PELAYANAN
LABORATORIUM
Edisi 1, Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya, buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium ini dapat kami selesaikan
sesuai dengan yang diharapkan.
Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium dibuat sebagai pedoman atau panduan dari
standarisasi Laboratorium yang berjalan di Siloam Hospitals Group. Selain itu juga sebagai
sarana untuk pemahaman mengenai pemeriksaan Laboratorium yang sudah tersedia, proses
mutu dari Laboratorium dan pelaporan hasil Laboratorium. Pedoman Pengelolaan
Laboratorium merupakan panduan untuk seluruh petugas pemberi pelayanan Laboratorium.
Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium dan semoga buku ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 6
3.2 Fasilitas 36
3
4.1 Pendahuluan 39
4.8 Jadwal dan Tempat Pengambilan Hasil Laboratorium OPD dan IPD 47
BAB V LOGISTIK 50
Penerimaan Reagen 50
Alur Pemesanan Reagen Berdasar Sistem Cost per Reportable Result (CPRR) 51
6.1 Pengertian 53
6.2 Tujuan 53
4
7.1 Pendahuluan 58
7.7 Bila Tertusuk jarum bekas pakai atau Terpapar Substansi Cairan Tubuh 60
8.1 Pendahuluan 65
8.2 Tujuan 65
BAB IX PENUTUP 66
LAMPIRAN 67
TIM PENYUSUN 73
5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan. Dan merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
perlu mendapat perhatian khusus, karena sebagaimana diketahui bahwa pelayanan
laboratorium selain telah dirasakan besar manfaatnya, laboratorium juga harus dikelola
oleh mereka yang benar-benar professional dalam bidang laboratorium.
Ruang Lingkup
Struktur organisasi Siloam Hospitals merupakan struktur yang aktif dan terbuka dengan
semua perkembangan dan peerubahan yang terjadi pada tubuh organisasi. Siloam
Hospitals dipimpin oleh Chief Executive Officer (CEO) yang langsung membawahi
6
Head of IT Division dan Head of Human Resources Division,Head of Nursing Division,
Head of Ancillary & Medical Affairs Division, Head of Support Services Division, Head
of Marketing Division. Masing-masing division membawahi beberapa Departemen
namun dalam rangka mendukung komitmen kami terhadap peningkatan mutu
pelayanan, Quality and Risk Department berada di bawah dan melapor langsung kepada
CEO dimana ruang lingkup tugasnya meliputi pengendalian dan peningkatan mutu
diseluruh rumah sakit. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan prioritas
utama kami dalam menjalankan kegiatan rumah sakit, sehingga Tim K3 memegang
peranan penting dan melapor langsung kepada CEO.
Head of Laboratory
Department
Doctors
In Patient
Out Patient
Helper
7
1. Cinta
2. Kasih
3. Integritas
4. Kejujuran
5. Kepedulian
6. Semangat
7. Profesionalisme
Batasan Operasional
Head of Laboratory Department
Head of Laboratory Department adalah seorang dokter dengan pendidikan Spesialis
Patologi Klinik yang ditunjuk memimpin kinerja Laboratorium sesuai dengan jenis dan
klasifikasi Laboratorium tersebut. Head of Laboratory Department memiliki fungsi:
a. Mengelola operasional laboratorium sehari-hari serta bertanggung jawab terhadap
kelangsungan laboratorium secara efisien dan efektif serta pengembangan
laboratorium.
b. Melakukan kegiatan konsultatif dengan dokter spesialis lain dan dokter Umum
dalam rumah sakit.
c. Melakukan koordinasi dengan departemen lain dalam rumah sakit.
d. Membuat planing dan budgeting.
e. Merencanakan kebutuhan SDM serta ikut dalam proses seleksi.
f. Membuat laporan bulanan .
g. Bertanggung jawab terhadap pengembangan ilmu pengetahuan staf / analis.
h. Mengevaluasi prestasi dan peninjauan kenaikan gaji dan pangkat staf/analis.
i. Bertanggung jawab atas seluruh peralatan Laboratorium.
j. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan
rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
Supervisor
Supervisor adalah staf laboratorium yang ditunjuk oleh Head of Laboratory Department
untuk mengawasi dan mengelola serta bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan
laboratorium.
8
a. Membantu Head of Laboratory Department dalam mengkoordinasikan tugas
operasional dan administrasi laboratorium.
b. Membantu Head of Laboratory Department dalam mengawasi dan mengendalikan
kegiatan pelayanan laboratorium.
c. Bekerja sama dengan staf paramedik dan staf non medik departemen lain untuk
menjalanan operasional laboratorium.
d. Mengatur kelancaran operasional pelayanan laboratorium baik secara teknis atau
administratif.
e. Memeriksa dan memberikan approval pada hasil pemeriksaan laboratorium dengan
membubuhkan paraf sebelum hasil ditandatangani oleh Head of Laboratory
Department.
f. Menandatangani hasil pemeriksaan laboratorium bila Head of Laboratory
Department tidak berada di tempat.
g. Memeriksa dan menyetujui tagihan bulanan dari laboratorium luar.
h. Mengatur jadwal dinas.
i. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/ pimpinan
rumah sakit. Bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
Analis
Analis adalah staf yang memiliki kompetensi bidang Laboratorium mulai dari pre
analitik, analitik sampai post analitik agar pelayanan Laboratorium berjalan dengan
baik.
1. Umum
a. Melakukan pengambilan darah ke seluruh ruangan atas permintaan pemeriksaan
rutin pagi hari.
b. Melakukan pemeriksaan Bleeding Time, Clotting Time ke seluruh ruangan.
c. Melakukan pemeriksaan kelayakan spesimen sebelum diperiksa
d. Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk pasien rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat, dan medical check-up pada sub seksi masing-masing
(hematologi, kimia darah, immunologi, mikrobiologi, urinalisa, faeces, cairan
tubuh ).
e. Menginput pemeriksaan pasien rawat inap dan rawat jalan ke dalam sistem
informasi
9
f. Mencetak dan mengesahkan hasil pemeriksaan laboratorium
g. Melakukan billing atas permintaan pemeriksaan pasien IPD dan memastikan
bahwa semua pemeriksaan telah tertagih sebelum pasien pulang (konfirmasi
pasien pulang) bila tidak ada petugas administrasi.
Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan./
pimpinan rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan
2. Khusus
Analis di bagian Hematologi:
a. Menyiapkan kalibrasi dan kontrol alat hematology (dilakukan pagi hari oleh
analis dinas malam).
b. Memeriksa ulang kelayakan spesimen sebelum diperiksa.
c. Melakukan pemeriksaan pada sub seksi hematologi.
d. Menginput hasil pemeriksaan hematologi manual ke dalam system informasi
e. Mencetak hasil hematologi
f. Melaporkan pemakaian reagen hematologi
10
Analis di bagian Mikrobiologi
a. Memeriksa ulang kelayakan spesimen sebelum diperiksa
b. Melakukan pemeriksaan pada sub seksi mikrobiologi
c. Menginput hasil pemeriksaan mikrobiologi pada komputer secara manual
d. Mencetak hasil pemeriksaan mikrobiologi
e. Melaporkan pemakaian reagen mikrobiologi
Staf Administrasi
a. Memeriksa kembali kelengkapan data pada formulir permintaan laboratorium.
b. Mencocokkan jenis test yang diminta dengan specimen yang diterima.
c. Mencatat penerimaan spesimen rujukan ke dalam buku ekspedisi rujukan.
d. Melakukan investigasi pemeriksaan pasien rawat inap dan pasien ED serta
memastikan bahwa semua pemeriksaan telah tertagih sebelum pasien pulang.
e. Mencetak dan approve hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah di release
oleh Analis.
f. Mencetak hasil pemeriksaan laboratorium yang dirujuk.
g. Mencetak dan menginput hasil pemeriksaan yang dikerjakan dengan alat POCT
di ruangan.
h. Menerima telepon antar departemen SHLV maupun dari luar SHLV.
