Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

KETERANGAN TANDA TANGAN

Davit Susilo, S.ST. Pembuat Dokumen

Ida Irmawati, drg.,MARS Authorized Person

Prijambodo Tjatur Adi, dr.,Sp.U Direktur

i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i


PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNOError! Bookmark not define
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I DEFINISI ......................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................................ 3
BAB III TATA LAKSANA......................................................................................... 5
A. PERENCANAAN KEBUTUHAN DARAH.................................................... 5
B. PENERIMAAN DARAH ................................................................................. 5
C. PENYIMPANAN DARAH DAN KOMPONEN ............................................. 5
D. PERMINTAAN DARAH ................................................................................. 5
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM BDRS.................................................. 7
F. VALIDASI REAGENSIA ................................................................................ 9
G. PENYERAHAN DARAH KE DOKTER YANG MEMINTA MELALUI
PERAWAT YANG DIBERI WEWENANG................................................. 13
H. PENGEMBALIAN DARAH KE UTD .......................................................... 13
I. PEMUSNAHAN DARAH.............................................................................. 13
J. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT.............................................. 13
K. TROUBLE SHOOTING................................................................................. 13
BAB IV DOKUMENTASI........................................................................................ 15
A. FORMULIR PERMINTAAN DARAH.......................................................... 15
B. FORMULIR PENCATATAN PEMBERIAN DARAH ................................. 15
C. FORMULIR PELAPORAN............................................................................ 15

iii
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Kristen Mojowarno
Nomor : 306/RSKM/PD/VI/2016
Tanggal : 1 Juni 2016

BAB I
DEFINISI

Tranfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern.


Berdasar Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah,
Penggunaan darah yang tepat, rasional dengan pengamanan yang baik sangat
bermanfaat untuk menyelamatkan nyawa dan memperbaiki kesehatan. Namun
demikian tindakan transfusi darah bukanlah tindakan medis yang tanpa risiko.
Berbagai infeksi penyakit menular termasuk HIV, Hepatitis, Syphilis, Malaria dan
lain - lain , dapat ditularkan lewat transfusi darah. Disamping itu, komplikasi dalam
bentuk reaksi transfusi baik segera maupun tertunda juga dapat terjadi selama dan
sesudah pemberian transfusi darah.
Sebagai bahan atau material yang diperlukan untuk menolong penderita, hal yang
harus diperhatikan adalah pasokan darah dan penggunaan klinis darah atau produk
darah yang rasional dan atas indikasi klinis. Sama halnya dengan obat, kualitas dan
keamanan darah maupun produk darah harus dijamin selama proses penyediaan
darah mulai dari tahap donor sampai penyampaian kepada penderita. Oleh sebab itu
perlu dipahami ketentuan umum sebagai berikut:
1. Transfusi darah adalah upaya kesehatan yang terdiri dari serangkaian kegiatan
mulai dari pengerahan dan pelestarian donor, penyediaan darah dan tindakan
medis pemberian darah kepada resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Darah adalah darah manusia yang terdiri dari komponen sel dan komponen cair
berupa plasma.
3. Darah transfusi adalah darah yang diambil dan diolah secara khusus untuk
transfusi.

1
4. Penyediaan darah untuk transfusi adalah serangkaian kegiatan mulai dari
penyumbangan darah , pengamanan darah, pengolahan komponen darah,
penyimpanan darah dan pendistribusian darah kepada rumah sakit.
5. Pemberian darah adalah tindakan medis pemberian darah kepada pasien yang
membutuhkan (resipien) dengan tata cara dan peralatan yang memenuhi
persyaratan tertentu.
6. Dalam pelayanan transfusi darah, pengerahan dan pelestarian donor
dilaksanakan oleh UTD, penyediaan darah dilaksanakan oleh UTD dan
pelayanan pemberian darah kepada resipien dilaksanakan oleh rumah sakit
melalui Bank Darah Rumah Sakit yang mendapat pasokan darah dari UTD.
7. Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat BDRS adalah unit
pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk
transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.
(Dikutip dari “Pedoman Pengelolaan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)” Bab III
Hal. 19).

