Anda di halaman 1dari 142

EPIDEMIOLOGI

Oleh:
drg. Harindra, MKM
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
OUTLINE
 Dasar – dasar epidemiologi
 Definisi epidemiologi
 Ruang Lingkup Epidemiologi
 Macam epidemiologi
 Kegunaan epidemiologi
 Prinsip-prinsip epidemiologi
 Frekuensi masalah kesehatan
 Prosedur kerja
 Ukuran – ukuran epidemiologi
 Istilah dalam epidemiologi
 Epidemiologi dalam layanan kebidanan
2
DASAR-DASAR
EPIDEMIOLOGI

3
EPIDEMIOLOGI
 Epi = Di antara / di atas / tentang
 Demos = Masyarakat
 Logos = Ilmu / Doktrin

Kegunaannya :
 Dulu hanya untuk penyakit menular
 Gizi
 Kekurangan vitamin
 Cardio-vaskuler
 Keadaan yang berkaitan dengan masalah kesehatan

4
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Hirsch (1883)
 Epid adalah suatu gambaran kejadian, pemyebaran dari
jenis-jenis penyakit pada manusia pada saat ttt
diberbagai tempat dibumi dan mengkaitkan dengan
kondisi eksternal.  dipengaruhi Hipocratic theory &
mismatic
Greenwood (1934)
 Epid adalah suatu ilmu tentang penyakit dan segala
macam kejadian.

W. Hamton Frost (1972)


 Epid adalah pengetahuan tentang berbagai fenomena
(mass phenomena) penyakit infeksi / sebagai riwayat
alamiah (natural history) penakit menular
Mac Mahon (1970)
 Epid adalah studi tentang penyebaran
penyakit dan penyebabnya pada manusia
dan mengapa terjadi penyebaran semacam
itu.

Last (1988)  WHO


 Epid is study of the health related states or
events is specified populations, and the
appication of such study to solve health
problem.
Saat ini :

EPIDEMIOLOGI = Ilmu yang mempelajari


tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Mengatasi
Masalah
KEsehatan
MASALAH KESEHATAN
FREKUENSI
DISTRIBUSI / PENYEBARAN
FAKTOR DETERMINANT

MENGATASI MASALAH
 Pada masa lalu perhatian epidemiologi
hanya terpusat pada penyakit-penyakit
yang berlangsung akut sedangkan
sekarang sudah termasuk
penyakit kronis
misalnya :
artritis reumatik
9
EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari frekuensi dan
distribusi serta faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya
masalah kesehatan

PENYEBARAN FAKTOR-FAKTOR
FREKUENSI YANG
 menemukan •+ ciri-ciri manusia MEMPENGARUHI
masalah •+ tempat • merumuskan
kesehatan •+ waktu hipotesis
 mengukur • uji hipotesis
masalah • tarik kesimpulan
kesehatan
sebab - akibat

DESKRIPTIF ANALITIK
10
PENELITIAN PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI
DISKRIPTIF ANALITIK
1. Hanya menjelaskan 1. Menjelaskan mengapa suatu
keadaan suatu masalah kesehatan timbul di
kesehatan (who, where, masyarakat (why)
when) 2. Pengumpulan dilakukan
2. Pengumpulan hanya pada terhadap lebih dari satu
satu kelompok masyarakat kelompok masyarakat
3. Tidak bermaksud 3. Bermaksud membuktikan
membuktikan suatu suatu hipotesis
hipotesis

11
Ruang Lingkup Epidemiologi

Diantaranya adalah :
epid.peny.menular, epid. peny.tidak
menular, epid. klinik, epid.
kependudukan, epid. gizi, epid.
pelayanan kesehatan, epid.
lingkungan, epid. kesehatan kerja,
epid. kesehatan jiwa, dan lain-lain.
MANFAAT EPIDEMIOLOGI

 Membantu administrasi kesehatan


– Planning
– Monitoring
– Evaluation
 Menerangkan penyebab masalah kesehatan
 Menerangkan pengembangan alamiah suatu penyakit (natural history of
disease)
 Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
– Epidemi
– Pandemi
– Endemi
– Sporadik