11
i. Mengumpulkan dan menyatukan print out dengan formulir permintaan untuk
ditanda tangani dokter penanggung jawab laboratorium dan akan dikirim ke
ruangan yang bersangkutan.
j. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan
rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
Helper
a. Mengumpulkan dan membawa ke laboratorium spesimen (darah, urine, faeces,
sputum, sperma dll.) untuk pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan dan
medical check-up.
b. Mengantar hasil pemeriksaan laboratorium ke departemen rawat jalan, rawat
inap dan medical check-up.
c. Menyiapkan dan mencuci peralatan laboratorium pakai ulang.
d. Mengerjakan tugas ringan kantor seperti :
o Foto copy
o Ekspedisi dokumen-dokumen kantor
o Membersihkan dan merapikan ruangan laboratorium
e. Menyiapkan permintaan barang-barang dari tiap departement (rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat, dan medical check-up) setiap hari Sabtu.
f. Mengumpulkan arsip formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
12
g. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan /
pimpinan rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
Koordinator Administratif
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan adminstratif laboratorium.
b. Mengkoordinasi pencatatan penerimaan spesimen.
c. Mengkoordinasi pelaporan hasil pemeriksaan.
d. Mengkoordinasi penyimpanan arsip hasil pemeriksaan.
e. Mengawasi kelengkapan tagihan pemeriksaan pasien rawat inap dan
pemeriksaan dirujuk dan memastikan bahwa semua pemeriksaan sudah tertagih
sebelum pasien pulang atau pemeriksaan rujukan dikirim..
f. Membuat laporan harian dengan menghitung jumlah test yang dicapai dan
dibuat dalam bentuk grafik dashboard harian.
g. Membuat laporan mingguan, bulanan dan tahunan.
h. Menghitung pencapaian target pemeriksaan laboratorium setiap bulan.
i. Merekapitulasi absensi staff laboratorium dan menghitung FTE setiap bulan.
j. Menyiapkan permintaan alat tulis kantor.
k. Membantu menyiapkan permintaan reagensia secara administratif.
l. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan
rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
Pengelola Reagensia
a. Mengawasi penggunaan reagensia.
b. Membuat laporan pemakaian reagensia.
c. Merencanakan pemesanan reagensia.
d. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/ pimpinan
rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
13
Koordinator rawat jalan
a. Mengkoordinir pengambilan darah di rawat jalan, medical check up dan ED.
b. Mengkoordinir pengiriman sample dari rawat jalan dan medical check up ke
Laboratorium
c. Mengkoordinir pengiriman hasil dari Laboratorium ke rawat jalan, medical
check up dan ED.
d. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/ pimpinan
rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
14
Kasir Laboratorium OPD
a. Memasukkan biaya kedalam rekening pasien pada system komputer rumah
sakit.
b. Memastikan semua biaya yang dimasukkan ke rekening pasien sudah sesuai
dengan pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan.
c. Menginformasikan total biaya yang harus dibayar pasien.
d. Menerima pembayaran secara tunai, kartu kredit atau kartu debet sesuai biaya
yang dikeluarkan.
e. Mengeluarkan kwitansi sebagi bukti pembayaran yang sah.
f. Mencetak laporan pendapatan dari system komputer rumah sakit.
g. Memberikan laporan pendapatan dan menyetorkan uang serta dokumen
penunjangnya langsung ke Bank pada jam kerja Bank dan menitipkan uang serta
dokumen penunjang pada BO di luar jam kerja Bank setiap selesai
melaksanakan tugas.
h. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan /
pimpinan rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan.
15
i. Melakukan pengecekan tagihan bulanan dari PMI
j. Menjadi Sekretaris Komite Transfusi Darah
k. Melakukan koordinasi dengan departemen lain yang terkait dalam Rumah Sakit
l. Melakukan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan /
pimpinan rumah sakit bila dianggap perlu, untuk kepentingan perusahaan
Landasan Hukum
Landasan Peraturan Laboratorium
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992, tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1994, tentang Pedoman Kerja Rumah Sakit
Umum di Daerah.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 558/Menkes/SK/1984 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan RI
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 84/Menkes/Per/II/1990 tentang upaya
Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Men.kes/SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No: HK.00.06.3.5.00788 Tahun
1995 tentang Pelaksanaan Akreditasi
7. Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Diterbitkan oleh
Departemen kesehatan RI Dirjen Yan Medik Direktorat RS Khusus dan Swasta
Subdirektorat Penunjang Medik tahun 1998
16
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Penerimaan Karyawan
a. Penerimaan dilakukan oleh HRD bersama-sama dengan HODept./ HODiv yang
mengajukan penambahan karyawan
b. Keputusan penerimaan karyawan dilakukan oleh bagian HRD setelah
mendiskusikannya bersama-sama dengan HODept./ HODiv.
c. Karyawan yang diputuskan tidak diterima tidak dapat diproses ulang untuk
mengikuti wawancara
d. HRD berhak menolak untuk memproses surat lamaran yang dianggap tidak
qualified atau terbukti disalahgunakan oleh karyawan dengan memungut imbalan
dari proses wawancara.
e. Karyawan yang mempunyai hubungan darah langsung atau tidak langsung tidak
diperkenankan bekerja pada satuan kerja yang sama atau bekerja sebagai atasan-
bawahan atau pada bidang/satuan kerja tertentu menurut kebijaksanaan Direksi.
f. Suami-isteri tidak diperkenankan bekerja di departemen yang sama kecuali atas ijin
Direksi secara tertulis.
Seleksi Karyawan
a. Wawancara oleh HRD, HODiv dan HODept yang bersangkutan
b. Test tertulis
c. MMPI tertulis
d. Medical Check-Up
17
Peran sesuai dengan visi kami dari Siloam Hospitals yaitu menjadi penyedia
layanan kesehatan terkemuka di Indonesia yang diakui profesionalismenya secara
global yang dilaksanakan dalam semangat cinta kasih dan dilandasi iman kepada
Tuhan, maka kami akan berusaha untuk memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya untuk semua pasien khususnya ini perlu ditunjang dengan tenaga
laboratorium yang mengenal betul tugas dan kewajiban dalam melaksanakannya.
Tenaga laboratorium yang mengerti benar akan tugas dan kewajibannya, akan
membantu kami dalam menunjang pelayanan pasien Siloam Hospitals yang
paripurna dan profesional.
b. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan tenaga laboratorium baik analis dan tenaga lainnya
sehingga dapat memberikan pelayanan laboratorium yang bermutu tinggi.
c. Tujuan Khusus
Mengenal dan memahami :
Struktur organisasi laboratorium.
Kebijakan-kebijakan laboratorium
Peran fungsi, tugas, wewenang dan hubungan kerja seluruh petugas
laboratorium.