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Bank Darah Rumah Sakit bertanggungjawab dalam pelaksanaan manajemen


pelayanan transfusi darah di rumah sakit.
Ruang lingkup pelayanan Bank Darah adalah :
1. Menyediakan SPO setiap langkah kegiatan
2. Menghitung prediksi/ perencanaan kebutuhan darah aman dan menginformasikan
ke UTD agar dapat disiapkan.
3. Menyediakan stok darah yang telah aman di rumah sakit, untuk memenuhi
kebutuhan darah pasien rumah sakit selama 24 jam.
4. Menerima darah yang telah lolos uji saring dan konfirmasi golongan darah dari
UTD.
5. Menjalin kerja sama dengan UTD untuk menyiapkan stok darah yang telah aman
siap pakai selama 24 jam perhari.
6. Menerima permintaan darah dari unit perawatan, menyiapkan darah yang
dibutuhkan, melakukan pencatatan dan pelaporan termasuk reaksi transfusi yang
terjadi.
7. Melakukan uji golongan darah (ABO, Rhesus) pada kantong darah donor dan
darah pasien.
8. Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah pasien.
9. Menyerahkan darah yang cocok kepada unit perawatan berupa WB atau PRC.
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan termasuk evaluasi penggunaan darah secara
rasional.
11. Sebagai anggota aktif jejaring pelayanan darah setempat.
12. Menyimpan darah dan memantau suhu penyimpanan darah.
13. Memantau persediaan darah harian/mingguan.
14. Melacak reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat transfusi darah yang
dilaporkan oleh dokter rumah sakit.
15. Melaporkan kembali ke UTD bila terjadi reaksi transfusi.
16. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia BDRS dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di rumah sakit.
17. Melakukan rujukan bila ada kesulitan uji silang serasi dan golongan darah (ABO
/ Rh) ke UTD PMI secara berjenjang.

3
18. Bekerjasama dengan UTD secara berjenjang untuk penyediaan komponen darah
yang tidak bisa dilayani oleh Bank Darah Rumah Sakit.

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERENCANAAN KEBUTUHAN DARAH


Perencanaan kebutuhan darah di rumah sakit dibuat dengan mendata penggunaan
darah selama 1 tahun berlalu, berdasarkan jumlah kantong darah , golongan darah
dan komponen darah. Data tersebut kemudian dibuat rata-rata dalam 1 bulan.
Angka rata-rata itulah yang dianggap sebagai kebutuhan darah rumah sakit
selama 1 bulan. Demikian seterusnya, data pelaporan kegiatan dianggap sebagai
acuan untuk prediksi kebutuhan darah rumah sakit.

B. PENERIMAAN DARAH
Mekanisme penerimaan darah sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam
MOU.
1. BDRS menerima darah aman dari UTD sesuai permintaan, bila tidak sesuai
dengan permintaan dicatat atau disesuaikan dengan kesepakatan yang
tertuang dalam MOU.
2. Petugas UTD dan kurir rumah sakit bersama – sama melakukan serah terima
darah dengan menilai kondisi darah, dan mampu mengenali tanda – tanda
fisik darah aman dan standar labelling.
3. Kurir rumah sakit menerima darah beserta bukti penyerahan darah dan
kwitansi dari UTD.

