Anda di halaman 1dari 44

Perdarahan post

partum
PENDAHULUAN

PPH penyebab 25% kematian ibu didunia

Penyebab PPHRuptura uteri 125 %, Atonia


uteri sekitar 115%, Koagulopati 108 %,
plasenta akreta, inkreta, perkreta 44%,
Retentio plasenta 32 %

di Indonesia (2002)  650 kematian ibu tiap


100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka
tersebut disebabkan oleh perdarahan post
partum
BAB II
Tinjauan Pustaka

Perdarahan post partum


hilangnya 500 ml atau lebih darah
setelah anak lahir
• Faktor Predisposisi
– Riwayat HPP sebelumnya
– Grande multipara
– Perpanjangan persalinan
– Chorioamnionitis
– Kehamilan multiple
– injeksi Magnesium sulfat
– Perpanjangan pemberian oxytocin
Diagnosis

• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan KU  tanda2 syok
– Palpasi uterus  kontraksi uterus dan TFU
– Memeriksa plasenta dan ketuban
– ekplorasi kavum uteri (Sisa plasenta dan
ketuban, Robekan rahim, Plasenta
succenturiata)
– Inspekulo  robekan pada cervix, vagina
• Pemeriksaan Penunjang
Etiologi
• atonia uteri
• retensio plasenta
Early • robekan jalan lahir
HPP • sisa plasenta
• kelainan
pembekuan darah

HPP
• Endometritis atau
Late sisa fragmen
plasenta ( terinfeksi
HPP atau tidak ). (2)
TONE

TROMBIN HPP TISSUE

TRAUMA
ATONIA UTERI
Atonia Uteri

Atonia uteria adalah suatu


keadaan dimana uterus gagal
untuk berkontraksi dan
mengecil sesudah janin keluar
dari rahim
Etiologi & patofisiologi
Kesalahan
kala III

Disfungsi
Multipara
uterus

Etiologi
Anestesi Distensi
yg dalam uterus
& lama berlebihan

Mioma Partus
uteri lama
Sinus -sinus
maternalis Partus
Pelepasan Kontraksi &
pd dinding lama
plasenta retraksi otot
uterus uterus
terbuka
Atonia Kelelaha
uteri n otot
uterus
PD tetap
HPP
terbuka
Gejala dan tanda yang selalu
ada
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek
• Perdarahan segera setelah anak lahir
(perdarahan pascapersalinan primer)

Gejala dan tanda yang


kadang-kadang ada
Gejala Klinis
• Syok
penatalaksanaan
Resusitasi
Masase dan kompresi bimanual
Uterotonika  Oksitosin
◦ perdarahan aktif infus RL 20 IU/liter
◦ sirkulasi kolaps  10 IU intramiometrikal
Uterine lavage dan Uterine Packing
Operatif
Kompresi Tampon Ligasi Arteri
Bimanual Uterus Uterovagina Hipogastrica
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA

Retensio plasenta adalah


plasenta yang belum lahir
seluruhnya dalam
setengah jam setelah
janin lahir
.
• Plasenta Adhesiva : implantasi yang kuat dari
jonjot korion plasenta kegagalan mekanisme
separasi fisiologis.
• Plasenta Akreta : implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki bagian lapisan miometrium.
• Plasenta Inkreta : implantasi jonjot korion plasenta
hingga mencapai/memasuki miometrium
• Plasenta Perkreta : implantasi jonjot korion
plasenta yang menembus lapisan oto hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus
• Plasenta Inkarserata : tertahannya plasenta di
dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi ostium
uteri.