Mekanisme penerimaan spesimen, registrasi, billing, analisis dan pelaporan hasil
laboratorium.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja di laboratorium dan penguasaan alat
pemeriksaan yang ada di laboratorium
18
laboratorium
o Penjelasan mengenai alur kerja di
laboratorium
o Pengenalan alur kerjasama dengan
departemen lain
o Pengenalan seluruh ruang perawatan
o Tempat-tempat pengambilan specimen
(OPD, MCU, ED)
o Pengenalan jenis - jenis pemeriksaan dan
penampungnya
o Pengenalan faktor praanalitik yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
(termasuk persiapan untuk pemeriksaan
khusus)
19
Sample IPD sample Analis
untuk pasien IPD
5 Seksi Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 mgg Penanggung
Hematologi hematologi jawab divisi
Hematologi
6 Seksi Urine Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 mgg Penanggung
urine dll jawab divisi
Urinologi
7 Seksi Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 mgg Penanggung
Kimia Klinik kimia klinik. jawab divisi
Kimia
8 Seksi Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 mgg Penanggung
Immunologi imunologi. jawab divisi
Imunologi
9 Seksi Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 hari Penanggung
Mikrobiologi mikrobiologi jawab divisi
Mikrobiologi
10 Blood Bank o Mengetahui dan memahami prosedur kerja 2 hari Penanggung
bank darah ( cross match, screening dll jawab divisi Bank
). Darah
o Mengetahui dan memahami alur
permintaan darah dari ruangan
o Memahami prosedur dan alur permintaan
darah ke PMI
e. Sasaran
Seluruh petugas yang bekerja di laboratorium (analis, kasir, administrasi, petugas
bank darah dan helper ).Dokter yang baru bergabung (umum) dan staf rumah sakit
(HO Dept dan Supervisor).
f. Waktu
Untuk Analis
Lamanya orientasi 3 bulan
20
Materi lebih diutamakan pada pemahaman prosedur kerja di sub-seksi
Untuk Helper
Lamanya orientasi 1 minggu
Materi lebih diutamakan harus mengenal jenis pemeriksaan dan penampung
khusus (untuk darah, urine, cairan tubuh lainnya dan bahan PA), pengenalan
seluruh ruang perawatan, tempat-tempat pengambilan specimen dan sistem
delivery hasil ke ruangan
21
Setelah mengikuti orientasi karyawan akan dilakukan evaluasi apakah karyawan
tersebut mampu menjalankan pekerjaan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan
seperti yang tercantum dalam tujuan umum dan khusus.
Berdasarkan evaluasi tersebut maka selanjutnya akan dibuatkan rekomendasi ke
HRD.
Pendidikan
Jenjang pendidikan secara formal untuk petugas di Departemen Laboratorium adalah
sebagai berikut : D3, S1 dan S2
Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga bagian laboratorium dilaksanakan
melalui Inhouse Training dan Outside Training.
Penilaian Kinerja
a. Setiap Head of Department / Supervisor berkewajiban memperhatikan status
kepegawaian staff masing-masing.
b. Manager bekerja sama dengan HRD dalam menilai karyawan, yaitu dengan segera
melengkapi appraisal yang tersedia di HRD.
c. Appraisal dilakukan dengan seobyektif mungkin dengan mengacu pada prestasi
karyawan. Kesalahan / pelanggaran yang telah mendapatkan teguran / sanksi tidak
dapat diperhitungkan lagi dalam penilaian untuk tahun yang sedang berjalan.
d. Dengan persetujuan HoDiv, HoDept / Supervisor wajib memberikan usulan kepada
HoDiv mengenai kelanjutan masa kerja karyawan yang sedang dinilai
e. Apabila karyawan diusulkan untuk diangkat sebagai karyawan tetap, maka
persetujuan pengangkatan karyawan tetap harus melalui HoDiv dan CEO.
22
f. Appraisal untuk karyawan yang akan dikontrak harus mendapatkan persetujuan dari
HoDiv.
23
PTTD PTTD 4 4
Keterangan :
Head of Department juga merangkap sebagai Dokter Spesialis Patologi Klinik
Supervisor juga merangkap sebagai analis.
24
Perhitungan Kebutuhan Ideal Tenaga Laboratorium
Preanalitik
NO. JENIS TEST (persiapan sampel, Analitik Post Rata2 Total
alat dan reagen) Analitik test
(approve per
hasil ke hari
komputer,
Menit salin hasil di
buku kerja)
Mnt/hr
Menit Menit
1. HEMATOLOGI
- Persiapan alat, check form, tulis di buku
kerja
- Darah rutin / lengkap 1‟ 2‘
- LED 2„ 2‟ 2‘
1 test : 9 menit
1 hari 250 test 2250
300 test 2700 ‘
menit
25
1 hari 30 test
750 menit 540 test 13500’
- D-dimer 1„ 5„ 2‘
1 test : 8 menit
1 hari 15 test
120 menit 15 test 120’
26
3. KIMIA DARAH
- Check form,tulis di buku, sentrifus darah
dan 2„
pisahkan serum ke cup sample
- Order test di komputer Chemistry
2‟ 1’
Analyzer
4. IMMUNOLOGI
- Check form, tulis di buku
2„
permintaan dan siapkan
27
serum ke cup sample
- Order test di Immuno
3„ 3’
Analyzer
1 Pasien : 8 menit
1 hari 50 test
60 test 480 ‘
400 menit
- Test manual (Widal, DHF
Rapid)
- Siapkan reagen dan sample 2‟ 5‟ 2’
1 Pasien : 9 menit
1 hari + 30 test
40 test 360 ‘
270 menit
- Test manual ( VDRL,
2‟ 6‟ 2’
TPHA, CRP, ASTO, RF )
1 Pasien : 10
menit
1 hari + 20 test
30 test 300 ‘
200 menit
1140 ‘
5. TAT ( Manual )
28
- Check form, tulis di buku
2‟
dan print label
- Sentrifuge I dan
5‟
memisahkan PRP
- Sentrifuge II dan
5‟
memisahkan PPP
- Proses analitik 10 „
- Menyiapkan tabung2 8
- Mengencerkan reagen ADP
10’
(1 U, 10 U)
- Print grafik 10’
225
6750 ‘
test
1 test : 30 menit
1 hari + 25 test
750 menit
29
buku permintaan
- Periksa (hitung jumlah,
23‟
morfologi dan gerak)
- Catat di buku hasil dan
5’
input ke komputer (manual)
1 test 30’
1 test : 30 menit
1 hari + 1 test
30 menit
7. LAIN-LAIN
- Menerima telephone 60’
- Check pemeriksaan rujukan 60’
- Check inventory 60’
15x15
- BT / CT ke ruangan 225’
mnt
- QC harian maintenance alat 60 ‘
TOTAL : 26645’
444 jam
30
hari untuk test hematology,
kimia, urine dan imunologi,
TAT dan rujukan
Bila ditambah tenaga untuk
phlebotomi (2) dan
= 74 org
mikrobiologi (4) orang
31
NO Jenis pekerjaan ( PHLEBOTOMIST ) Waktu yg dibutuhkan
1 Menyiapkan peralatan untuk ambil darah 60
2 Mengambil darah pasien ( 75 pasien x 5 menit ) 375
435
435 : 60 = 7.25 jam
b. Citologi
1 Memberi no.Lab pada slides sesuai formulir permintaan 10
2 Mengeringkan sediaan Pap Smear 10
3 Mewarnai jaringan dengan Papanicolau 25
32
c. Lain-lain
1 Merapikan file 20
2 Merapikan slides 20
3 Mengetik hasil Patologi Anatomi 120
d. Tidak Rutin
1 Frozen Section 60
2 Check Tagihan dari dokter Patologi Anatomi 180
Mempersiapkan sample bila ada pasien minta second
3 opinion. 20
785
785 : 60 = 13 jam
33
NO Jenis pekerjaan (ADMINISTRASI) Waktu yg dibutuhkan
1 Input data pasien ke LIS. 200 pasien x 3 mnt = 600 mnt
2 Charge biaya pasien rawat inap di HIS 75 pasien x 5 mnt = 375 mnt