C. PENYIMPANAN DARAH DAN KOMPONEN


1. Penyimpanan darah dan komponen dilakukan dalam tempat dan suhu optimal
yaitu :
NO. JENIS DARAH TEMPAT SUHU
1. Whole Blood Blood Refrigerator 2 – 6ºC
2. PRC Blood Refrigerator 2 – 6ºC

2. Penyimpanan dengan sistim First In First Out (FIFO)

D. PERMINTAAN DARAH
Permintaan darah untuk transfusi pasien dilakukan dengan cara :

5
1. Perawat mengambil contoh darah pasien yang ditempeli stiker identitas
pasien dan dikirim Unit Laboratorium dan Bank Darah.
2. DPJP mengisi formulir permintaan darah berkop Rumah Sakit Kristen
Mojowarno dengan data lengkap sebagai berikut :
a. Dokter yang meminta
b. Bagian/Ruang
c. Kelas
d. Nama pasien
e. Umur
f. Jenis (L/P) : lingkari salah satu
g. No. Reg : diisi dengan No. RM pasien
h. Alamat pasien
i. Diagnosa
j. Darah yang diminta :
Macamnya : lingkari salah satu
1) Darah Biasa (Whole Blood)
2) Sel Darah Merah yang Dipadatkan (Packet Red Cell)
3) Plasma
4) Plasma Segar (Fresh Plasma)
5) Plasma Segar yang Dibekukan (Fresh Frozen Plasma)
6) Plasma Kaya Trombosit (Platelete Rich Plasma)
7) Thrombocyte Concentrate
8) Sel Darah Merah yang Dicuci (Washed Erythocyte)
9) Anti Haemophylic Factor Concentrate
k. Golongan Darah : diisi golongan darah pasien
l. Banyaknya : diisi kebutuhan darah pasien (berapa kantong darah ?)
m. Sifat Permintaan : lingkari salah satu
Biasa/ Cito/ Persiapan Operasi tanggal, .................Jam :...................
n. Transfusi Sekarang yang Ke : ...
o. Riwayat Transfusi Sebelumnya :
- Macam Transfusi : .....................
- Tanggal Transfusi : .....................
- Reaksi : .....................
p. Tanda tangan dokter DPJP yang meminta dan stempel rumah sakit

6
3. Perawat dan petugas BDRS melakukan serah terima pengiriman spesimen
contoh darah
4. Petugas BDRS melakukan persiapan darah dan peralatan yang diperlukan
untuk pemeriksaan uji silang serasi.

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM BDRS


Pemeriksaan laboratorium BDRS sebelum darah ditransfusikan meliputi
pemeriksaan golongan darah (ABO, Rhesus) dan cross matching / uji silang
serasi , sebagai berikut :
1. Pastikan identitas pasien pada wadah contoh darah dan data formulir
permintaan darah cocok.
2. Pemeriksaan golongan darah dilakukan dengan metode tabung, dengan cara
sebagai berikut :
a. Siapkan tabung
b. Pada No. 1 teteskan anti A sebanyak 1 tts
c. Pada No. 2 teteskan anti B sebanyak 1 tts
d. Pada No. 3 teteskan test sel A 5% sebanyak 1 tts
e. Pada No. 4 teteskan test sel B 5% sebanyak 1 tts
f. Pada No. 5 teteskan test sel O 5% sebanyak 1 tts
g. Pada No. 6 teteskan anti-D sebanyak 1 tetes
h. Pada No. 7 teteskan Bovie Albumine 6% dan banyak 1 tts
i. Pada No. 8 digunakan untuk auto kontrol
j. Pada No. 1,2,6 dan 8 masing-masing teteskan 1 tts suspensi sel pasien
5%
k. Pada no 3,4,5,7 dan 8 masing-masing teteskan 2 tetes plasma pasien
l. Centrifuge selama 1 menit dengan kecepatan 1500 rpm
m. Pembacaan reaksi aglutinasi yang terjadi dilakukan dengan cara
digoyangkan pelan – pelan.
Interpretasi hasil :
Positif 1 : terjadi aglutinasi kecil/halus
Positif 2 : terjadi aglutinasi jelas/kasar
Positif 3 : terjadi aglutinasi butiran besar
Positif 4 : terjadi aglutinasi butiran penuh
Negatif : tidak terbentuk aglutinasi

