Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi yang terjadi di indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi
telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem
politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial
kemasyarakatan di negeri ini. Di lain pihak upaya pemberantasan korupsi
yang telah dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang optimal.
korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah olah
telah menjadi bagian dari kehidupan kita. jika kondisi ini tetap di biarkan
maka korupsi akan menghancurkan negeri ini.
Korupsi di tanah negeri, ibarat warisan haram tanpa surat wasiat. Ia
tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam
tiap orde yang datang silih berganti.
Dalam rangka pemberantasan korupsi sangat diharapkan keterlibatan
mahasiswa yang sifatnya tidak pada upaya penindakan yang merupakan
kewenangan institusi penegak hukum, tetapi mahasiswa berperan aktif
dalam upaya pencegahan.Mahasiswa lebih difokuskan dalam hal ikut
membangun budaya antikorupsi di masyarakat (Dikti, 2011).
Gerakan antikorupsi adalah suatu gerakan memperbaiki perilaku
individu (manusia) dan sebuah sistem demi mencegah terjadinya perilaku
koruptif.Gerakan ini haruslah merupakan upaya bersama seluruh komponen
bangsa.Gerakan ini juga memerlukan waktu panjang dan harus melibatkan
seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan
masyarakat yang bertujuan memperkecil peluang bagi berkembangnya
korupsi di negeri ini (Dikti, 2011).
Upaya perbaikan perilaku manusia dalam rangka gerakan antikorupsi
antara lain dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai yang mendukung
terciptanya perilaku antikorupsi. Nilai-nilai yang dimaksud adalah kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.

1
Penanaman nilai-nilai antikorupsi kepada masyarakat disesuaikan
dengan kebutuhan, sedangkan penanaman nilai-nilai antikorupsi kepada
mahasiswa adalah melalui pendidikan, sosialisasi, seminar, kampanye, atau
bentuk-bentuk ekstrakurikuler lainnya. Mahasiswa perlu diajak berperan aktif
dan nyata dalam ranah pemberantasan korupsi.
Upaya untuk perbaikan sistem yang perlu dilakukan, antara lain
menyempurnakan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
memperbaiki tata kelola pemerintahan, reformasi birokrasi, menciptakan
lingkungan kerja antikorupsi, menerapkan prinsip-prinsip clean and good
governance, dan pemanfaatan teknologi transparansi.
Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan
motor penggerak dalam gerakan antikorupsi di lingkungan keluarga,
lingkungan kampus, serta lingkungan masyarakat sekitar dan di tingkat
lokal/nasional Untuk keberhasilan gerakan tersebut, mahasiswa perlu
dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya.
Oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat ikut serta dalam
memberantas korupsi, agar tidak semakin banyak pelaku korupsi di negara
ini. Karena mahasiswa mempunyai peran penting dalam memberantas
korupsi dengan jiwa dan intelegensi yang ia miliki.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui seberapa peran
peran mahasiswa dalam penanggulanga pemberantasan korupsi serta
bagaimana upaya penerapan 3M dalam upaya penanggulangan korupsi.

C. Rumusan Makalah
Sejak dulu gerakan mahasiswa berperan penting dalam
menentukanperjalanan bangsa Indonesia karena diyakini bahwa sosok
mahasiswa adalah mereka yang masih berjiwa bersih karena idealisme,
semangat muda, dan kemampuan intelektual yang tinggi. Dari pandangan ini
kemudian mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan (agent of change)
pada suatu masyarakat atau bangsa yang dapat ikut berperan serta dalam
upaya penanggulangan korupsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan, dan
merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington(1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima
oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka
memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan
perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan
berbagai macam modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat
dari struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada
hakekatnya mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi
batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan wewenang
dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah
urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-
sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan
kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan
senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan adanya
penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau
pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman.
Wertheim, menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan
tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan
mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan
kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan
hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya,
Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima
atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya

3
atau partainya (kelompoknya) atau orang-orang yang mempunyai hubungan
pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan
yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi
adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan
pribadi dengan masyarakat.

B. Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi


Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahawa
mahasiswa mempunyai paranan yang sangat penting. Peranan tersebut
tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang dimulai Kebangkitan Nasional
tahun 1908, Sumapah Pemuda tahun 1928, Proklamasi kemeerdekaan
NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan Reformasi tahun
1998, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut
mahasiswa tampil di depan sebagai motor penggerak dengan berbagai
gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan
idealisme. Dengan kemampuan intelektualitas yang tinggi, jiwa muda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa
selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam
beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa
mahasiswa berperan sangat penting sebagai menjadi agen perubahan(
agent of change).
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat
tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh
kompetensi dasar yang mereka miliki yaitu: intelegensia, kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiawa diharapkan mampu
menjadiagen perubahan, mampu menyatakan kepentingan rakyat, mampu
mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch
dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.