Jenis retensio plasenta


Gejala

uterus
perdarahan berkontraksi
segera tetapi TFU
tetap

RETENSIO
PLASENTA
Penyebab retensio plasenta
Plasenta belum terlepas dari dinding
rahim
◦ Kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta ( plasenta adhesiva)
◦ Plasenta melekat erat pada dinding uterus
Plasenta sudah terlepas dari dinding
rahim namun belum lahir  kesalahan
kala III  lingkaran konstriksi pada
bagian bawah uterus yang menghalangi
keluarnya plasenta
Penatalaksanaan
Resusitasi
Tindakan untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta  manual plasenta
Sisa plasenta 
◦ Antibiotika (ampisilin dosis awal 1 g IV 3 x I
g oral+metronidazol 1g supositoria  3 x 500
mg oral)
◦ Eksplorasi digital/ manual plasenta/ kuret
Pelepasan plasenta secara
manual:
tangan kanan masuk ke
kavum uteri dengan
menyusuri tali pusat.
jari-jari tangan itu
dimasukkan antara
pinggir plasenta dan
dinding uterus.
setelah seluruh plasenta
terlepas, plasenta
dipegang dan ditarik
dan dikeluarkan
perlahan-lahan.
Inversio uteri
Inversio uteri

keadaan dimana bagian


atas uterus (fundus
uteri) memasuki kavum
uteri sehingga fundus
Definisi uteri sebelah dalam
menonjol ke dalam
kavum uteri, bahkan ke
dalam vagina atau
keluar vagina dengan
dinding endometriumnya
sebelah luar
Etiologi
adanya beban atau
penekanan uterus dari
gaya tarik ke arah
luar (misalnya akibat
distal (misalnya
perasat Crede,
penarikan tali pusat,
penekanan tekanan
adanya mioma
intra abdominal),
submukosa

serta gangguan
kontraksi
miometrium.
klasifikasi
Berdasarkan • Inversio non obstetrik
etiologinya • Inversio uteri obstetrik

Berdasarkan • Inversio akut


waktu • Inversio sub akut
kejadiannya • Inversio kronis

Berdasarkan • Derajat 1 (inkomplit)


derajat • Derajat 2 (komplit)
kelainannya • Derajat 3 (totalis)
Penatalaksanaan
1. Resusitasi
2. Reposisi uterus
◦ Akut
Manuver jhonson
metode hidrostatik
◦ Sub akut dan kronik
dilakukan jika keadaan umum penderita telah
membaik
◦ pemasangan tampon padat vagina
◦ pemberian antibiotika
◦ perawatan untuk memulihkan kondisi fisik penderita
laparotomi untuk reposisi inversion uteri
◦ Metode Spinelli
◦ Metode Kustner
◦ Metode Huntington
◦ Metode Haultain
manuver Johnson

Asisten , termasuk ahli anestesiologi segera dipanggil

Uterus mengalami inversi dengan plasenta yang sudah


terlepas dapat dikembalikan dengan cara mendorong fundus
dengan telapak tangan dan jari tangan mengarah ke sumbu
panjang vagina

Sebaiknya dipasang 2 sistem infus intravena dan pasien diberi


larutan RL serta darah untuk mengatasi hipovolemia

Apabila masih melekat, plasenta jangan dilepas sampai sistem


infus terpasang, cairan dialirkan dan anestesia sebaiknya
halotan atau enfluran telah diberikan . Obat tokolitik, misalnya
Magnesium Sulfat, ritodrin, terbutalin
Setelah plasenta dikeluarkan, telapak tangan diletakkan di
bagian tengah fundus dengan jari terekstensi untuk
mengidentifikasi tepi-tepi serviks. Kemudian dilakukan
tekanan dengan tangan sehingga fundus terdorong keatas
melalui serviks.

setelah uterus dikembalikan ke posisi normalnya  obat untuk


relaksasi dihentikan pasien diberi oksitosin agar uterus
berkontraksi operator mempertahankan fundus dalam posisi
normal.

perdarahan berlanjut  uji pembekuan darah dengan


menggunakan uji darah sederhana

antibiotika profilaksis dosis tunggal :