7
3. Pemeriksaan Cross match metode gel, dengan cara sebagai berikut :
Persiapan :
a. Inkubator dan centrifuge Bio-Rad dinyalakan terlebih dulu 15 menit
untuk pemanasan alat.
b. Siapkan lembar kerja cross match (cheklist) dan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan, dan mulai pencatatan
c. Buat serum / plasma pasien maupun donor yang jernih bebas dari eritrosit
dengan menggunakan centrifuge.
d. Lakukan pencucian sel darah pasien maupun donor untuk menghilangkan
unsur pengganggu dengan cara :
1) Masukkan darah yang akan dicuci ke dalam tabung
2) Tambahkan PZ 0,9% ±¾ tabung (sama banyak)
3) Centrifuge selama 2 menit
4) Ambil tabung dari centrifuge, buang bagian yang jernih
(supernatan) sampai tersisa endapan eritrosit saja
5) Ulangi langkah No. 1 – 4 sebanyak 3x
e. Siapkan Liss Coomb Card yang berisi gel, beri identitas dan label/tanda
untuk mayor cross match, minor cross match maupun auto kontrol pada
masing-masing sumur (sesuai kebutuhan).
f. Buat suspensi sel 1% dengan cara sebagai berikut:
500uL ID diluent 2 + 5 uL sel darah merah cuci → homogenkan.
g. Lakukan pemipetan, dengan cara sebagai berikut :
Mayor : teteskan 50 uL suspensi sel 1% darah donor + 25
uL serum/ plasma pasien
Minor : teteskan 50 uL suspensi sel 1% darah pasien + 25
uL serum/ plasma donor
NB : Bila ada cross match untuk kantong darah yang lain, dilakukan
prosedur yang sama di lubang yang selanjutnya sesuai label/tanda.
Auto Kontrol : teteskan 50 uL suspensi sel 1% darah pasien + 25
uL serum/plasma pasien
h. Inkubasi 37˚C selama 15 menit pada inkubator Bio-Rad.
i. Putar dengan centrifuge Bio-Rad selama 10 menit (gunakan
penyeimbang).
j. Baca reaksi yang terjadi secara manual dengan membandingkan hasilnya
dengan indikator/ gambar yang ada.

8
Interpretasi hasil :

Keterangan gambar :
A. = Positif (+4)
B. = Positif (+3)
C. = Positif (+2)
D. = Positif (+1)
E. = Negatif

k. Darah yang dinyatakan cocok/compatible dilakukan pencatatan sesuai


SPO untuk segera dilaporkan pada petugas perawatan sekaligus
dibuatkan kwitansi.
Catatan :
1) Negatif :Darah bisa ditransfusikan (darah
cocok/compatible)
2) Double Population :Adanya hasil yang terbagi menjadi 2
lapisan di card. Hal ini terjadi karena serum
belum terperas sempurna dan langsung pakai.
3) Haemolysis :Darah beku dalam spuit di keluarkan
dengan paksa sehingga terjadi lisis.
Gambaran yang terbentuk pendaran merah
merata di lubang card pemeriksaan
4) ± / intermediet :Serum belum terperas sempurna

F. VALIDASI REAGENSIA
1. Validasi reagensia harus dilaksanakan oleh analis yang berwenang dan sudah
dilatih dibidang serologi golongan darah.
2. Metode : Tube (tabung)