4
C. Keterlibatan Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga,
di lingkungan kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/ nasional.
Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolak ukur yang pertama dan
utama bagi mahasiswa untuk menguji apakah proses internalisasi anti
korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi.
Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak
bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang
mempunyai kawajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya.
Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti di masyarakat dan di
tingkat lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang
warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
masyarakat lainnya.
1. Di Lingkungan Keluarga
Internasionalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa
dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Kegiatan tesebut dapat berupa
melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian anggota kaluarga,
misalnya:
a. Apakah dalam mengendarai kendaraan bermotor bersama ayahnya
atau anggota kelurga yang lain, peraturan lain dipatuhi? Misalnya tidak
bebelok/berputar ditempat dimana ada tanda larangan berbelok/
berputar, tidak menghentikan kendaraan melewati batas marka jalan
tanda berhenti di saat lampu lalu lintas berwarna merah, tidak
memarkir/ menghentikan kendaraan ditempat dimana terdapat tanda
dilarang parkir/ berhenti, dsb.
b. Apakah ketika berboncengan motor bersama kakakya atau anggota
keluarga lainnya,tidak menjalankan motornya di atas pedestrian dan
mengambil hak pejalan kaki? tidak mengendarai motor berlawanan
arah? Tidak mengendarai motor melebihi kapasitas (misalnya satu
motor berpenumpang 3 atau bahkan 4 orang).
c. Apakah penghasilan orang tua tidak berasal dari tindak korupsi?
Apakah orang tua tidak menyalahgunakan fasilitas kantor yang
menjadi haknya?

5
d. Apakah ada di antara anggota kaluarga yang menggunakan produk
poduk bajakan (lagu, film, software, tas, sepatu, dsb.)
Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini adalah
tingkat ketaatan seseorang terhadap aturan/ tata tertib yang berlaku.
Subtansi dari dilarangnya atuan/ tata tertib adalah dirugikannya oarang
lain karena haknya terampas. Terampasnya hak orang lain merupakan
cikal bakal dari tindakan korupsi.
Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri
mahasiswa yang di awali dari lingkungan keluarga sangat sulit untuk
dilakukan. Justru karena anggota kaluarga adalah orang-orang terdekat,
yang setiap saat bertemu dan berkumpul, maka pengamatan terhadap
adanya perilaku korupsi yang dilakukan di dalam keluarga bias.
Bagaimana mungkin seorang anak berani untuk berani menegur ayahnya
ketika sang ayah kerap kali melanggar peraturan lalu lintas? Apakah anak
memiliki keberanian untuk menegur anggota keluarga yang lain karena
menggunakan barang-barang bajakan? Nilai–nilai yang ditanamkan oang
tua kepada anak-anaknya bemula dari lingkungan keluarga dan pada
kenyataannya nilai-nilai tesebut akan terbawa selama hidupnya. Jadi,
ketika seorang mahasiswa berhasil melewati masa yang sulit ini, maka
dapat diharapkan ketika terjun ke masyarakat, mahasiswa tersebut akan
selamat melewati berbagai rintangan yang mengah kepada tindak
korupsi. Paling tidak, ada satu orang generasi muda tidak tergiur untuk
melakukan tindak korupsi, jika Pendidikan Anti korupsi diikuuti oleh
banyak perguran tinggi, maka akan diperoleh cukup banyak generasi
muda yang dapat menjadi benteng anti korupsi di indonesia.
2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-karupsi di lingkungan
kampus dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu
mahasiswanya sendiri, dan untuk kemunitas mahasiswa. Untuk konteks
individu, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya
sendiri tidak berperilaiku karuptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk
konteks komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dpat mencegah agar
rekan-rekannya sesama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di
kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Agar seorang