3 Masukkan file hasil pemeriksaan ke ordner 60 mnt
4 Menerima telepon 60 mnt
5 Fax hasil rujukan, pasien rawat inap atau pasien rawat jalan 60 mnt
6 Konfirmasi pasien rawat inap yang akan pulang 60 mnt
7 Print ulang hasil pasien dari corporate 10 pasien x 2 mnt= 20 mnt
8 Mengetik hasil pemeriksaan rujukan dari laboratorium luar 10 pasien x 2 mnt= 20 mnt
9 Mengetik data dan hasil pasien MCU 10 pasien x 2 mnt= 20 mnt
10 Print dan approve hasil labioratorium. 10 pasien x 2 mnt= 20 mnt
11 Print billing pasien rujukan 10 pasien x 2 mnt= 20 mnt
12 Menghitung jumlah pemeriksaan untuk laporan bulanan 10 mnt
Menghitung pemakaian reagen dibandingkan dgn jumlah
13 pasien 30 mnt
34
NO Jenis pekerjaan ( ANALIS MIKROBIOLOGI ) Waktu yg dibutuhkan
1 Mencari data pemeriksaan di form permintaan 60 mnt
Mengambil bahan pemeriksaan dari chiller/dari tempat
2 sampel 30 mnt
3 Mengerjakan pewarnaan Gram/BTA/Jamur 60 mnt
4 Menyimpan sisa bahan pemeriksaan dalam chiller 40 mnt
5 Mengetik hasil pemeriksaan 120 mnt
6 Mencari form permintaan dalam ordner 30 mnt
7 Mengembalikan arsip hasil dan form permintaan ke ordner 30 mnt
8 Mengerjakan pemeriksaan resistensi antibiotika 120 mnt
9 Membaca hasil test resistensi antibiotika 120 mnt
10 Membuat media agar untuk pemeriksaan 120 mnt
11 Persiapan sterilisasi media bekas pakai 60 mnt
12 Mencuci tabung bekas pakai 60 mnt
13 Membantu administrasi dan analis 60 mnt
TOTAL 910 mnt
910/60 = 15 jam
Tenaga analis mikrobiologi yang dibutuhkan 15/7 = 2 - 3 orang
Tenaga analis mikrobiologi yg ada saat ini 4 orang
35
3 Input stok pemakaian reagen di komputer 30 mnt
4 Persiapan untuk persiapan cross match (tabung, reagen) 20 mnt
5 Cross match 20 kantong x 1jam = 200 mnt
6 Screening darah 20 kantong x 10 mnt = 200 mnt
7 Pemeriksaan rhesus dengan reagen anti D (3 per bulan) 10 menit
8 Golongan darah 20 kantong x 5 menit = 100 menit
9 Cek jumlah stok darah, darah expired di buku 30 mnt
10 Membuat laporan harian 10 mnt
11 Membuat laporan bulanan 30 mnt
12 Input charge untuk pasien IPD yang minta darah 20 pasien x 10 mnt = 200 mnt
13 Telp driver dan telp PMI untuk dropping darah dari PMI 30 mnt
14 Membantu analis untuk phlebotomi, charge pasien IPD,
membantu kartu golongan darah 60 menit
36
9 Mengantar hasil ke EHS 5 kali jalan x 20 mnt = 100 mnt
10 Mencuci tabung, dek glass dll 150 mnt
11 Membersihkan pantry 30 mnt
12 Mengantar hasil pasien yg sdh pulang ke MR 60 mnt
dan mencatatnya di buku ekspedisi
13 Membantu analis dan mengangkat telfon 90 mnt
14 Mengantar botol PAP SMEAR 1 kali jalan x 30 mnt = 30 mnt
15 Mengambil sampel PAP SMEAR dan menyesuaikan
dengan form permintaan 1 kali jalan x 30 mnt = 30 mnt
16 Mengambil barang2 permintaan lab yg ada di MMD 30 mnt
TOTAL 1290 mnt
1320/60=22 jam
Tenaga helper yg dibutuhkan 22/7 = 3 - 4 orang
Tenaga helper yg ada saat ini 4 orang
37
BAB III
STANDAR FASILITAS
Departemen laboratorium merupakan salah satu instansi rumah sakit yang bukan saja
memberikan pelayanan untuk pasien rawat inap tetapi juga pasien rawat jalan dan
pemeriksaan rujukan. Untuk meningkatkan kenyamanan dalam memberikan pelayanan
laboratorium kepada pelanggan. Departemen Laboratorium selalu berusaha agar sarana,
prasarana dan peralatan yang ada terpelihara dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
38
Gambar 3.1 Denah Standar Ruang Laboratorium Siloam Hospitals
39
Ruang untuk phlebotomi OPD Reguler di Lantai 1, dan BPJS di Lantai 7.
Ada ruang tunggu yang cukup nyaman, bila pasien memakai kursi roda maka kursi
roda dapat dibawa masuk.
Tersedia 2 bangku phlebotomi untuk melayani pasien dengan 1 orang tenaga
flebotomi standby.
Tersedia 1 tempat tidur untuk pasien anak dan pasien yang perlu pengambilan
darahnya dalam posisi tidur.
Mobile Laboratory
Untuk pelayanan bagi pasien-pasien yang membutuhkan pelayanan laboratorium
tetapi tidak bisa datang ke Laboratorium SILOAM HOSPITALS, maka petugas
laboratorium (phlebotomist) akan mengambil specimen di rumah pasien tersebut.
Dengan persyaratan booking sehari sebelumnya.
Ventilasi di laboratorium baik yaitu dari AC sentral yang diatur oleh Rumah
Sakit.
f. Sumber Listrik
Sumber listrik berasal dari PLN dan rumah sakit mempunyai cadangan energi dari
generator. Penerangan di laboratorium cukup untuk identifikasi sesuai lesi/ kelainan
yang tidak jelas/ samar. Peralatan laboratorium dilengkapi dengan UPS.
g. Sumber Air
Pengadaan air bersih mengalir terus menerus 24 jam.
41
mengacu kepada prosedur kerja yang berlaku.
Fasilitas
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan didalam memilih alat yaitu :
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan,
yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen, volume spesimen dan jumlah
pemeriksaan.
5. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain
a. Alat mudah dioperasikan
b. Alat tidak memerlukan perawatan khusus
c. Kalibrasi dilakukan setiap hari, minggu atau bulan
6. Pemasok / vendor
Pemasok harus mempunyai syarat sebagai berikut
a. Mempunyai reputasi yang baik
b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat, working sheet dan trouble shooting
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan
dan perbaikan sederhana
42
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, yaitu mempunyai teknisi
handal dan suku cadang mudah diperoleh.
7. Nilai ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa
besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di
dalamnya biaya operasi alat.
Peralatan harus cukup memadai baik kualitas maupun kuantitas, kebutuhan peralatan
disusun berdasarkan:
Kebutuhan masing-masing jenis pemeriksaan
Rata-rata jumlah pasien setiap hari
Metode pemeriksaan
43
BAB IV
Pendahuluan
Suatu laboratorium klinik selalu diharapkan untuk memberikan hasil laboratorium yang
teliti, tepat dan cepat untuk menegakkan diagnosa yang tepat dan penatalaksanaan
pasien yang lebih baik. Baik buruknya hasil dari suatu laboratorium tidak hanya
ditentukan oleh laboratorium tersebut, akan tetapi, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti klinisi, paramedik yang menangani faktor lingkungan serta kepatuhan
pasien. Ada beberapa faktor biologi dan fisiologi (baik faktor-faktor yang dapat diubah
dan dibakukan maupun faktor-faktor yang tidak dapat diubah) yang dapat
mempengaruhi hasil dan penafsiran hasil pemeriksaan sehingga jenis-jenis pemeriksaan
tertentu membutuhkan pembakuan persiapan pasien secara khusus.