9
3. Persiapan :
a. Siapkan cheklist dan lembar kerja test validasi reagensia
b. Catat tanggal penerimaan sampel, tanggal pemeriksaan sampel, identitas
sampel, tanggal pencatatan lembar kerja, dan ditandatangani setelah
semua data terisi.
c. Cek ulang semua pencatatan yang telah diisi oleh orang kedua.
4. Langkah Pemeriksaan
a. Pemeriksaan harus dilakukan sesuai SPO validasi reagensia.
b. Harus disertakan pemeriksaan kontrol, untuk memonitor hasil
pemeriksaan.
c. Lihat hasil kontrol apakah pemeriksaan valid atau invalid, cek ulang
semua hasil oleh orang kedua, kemudian hasil disahkan oleh penanggung
jawab.
5. Prosedur
a. Anti A
1) Siapkan tabung sebanyak 3 buah tabung pada sebuah rak.
2) Beri label tabung I, II dan III
3) Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 1 tetes test sel A 5 %
b) Tabung II : 1 tetes test sel B 5 %
c) Tabung III : 1 tetes test sel O 5 %
4) Teteskan masing-masing 2 tetes anti A pada tabung I, II dan III
5) Kocok semua tabung hingga tercampur.
6) Putar 3000 rpm selama 1 menit.
7) Baca reaksi.
Pembacaan hasil.
Baca reaksi dengan mengocok tabung perlahan-lahan
a) Pada tabung I terjadi aglutinasi (Positip)
b) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
c) Pada tabung III tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
b. Anti B
1) Siapkan tabung sebanyak 3 buah tabung pada sebuah rak.
2) Beri label tabung I, II dan III
Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 1 tetes test sel A 5%

10
b) Tabung II : 1 tetes test sel B 5%
c) Tabung III : 1 tetes test sel O 5 %
d) Teteskan masing-masing 2 tetes anti B pada tabung I, II dan
III
3) Kocok-kocok semua tabung hingga tercampur
4) Putar 3000 rpm selama 1 menit.
5) Baca reaksi
6) Pembacaan hasil.
a) Baca reaksi dengan mengocok tabung perlahan-lahan.
b) Pada tabung I terjadi aglutinasi (Negatip)
c) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Positip)
d) Pada tabung III tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
c. Anti D
1) Siapkan tabung sebanyak 2 buah tabung pada sebuah rak.
2) Beri label tabung I dan tabung II
Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 1 tetes test sel O 5 % Rhesus Positip
b) Tabung II : 1 tetes test sel O 5 % Rhesus Negatip
c) Teteskan masing-masing 2 tetes anti D pada tabung I dan II
3) Kocok-kocok semua tabung hingga tercampur
4) Putar 3000 rpm selama 1 menit,
5) Baca reaksi.
6) Pembacaan hasil.
a) Baca reaksi dengan mengocok tabung perlahan-lahan
b) Pada tabung I terjadi aglutinasi (Positip)
c) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
d. Coomb’s Serum ( AHG )
1) Siapkan tabung sebanyak 4 buah tabung pada sebuah rak.
2) Beri label I, II, III dan IV
3) Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 1 tetes test CCC
b) Tabung II : 1 tetes test sel A 5%
c) Tabung III : 1 tetes test sel B 5%
d) Tabung IV : 1 tetes test sel O 5%
4) Cuci keempat tabung dengan NaCl 0.9% sebanyak 3x

11
5) Teteskan masing-masing 2 tetes AHG pada tabung I, II, III, IV
6) Kocok-kocok semua tabung hingga tercampur
7) Putar 3000 rpm selama 1 menit.
8) Baca reaksi
9) Pembacaan hasil.
a) Baca reaksi dengan mengocok tabung perlahan-lahan
b) Pada tabung I terjadi aglutinasi (Positip)
c) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
d) Pada tabung III tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
e) Pada tabung IV tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
e. Bovine Albumine 22 %
1) Siapkan tabung sebanyak 3 buah tabung pada sebuah rak.
2) Beri label I, II dan III
3) Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 1 tetes test sel A 5%
b) Tabung II : 1 tetes test sel B 5%
c) Tabung III : 1 tetes test sel O 5%
4) Teteskan masing-masing 2 tetes Bovine Albumine 22% pada tabung
I, II dan III
5) Kocok-kocok semua tabung hingga tercampur
6) Putar 3000 rpm selama 1 menit.
7) Baca reaksi,bila ketiga tabung negatip, lanjutkan
8) Inkubasi 37ºC selama 15 menit
9) Putar 3000 rpm selama 1 menit
10) Baca hasil
11) Pembacaan hasil
a) Pada tabung I tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
b) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
c) Pada tabung III tidak terjadi aglutinasi (Negatip)
f. Coomb’s Control Cells (CCC)
1) Siapkan tabung sebanyak 2 buah tabung tempatkan pada rak.
2) Beri label tabung I dan tabung II
3) Isi masing-masing tabung dengan :
a) Tabung I : 2 tetes coomb’s serum (AHG)
b) Tabung II : 2 tetes NaCl 0,9 %

