguruan Tinggi.
Kata Kunci: Korupsi, Anti-korupsi, Mahasiswa, KPK, Perguruan Tinggi, Melawan korupsi,
Bentuk-betuk korupsi.
Latar Belakang
Pendidikan anti korupsi dinilai menjadi salah satu strategi pemberantasan korupsi
karena dapat menciptakan ekosistem budaya anti korupsi dalam membangun karakter
generasi muda. Di sisi lain, Perguruan Tinggi dapat menanamkan 9 nilai integritas yang dapat
diejawantahkan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencangkup pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sebagai informasi, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) merilis bahwa pada 2030 - 2040, Indoensia di prediksi
akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (15 – 64
tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun
dan dia atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai
64% dari total jumlah penduduk yang diprediksikan sebesar 297 juta jiwa.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Misalnya,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam
jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga
atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan. Korupsi terjadi karena
keserakahan, kebutuhan/gaya hidup, benefit, kesempatan, dan materialistik/konsumtif
(perilaku berlebihan dan membabi buta dalam membeli suatu barang). Dalam hal ini,
diperlukan Langkah-langkah signifikan dalam memberikan sanksi untuk menimbulkan efek
jera.
Masyarakat harus memahami tentang apa yang dimaksud korupsi dan melakukan
pencegahan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Pendidikan anti korupsi secara
formal maupun informal juga perlu digalakkan, baik di tingkat Perguruan Tinggi hingga
dasar. Dampak korupsi menurut United Nation Convention Against Corruption (UNCAC)
yaitu merusak pasar, harga dan persaingan usaha yang tidak sehat, meruntuhkan hukum,
menurunkan kualitas hidup/pembangunan berkelanjutan, merusak proses demokrasi,
pelanggaran hak asasi manusia, dan menyebabkan kejahatan lain berkembang.
Merilis 9 nilai integritas yang perlu dibangun guna mencegah tindak korupsi itu
sangatlah penting. Kesembilan nilai integritas itu adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil. Di tingkat Perguruan Tinggi,
penanaman Sembilan nilai itu bisa diterapkan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
mencangkup pendiidkan, penelitian dan pengabdian masyarakat
Kasus/Masalah
1. Apa itu korupsi?
2. Apa saja gerakan mahasiswa untuk melawan korupsi?
3. Bagaimana korupsi dan anti korupsi dalam berbagai perspektif keilmuwan dalam
perguruan tinggi?
4. Sebutkan bentuk-bentuk korupsi!
5. Apa tujuan mata kuliah anti korupsi?
Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka ini membahas Pentingnnya Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan
Tinggi. Pencarian jurnal terbatas dari pencarian internet dan media sosial. Pada pencarian
literatur sendiri yang dipublikasikan dari 5 tahun yang lalu yaitu dari tahun 2017
hingga tahun 2019
Pembahasan
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki
arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Kata
corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa Belanda
menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam perbendaharaan
Indonesia menjadi korupsi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian
Development Bank (ADB), yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan
melawan hukum dari pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan
orang-orang terdekat mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang
lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.

Dari berbagai pengertian di atas, korupsi pada dasarnya memiliki lima komponen, yaitu:
1. Korupsi adalah suatu perilaku.
2. Ada penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
3. Dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
4. Melanggar hukum atau menyimpang dari norma dan moral.
5. Terjadi atau dilakukan di lembaga pemerintah atau swasta.

Menurut Zainal Abidin, terdapat dua jenis korupsi dilihat dari besaran uang yang dikorupsi
dan asal atau kelas para pelakunya, yaitu:
1. Bureaucratic Corruption
Korupsi yang terjadi di lingkungan birokrasi dan pelakunya para birokrat atau
pegawai rendahan. Bentuknya biasanya menerima atau meminta suap dalam jumlah
yang relatif kecil dari masyarakat. Jenis korupsi ini sering disebut petty corruption.
2. Political Corruption
Pelakunya adalah politisi di parlemen, pejabat tinggi di pemerintahan, serta penegak
hukum di dalam atau di luar pengadilan. Korupsi melibatkan uang yang relatif besar
dan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, dunia usaha, atau
pemerintahan. Jenis korupsi ini disebut grand corruption.

