Anda di halaman 1dari 13

Contoh Artikel Konseptual

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN


TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

oleh

Kholis Rahmat Riyadi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang

Abstrak. Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat
nasional maupun internasional. Korupsi sesungguhnya sudah lama ada sejak manusia pertama
kali mengenal tata kelola administrasi. Korupsi sering dikaitkan dengan politik, juga terkait
dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan
pembangunan nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat "warisan haram" tanpa surat wasiat.
Korupsi di negeri ini sekarang sedang merajalela bahkan telah menjadi suatu "kebiasaan".
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Salah satu upaya jangka panjang
yang terbaik untuk mengatasi korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti korupsi dini
kepada kalangan generasi muda sekarang. Karena generasi muda terutama mahasiswa adalah
generasi penerus yang akan menggantikan posisi para penjabat sebelumnya. Jadi, kita lebih
mudah mendidik dan memengaruhi generasi muda agar tidak melakukan tindak pidana korupsi
sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh "budaya" korupsi dari generasi pendahulunya.
Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen
perubahan bagi dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar, mereka mampu
menyuarakan kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan
mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum .

Kata Kunci: Peran Mahasiswa, Gerakan Anti-Korupsi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat
nasional maupun internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan politik, juga terkait dengan
perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan
nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat "warisan haram" tanpa surat wasiat.

Faktor internal penyebab korupsi dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor
penyebab terjadinya korupsi karena alasan dari luar. Faktor internal terdiri aspek moral, aspek
sikap atau perilaku dan aspek sosial. Faktor eksternal dilacak dari aspek ekonomi, aspek politis,
aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum dan lemahnya penegakkan hukum, serta aspek
sosial yaitu lingkungan atau masyarakat kurang mendukung perilaku anti korupsi.
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Korupsi
memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai
pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Pada kondisi ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika
pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namum disertai dengan maraknya praktek
korupsi, bukannya memberikan nilai positif yang semakin tertata, namun memberikan efek
negatif bagi perekonomian secara umum.
Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik mengatasi korupsi adalah dengan
memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang khususnya
mahasiswa di Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa adalah generasi penerus yang akan
menggantikan posisi para penjabat sebelumnya. Juga karena generasi muda sangat mudah
terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita lebih mudah mendidik dan memengaruhi
generasi muda agar tidak melakukan tindak pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu
dipengaruhi oleh "budaya" korupsi dari generasi pendahulunya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana memberikan pemahaman pada mahasiswa dalam pencegahan korupsi?


2. Bagimanakah peran pendidikan anti korupsi dini dikalangan mahasiswa dalam mencegah
terjadinya tindak korupsi di kampus?
3. Apakah hambatan yang dihadapi dalam penerapan Pendidikan Anti Korupsi?
PEMBAHASAN

A. Peran Mahasiswa dalam Mencegah Tindak Korupsi

Pemuda khususnya mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman tersebut
dimasa depan. Mahasiswa salah satu bagian dari gerakan pemuda. Belajar dari masa lalu, sejarah
telah membuktikan bahwa perjalanan bangsa ini tidak lepas dari peran kaum muda yang menjadi
bagian kekuatan perubahan. Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda 1928 telah memberikan semangat
nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu yaitu Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda memberikan inspirasi tanpa batas terhadap gerakan-gerakan
perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Peran tokoh-tokoh pemuda lainnya adalag Proklamasi
Kemerdekaan tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di depan
sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki
dan jalankan.
Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang menjadi musuh
bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran penting mahasiswa tersebut tidak
dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan
idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan
idealisme yang murni terlah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam
sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah
terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan ( agent of change ).
Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensia, ide-
ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan,
mereka mampu menyuarakan kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang
koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
B. Keterlibatan Mahasiswa

1. Di Lingkungan Keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan
keluarga. Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini adalah tingkat ketaatan
seseorang terhadap aturan / tata tertib yang berlaku. Substansi dari dilanggarnya aturan / tata
tertib adalah dirugikannya orang lain karena haknya terampas.
Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa yang diawali dari
lingkungan keluarga yang sangat sulit dilakukan. Justru karena anggota keluarga adalah orang-
orang terdekat, yang setiap saat bertemu dan berkumpul, maka pengamatan terhadap adanya
perilaku korupsi yang dilakukan di dalam keluarga sering kali menjadi bias a .