PRINSIP DASAR EPIDEMIOLOGI


Merupakan suatu pengetahuan bagaimana merumuskan suatu permasalahan kesehatan
dengan baik, yang didasarkan pada frekuensi dan penyebaran serta faktor faktor yang
mempengaruhi

13
MANFAAT ……..

ad.1. EPIDEMI

Epidemi adalah suatu keadaan dimana


suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang
singkat berada dalam frekuensi yang
meningkat.
MANFAAT ……..

ad.2. PANDEMI

Pandemi adalah adalah suatu keadaan dimana


suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya dalam waktu yang singkat
memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi
serta penyebarannya telah mencakup suatu
wilayah yang amat luas.
MANFAAT ……..

ad.3. ENDEMI

Endemi adalah adalah suatu keadaan


dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit) frekuensinya
pada suatu wilayah tertentu menetap
dalam waktu yang lama.
MANFAAT ……..

ad.4. SPORADIK

Sporadik adalah adalah suatu keadaan


dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit) yang ada di
suatu wilayah tertentu frekuensinya
berubah-ubah menurut perubahan
waktu.
Batasan Penyakit
 Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi
suatu organisme untuk bereaksi secara tepat (gold
medical dictionary)
 Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses
kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu
perjalanannya. (Van Dale’s Groot Woordenbock Der
Nederlandse Tall)
 Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat
dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan
terganggu dari keteraturan fungsi dari dalam tubuh

18
PERKEMBANGAN TEORI
TERJADINYA PENYAKIT

7. Teori Ekologi Lingkungan


 Manusia berinteraksi dengan
berbagai faktor penyebab dalam
lingkungan tertentu dan pada
keadaan tertentu akan
menimbulkan penyakit tertentu pula
dasar epid 19
KONSEP DASAR
PENYAKIT
1. Segitiga Epidemiologi
(The Epidemiologic Triangle)
2. Roda (the Wheel)
3. Jaring- Jaring Sebab Akibat
(The Web of Causation)

dasar epid 20
Segitiga Epidemiologi
(Epidemiologic Triangle)
 Komponen: host, agent, environment
 Perubahan pada salah satu faktor/komponen
akan mengubah keseimbangan
 Hubungan ketiga komponen digambarkan
sebagai tuas dalam timbangan:environment
sebagai penumpu
Segitiga Epidemiologi

HOST
(Induk Semang, Pejamu)

ENVIRONMENT AGENT
(Lingkungan) (Bibit penyakit)

dasar epid 22
Host Agent

Environment

dasar epid 23
H O S T (Penjamu)

Semua faktor yang terdapat pada


diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan penyakit

dasar epid 24
Lanjutan host………..

a. Manusia sebagai makhluk biologis


- Umur, Jenis Sex, Ras, Keturunan
- Bentuk anatomi tubuh
- Fungsi fisiologis atau faal tubuh
- Keadaan imunitas
- Status gizi dan status kes.sec.umum
- Kemampuan interaksi dengan penyebab
secara biologis
dasar epid 25
Lanjutan host………..

b. Manusia sebagai makhluk sosial,


mis:
- Adat istiadat, agama hubungan keluarga

- Pendidikan, pekerjaan, st. perkawinan

- Kebiasaan hidup (hidup sehat)

dasar epid 26
A G E N T

Suatu substansi / element tertentu


(hidup/tak hidup) yang
kehadirannya /ketidakhadirannya bila
diikuti dengan kontak yang efektif dg
manusia yang rentan dalam keadaan
yang memungkinkan, akan menjadi
stimuli untuk menimb/memudahkan
terjadinya proses penyakit.
dasar epid 27
Klasifikasi Agent

a. Agent Nutrien
b. Agent Kimia
c. Agent Biologik
d. Agent Fisik
e. Agent Mekanik
dasar epid 28
Sifat Agent Biologis
a. Patogenisiti
 Kemampuan agent untuk menimbulkan
reaksi pada host sehingga timbul
penyakit
b. Virulensi
 Ukuran keganasan / derajat kerusakan
yang ditimbulkan oleh agent