12
4) Teteskan masing-masing 1 tetes CCC pada tabung I dan II
5) Kocok – kocok semua tabung hingga tercampur
6) Putar 3000 rpm selama 1 menit.
7) Baca reaksi.
8) Pembacaan Hasil.
a) Baca reaksi dengan mengocok tabung perlahan-lahan
b) Pada tabung I terjadi aglutinasi (Positip)
c) Pada tabung II tidak terjadi aglutinasi (Negatip)

G. PENYERAHAN DARAH KE DOKTER YANG MEMINTA MELALUI


PERAWAT YANG DIBERI WEWENANG
1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter melalui formulir
permintaan darah.
2. Petugas BDRS meneliti formulir permintaan darah dan label kantong darah
sebelum diberikan kepada perawat.

H. PENGEMBALIAN DARAH KE UTD


Pengembalian darah ke UTD adalah apabila didapat incompatible cross matching
terhadap sedikitnya 3 pasien atau darah donor dengan hasil DCT positif.

I. PEMUSNAHAN DARAH
Darah BDRS yang tidak dipakai karena kerusakan fisik darah atau kadaluwarsa
didaftar pada buku pemusnahan darah dan disendirikan, setiap 1 bulan sekali
darah tersebut dimasukkan kantong kresek kuning dan dibuang pada tempat
sampah medis.

J. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


Pemeliharaan dan kalibrasi alat yang digunakan di Bank Darah Rumah Sakit
sesuai dengan panduan pemeliharaan alat.

K. TROUBLE SHOOTING
1. Alat
Jika terjadi kerusakan alat di BDRS lakukan pengendalian sesuai dengan SPO
pemeliharaan alat
2. Hasil cross match

13
Jika dijumpai hasil cross match incompatible, contoh darah pasien dirujuk ke
UTD setempat yang bekerjasama dengan BDRS.

14
BAB IV
DOKUMENTASI

A. FORMULIR PERMINTAAN DARAH


Dokumentasi formulir permintaan darah dilakukan dengan cara semua formulir
diarsip menjadi satu bendel ditata dari nomer urut kecil ke nomer urut lebih
besar, setelah penuh satu folder disimpan di gudang arsip selama 1 tahun.
Karena adanya keterbatasan tempat, dokumen formulir permintaan yang lebih
dari satu tahun dimusnahkan.

B. FORMULIR PENCATATAN PEMBERIAN DARAH


Bukti pemberian darah kepada pasien dicatat dalam buku ekspedisi pemberian
darah BDRS sesuai dengan SPO pengambilan produk darah di BDRS

C. FORMULIR PELAPORAN
Laporan yang dibuat adalah penerimaan, penyimpanan, pemakaian, logistik,
reaksi transfusi dan persediaan darah.
Jenis-jenis laporan adalah :
1. Laporan Rutin :
Adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur dan tepat
waktu disampaikan kepada Direktur RS, UTD dan Dinkes setempat. Terdiri
dari laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan
2. Laporan Insidentil :
Adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus, misalnya terjadi reaksi
transfusi, disampaikan kepada komite medik RS dan UTD setempat dengan
tembusan ke Dinkes setempat.
3. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah atau komponen
(catatan : SPO penggunaan setelah crosmatch rata-rata per pasien)

Rumah Sakit Kristen Mojowarno


Direktur,

Prijambodo Tjatur Adi, dr., Sp.U.

15

Anda mungkin juga menyukai