2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus dapat dibagi ke dalam
dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan untuk komunitas mahasiswa.
Untuk konteks individu, seseorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri
tidak akan berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas seorang
mahasiswa diharapkan dapat mencegah rekan-rekannya sesama mahasiswa dan organisasi
kemahasiswaan kampus untuk tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

3. Di Masyarakat Sekitar
Hal yang sama dapat dilakukan mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk mengamati
lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar.

4. Di Tingkat Lokal dan Nasional


Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin ( leader ) dalam
gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional. Kegiatan-kegiatan anti
korupsi yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama dan berkesinambungan oleh
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan mampu mengembangkan kesadaran masyarakat
akan buruknya korupsi yang terjadi di suatu Negara.
C. Peran Pendidikan Anti Korupsi Dini di Kalangan Mahasiswa dalam Mencegah
Terjadinya Tindak Korupsi

Pendidikan budi pekerti adalah salah satu pendidikan penting untuk bekal hidup setiap
orang. Dalam mempelajari nilai-nilai ini akan ditemukan manfaat jika kita mematuhi pagar
aturan tersebut dan apa akibatnya jika kita melanggarnya. Sebetulnya inti dari pendidikan anti
korupsi adalah bagaimana penanaman kembali nilai-nilai universal yang baik yang harus dimiliki
oleh setiap orang agar dapat diterima dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta lingkungannya.
Di antara sifat-sifat itu ada jujur, bertanggung jawab, berani, sopan, mandiri, empati, kerja keras,
dan masih banyak lagi.
Pendidikan adalah salah satu penuntun generasi muda untuk ke jalan yang benar. Jadi,
sistem pendidikan sangat memengaruhi perilaku generasi muda ke depannya. Termasuk juga
pendidikan anti korupsi dini. Pendidikan, sebagai awal printer pemikir besar, termasuk koruptor
sebenarnya merupakan aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor atau tidak.
Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokratis yang madani, sudah
sepantasnya memiliki andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan
baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan karakter bangsa di
Indonesia, khususnya ditujukan bagi mahasiswa. Karena pada dasarnya mereka adalah agen
perubahan bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa.
Pendidikan anti korupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah tindak pidana
korupsi. Jika KPK dan beberapa instansi anti korupsi lainnya menangkapi para koruptor, maka
pendidikan anti korupsi juga penting guna mencegah adanya koruptor. Seperti pentingnya
pelajaran akhlak dan moral. Pelajaran akhlak penting guna mencegah terjadinya kriminalitas.
Begitu halnya pendidikan anti korupsi memiliki nilai penting guna mencegah aksi korupsi.

Satu hal yang pasti, korupsi bukanlah selalu terkait dengan korupsi uang. Seperti yang
dilansir dari program KPK yang akan datang bahwa pendidikan dan pembudayaan antikorupsi
akan masuk ke kurikulum pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi mulai tahun 2012.
Pemerintah akan memulai proyek percontohan pendidikan antikorupsi di pendidikan tinggi. Jika
hal tersebut dapat terealisasi dengan lancar maka masyarakat Indonesia bisa optimis di masa
depan kasus korupsi bisa diminimalisir.
D. Hambatan dalam Penerapan Pendidikan Anti Korups di Lingkungan Kampus

1. Minimnya role-models atau pemimpin yang dapat dijadikan panutan dan kurangnya
political will dari pemerintah untuk mengurangi korupsi.
2. Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-setengah.
3. Karena beberapa perilaku sosial yang terlalu toleran terhadap korupsi.
4. Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasi yang
cenderung terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi struktur dan kultur.
5. Peraturan perundang-undangan hanya sekedar menjadi huruf mati yang tidak pernah
memiliki roh sama sekali.
6. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas atau pengontrol, sehingga
tidak ada check and balance .
7. Banyaknya celah / lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsi pada sistem
politik dan sistem administrasi Indonesia.
8. Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan hal, sehingga dari contoh-contoh kasus
yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang mengelak dari tuduhan yang diajukan
oleh jaksa.
9. Taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa dan masyarakat yang semakin
canggih.
10. Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam menjalankan amanah
yang diemban.

SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat sisimpulkan bahwa:

1. Pendidikan anti korupsi dini sebagai langkah awal terhadap penanganan kasus korupsi
yang dimulai dari diri sendiri dan diharapkan berimplikasi terhadap kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.

2. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta mampu melaksanakan Undang-
Undang Dasar '45 demi terwujudnya good goverment .

3. Pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu memberikan pola pikir baru terhadap
generasi muda dalam mewujudkan negara yang bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme).
4. Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokratis yang madani,
sudah sepantasnya memiliki andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa
menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam
pendidikan karakter bangsa di Indonesia, khususnya ditujukan bagi mahasiswa. Karena
pada dasarnya mereka adalah agen perubahan bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa.

5. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan
idealisme yang murni terlah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting
dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa
ini telah terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan ( agent of change
).

SARAN
1. Perlu peningkatan peran keluarga dalam penerapan pendidikan anti korupsi dini sebagai figur
dalam pembentukan karakter. Karena pendidikan utama yang paling awal didapatkan
generasi muda berasal dari keluarga.
2. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya diterapkan di bangku Perguruan Tinggi sebagai
mata kuliah wajib maupun pilihan. Karena, Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari
generasi penerus bangsa memiliki kompetensi intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan,
dan pola pikir yang lebih diplomatis menjadikan mereka agen perubahan
pembelajaran kehidupan nasional.
3. Salah satu cara memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga yang independen
yang khusus menangani korupsi.
4. Adanya kerjasama masyarakat, pemerintah serta instansi terkait secara sinergis untuk dapat
mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan anti korupsi dini di segala aspek
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Korupsi . Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi .

Ansari, Yamamah. 2009. Perilaku Konsumtif Penyebab Korupsi . Diunduh dari


http://dellimanusantara.com/index/php .

Aulia, Aylea. 2013. Peran Pendidikan Karakter Bangsa Sebagai Pencegahan Korupsi Seja Dini .
Diambil dari http: // aylea-aulia- peace.blogspot.com/2012/08/peran-pendidikan-karakter-
bangsa.html

Khoiri, Mishad. 2013. Pendidikan Anti Korupsi . Diambil dari


http://kualitaindonesia.blogspot.com/2012/03/pendidikan-anti korupsi.html
http://rizalrazib.blogspot.com/2011/11/peran-pemuda-dalam pemberantasan.html
http://kompasiana.com/post/hukum/2011/01/29/peran-serta pemuda-sebagai-agen-
pemberantasan-korupsi /
Struktur Genre Mikro Fungsi Retoris
Teks Yang diharapkan
Abstrak Abstrak Bagian Abstrak hanya menjelaskan
salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi
oleh masyarakat nasional maupun internasional.
Korupsi sesungguhnya sudah lama ada sejak manusia
pertama kali mengenal tata kelola administrasi. Korupsi
sering dikaitkan dengan politik, juga terkait dengan
perekonomian, kebijakan publik, kebijakan
internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan
nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat "warisan
haram" tanpa surat wasiat. Korupsi di negeri ini
sekarang sedang merajalela bahkan telah menjadi suatu
"kebiasaan". Korupsi tidak hanya berdampak terhadap
satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan
negara. Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik
untuk mengatasi korupsi adalah dengan memberikan
pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi
muda sekarang. Karena generasi muda terutama
mahasiswa adalah generasi penerus yang akan
menggantikan posisi para penjabat sebelumnya. Jadi,
kita lebih mudah mendidik dan memengaruhi generasi
muda agar tidak melakukan tindak pidana korupsi
sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh "budaya"
korupsi dari generasi pendahulunya. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi
dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat
sekitar, mereka mampu menyuarakan
kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-
kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch
dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum
Pendahuluan Eksposisi (dan 1. Latar belakang penelitian yang dilaksanakan :
atau meliputi
deskripsi) Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar
yang dihadapi oleh masyarakat nasional maupun
internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan politik,
juga terkait dengan perekonomian, kebijakan publik,
kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan
pembangunan nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat
"warisan haram" tanpa surat wasiat.