dasar epid 29
Sifat Agent Biologis

c. Antigenisiti
 Kemampuan agent merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tbh pada host
d. Infektiviti
 Kemampuan agent mengadakan invasi
dan menyesuaikan diri, bertempat tinggal
dan berkembang biak dalam diri host
dasar epid 30
Environment

adalah agregat dari seluruh kondisi


dan pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisme

dasar epid 31
Klasifikasi Lingkungan

a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan biologi
c. Lingkungan sosial – ekonomi

dasar epid 32
Penjelasan roda

- Peranan lingkungan sosial lebih besar


dari yang lainnya pada stress mental
- Peranan lingkungan fisik lebih besar dari
yang lainnya pada sunbum
- Peranan lingkungan biologis lebih besar
dari yang lainnya pada penyakit malaria
- Peranan inti genetik lebih besar dari yang
lainnya pada penyakit keturunan
dasar epid 33
 JARING – JARING SEBAB AKIBAT
(The Web Of Causations)
Contoh:
Pendidikan Pengetahuan rendah

Konsumsi makanan
KE Tidak memadai PENYAKIT
MIS Produksi Bahan GIZI KURANG
KIN Makanan Rendah
AN

Daya Beli Rendah


Daya Tahan
Tubuh & Penyerapan
Fas.Kes Kesehatan Kurang zat Gizi terganggu
Kurang

dasar epid 34
PENGERTIAN SEHAT DAN
SAKIT
SEHAT
Menurut WHO
 Keadaan kesempurnaan fisik, mental, dan
kehidupan sosial dan bukan berarti hanya bebas
dari penyakit atau kelainan/cacat (WHO)

SAKIT
 Suatu penyimpangan dari status penampilan
yang optimal
dasar epid 35
Peralihan sehat Sakit
(timb. peny.)
Proses, diawali dengan
kead. keterpaparan dan penjamu harus
dlm kead kerentanan ttt dapat
memproses penyakit.

dasar epid 36
Definisi Sehat
 Sehat suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang
berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938).
 Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna, dari
fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada
bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO, 1947
dan UU. Pokok Kesehatan No. 9 Th. 1960).
 Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ
tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala
faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya
(WHO 1957).
37
 Sehat adalah seseorang pada waktu diperiksa
oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan atau
tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau
kelainan (White 1977).
 Sehat adalah suatu keadaan sejahtera, jiwa
dan sosial yang memungkinkan seseorang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(UU Kes. No. 23 Th. 1992).
 Sehat adalah suatu keadaan seimbang fungsi
physiologi dan psychologic secara efective
(John. J. Hanlon)
38
Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit

1. Pejamu (host)
Semua faktor yang terdapat pada diri manusia
– Keturunan
– Mekanisme pertahanan tubuh
– Umur
– Jenis kelamin
– Kas
– Status perkawinan
– Pekerjaan
– Kebiasaan hidup
39
Mekanisme Pertahanan Contoh
Tubuh
1. Umum
a. Pertahanan Tingkat Kulit  Mucosa
Pertama Kuku  Rambut
Bulu hidung  Sekresi tubuh

b. Pertahan Tingkat
 Tonsil  Hati
Dua
 Limpa  Kelenjar limpa
2. Khusus
a. Seluler pembentukan antibodi
leukositosis
pagositosis
b. Hormonal
* bawaan konstitusi tubuh  genetik
* didapat
- aktif Imunisasi
. Buatan
Sembuh dari sakit
. Alamiah
- pasif
. Buatan Pemberian serum
. Alamiah Didapat dari ibu
40
c. Kelompok Mayoritas penduduk telah kebal
2. Bibit penyakit (Agent)
a. Nutrien
b. Kimia
– exogenous chemical substance
– endogenous chemical substance
c. Golongan fisik
d. Mekanik
e. Biologik
3. Lingkungan
a. Fisik
b. Biologik
c. Ekonomi sosial
41
Teori Terjadinya Penyakit
1. Teori segitiga (Triangle theory)
E

A H
1. Teori Laba-laba (Jaringan)