Tahap ini meliputi beberapa aspek, antara lain proses persiapan pasien, persiapan
pengambilan bahan, penampung yang digunakan, pemilihan antikoagulan yang sesuai,
volume bahan yang dibutuhkan, penyimpanan bahan sebelum pemeriksaan serta cara
pengiriman bahan ke laboratorium. Persiapan pasien sebaiknya mulai dilakukan saat
seorang klinisi merencanakan pemeriksaan laboratorium, meliputi faktor perlu tidaknya
puasa atau menghindari makanan, obat atau minuman tertentu, aktivitas fisik atau
olahraga yang diperbolehkan dan efek dari aktivitas tersebut terhadap hasil
laboratorium yang didapat, serta faktor fisiologis lain seperti kehamilan dan lainnya.
Pengambilan bahan meliputi persiapan peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis
permintaan yang diminta, prosedur yang baku serta keterampilan petugas pengambilan
bahan, serta prosedur administrasi yang baik sehingga didapat identitas pasien atau
bahan yang tepat dan benar.
44
Khusus untuk pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi menggunakan berbagai jenis anti koagulan dan dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi. Pemilihan antikoagulan yang
tepat akan memberikan hasil akurat dan tepat. Lamanya waktu sejak darah
diambil hingga dianalisa juga memegang peranan penting karena beberapa
perubahan dalam hasil parameter hematologi dapat terjadi apabila sampel darah
dibiarkan terlalu lama. Hal tesebut akan mempengaruhi interpretasi hasil yang
berhubungan dengan penatalaksanaan pasien.
Pemeriksaan Hemostasis
Untuk pemeriksaan hemostasis, yang harus diperhatikan yaitu pemilihan
antikoagulan yang tepat, volume yang tepat, proses pengambilan darah serta
obat-obatan yang diberikan kepada pasien sebelum pengambilan darah. Oleh
karena itu, kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap pra-analitik adalah
persiapan pasien, pengambilan bahan, pengumpulan, penyimpanan, dan
pengiriman bahan, sedangkan pada tahap analitik mungkin terjadi kesalahan
yang disebabkan oleh kalibrasi alat, reagen, teknik, penggunaan bahan kontrol
serta penetapan nilai rujukan.
45
hal yang perlu diperhatikan pada tahap-pra analitik adalah indikasi pemeriksaan,
cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman bahan pemeriksaan. Disamping
itu perlu disertakan juga hal-hal yang harus dicatat pada saat pengambilan
bahan, yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan atau dapat memberi
petunjuk awal terhadap hasil pemeriksaan.
Diharapkan dengan pra-analitik yang baik maka hasil pemeriksaan yang benar
dan dapat dipercaya pun dapat diperoleh. Para staf yang terlibat dalam penyedia
layanan laboratorium harus memahami tahap praanalitik yang benar, faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, dan menerapkan cara
pembakuan prosedur pra-analitik. Dengan demikian, hasil pemeriksaan yang
didapat mencerminkan keadaan pasien yang sebenarnya sehingga membantu
penatalakasaan pasien yang lebih baik.
46
Jangan mengambil darah dari lengan atau bagian lain yang diinfus, sebaiknya ambil dari
lengan lain yang bebas infus.
Lakukan homogenisasi segera setelah darah masuk ke dalam tabung, dengan cara
dibolak balik pelan, jangan dikocok.
Isi tabung vacutainer dengan sampel sesuai dengan volume yang telah ditentukan
(sampai garis batas pada tabung).
Pada keadaan sangat terpaksa yang tidak memungkinkan untuk pengambilan darah
EDTA sebanyak 3 ml maka dapat menggunakan tabung microtainer EDTA 0.5 ml
(harus tepat garis batas dan segera homogenkan).
Untuk permintaan pemeriksaan analisa cairan LCS (jumlah sel, glukosa, protein dan
chlorida) dan kultur LCS, harus mengirimkan LCS dalam dua tabung steril (yang belum
diberikan reagen Nonne Pandy).
47
Untuk pemeriksaan CITO pada pasien OPD, akan dikenakan tambahan biaya
sebesar 25%.
Bahan harus sesegera mungkin diturunkan ke laboratorium dan hasil akan selesai
dikerjakan dalam waktu 1 jam setelah bahan diterima di laboratorium (kecuali
pemeriksaan AGD yang dapat ditunggu oleh perawat / HCA yang kemudian
dapat membawa kertas print out hasil AGD dari alat ke ruangan perawatan
sebagai hasil sementara).
Pemeriksaan Khusus:
Rasio Protein / Kreatinin dalam Urine Sewaktu
Bahan urine adalah urine yang dikeluarkan pada satu kali BAK (volume harus
ditampung seluruhnya). Urine tersebut semuanya dikirim ke laboratorium.
Kirim bahan beserta FPPL sesegera mungkin ke laboratorium.
48
Pemeriksaan Protein Esbach
Bahan berupa urine tampung 24 jam dengan pengawet toluen.
Seluruh urine yang dikeluarkan pada kurun waktu 24 jam harus
ditampung semua, jangan ada yang terbuang.
49
Pasien datang ke laboratorium pada pagi hari dan dipersilahkan untuk istirahat
sejenak sebelum pengambilan darah.
Petugas laboratorium akan melakukan pengambilan darah untuk memeriksa kadar
glukosa darah puasa.
Setelah diambil darahnya, pasien diminta untuk meminum 75gr larutan glukosa
dalam ±150 ml air putih, yang harus dihabiskan dalam waktu 5 menit.
Petugas laboratorium lalu mencatat waktu ketika pasien menghabiskan larutan
glukosanya. Pasien diminta untuk berpuasa dan kembali lagi ke laboratorium
setelah 1 jam kemudian.
Petugas laboratorium melakukan pengambilan darah yang kedua dan diberi label
sebagai glukosa darah jam pertama (1).
Pasien diminta untuk tetap berpuasa dan kembali lagi ke laboratorium 1 jam
setelah pengambilan darah kedua kali.
Petugas lab kembali melakukan pengambilan darah ketiga kali dan diberi label
sebagai glukosa darah jam kedua (2).
Selama dilakukan pemeriksaan GTTO ini pasien tidak diperkenankan berjalan-
jalan, melainkan tetap duduk tenang di ruang tunggu hingga pemeriksaan
tersebut selesai dikerjakan.
50
Bactec tutup putih: untuk pemeriksaan kultur jamur (dewasa, anak-anak, dan bayi).
Label pasien langsung ditempelkan pada botol Bactec, jangan menutupi label nomor
Barcode Bactec.
Urine :
Untuk pemeriksaan kultur urine harus diambil dari urine porsi tengah (Mid
Stream Urine), dengan volume urine minimal 20 ml ditampung pada wadah steril
bertutup kuning.
Urine harus segera diantarkan ke laboratorium dalam waktu 30 menit.
Pus / Abses :
Bersihkan luka dengan cairan NaCl 0,9% steril.
Lakukan aspirasi luka dengan swab steril atau disposable dari dasar abses (jangan
menyentuh jaringan sekitarnya).
Swab Tenggorok :
Tekan lidah dengan spatel.
Usapkan swab steril pada dinding pharynx dengan swab steril, tanpa
menyentuh lidah, dinding mulut maupun tonsil.
Sputum :
Sputum yang baik adalah sputum yang diambil pagi hari sebelum pasien gosok
gigi.
