Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO


KABUPATEN BOYOLALI
Nomor : / / /2017

Tentang

PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM


RSUD SIMO KABUPATEN BOYOLALI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO KABUPATEN


BOYOLALI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan


Laboratorium darah pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Simo, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan darah yang baik, cepat, tepat dan aman
untuk pasien.
b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
butir 1 perlu ditetapkan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali
tentang Kebijakan Pelayanan Laboratorium Rumah
Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan darah untuk pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Simo Kabupaten Boyoalali.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072);

3. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor4 Tahun


2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan dan Tugas pokok LembagaTeknis Daerah
dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 43 TAHUN 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SIMO TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN LABORATORIUM UNTUK PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO.

Kedua : Kebijakan Pelayanan Laboratorium untuk pasien di Rumah


Sakit Umum Daerah Simo sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

Ketiga : Kebijakan Pelayanan Laboratorium untuk pasien di Rumah


Sakit Umum Daerah Simo sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan pelayanan untuk pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Simo.

Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Boyolali
Pada tanggal 1 Oktober 2017

Direktur

dr. FX. Kristandiyoko, MPH


Lampiran :
Keputusan Direktur RSUD Simo
Kabupaten Boyolali
Nomor :
Tanggal : 1 Oktober 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH


RUMAH SAKIT DAERAH UMUM SIMO
KABUPATEN BOYOLALI

1. Pelayanan darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simo dilakukan di Bank
Darah RSUD Simo Kabupaten Boyolali.
2. Bank Darah RSUD Simo termasuk bagian Instalasi Laboratorium RSUD Simo.
3. Tujuan pelayanan darah adalah terpenuhinya kebutuhan darah pasien secara
cepat, tepat, dan aman.
4. Pelayanan Darah di Bank Darah RSUD Simo dipimpin oleh Dokter Spesialis
Patologi Klinik. Pelaksana pelayanan darah adalah analis yang sudah di latih di
bidang tranfusi darah, tenaga administrasi, teknisi dan prakarya.
5. Pelayanan darah di RSUD Simo bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia
Cabang Boyolali.
6. Pelayanan darah di RSUD Simo mengacu pada Standar Operasional Prosedur
(SOP) pelayanan darah yang sudah dibuat.
7. Bank Darah RSUD Simo Boyolali melayani permintaan darah dari jam 9.00 WIB
sampai 17.00 WIB baik untuk pasien penjamin dan non penjamin dari pasien
rawat inap RSUD Simo maupun pasien dari RS luar RSUD Simo.
8. Dalam kondisi kegawatdaruratan seperti pasien perdarahan atau anemia dengan
kadar hemoglobin kurang dari 4,0 g/dl atau pasien maka pelayanan darah dapat
dilayani 24 jam.
9. Laporan administrasi di Pelayanan Darah mencakup seluruh kegiatan dan
penyelenggaraan pelayanan darah.
10. Pencatatan di lakukan setiap ada permintaan darah meliputi permintaan darah ke
PMI, penerimaan darah dari PMI, penyimpanan darah, pencatatan suhu, dan
pencatatan jika ada reaksi tranfusi.
11. Biaya pelayanan darah di RSUD Simo Boyolali ditetapkan oleh direktur
berdasarkan Peraturan Bupati maupun Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali.
12. Penyimpanan darah di RSUD Simo ditempatkan di dalam kulkas khusus darah
dengan dilengkapi pengatur suhu.
13. Pengambilan sampel darah pasien dilakukan oleh perawat ruangan.
14. Permintaan dan penerimaan darah dilakukan sesuai alur yang sudah ditetapkan
sebagai berikut:
a. Permintaan darah ke PMI
Petugas Laboratorium menyerahkan lembar permintaan darah kepada Kurir
→ PMI → Kurir menyerahkan darah kepada Petugas Laboratorium
b. Petugas Ruangan → menyerahkan lembar permintaan darah → Laboratorium
→ Petugas pelayanan darah melakukan uji golongan darah pasien dan uji
silang serasi → hasil cocok/kompatibel → Petugas Ruangan
15. Monitoring pemberian tranfusi darah kepada pasien harus dilakukan oleh
perawat ruangan:
a. Saat transfusi dimulai
b. 15 menit setelah transfusi dimulai
c. Saat selesai transfusi
d. 4 jam setelah transfusi kantong darah terakhir, pasien tidak boleh pulang
selama 1 jam setelah tranfusi
16. Reaksi berat biasanya terjadi dalam 15 menit pertama pemberian transfusi setiap
kantong. Karena itu, pada 15 menit pertama transfusi, pasien harus diawasi dan
kecepatan transfusi diatur dengan kecepatan lambat kurang lebih 2 mL/menit.
Apabila tidak terjadi rekasi apapun maka transfusi dapat dipercepat sesuai target
dan keadaan pasien.
17. Pada saat mengakhiri tindakan transfusi, keadaan pasien dan tanda vital dicatat,
kantong darah beserta selangnya dibuang sesuai prosedur pembuangan limbah
medis.
18. Informasi yang harus didokumentasikan dalam rekam medik mencakup:
a. Persetujuan pemberian darah dan produk darah.

b. Alasan transfusi dan target dari pemberian transfusi.

c. Nama jelas dan tanda tangan dokter yang meminta darah.

d. Hasil verifikasi yang dilakukan sebelum transfusi terdiri dari :

1) identitas pasien

2) identitas dan keadaan kantong darah

3) nama jelas dua petugas yang melakukan verifikasi serta tanda tangan.

e. Transfusi yang dilakukan:


1) jenis darah dan volume darah yang ditransfusikan
2) nomor kantong darah
3) golongan darah ABO dan Rhesus
4) waktu mulai transfusi dari setiap kantong darah
5) nama jelas petugas yang memasang kantong darah untuk transfusi.
19. Perawat ruangan harus membuat laporan bulanan tentang reaksi transfusi darah
dan diserahkan ke petugas laboratorium.
20. Darah yang tidak terpakai harus dikembalikan kepada laboratorium.
21. Petugas pelayanan darah harus membuat laporan bulanan tentang
a. Permintaan darah ke PMI
b. Pemberian darah oleh laboratorium ke ruangan
c. Laporan pemakaian komponen darah
d. Laporan darah kembali
22. Petugas pelayanan darah harus membuat laporan tahunan tentang Pelayanan
darah di Rumah Sakit.
23. Format laporan bulanan dan tahunan sesuai formulir 2 dan 3 lampiran Permenkes
No. 83 tentang UTD, BDRS dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.

Direktur

dr. FX. Kristandiyoko, MPH


NIP. 19711203 200501 1 003

Anda mungkin juga menyukai