Gerakan melawan korupsi dapat diidentifikasikan menjadi 4 pendekatan. Sebagai mahasiswa


pendekatan yang mudah dilakukan adalan pendekatan melalui budaya. Berikut pendekatan
melawan korupsi:
1. Pendekatan Pengacara = melakukan pemberantasan dan pencegahan korupsi melalui
penegakan hukum, dengan aturan hukum yang berpotensi menutup celah-celah tindak
koruptif serta apparat hukum yang bertanggung jawab. Dampak pendekatan ini,
pembungkaran kasus dan penangkapan para koruptor dengan sangat cepat.
2. Pendekatan Bisnis = melakukan pencegahan terjadinya korupsi melalui pemberian
intensif bagi karyawan melalui kompetisi dalam kinerja.
3. Pendekatan Pasar / Ekonomi = menciptakan kompetensi antar gen, contoh: sesama
pegawai pemerintah dan sesame klien sehingga semua berlomba menunjukkan kinerja
yang baik supaya dipilih pelayanannya.
4. Pendekatan Budaya = membangun dan memperkuat sikap anti korupsi melalui
Pendidikan.
Korupsi dan anti-korupsi dalam berbagai berspektif keilmuwan yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a) Perspektif Hukum = memandang bahwa korupsi merupakan kejahatan. Perspektif ini
kemudian melahirkan mata kuliah semacam hukum pidana korupsi (fakultas Hukum).
b) Perspektif Politik = memandang bahwa korupsi cenderung terjadi diranah politik,
dilakukan oleh para politisi yang menyalahgunakan kekuasaan dalam birokrasi.
Melahirkan fakultas ilmu politik.
c) Perspektif Sosiologi = memandang bahwa korupsi adalah masalah sosial, masalah
institusional, dan masalah struktural. Melahirkan fakultas ilmu sosial.
d) Perspektif Agama = memandang bahwa korupsi dampak dari lemahnya nilai-nilai
agama dalam diri individu. Melahirkan fakultas falsafah dan agama.
Bentuk-bentuk korupsi yaitu bentuk tindak korupsi yang ditemukan dalam patologi
pengadaan barang atau jasa. sebagai berikut:
 Kerugian keuangan negara = melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri / orang
lain / korporasi. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri / orang lain / korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan / sarana yang ada.
 Suap menyuap = memberi atau menjanjikan sesuatu kepada satu dengan yang lainnya
dengan tujuan supaya berbuat / tidak berbuat sesuatu dalam kegiatan tersebut.
 Penggelapan dalam jabatan = menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus /
untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang / surat berharga yang
disimpan karena mengenai jabatan
 Pemerasan = menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau
dengan menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang memberikan sesuatu,
melakukan sesuatu, membayar / menerima bayaran dengan potongan / untuk
mengerjakan sesuati bagi dirinya sendiri
Tujuan Mata Kuliah Anti-Korupsi antara lain:
a) Membangun karakter anti-korupsi
b) Membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi
c) Menjadi sumber pengetahuan
d) Mendorong peran aktif mahasiswa untuk ikut bersama-sama melawan korupsi
Kesimpulan
Korupsi yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum
dari pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang
terdekat mereka. Mahasiswa dapat membangun karakter anti-korupsi melalui gerakan
melawan korupsi dengan melakukan pendekatan yang bisa dijangkau, contoh pendekatan
budaya. Mahasiswa membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi dengan
mengetahui bentuk-bentuk korupsi yang perlu dihindari. Mahasiswa menjadi sumber
pengetahuan dalam masyarakat yang belum paham betul dengan arti korupsi. Dan mendorong
peran aktif mahasiswa untuk ikut bersama-sama melawan korupsi tujuan utama pentingnya
Pendidikan anti-korupsi di Perguruan Tinggi
Daftar Pustaka

korupsi, p. e. (2022). mengenal pengertian korupsi. pusat edukasi korupsi (p. 1). jakarta,
indonesia: pusat edukasi korupsi.
parahyangan, u. k. (2021, september 6). pentingnya pendidikan anti korupsi di perguruan
tinggi. p. 1.
Suryani, I. (2013). PENANAMAN NILAI ANTI KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI
SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENCEGAHAN KORUPSI. Jurnal Visi
Komunikasi/Volume XII, 2013, 310.
Wibisono, A. (2022). Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. p. 1.

Anda mungkin juga menyukai