Anda di halaman 1dari 14

RUPTUR UTERI

Pengertian Ruptur Uteri


Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk
perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut
dan persalinan, selain pla­senta previa, solusio
plasenta, dan gangguan pembekuan darah.
Batasan perdarahan pada kehamilan lanjut berarti
perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu
sampai sebelum bayi dilahirkan, sedangkan
perdarahan pada persalinan adalah perdarahan
intrapartum sebelum kelahiran.
Menurut Chapman, 2006;h.288) Ruptur uteri
adalah robekan di dinding uterus, dapat terjadi
selama periode antenatal saat induksi, selama
persalinan dan kelahiran bahkan selama stadium
ke tiga persalinan.
Ruptura uteri adalah robekan atau diskontinuitas
dinding Rahim akibat dilampauinya daya regang
miometrium uteri.
RUPTUR
UTERI
KLASIFIKASI
Menurut lokasinya, ruptur uteri dapat dibedakan:
Menurut waktu terjadinya, ruptur
1.      Korpus Uteri
uteri dapat dibedakan:
Biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah
1.      Ruptur Uteri Gravidarum mengalami operasi, seperti seksio sesarea
Terjadi waktu sedang hamil, klasik (korporal) atau miomektomi.
sering berlokasi pada korpus. 2.      Segmen Bawah Rahim
2.      Ruptur Uteri Durante Biasanya terjadi pada partus yang sulit dan
Partum lama (tidak maju). SBR tambah lama tambah
Terjadi waktu melahirkan anak, regang dan tipis dan akhirnya terjadilah ruptur
uteri.
lokasinya sering pada SBR.
Jenis inilah yang terbanyak. 3.      Serviks Uteri
Biasanya terjadi pada waktu melakukan
ekstraksi forsep atau versi dan ekstraksi,
sedang pembukaan belum lengkap.
4.      Kolpoporeksis-Kolporeksis
Robekan robekan di antara serviks dan vagina.
Menurut etiologinya,dibagi menjadi

2.      Karena peregangan yang luar biasa


dari rahim, misalnya pada panggul  sempit
1.      Karena dinding rahim yang atau kelainan bentuk panggul, janin besar
lemah dan cacat, misalnya pada seperti janin penderita DM, hidrops fetalis,
bekas SC postmaturitas dan grandemultipara. Juga
miomektomi, perforasi waktu dapat karena kelainan kongenital dari
kuretase, histerorafia, pelepasan janin : Hidrosefalus, monstrum,
plasenta secara manual. Dapat torakofagus, anensefalus dan shoulder
juga pada graviditas pada kornu dystocia; kelainan letak janin: letak lintang
yang rudimenter dan graviditas dan presentasi rangkap; atau malposisi
interstisialis, kelainan kongenital dari kepala : letak defleksi, letak tulang
dari uterus seperti hipoplasia uteri ubun-ubun dan putar paksi salah. Selain
dan uterus bikornus, penyakit itu karena adanya tumor pada jalan lahir;
pada rahim, misalnya mola rigid cervix: conglumeratio cervicis,
destruens, adenomiosis dan lain- hanging cervix, retrofleksia uteri gravida
lain atau pada gemelli dan dengan sakulasi; grandemultipara dengan
hidramnion dimana dinding rahim perut gantung (pendulum); atau juga
tipis dan regang. pimpinan partus yang salah.
Menurut robeknya peritoneum, ruptur uteri
dapat dibedakan:

1.      Ruptur Uteri
Kompleta
2.      Ruptur Uteri
Robekan pada dinding
Inkompleta
uterus berikut
Robekan otot rahim
peritoneumnya
tetapi peritoneum tidak
(perimetrium), sehingga
ikut robek. Perdarahan
terdapat hubungan
terjadi subperitoneal
langsung antara rongga
dan bisa meluas
perut dan rongga uterus
sampai ke ligamentum
dengan bahaya
latum
peritonitis
Tanda dan Gejala Ruptur Uteri
1. Nyeri tajam, pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak.
2. Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
3. Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
4. Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan
darah menurun dan nafas pendek ( sesak )
5. Bagian  presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
6. Bagian janin lebih mudah dipalpasi
7. Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi
tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar
8. Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan
disamping janin ( janin seperti berada diluar uterus ).
9. Kemungkinan terjadi muntah
NEXT
10. Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
11. Nyeri berat pada suprapubis
12. Kontraksi uterus hipotonik
13. Perkembangan persalinan menurun
14. Perasaan ingin pingsan
15.Hematuri
(kadang-kadang kencing darah)karena kandung
kencing teregang atau tertekan
16.Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek
pada servik atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
17.DJJ mungkin akan hilang karena anak mengalami
hipoksia, yang disebabkan kontraksi dan retraksi
rahim yang berlebihan
 Penyebab Terjadinya Ruptur Uteri

Ruptur uteri bisa disebabkan karena :

Kecelakaan, Disproporsi 
seperti jatuh panggul
dan tabrakan
Disproporsi
janin

Partus macet Trauma

 Abortus
sebelumnya
Parut uterus
(seksio Miomektomi
sesaria)
• Paritas tinggi
• Penggunaan oksitosin yang tidak tepat,
terutama pada ibu paritas tinggi
RUPTUR UTERI • Pengunaan prostaglandin untuk menginduksi
JUGA BISA
persalinan , pada ibu yang memiliki eskar.
DISEBABKAN :
(LANJUTAN) • Persalinan macet; rupture uteri terjadi akibat
penipisan yang berlebihan pada segmen
bawah uterus.
• Persalinan terabaikan, dengan riwayat seksio
sesarea sebelumnya.
• Perluasan laserasi serviks yang berat ke atas
menuju segmen bawah uterus hal–hal ini
dapat terjadi akibat trauma selama pelahiran
dan tindakan.
• Trauma akibat cedera ledakan atau
kecelakaan.
• Perforasi uterus non-hamil , mengakibatkan
rupture uteri pada kehamilan
berikutnya;perforasi dan rupture terjadi pada
segmen atas uterus.
• Rupture uterin antenatal dengan riwayat
seksio sesarea klasik sebelumnya. 
PENANGANAN DAN
PENATALAKSANAAN
Menghadapi ruptura uteri yang dapat mencapai
polindes/puskesmas
segera harus dilakukan :
1. Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan
perdarahan untuk mengatasi keadaan syok
2. Memberikan profilaksis antibiotika atau antipiretik.
Sehingga infeksi dapat dikurangi.
3. Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas
agar dapat memberikan pertolongan
4.  Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan
dalam untuk menghindari terjadinya perdarahan baru.
PENANGANAN RUPTUR UTERI
1. Berikan segera cairan isotonik (ringer laktat atau garam
fisiologis) 500 ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparotomi
2. Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta,
fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke
rumah sakit rujukan
3. Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan
memungkinkan, lakukan reparasi uterus
4. Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkhawatirkan lakukan histerektomi
5. Antibiotika dan serum anti tetanus.
Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera berikan
antibiotikaspektrumluas.Bila terdapat tanda-tanda trauma alat
genetalia/luka yang kotor, tanyakan saat terakhir mendapat
tetanus toksoid. Bila hasil anamnesis tidak dapat memastikan
perlindungan terhadap tetanus, berikan serum anti tetanus
1500 IU/IM dan TT 0,5 ml IM
PENCEGAHAN RUPTUR
UTERI
Ruptur uteri sulit untuk dicegah, Ruptur uteri umumnya
ditangani dengan melakukan operasi caesar dengan
segera. Kegagalan menangani ruptur dapat
menyebabkan kondisi lainnya seperti anoxia janin, yaitu
oksigen tidak cukup untuk sampai ke bayi, dan
pendarahan yang terus-menerus. pada beberapa kasus,
jika diperlukan maka akan dilakukan histerektomi atau
operasi pengangkatan rahim jika robekan terlalu lebar dan
pendarahan tidak terkendali. Untuk itu penting untuk
mendiskusuikan semua pilihan dalam proses persalinan
harus dikonsultasikan dengan bidan atau dokter yang
bersangkutan.
https://www.youtube.com/watch?
v=JT_jmOvAJNc

Anda mungkin juga menyukai