Bahan yang diambil harus berupa sputum, bukan air liur.
Pasien diminta untuk membatukkan sputum yang kemudian ditampung dalam
“wadah steril bertutup kuning”.
Feses :
Ambil feses yang mengandung darah/lendir lalu masukkan dalam wadah
penampung feses bertutup coklat.
Apabila dalam bahan feses yang sama dimintakan pemeriksaan feses rutin dan
kultur feses secara bersamaan, maka bahan feses tersebut harus dikirim ke lab
dengan 2 formulir terpisah. Pemeriksaan mikrobiologi dikerjakan terlebih dahulu,
setelah itu bahan feses diantar ke laboratorium patologi klinik untuk pemeriksaan
feses rutin.
51
Jadwal dan Tempat Pengambilan Hasil Laboratorium OPD dan IPD
Pada hari libur dan di luar jam kerja tersebut pengambilan darah pasien OPD dan
retail dapat dilayani di ED.
Hasil pemeriksaan pasien OPD rutin selesai dikerjakan dalam waktu 2 jam
setelah waktu pengambilan darah, kecuali pemeriksaan 2PP, berjadwal, atau
dirujuk.
Untuk pasien rawat inap, hasil pemeriksaan yang telah selesai akan dikirim
melalui pneumatic tube ke ruangan.
Apabila pasien telah pulang dan masih ada beberapa hasil yang belum selesai
(misalnya pemeriksaan berjadwal, dirujuk, PA maupun mikrobiologi), hasil
dikirim ke Medical Record.
52
HAL- HAL LAIN
Jadwal hanya dapat ditepati saat reagen tersedia dan alat dapat berfungsi dengan
baik.
Untuk pasien OPD, lamanya hasil selesai dihitung sejak jam penerimaan
darah di lab.
Untuk pasien IPD, lamanya hasil selesai dihitung sejak darah diterima di lab.
Darah segar yaitu darah yang sudah diterima di lab < 30 menit setelah
pengambilan darah.
Untuk pemeriksaan dengan jadwal khusus, bahan harus sudah diterima di lab
pada hari kerja sebelum pkl. 08.00 wib sesuai dengan perjanjian.
Untuk pemeriksaan dengan jadwal khusus, lamanya hasil selesai dihitung sejak
sampel diterima di lab, tidak termasuk hari libur.
Darah EDTA yaitu darah vena dengan antikoagulan EDTA (vacutainer tutup
ungu).
Darah Citrat yaitu darah vena dengan antikoagulan Natrium Citrat (vacutainer
tutup biru muda).
Darah heparin yaitu darah vena dengan antikoagulan Heparin (vacutainer tutup
hijau).
Darah beku yaitu darah vena tanpa antikoagulan (vacutainer tutup merah).
Khusus untuk pemeriksaan AGD bahan yang dikirim harus berasal dari
darah arteri menggunakan spuit disposable 3 ml (disposable khusus
dengan antikoagulan dry heparin).
Apabila ada hal – hal yang masih belum jelas dapat ditanyakan ke laboratorium.
53
BAB V
LOGISTIK
Pemesanan Reagen
Penerimaan Reagen
- Pada saat reagen datang, sesuaikan dengan buku order (jumlah, nomor catalog, dan
terutama expire date / tanggal kadaluwarsa).
- Bila tidak sesuai kembalikan / retur tanpa paraf tanda terima dan fakturnya.
- Bila jumlah tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan (PR) maka dituliskan jumlah
kekurangannya pada kolom tersendiri pada buku order
- Bila di dalam jam kerja, petugas yang menerima barang adalah staf laboratorium
yang berdinas pada saat itu disertai oleh staf MMD, dan 1 lembar kopi bukti
penerimaan barang langsung diserahkan kepada MMD. Terkecuali diatas jam 16.30
dan hari Sabtu (jam kerja di MMD hanya sampai jam 13.00) penerima barang
54
adalah analis yang berdinas pada saat itu (kecuali helper).
Alur Pemesanan Reagen Berdasar Sistem Cost per Reportable Result (CPRR)
Tujuan
Mengatur pelaksanaan sistem Cost per Reportable Result (CPRR) pada pemeriksaan
Laboratorium untuk parameter kimia, imunologi, hematologi, koagulasi, analisa gas
darah, analisa urin, dan penanda Jantung.
Definisi
1. CPRR adalah sistem penagihan pemeriksaan laboratorium berdasarkan jumlah tes
yang dilaporkan sesuai dengan harga dan ketentuan yang disepakati antara Siloam
Hospitals dengan vendor peralatan terpilih yaitu Roche dan Sysmex.
2. LIS adalah perangkat lunak yang menerima, memproses, dan menyimpan
informasi yang dihasilkan dalam proses kerja di laboratorium.
Cakupan
1. Pemeriksaan Kimia.
2. Pemeriksaan Imunologi.
3. Pemeriksaan Hematologi.
4. Pemeriksaan Koagulasi.
5. Pemeriksaan Analisa Gas Darah.
6. Pemeriksaan Analisa Urin.
7. Pemeriksaan Penanda Jantung.
Prosedur
1. Sistem Kerjasama berdasarkan CPRR berjalan setelah LIS (Laboratory
Information System) sudah berjalan (go live).
2. Setiap bulan masing-masing vendor peralatan yaitu Roche dan Sysmex dan/atau
distributor resminya akan menyuplai sejumlah reagen, control, dan cleaner sesuai
dengan asumsi kebutuhan per bulan berdasarkan jumlah sampel per bulan atau
sesuai dengan estimasi kebutuhan rata-rata tiap bulannya.
3. Pengiriman reagen oleh Roche dan Sysmex dan/atau distributor resminya akan
dilakukan pada hari kerja pertama di minggu pertama setiap bulan berdasarkan
surat permintaan (PO Consigment) dari Siloam Hospitals.
4. Jika reagen yang di suplai tidak mencukupi kebutuhan untuk pemeriksaan di bulan
berjalan, maka pihak Siloam Hospitals akan membuat surat permintaan reagen
kembali sesuai dengan asumsi peningkatan kebutuhan.
5. Penambahan reagen tersebut akan dikirimkan maksimal dalam 5 (lima) hari kerja
setelah surat permintaan diterima.
6. Guna melakukan efektivitas penggunaan reagent maka pihak Siloam Hospitals
hanya melakukan pemeriksaan lab pada alat Sysmex sesuai dengan permintaan
yang ada, seperti:
- Hematologi : CBC atau CBC+DIFF atau CBC + DIFF
- Koagulasi : PT dan/atau APTT dan/atau Fbg.
55
7. Pihak Siloam Hospitals dan Roche dan Sysmex dan/ atau distributor resminya
akan melakukan evaluasi pada hari kerja terakhir setiap minggu, meliputi:
inventory level, data tes LIS, data tes alat, pola pemakaian alat (QC, duplo, jumlah
tes).
8. Data yang diperoleh dari poin 7 akan diberikan ke manajer laboratorium untuk
diverifikasi.
9. Pada tanggal 21 setiap bulannya, pihak Siloam Hospitals dan Roche dan Sysmex
dan\atau distributornya akan melakukan evaluasi seperti pada poin 7 untuk
minggu terakhir di akhir bulannya, dan mengkompilasi semua data pemeriksaan
selama 1 (satu) bulan terakhir, dengan periode dari tanggal 21 bulan sebelumnya
sampai tanggal 21 bulan berjalan.
