Posted by Unknown
4. Faktor Predisposisi
Beberapa predisposisi terjadinya retensio
plasenta adalah :
a. Grandemultipara
b. Kehamilan Ganda, sehingga memerlukan
implantasi plasenta yang agak luas.
c. Kasus inferilitas, karena lapisan
endometriumnya tipis
d. Plasenta previa, karena di bagian
istmus uterus, pembuluh darah sedikit,
sehingga perlu masuk jauh kedalam.
e. Bekas operasi pada uterus.
5. Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus
berhenti kontraksi namun secara perlahan
tetapi progresif uterus mengecil yag disebut
retraksi, pada masa retraksi itu lembek namun
serabut-serabutnya secara perlahan memendek
kembali. Peristiwa retraksi menyebabkan
pembuluh-pembuluh darah yang berjalan
dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim
terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri.
Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta
belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah
dalam rongga rahim bisa menghalangi proses
retraksi yang normal dan menyebabkan banyak
darah hilang.
6. Pathway
Terlampir
7. Klasifikasi
Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis,
antara lain:
a. Plasenta Adhesiva
Adalah implantasi yang kuat dari jonjot
korion plasenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
Tipis sampai hilangnya lapisan jaringan
ikat Nitabush, sebagian atau seluruhnya
sehingga menyulitkan lepasnya plaenta saat
terjadi kontraksi dan retraksi otot
uterus.
b. Plasenta Akreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki sebagian lapisan
miornetrium. Hilangnya lapisan jaringan
ikat longgar Nitabush sehingga plasenta
sebagian atau seluruhnya mencapai lapisan
desidua basalis. Dengan demikian agak
sulit melepaskan diri saat kontraksi atau
retraksi otot uterus, dapat terjadi tidak
diikuti perdarahan karena sulitnya
plasenta lepas. Plasenta manual
sering tidak lengkap sehingga perlu
diikuti dengan kuretase.
c. Plasenta Inkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta
hingga mencapai / memasuki miornetnum.
Implantasi jonjot plasenta sampai mencapai
otot uterus sehingga, tidak mungkin lepas
sendiri. Perlu dilakukan plasenta manual,
tetapi tidak akan lengkap dan harus
diikuti (kuretase tajam dan dalam,
histeroktomi).
d. Plasenta Perkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus. Jonjot
plasenta menembus lapisan otot dan sampai
lapisan peritoneum kavum abdominalis.
Retensio plasenta tidak diikuti
perdarahan, plasenta manual sangat sukar,
bila dipaksa akan terjadi perdarahan dan
sulit dihentikan, atau perforasi. Tindakan
definitif : hanya histeroktomi.
e. Plaserita Inkarserata
Adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni
uteri. Plasenta telah lepas dari
implantasinya, tetapi tertahan oleh karena
kontraksi SBR.
9. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi :
a. Komplikasi yang berhubungan dengan
transfusi darah yang dilakukan
b. Multiple organ failure yang berhubungan
dengan kolaps sirkulasi dan penurunan
perfusi organ.
c. Sepsis.
d. Kebutuhan terhadap histerektomi dan
hilangnya potensi untuk memiliki anak
selanjutnya.
10. Penatalaksanaan
a. Penanganan Umum
· Placenta inkaserata :
- Tentukan diagnosa kerja
- Siapkan alat dan bahan untuk
menghilangkan konstriksi serviks
dan melahirkan plasenta.
- Siapkan anastesi serta infus
oksitoksin 20 ui dalam 500 ml
dengan 40 tetes/menit.
- Pemantauan tanda vital, kontraksi
uterus, TFU, perdarahan pasca
tindakan.
· Placenta akreta :
- Tentukan diagnosis
- Stabilitas pasien
- Rujuk klien ke RS karena tindakan
kasus ini perlu dioperasi.
· Placenta manual :
- Kaji ulang indikasi dan
persetujuan tindakan.
- Kaji ulang prinsip perawatan dan
pasang infus.
- Berikan sedativa, analgetik, dan
antibiotik dengan dosis tunggal.
- Pasang sarung tangan DTT.
- Jepit tali pusat, tegangkan
sejajar lantai.
- Masukan tangan secara obstetrik
menelusuri tali pusat dan tangan
lain menahan fundus uteri.
- Cari insersi pinggir placenta
dengan bagian lateral jari-jari
tangan.
- Buka tangan obstetrik seperti
memberi salam dan jari-jari
dirapatkan, untuk menentukan tempat
implantasi.
- Gerakan tangan secara perlahan
bergeser kekranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat
dilepaskan.
- Jika tidak terlepas kemungkinan
akreta. Siapkan untuk laparatomi.
- Pegang plasenta, keluarkan tangan
beserta plasenta secara pelahan.
- Pindahkan tangan luar kesupra
simphisis untuk menahan uterus saat
placenta dikeluarkan, dan periksa
placenta.
- Berikan oksitoksin 10 iu dalam
500 ml cairan dengan 60 tts/menit.
- Periksa dan perbaiki robekan
jalan lahir.
- Pantau tanda vital dan kontrol
kontraksi uterus dan TFU.
- Teruskan infus dan transfusi jika
perlu.
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
a) volume cairan adekuat, Tanda-tanda
vital dalam batas normal, Pengisian
kapiler cepat (kurang dari 3 detik),
Sensorium tepat, Input dan output cairan
seimbang
b) Infeksi tidak terjadi, Bebas dari
tanda-tanda infeksi
c) Nyeri/ketidaknyamanan hilang atau
terkontrol, Tampak rileks/tenang
d) Perfusi jaringan kembali normal; TD,
nadi darah arteri, Hb/Ht dalam batas
normal ; pengisian kapiler cepat.
e) ansietas berkurang
f) pengetahuan pasien dan keluarga pasien
meningkat
DAFTAR PUSTAKA