2. Teori roda, (ada dasar inti)

42
Perjalanan Penyakit
1. Pre-patogenesis
– Ada interaksi antara penjamu dan bibit
penyakit
– Terjadi di luar tubuh
2. Inkubasi
– Bibit penyakit telah masuk tubuh penjamu
– Gejala belum tampak

43
3. Penyakit dini
– Gejala mulai muncul
– Penjamu telah jatuh sakit ringan
– Penjamu masih beraktivitas
4. Penyakit lanjut
– Gejala mungkin hebat
– Tidak mungkin bekerja
– Penjamu sudah mau berobat
5. Tahap penyakit akhir
– Sembuh sempurna
– Sembuh dengan cacat
– Karier
– Kronis
– Meninggal
44
Bibit penyakit belum masuk tubuh
Bibit penyakit belum
masuk tubuh
meninggal
Gejala penyakit tampak

Telah terjadi interaksi kronis


antara penjamu Horison klinis
dengan bibit penyakit
Gejala penyakit tidak tampak

karier
Jika lingkungan
menguntungkan bibit Sembuh
penyakit, bibit penyakit Bibit penyakit cacat
akan memasuki tubuh
Sembuh
sempurna

Pre-patogenesa Inkubasi Penyakit Penyakit Penyakit


dini lanjut terhenti

45
 Apabila jumlah kasus untuk tiap tahap dari perjalanan
penyakit ini diketahui, dapat pula diketahui sifat dari
penyakit
 Rumus yang dipergunakan ialah :
bcd
– Patogenesiti =
abcd
– Virulensi = cd
bcd
– Case fatality = d
bcd
– Keterangan :
– a = jumlah penderita tanpa gejala
– b = jumlah penderita penyakit dini
– c = jumlah penderita penyakit lanjut
– d = jumlah penderita meninggal dunia
46
Klasifikasi Penyakit
1. Menurut kriteria manifestasi penyakit/gejala :
– Demam
– Batuk
– Tumor
– Sakit kepala
2. Menurut Penyebaran Penyakit
– Silikosis
– Filariasis
– Salmonelosis

47
Menurut hubungan

Penyebab
1. Kasus klasik
– Manifestasi : (+) Manif
– Penyebab : (+)
estasi
2. Kasus klinis (+) (-)
– Manifestasi: (+)
– Penyebab : (-)
3. Kasus sub klinis
– Manifestasi : (-) (+) 1 2
– Penyebab : (+)
4. Sehat
– Manifestasi : (-) (-) 3 4
– Penyebab : (-)
48
Klasifikasi Baru

 Berdasarkan resiko yang ditimbulkan


penyakit
 Derajat kelainan fungsi
 Pengaruh terhadap indek kesehatan
masyarakat
 Sifat multi dimensial (penggabungan
beberapa hal)
49
Sumber Data
 Catatan peristiwa kehidupan (vital record)
 Catatan dan laporan penyakit (semua
yang melayani kesehatan)
 Catatan dan laporan instansi khusus
(tentara, kepolisian)
 Hasil survei khusus (house hold health
survey)
 Hasil sensus

50
Penemuan Masalah Kesehatan

 Sensus
 Survei
– Survei insiden
– Survei prevalen
FREKUENSI MASALAH
KESEHATAN

52
Frekuensi Masalah Kesehatan

 Definisi frekuensi adalah :


 adanya keterangan tentang banyaknya
masalah kesehatan yang ditemukan
dalam kelompok masyarakat yang
dinyatakan dalam :
– angka mutlak: mulai dari 0
– rate: jumlah kejadian dibagi jumlah keseluruhan
dikalikan dengan konstanta
– ratio : perbandingan antara dua angka
53
 Pencarian Kasus (Case Finding)
– Active case finding
 Ditemui orang yang dicurigai (Screening semua orang)
– backward tracing
– forward tracing
– Pasive case finding
 Menunggu penderita yang datang

 Surveilance
– Pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus.
 Active surveilance (turut kelapangan)
 Pasive surveilance (menunggu dari lapangan)