•ampisilin 2 g I.V ditambah metronidazole 500mg I.V atau sefazolin 1 g I.V.
ditambah metronidazole 500 mg I.V
•Jika terdapat tanda-tanda infeksi ( demam, sekret vagina yang berbau), berikan
antibiotika untuk metritis
•Jika dicurigai terjadi nekrosis , lakukan histerektomi vaginal. Hal ini
membutuhkan rujukan ke pusat pelayanan tertier.
REPOSISI UTERUS
metode hidrostatik

Dengan satu Cara ini


tangan menyebabkan
Cairan NaCl
penolong timbulkan
fisiologis
menempatkan tekanan
dialirkan
sebuah hidrostatik
melalui
mangkuk dalam yang akan
mangkok
vagina, mendorong
tersebut ke
menutupi fundus kembali
dalam vagina.
seluruh cervix ke tempat
uteri. semula.
Trombin
Trombin
Jarang terjadi kontraksi dan retraksi rahim
 mencegah perdarahan
Etiologi
◦ Hipofibrinogenemia
◦ trombocitopeni
◦ Idiopathic thrombocytopenic purpura
◦ HELLP syndrome ( hemolysis, elevated liver
enzymes, and low platelet count )
◦ isseminated Intravaskuler Coagulation
◦ Dilutional coagulopathy bisa terjadi pada transfusi
darah lebih dari 8 unit karena darah donor biasanya
tidak fresh sehingga komponen fibrin dan trombosit
sudah rusak.
penatalaksanaan
Singkirkan rupture uteri, sisa plasenta
dan perlukaan jalan lahir disertai
kontraksi uterus yang baik maka
kecurigaan penyebab perdarahan adalah
gangguan pembekuan darah
Resusitasi Lanjutkan dengan pemberian
product darah pengganti (
trombosit,fibrinogen).
ROBEKAN JALAN LAHIR
Robekan jalan lahir

Laserasi Perineum
Laserasi vagina
Cedera levator ani heacting

Cedera pada cerviks


Endometriisis
Merupakan penyebab perdarahan
postpartum lanjut.

•involusi abnormal tempat


nekrosis tanpa
melekatnya plasenta
deposit fibrin
•retensi sebagian plasenta

polip terlepas polip


dari miometrium plasenta
perdara
han
hebat
penatalaksamaam
anemia berat ( Hb , 8 g/dl atau hematokrot , dari 20%) transfusi
dan berikan tablet besi oral dan asam folat.
tanda-tanda infeksi (demam , sekret vagina yang berbau)
antibiotika kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam
◦ Ampisilin 2 g I.V setiap 6 jam
◦ Ditambah Gentamisin 5 mg/ kgBB I.V tiap 24 jam
◦ Ditambah metronidazole 500mg I.V tiap 8 jam
 Jika demam masih ada 72 jam setelah terapi , kaji ulang diagnosis
 Berikan oksitosin
 diduga ada sisa plasenta , lakukan eksplorasi digital dan keluarkan
bekuan serta sisa kotiledon . Gunakan forseps ovum atau kuret
basar bila perlu
 Jika serviks masih berdilatasi , lakukan eksplorasi dengan tangan
untuk mengeluarkan bekuan-bekuan besar dan sisa plasenta.
 Jika serviks tidak berdilatasi , evakuasi uterus intuk mengeluarkan
sisa plasenta
 perdarahan uterus berlanjut ligasi a. Uterina dan ovarika
 uterus terinfeksi dan nekrotikhisterektomi subtotal.
 Lakukan pemeriksaan histologi dari jaringan hasil kuret atau
histerektomi
KOMPLIKASI PERDARAHAN POSTPARTUM
 kematian
 syok
 Infeksi peurpeal
 Sindroma sheehan
(nekrosis pada hipofisis pars anterior )
Pencegahan Perdarahan
Postpartum
 Perawatan masa kehamilan
 Persiapan persalinan  keadaan fisik,
keadaan umum, kadar Hb, golongan
darah
 Persalinan  massase uterus
 Kala tiga dan Kala empat
oUterotonica segera diberikan

Anda mungkin juga menyukai