1. Waktu pelayanan
RS Royal Progress melayani penyediaan darah aman selama 24 jam
2. Permintaan darah
Bila akan memerlukan darah untuk transfusi, maka sekitar 5-10 ml darah pasien mesti diambil dan dimasukkan kedalam tabung kering
untuk memastikan serum yang cukup untuk melakukan uji kecocokan. (Untuk tes ini, serum lebih baik dari pada plasma). Sampel darah
itu harus diberi pengenal yang jelas dengan nama lengkap pasien, nomor registrasi rumah sakit serta ruangan yang bersangkutan,
kemudian dikirim secepatnya ke laboratorium, bersamaan dengan formulir permintaaan darah lengkap.
Formulir permintaan disertai keterangan tentang pasien, dan harus ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien, atau oleh orang yang
mendapat tugas oleh dokter untuk mengisi hal-hal sebagai berikut:
tanggal permintaan
nama lengkap pasien
tanggal lahir pasien
jenis kelamin pasien
nomor registrasi rumah sakit
ruang rawat pasien
alamat pasien
diagnosis kerja
golongan darah pasien
keberadaan tiap antibody
riwayat transfusi sebelumnya
riwayat reaksi transfusi sebelumnya
pada wanita: jumlah kehamilan sebelumnya
jumlah dan jenis unit darah atau produk darah yang diperlukan
apakah serum pasien mesti digolongkan dan diteliti
alasan transfusi
tanggal dan waktu diperlukan
tanda - tangan dokter yang menerima darah
Permintaan darah ke Unit Pelayanan Transfusi darah sesuai kesepakatan dengan Unit Pelayanan Transfusi darah dan tertuang dalam
Ikatan Kerjasama (lihat SPO no…….). Transportasi distribusi darah dengan menggunakan cool box transportasi darah
3. Penerimaan darah
Mekanisme penerimaan darah sesuai kesepakatan yang tertuang dalam IKS
1. DBRS menerima darah aman dari Unit Pelayanan Darah setempat sesuai permintaan, bila tidak sesuai dengan dengan permintaan
dicatat atau disesuaikan dengan kesepakatan yang tertuang dalam IKS
2. Petugas pengantar darah dari Unit Pelayanan Darah maupun petugas penerima darah di DBRS bersama – sama menilai kondisi
darah, dan mampu mengenali tanda-tanda fisik darah aman dan standar labelling
3. Dibuat berita acara
4. Tersedia SPO penerimaan darah dari Unit Pelayanan Darah
13. Pelaporan
Yang dilaporkan : penerimaan, penyimpanan, penyampaian, pemakaian, logistik dan persediaan darah, reaksi transfusi
a. Laporan rutin adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur dan
tepat waktu disampaikan kepada Direktur RS, Unit Pelayanan Darah dan Dinkes
b. Laporan rutin terdiri dari : laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan
c. Laporan Insidentil adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus, misalnya
terjadi transfusi, disampaikan kepada komite medik RS dan Unit Pelayanan Darah
setempat dengan tembusan ke Dinkes setempat
d. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah / komponen (catt: SPO
penggunaan setelah crossmach, rata-rata perpasien)
14. Pengelolaan limbah
Laboratorium kesehatan termasuk laboratorium DBRS dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang
berbahaya bila tidak ditangani secara benar, penanganan dan penampungan limbah terdiri dari :
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletakkan
pada tempat yang tepat, aman dan hygienis
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang
akan dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna)
3. Pengelolaan limbah infektif dengan cara desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi
atau insenerasi
15. Laporan
1. Permintaan rutin dan darurat
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah
nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
golongan darah
cross match
uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
Jumlah
nomor kantong/unit darah
tanggal
8. Response time (penyerahan) permintaan.
BAB V
LOGISTIK
1V.1. Pengertian
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akaibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya terjadi
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena “keberuntungan” (mis, pasien dapat obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), karena pencegahan “(suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan), atau”peringanan” suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
berikan antidotummya.
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RS
Ancaman bahaya yang mengakibatkan risiko gangguan kesehatan dan keselamatan bagi petugas BDRS perlu diidentifikasi dan dilakukan
pencegahan yaitu:
A. Ruangan
- Kebersihan ruangan selalu terjaga
- Permukaan meja kerja selalu dibersihkan setelah selesai bekerja dan ketika terjadi tumpahan bahan
- Lantai bersih, kering tidak licin dan ada saluran pembuangan
- Suhu ruangan antara 22◦ - 27◦ C dengan kelembaban nisbi 50 – 70%
- Udara dalam ruang dibuat mengalir searah (dari ruang bersih ke ruang kotor)
- Dinding dicat dengan bahan epoksi, permukaan rata, mudah dibersihkan, tidak tembus cairan dan tahan terhadap desinfektan
- Pintu ruangan harus selalu tertutup jika petugas sedang bekerja, mereka yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
B. Peralatan
- Sarung tangan dilepas bila menerima telepon
- Penyimpanan jas laboratorium tidak dalam satu lemari dengan pakaian lain yang dipakai di luar ruangan BDRS
- Diwajibkan memakai sarung tangan plastik karet tipis selama bekerja
- Penyimpanan peralatan sesuai dengan standar prosedur operasional
C. Sistem/Prosedur
- Penggunaan bahan-bahan sesuai dengan ukuran
- Semua SPO yang tersedia harus dilaksanakan dan diperhatikan untuk mencegah atau meminimalisasi bahaya atau kecelakaan akibat kerja
- Limbah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik sesuai dengan kode dan warnannya untuk dikelola
- Seluruh petugas laboratorium harus selalu mencuci tangan setelah menangani bahan infeksius, dan sebelum meninggalkan ruangan
laboratorium
- Jas laboratorium hanya boleh dipakai di ruang laboratorium
D. Petugas
- Makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta menggunakan kosmetik di dalam ruangan BDRS tidak diperkenankan
- Pakailah kaca mata pelindung, kaca pelindung wajah (visors) atau alat pelindung diri lainnya jika menangani obyek yang mudah menyemprot
atau memantul ke tubuh kita
- Seluruh petugas yang menangani bahan infeksius harus memakai sarung tangan untuk menghindari penularan melalui kontak langsung
dengan spesimen darah
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Evaluasi terhadap :
1. Penyimpanan darah dan komponen darah
2. Penyerahan darah yang diminta pasien
3. Kualitas dan keamanan darah
4. Cross matching dan tes kecocokan
5. Identifikasi donor dan penerima (jika ada)
6. Pengembalian darah yang tidak terpakai
7. Screening darah terhadap beberapa penyakit tertentu
8. Pencatatan dan pelaporan dari reaksi yang timbul dari transfusi darah
9. Pengadaan darah rutin dan darurat
10. Penanganan limbah
BAB IX
PENUTUP