54
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Penyakit Kematian
 Insidence  Crude death rate
– Incidence rate  Prinatal mortality rate
– Attack rate  Still death rate
– Secondary attack rate  Neonatal mortality rate
 Prevalence
– Periode prevalence
 Infant mortality rate
– Point prevalence  Under five mortality rate
 Maternal mortality rate
 Age spesific mortality
rate
 Cause spesific mortality
rate
 Case fatality rate
55
PENYAKIT

1. Insiden
Jumlah kasus baru
- Incidence rate : Jumlah yang beresiko
Jumlah penderita baru
- Attack rate : Jumlah yang mungkin terkena sakit

- Secondary AR :
Jumlah penderita baru serangan kedua
Jumlah penduduk  jumlah penderita serangan pertama

56
Keluarga A Keluarga B Keluarga C

 Keterangan:
 orang sehat
penderita serangan pertama
penderita serangan kedua
orang kebal

2  2  2
Secondary Attack Rate =
(6  1)  (5  2)  (3  1) 57
Insiden dan Prevalen
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
A
B
C
D
E

F
G
H
I

Insidence Rate Feb – Mei = A + D + E + F + G /jml pddk beresiko


Prevalence Rate Feb – Mei = A + B + D + E + F + G + H + I
Jml penduduk 58
KEMATIAN
Jumlah seluruh kematian
xK
 Crude Death Rate: Jumlah penduduk pertengahan

 Infant Mortality Rate: Jumlah kematian bayi


xK
Jumlah kelahiran hidup

 Maternal Mortality Rate Jumlah kematian ibu


xK
Jumlah kelahiran hidup
 Cause Specific Mortality Rate:
Jumlah kematian karena penyakit tertentu
xK
Jumlah penduduk yang mungkin terkena

Jumlah kematian penyakit X


 Case Fatality Rate: x100%
Jumlah penderita penyakit X
59
Penyebaran Penyakit
1. Ciri-ciri manusia
 Umur
– Kaitan dengan daya tahan
– Kaitan ancaman kesehatan
– Kebiasaan hidup
 Jenis kelamin
– Perbedaan anatomi
– Kebiasaan hidup
– Perbedaan tingkat
– Kesadaran berobat
– Kemampuan berobat
– Perbedaan macam pekerjaan
 Golongan etnik
 Agama
 Status Perkawinan
 Pekerjaan
 Sosial ekonomi

60
2. Tempat
– Kejadian penyakit dapat berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya yang
disebabkan oleh perbedaan:
 Geografi
 Topografi
 Lingkungan
3. Waktu
– Musim yang berbeda dapt menyebabkan
perbedaan kejadian penyakit

61
WABAH (OUT BREAK)
 Definisi :
– Adalah kejadian meningkatnya satu macam
penyakit dalam waktu yang singkat pada suatu
tempat (APHA)
 Penilaian adanya wabah:
1. Menetapkan batas wabah dengan cara:
– menghitung rata-rata dan simpangan baku kejadian yang
lazim
– Menghitung rata-rata kejadian yang baru
– Membandingkan kejadian yang baru dengan yang lazim
– Jika kejadian yang baru lebih tinggi  wabah

62
 Cara lain menetapkan wabah
– Kenaikan angka kesakitan atau kematian penyakit
menular tiga kali atau lebih dalam waktu tiga
minggu berturut-turut atau lebih
– Penderita baru penyakit menular meningkat dua kali
atau lebih dari rata-rata sebulan atau setahun
sebelumnya
– Angka bulanan penyakit menular meningkat 2 kali
atau lebih dibandingkan dengan bulan yang sama
pada tahun sebelumnya
– CFR meningkat 50% atau lebih dari bulan
sebelumnya
– Proportional Rate penyakit menular meningkat dua
kali dalam satu bulan jika dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun lalu.
63
STRATEGI EPIDEMIOLOGI
 Strategi epidemiologi ialah suatu pola
pendekatan berupa suatu rangkaian kegiatan
untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga
didapat kejelasan tentang masalah kesehatan
tersebut.
 Kegiatan pokok
– Merumuskan hipotesis
 Hipotesis : formulasi konsep yang mengandung uraian
tentang faktor-faktor yang diperkirakan berperan sebagai
penyebab ditemukan frekuensi ataupun masalah kesehatan.
– Menguji hipotesis
– Menarik kesimpulan