10. Pelaporan jumlah test dapat menggunakan Formulir A (terlampir)
11. Pengulangan tes yang ditoleransi adalah:
- Hematologi : 10% dari jumlah tes
- Koagulasi : 5% dari jumlah tes
12. Pengulangan lebih dari ketentuan poin di atas akan diperhitungan sebagai tes yang
akan ditagihkan.
13. Penggunaan material control adalah 2 (dua) level per hari.
14. Pada tanggal 25 di setiap bulannya, Roche dan Sysmex dan/atau distributor
resminya akan mengirimkan invoice sesuai dengan pelaporan jumlah tes yang
disepakati, ditandai dengan paraf dari masing-masing pihak.
15. Pihak Siloam Hospitals akan melakukan pembayaran terhadap Roche dan Sysmex
dan/atau distributor resminya maksimal tanggal 7 di bulan berikutnya setelah
invoice diterima.
56
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian
Keselamatan pasien merupakan langkah kritis pertama untuk memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan. Adapun pengertian keselamatan pasien di rumah sakit adalah
kondisi seorang pasien tercegah dari terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan akibat penyakit yang diderita pasien. Keselamatan pasien adalah
suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.
Tujuan
Layanan Laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien yang memenuhi
standar baku pelayanan yang bersifat lokal dan nasional, undang – undang dan
peraturan yang berlaku. Tujuan dari diberlakukannya keselamatan pasien adalah:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;
3. Menurunnya angka kejadian tidak diharapkan di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
57
Proses Identifikasi Pasien dengan Benar
Identifikasi pasien merupakan hal yang sangat penting di bagian Laboratorium
karena masing – masing individu pasien memiliki kebutuhan dan parameter
pemeriksaan Laboratorium yang spesifik. Akan sangat berakibat fatal jika terdapat
proses identifikasi yang tidak benar sehingga pasien dilakukan pemeriksaan yang
tidak sesuai dengan dampak hasil yang tidak sesuai dengan kenyataan dan
berdampak pelaksanaan terapi yang juga tidak sesuai.
Proses identifikasi pasien dengan benar menurut standar internasional yang dianut
oleh Siloam Hospitals menggunakan parameter minimal nama dan tanggal lahir
pasien tersebut. Dalam memperoleh data pasien, petugas Laboratorium
memberlakukan pertanyaan aktif ke pasien. Disarankan tidak menyebutkan nama
pasien yang tertera dalam formulir Laboratorium terutama pasien dengan
gangguan pendengaran atau anak kecil.
58
Pencegahan Infeksi di Ruang Lingkup Rumah Sakit
Laboratorium merupakan bagian bidang perawatan yang menangani proses
pemeriksaan terutama menggunakan produk darah dari pasien, mulai dari
pengambilan sampai proses pembuangan limbah dari pasien.
Petugas Laboratorium sebagai pihak yang berfungsi mengambil bahan
pemeriksaan dari pasien memiliki potensi sebagai factor penularan antar pasien
jika tidak diberikan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan berupa:
a. Pemakaian Alat Pelindung Diri, meliputi penggunaan sarung tangan
disposable, masker, apron, jas Laboratorium, kaca mata khusus, sepatu
tertutup.
b. Pelaksanaan cuci tangan menggunakan air dan sabun maupun alcohol rub.
Penggunaan air dan sabun jika kondisi tangan dari petugas Laboratorium
sangat kotor, sedangkan alcohol rub digunakan untuk proses pencucian antara
pengambilan bahan pemeriksaan pasien agar lebih cepat. Proses cuci tangan
dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan bahan pemeriksaan, sebelum dan
sesudah penanganan limbah Laboratorium.
59
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pendahuluan
Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan
pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap
pekerja dalam hal ini staf laboratorium dan perlindungan terhadap rumah sakit.
Karyawan adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja akan meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan produktivitas
rumah sakit.
Alat yang harus dipergunakan dalam memeriksa sample adalah baju jas laboratorium
berlengan panjang, selalu memakai sarung tangan sewaktu mengambil sample dan
mengerjakan sample serta mengerjakan pemeriksaan sesuai dengan prosedur
penanganan bahan infeksius.
60
Kesadaran dan kualitas pekerja
Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila:
Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
Ruangan kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran.
Keamanan kerja
Memakai baju jas laboratorium berlengan panjang, selalu memakai sarung tangan
sewaktu mengambil sample dan mengerjakan sample.
Menutup luka terbakar atau goresan kulit.
Sesering mungkin mencuci tangan setelah tercemar bahan pemeriksaan.
Berhati-hati pada waktu bekerja dengan benda tajam.
Menggunakan wadah penampung yang tahan tembus bertutup rapat.
Untuk mencegah bahaya tergoresnya atau tertusuk oleh jarum bekas yang infeksius
melepaskan jarum pada wadah khusus yang dapat melepas jarum tanpa
memegangnya
Setiap instrumen yang telah digunakan disteriliasai sebelum digunakan kembali
61
Tidak diperkenankan makan, minum, merokok di ruang kerja
Keamanan Kerja
Semua staf laboratorium harus melaksanakan prinsip universal / standard
Precautions pada semua pasien.
Memakai baju kerja (Lab jas) dan sarung tangan pada saat bekerja.
Menutup luka terbakar atau goresan kulit.
Sesering mungkin mencuci tangan setelah tercemar bahan pemeriksaan.
Berhati-hati pada waktu bekerja dengan benda tajam.
Menggunakan wadah penampung yang tahan tembus bertutup rapat.
Jika akan melarutkan asam harus di dalam kabinet keamanan biologis kelas I.
Pengerjaan bahan yang mengandung mikroorganisme yang mudah menular dengan
cara inhalasi harus dikerjakan dengan memakai masker penutup hidung.
Untuk mencegah bahaya tergoresnya atau tertusuk oleh jarum bekas yang infeksius
melepaskan jarum pada wadah khusus yang dapat melepas jarum tanpa
memegangnya.
Memakai sarung tangan dan apron pada saat mencuci alat.
Menggunakan alat pelindung muka / goggle jika terdapat risiko percikan bahan saat
bekerja.
Hindarkan memipet dengan mulut.
Jika mungkin gunakan alat yang terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/ gelas.
Bahan kaca atau gelas boleh dipakai bila terbuat dari borosilikat.
Sedapat mungkin hindarkan penggunaan alat suntik selain untuk mengambil darah.
Bila membuat sediaan darah pada gelas objek maka objek glas harus dipegang
dengan forceps.
Peralatan otomatis sebaiknya menggunakan alat yang tertutup (enclosed type).
Cairan yang keluar dari alat harus dikumpulkan dalam wadah / tabung tertutup atau
dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.
Jika memungkinkan alirkan larutan hipoklorit ke dalam alat habis pakai.
Bila akan melakukan sentrifugasi gunakan sentrifus yang mempunyai tutup dan
gunakan selongsong / rotor yang dilengkapi penutup.
62
Menjaga Lingkungan Kerja
Setiap pergantian shift, sebelum mulai bekerja, meja kerja harus didesinfeksi
dengan desinfektan
Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, mengunyah permen, menyimpan
makanan dan minuman atau membubuhkan kosmetik di lingkungan ruang kerja
Semua bekas alat sisa bahan pemeriksaan harus didesinfeksi atau diautoklaf dahulu
sebelum dibuang
Reagen yang mudah terbakar disimpan di lemari khusus bahan mudah terbakar
(lemari kuning)
Bahan kimia asam pekat disimpan dalam lemari khusus (alas keramik).