6
mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-korupsi maka
pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-koruptif dan tidak
korupsi dalam berbagai tingkatan. Dengan demikian mahasiswa tersebut
harus mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami korupsi dan
prinsip-prinsip anti-korupsi. Kedua hal ini dapat diperoleh dari mengikuti
kegiatan sosialisasi, seminar, dan kuliah pendidikan anti koupsi. Nilai-nilai
dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang mahasiswa harus
mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh dari
perbuatan korupsi. contoh lain yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa di lingkunga
kampus dalam rangka pemberntasan korupsi diantaranya :
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
seorang melakukan korupsi jika ada niat dan kesempatan.
Kampus juga menjadi tempat dapat berkembangnya niat dan
kesempatan untuk berlaku korup. Untuk itu, penciptaan lingkungan
kampus yang bebas korupsi harus dimulai dari kesadaran seluruh
civitas academica kampus serta ditegakkannya aturan-aturan yang
tegas.Kampus dapat disebut sebagai miniatur sebuah negara.
Kampus juga harus menciptakan budaya transparansi, baik itu di
lingkungan pejabat kampus maupun pengelola kampus secara
keseluruhan. Para dosen juga harus menunjukkan teladan dalam
bersikap penuh integritas.
b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya
melakukan tindakan korupsi
Kegiatan seperti kuliah kerja nyata (KKN) dapat dimodifikasi
menjadi kegiatan observasi tentang pelayanan publik di dalam
masyarakat dan sekaligus sosialisasi gerakan antikorupsi dan bahaya
korupsi kepada masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga dapat
menciptakan kegiatan-kegiatan lain secara kreatif yang berhubungan
dengan masyarakat secara langsung, seperti mengadakan sayembara
karya tulis antikorupsi, mengadakan pentas seni antikorupsi, meminta

7
pendapat masyarakat tentang pelayanan publik, atau mendengarkan
keluhan masyarakat terkait pelayanan publik.
c. Menjadi alat pengontrol tentang kebijakan pemerintah
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak
sebagai agen pengontrol dalam pemerintahan.Kebijakan pemerintah,
baik itu eksekutif,legislatif, maupun yudikatif sangat perlu untuk
dikontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan
dampak positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan
semakin memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya, dengan
melakukan aksi damai untuk mengkritik kebijakan pemerintah atau
melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang
terbaik
3. Di Masyarakat Sekitar
Hal yang sama dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok
mahasiswa untuk mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat
sekitar, misalnya:
a. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan
kepada masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM,
KK, laporan kehilangan, pelayanan pajak? Adakah biaya yang di
perlukan untuk pembuatan surat-surat atau dokumen tersebut?
Wajarkah jumlah biaya dan apakah jumlah biaya tersebut resmi
diumumkan secara transparan sehingga masyarakat umum tau?
b. Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai?
Misalnya: kondisi jalan, penerangan terutama di waktu malam,
ketersediaan fasilitas umum, rambu-rambu penyeberangan jalan, dsb.
c. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?
Misalnya: pembagian kompor gas, bantuan langsung tunai, dsb.
d. Apakah akses publik kepada berbagai informasi mudah didapatkan?
Satu bentuk gerakan yang sederhana, misalnya gerakan tidak
menyuap untuk setiap pengurusan KTP, KK, SIM, atau pelanggaran lalu
lintas, apabila dilakukan serentak oleh seluruh masyarakat Indonesia
pasti akan menghasilkan dampak yang sangat luar biasa. Bayangkan
berapa jumlah rupiah yang bisa di selamatkan, apabila ada 25 juta orang
yang mengurus KTP dalam 1 tahun, dan setiap orang mengeluarkan uang

8
sogokan sebesar Rp. 5000,-, maka dalam tahun tersebut akan
terkumpul uang sebesar Rp. 125.000.000.000, dengan uang sebesar itu
berapa anak sekolah yang bisa di biayai, berapa orang sakit yang bisa
berobat, berapa kilometer ruas jalan yang bisa di bangun, berapa
jembatan yang bisa di bangun, berapa gedung sekolah yang bisa
didirikan? Jumlah tersebut tentunya akan memberikan manfaat yang lebih
baik bagi masyarakat.
Coba bayangkan apabila lebih banyak lagi gerakan anti korupsi
yang bisa kita lakukan, berapa banyak kekayaan negara yang bisa
diselamatkan dan bisa dipergunakan untuk sesuatu yang lebih penting?
Tidak ada lagi mark-up anggaran, tidak ada lagi intensif-intensif untuk
meluruskan perundang-undangan, tidak ada lagi kebocoran-kebocoran
dana proyek, tidak ada lagi perusakan hutan, tidak ada lagi biaya siluman
untuk pengurusan berbagai izin, tidak ada anggaran untuk jalan-jalan
anggota dewan dan pejabat dengan alasan studi banding dan
sebagainya. Maka kita pasti yakin bahwa negara ini memang negara yang
kaya.Apakah anda siap memberikan konstribusi anda untuk tidak
melakukan korupsi?
4. Di Tingkat lokal dan Nasional
Dalam konteks nasional, ketertiban seorang mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku
korupsi dan tindak korupsi yang masif dan sistematis di masyarakat.
Mahasiswa dengan kompetensi yang di milikinya dapat menjadi
pemimpin (leader) dalam gerakan masa anti korupsi baik yang bersifat
lokal maupun nasional. Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir
dari dalam kampus, mahasiswa dapat menyebarkan perilaku anti korupsi
kepada masyarakat luas, dimulai dari masyarakat yang berada di sekitar
kampus kemudian akan meluas kelingkup yang lebih luas. Kegiatan-
kegiatan anti korupsi yang dirancang dan dilaksanakan secara bersama
dan berkesinambungan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
akan mampu membangunkan kesadaran masyarakat akan buruknya
korupsi yang terjadi di suatu negara. Dari ujung aceh sampai ke papua,
Negara Indonesia diberikan berkah yang amat besar dari Tuhan Yang
Maha Esa. Hampir tidak ada satu wilayahpun di negara Indonesia ini yang