Faktor internal penyebab korupsi dari diri


pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor penyebab
terjadinya korupsi karena alasan dari luar. Faktor
internal terdiri aspek moral, aspek sikap atau perilaku
dan aspek sosial. Faktor eksternal dilacak dari aspek
ekonomi, aspek politis, aspek manajemen dan
organisasi, aspek hukum dan lemahnya penegakkan
hukum, serta aspek sosial yaitu lingkungan atau
masyarakat kurang mendukung perilaku anti korupsi.
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu
aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan
negara. Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran
yang hebat, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai
pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Pada
kondisi ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika pemerintah
mengeluarkan lebih banyak kebijakan namum disertai
dengan maraknya praktek korupsi, bukannya
memberikan nilai positif yang semakin tertata, namun
memberikan efek negatif bagi perekonomian secara
umum.
Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik
mengatasi korupsi adalah dengan memberikan
pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi
muda sekarang khususnya mahasiswa di Perguruan
Tinggi. Karena mahasiswa adalah generasi penerus
yang akan menggantikan posisi para penjabat
sebelumnya. Juga karena generasi muda sangat mudah
terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita
lebih mudah mendidik dan memengaruhi generasi
muda agar tidak melakukan tindak pidana korupsi
sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh "budaya"
korupsi dari generasi pendahulunya.
Metode Deskripsi (dan 1. Saya tidak menemukan metode pendekatan
Penelitian atau meliputi dalam metode penelitian ini
laporan, rekon, 2. Dalam penelitian menggunakan metode Survei
prosedur) yaitu yang mengambil sampel dari suatu populasi
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok. Jenis penelitian ini bersifat
deskriptif.
Teknik pengumpulan data :
Kuesioner/angket yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden,
Teknik analisis data :
Teknik analisi data ini menggunakan teknik analisi
data deskriptif.
Hasil Deskripsi( dan A. Hasil pengujian analisis data
Penelitian atau meliputi
Dan laporan, diskusi, Pemuda khususnya mahasiswa adalah aset
Pembahasan ekspalanasi)
paling menentukan kondisi zaman tersebut dimasa
depan. Mahasiswa salah satu bagian dari gerakan
pemuda. Belajar dari masa lalu, sejarah telah
membuktikan bahwa perjalanan bangsa ini tidak lepas
dari peran kaum muda yang menjadi bagian kekuatan
perubahan. Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda 1928 telah
memberikan semangat nasionalisme bahasa, bangsa
dan tanah air yang satu yaitu Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda memberikan inspirasi
tanpa batas terhadap gerakan-gerakan perjuangan
kemerdekaan di Indonesia. Peran tokoh-tokoh pemuda
lainnya adalag Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945,
lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun
1998. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-
peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di depan
sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan,
semangat dan idealisme yang mereka miliki dan
jalankan.
Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa
yang akan datang yang menjadi musuh bersama
masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran
penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas,
jiwa muda dan idealisme. Dengan kemampuan
intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh
semangat, dan idealisme yang murni terlah terbukti
bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting
dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti
mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan (
agent of change ).
Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang
mereka miliki, yaitu: intelegensia, ide-ide kreatif,
kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang
mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mereka mampu menyuarakan
kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-
kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch
dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum

Penutup Eksposisi (dan A. Simpulan


atau meliputi
deskripsi) 1. Pendidikan anti korupsi dini sebagai
langkah awal terhadap penanganan kasus
korupsi yang dimulai dari diri sendiri dan
diharapkan berimplikasi terhadap kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi


dini diharapkan mampu mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN
serta mampu melaksanakan Undang-Undang
Dasar '45 demi terwujudnya good goverment .

3. Pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu


memberikan pola pikir baru terhadap generasi
muda dalam mewujudkan negara yang bebas
dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

4. Pedidikan merupakan salah satu tonggak


kehidupan masyarakat demokratis yang madani,
sudah sepantasnya memiliki andil dalam hal
pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa
menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini
adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan
karakter bangsa di Indonesia, khususnya
ditujukan bagi mahasiswa. Karena pada
dasarnya mereka adalah agen perubahan bangsa
dalam perjalanan sejarah bangsa.

5. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi,


jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme
yang murni terlah terbukti bahwa mahasiswa
selalu mengambil peran penting dalam sejarah
perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah
terbukti mahasiswa berperan penting sebagai
agen perubahan ( agent of change ).

Anda mungkin juga menyukai