63
Dokumen yang harus diselamatkan adalah Sertifikat PME, Hasil QC internal, Daftar
hadir, Dokumen PA (slide dan blok parafin) dan server komputer yang menyimpan
data LIS
Selanjutnya tim tersebut bekerja sama dengan tim Inti Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (dari Security)
Bila tertusuk jarum bekas pakai atau terpapar substansi cairan tubuh
Petugas segera membersihkan luka tusukan dengan mengeluarkan darah dari luka
tusukan dan dicuci dengan air dan sabun dan dibilas dengan alcohol.
Bila terpapar substansi cairan tubuh misalnya mengenai mata segera basuh dengan
air bersih atau larutan NaCl fisiologis.
64
Sedangkan bila masuk mulut kumur dengan air bersih
Segera periksa ke dokter perusahaan atau datang ke ED (bila setelah jam dinas atau
hari libur)
Memberitahu atasan dan infection controle nurse
Membuat laporan kejadian dan melaporkan pada tim K3 Rumah Sakit dan QA
Department
Melakukan tindakan profilaksis dan pemeriksaan sample darah (bila ada indikasi
Hepatitis atau HIV)
Melakukan tindak lanjut pemeriksaan atau pengobatan bila hasil positif (1,3,6
bulan) setelah kejadian
Pemeriksaan kesehatan
Memeriksa kesehatan lengkap calon staf laboratorium termasuk foto thoraks
Pemeriksaan hematologi, antibodi HBs dan Rontgen thorax setiap tahun
Bila titer antibodi HBs kurang dari 100 IU/ml harus diberikan booster vaksinasi
Hepatitis B
Limbah Laboratorium
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium yang
dapat berupa limbah cair, padat dan gas. Laboratorium mikrobiologi dan biomedis dapat
menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila
tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan
semestinya agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan yaitu : staff
laboratorium, staff house keeping, meja dan peralatan kerja. Dan harus dilaksanakan
dengan memperhatikan universal precaution ( menggunakan alat pelindung diri, yaitu :
sarung tangan, goggle, masker, apron ).
65
4. produk upaya penanganan limbah ( misalnya jarum suntik sekali pakai setelah di
autoclave ).
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan
menjadi :
1. Buangan bahan berbahaya dan beracun
2. Limbah infektif
3. Limbah radioaktif
4. Limbah umum
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai
peraturan yang ada. Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa :
1. Limbah cair : pelarut organic, bahan kimia untuk pengujian, air bekas
pencucian alat, sisa specimen (darah dan cairan tubuh).
2. Limbah padat : peralatan habis pakai eperti syringe, sarung tangan, kapas,
botol specimen, kemasan reagen, sisa spesmen (ekskreta) dan
media pembiakan.
3. Limbah gas : dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
Oksida atau dari thermometer yang pecah ( uap air raksa ).
b. Pengolahan limbah.
Pengolahan limbah dilakukan berdasarkan sifat limbah. Semua limbah infeksi harus
diolah dengan cara desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi dan insinerasi.
Insinerasi adalah metoda yang berguna untuk membuang limbah laboratorium ( cair
/ padat ) sebelum atau sesudah di autoclave. Caranya dengan membakar limbah
tersebut dalam alat insinerasi ( Insinerator ).
66
Cara penanganan limbah infeksius bentuk cair :
- Sisa urine dibuang dalam saluran khusus yaitu di saluran pembuangan bagian
pencucian urine, kemudian disiram dengan larutan hipoklorit 1 % dan
pembuangan ini akan dialirkan ke pembuangan limbah yang akan dikelola oleh
PT.LIPPO, PT. LIPPO akan membuang ke waste pembuangan khusus di luar
rumah sakit untuk diproses. ( lihat denah pembuangan limbah ).
- Biakan cair mikrobiologi dimasukkan kedalam autoclave pada suhu 121oC
selama 30 menit untuk mematikan kuman selanjutnya cairan dibuang pada
saluran pembuangan di bagian mikrobiologi.
67
- 0.5 % selama 30 menit, cuci dibilas dengan extran dan air bersih. Perlu
diperhatikan cara kerja supaya tidak terkontaminasi ke lingkungan, yaitu : staff,
meja kerja, fasilitas, alat pelindung diri.
68
Tabung spesimen diberi label sesuai dengan label yang tertera di form permintaan
Selanjutnya di form permintaan dan tabung spesimen diberi label oval warna ungu
dengan tulisan “HAD” untuk pasien HIV / AIDS positif dan label oval warna biru
dengan tulisan “HBS” untuk pasien Hepatitis B positif
Bila ada ceceran spesimen dilantai atau sprei harus segera memberitahu petugas
untuk dilakukan desinfeksi
Selanjutnya lepas sarung tangan, buang pada plastik kuning
Cuci tangan dengan alkohol gel
Lepaskan apron dan masker, buang pada plastik kuning
Lepaskan goggle lalu desinfeksi dengan alcohol swab dan simpan kembali pada
tempat semula
Cuci tangan dengan alkohol gel kembali.
69
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pendahuluan
Untuk memastikan bahwa hasil yang diberikan kepada pasien akurat dan teliti maka
sebelumnya harus dilakukan pemantapan mutu terlebih dahulu. Pemantapan mutu ini
dilakukan untuk setiap jenis tes secara rutin dan teratur. Pemantapan mutu pemeriksaan
laboratorium dilakukan dengan baik dan benar baik pementapan mutu internal maupun
eksternal.Pemantapan mutu internal (PMI) dilakukan oleh internal laboratorium dengan
melakukan kalibrasi dan pemeriksaan bahan kontrol secara periodik dan rutin untuk
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.
Pemantapan mutu eksternal (PME) dilakukan oleh badan/organisasi di luar Rumah sakit
dengan mengikuti Program Nasional PME yang diselenggarakan oleh Pusat
laboratorium Kesehatan. Selain itu untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
dan upaya memberikan kontribusi terhadap Rumah Sakit maka kami menggunakan
indicator klinik sebagai alat untuk mengidentifikasi permasalahan dan peluang yang
memungkinkan untuk peningkatan penatalaksanaan pasien.
Tujuan
Tujuan Umum :
Agar pelayanan laboratorium dapat berlangsung secara efektif, efisien,
professional dan terpadu sesuai kebutuhan pasien
Tujuan Khusus :
1. Untuk mendapatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium yang baik
2. Untuk memastikan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh
pasien akurat, teliti dan benar.
70
BAB IX
PENUTUP
Laboratorium merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan kesehatan yang diperlukan
untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan. Laboratorium disebut sebagai sarana pelayanan kesehatan yang perlu
mendapat perhatian khusus, karena harus dikelola oleh mereka yang benar-benar professional
dalam bidang laboratorium.
Sebagai suatu sistem pelayanan, laboratorium harus memiliki struktur organisasi yang baku
untuk memberikan pelayanan berdasar kompetensi dari masing – masing individu di
dalamnya. Pelayanan laboratorium didasari dengan 3 komponen utama yaitu pre-analitik,
analitik dan post-analitik, dan dari komponen tersebut terdapat kriteria yang memiliki aturan
khusus untuk terciptanya pelayanan laboratorium yang berkualitas dan bertujuan untuk
keselamatan pasien dan petugas yang ada dalam laboratorium.
Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Siloam Hospitals disusun sebagai sarana yang
diperlukan untuk pengaturan dan pemantauan kinerja laboratorium serta untuk menciptakan
ruang lingkup kerja laboratorium yang efisien, efektif, aman dan memenuhi standar
internasional. Diharapkan dengan adanya Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Siloam
Hospitals dapat digunakan sebaik – baiknya untuk pencapaian pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan bertaraf internasional untuk Siloam Hospitals dan rumah sakit jejaring di
sekitarnya.
Makassar, ....................................
Disetujui Oleh,
Director
71