9
tidak subur atau tidak mempunyai potensi sumber daya alam yang baik.
Segala jenis kayu, bambu, tumbuhan pangan dapat hidup dengan baik
dan subur. Sedangkan didalam tanah tak urung melimpahnya minyak
bumi, batu bara, gas alam, panas bumi, bijih besi, tembaga, aluminium,
nikel sampai uranium. Belum lagi kekayaan laut yang sangat besar
dengan luas yang sangat luar biasa.Selain itu anugrah bahwa Indonesia
terletak di garis khatulistiwa yang sangat berlimpah sinar matahari dan
hanya mempunyai 2 musim yang sangat menghidupi.
Dengan kekayaan yang sangat melimpah ini, rakyat Indonesia
seharusnya dapat hidup lebih baik dan bahkan sangat mungkin untuk
menjadi yang terbaik di dunia ini.sudah sewajarnya kalau penduduk
Indonesia hidup sejahtera jika melihat kekayaan yang dimiliki tersebut.
Tidak ada orang yang kelaparan, tidak ada orang yang menderita karna
sakit dan tidak mampu untuk berobat, tidak ada lagi kebodohan karna
setiap orang mampu bersekolah sampai tingkat paling tinggi, tidak ada
orang yang tinggal di kolong jembatan lagi karena semua orang
mempunyai tempat tinggal yang layak, tidak ada kemacetan yang parah
karna kota tertata dengan baik, anak-anak tumbuh dengan sehat karna
ketercukupan gizi yang baik. Anak-anak jalanan, pengemis, dan penyakit
masyarakat lain sudah menjadi cerita masa lalu yang sudah tidak ada
lagi. Anak yatim, orang-orang usia lanjut hidup sejahtera dan diperhatikan
oleh pemerintah.

D. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi [3M] :


1. Mulai dari diri sendiri
- Adanya / keinginan untuk memberikan untuk memberikan kontribusi
terhadap upaya pemberantasan korupsi
- Menanamkan nilai-nilai atau internalisasi karakter anti korupsi di
dalam diri mahasiswa di mulai dari lingkungan keluarga
- Menonjolkan karakteristik seorang mahasiswa, yaitu intelektualisme
yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangatdan idealism yang murni
2. Mulai dari hal-hak kecil
- Menjalankan sholat wajib di sela-sela perkuliahan
- Menghargai pendapat orang lain

10
- Membantu teman tanpa pamrih dan atas kesadaran diri sendiri
- Mampu mempertanggungjawabkan tugas-tugas perkuliahan yang
telah dikerjakan
- Mengumpulkan tugas pada waktunya
- Mempunyai komitmen tinggi termasuk memtaati aturan kampus
misalnya menggunakan seragam kampus untuk hari-hari yang telah
ditetapkan
- Berani mengatakan hal yang benar dan jujur
3. Mulai saat ini
- Hanya mengisi daftar hadir disaat benar-benar hadir
- Mengerjakan tugas mandiri kampus,tidak hanya sekedar foto copy
tugas teman yang telah berusaha untuk menyelesaikan tugas

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat dipetik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus
melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah,
swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa sebagai
salah satu bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
2. Mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi motor
penggerak gerakan anti korupsi yang didukung oleh kompetensi dasar
yang mereka miliki, diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu
menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan
yang koruptif, dan mampu menjadi watch doglembaga-lembaga negara
dan penegak hukum.
3. Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga,
di lingkungan kampus, dimasyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.
4. Keterlibatan mahasiswa dalam pemberantasan korupsi dapat dilakukan
melalui suatu kegitan yang dikenal denga istilah 3M, yaitu : Mulai dari diri
sendiri, Mulai dari hal-hal kecil dan Mulai saat ini.

12

Anda mungkin juga menyukai