64
Hipotesa Dalam Epidemiologi
– Unsur pokok hipotesis
 Keterangan tentang manusia yang terkena masalah
kesehatan (man)
 Keterangan tentang sebab (agent)
 Keterangan tentang akibat (disease)
 Keterangan tentang dosis sebab (doses)
 Keterangan tentang waktu (time)
– Cara menyusun hipotesis
 Method of difference
– Peristiwa A berbeda dengan peristiwa B  A ada faktor X
 Method of agreement
– Mamanfaatkan suatu faktor pada setiap kali munculnya suatu
penyakit X
 Method of concomitant variation
– Munculnya penyakit selalu berubah oleh perubahan faktor X
 Method of analogy
– Falsafah dari cina dan india  penyakit sama penyebab sama

65
Hubungan Sebab Akibat
1. Prinsip hubungan sebab akibat
– Pengetahuan pokok dalam epidemiologi
– Ada A mengakibatkan timbulnya B
AB
A+XB+X
B–YB-Y

66
2. Kondisi pada hubungan sebab akibat
– Kondisi yang mutlak harus ada (neccasary
condition). B Muncul jika ada A
– Kondisi yang cukup (sufficient condition) sama
dengan A hanya dapat diganti dengan yang lain.
– Kondisi yang menopang (Contrybutary condition) C
diperlukan untuk membentuk B disamping A.
– Kondisi yang memungkinkan (Contingent condition)
B tidak ada akan terjadi walaupun A ada kalau C
tidak ada.
– Kondisi pilihan (Alternative condition) kondisi pilihan
yang dapat mengganti yang mutlak C. dapat
mengganti A untuk terbentuk B.

67
3. Macam hubungan
a. Hubungan statistik
 Ada assosiasi statistik  perbedaan yang
bermakna
 Tak ada assosiasi  perbedaan tidak bermakna
Tidak semua hubungan statistik bermakna
adalah benar.
b. Hubungan Causal
 Ada hubungan kausal
 Tidak ada hubungan causal

Dilakukan dengan penelitian eksperimental

68
c. Hubungan langsung dan tidak langsung

Tidak langsung Langsung


Rabun senja terjadi Rabun senja terjadi
karena tidak makan karena tidak memakan
sayur makanan yang
mengandung vitamin A
Hepatitis B terjadi Hepatitis B terjadi
karena menggunakan karena mengunakan alat
alat suntik yang suntik yang
tercemar mengandung virus
hepatitis B
69
SKEMA HUBUNGAN
A B

Uji Statistik

Asosiasi (-) Asosiasi (+)


Eksperimen

Kausal (-) Kausal (+)

Kajian lanjut

Kausal tdk langsung Kausal langsung

70
Penelitian Epidemiologi
1. Penelitian deskriptif
– Meliputi penentuan :
 Insidence
 Prevalence
 Mortality menurut ciri dasar kelompok
– Usia
– Jenis kelamin
– Ras
– Geografi

2. Penelitian analitik
– Menerangkan terjadinya penyakit
– Didahului oleh penelitian deskriptif

71
PENELITIAN
ANALITIK

OBSERVASIONAL INTERVENSI

KOHOR KASUS KELOLA EKSPERIMENTAL

72
INTERVENSI OBSERVASIONAL

 Masalah kesehatan yang  Masalah kesehatan yang


diteliti jarang ditemukan diteliti sering ditemukan
 Bermaksud menyelidiki  Bermaksud untuk mencari
hubungan sebab akibat penjelasan pertama
 Melaksanakan penelitian hubungan sebab akibat
tidak ditemukan  Tidak mungkin dilakukan
hambatan etika penelitian penelitian intervensi karena
 Diketahui akibat yang aspek etika penelitian.
ditemukan tidak  Diduga akibat yang
berbahaya ditimbulkan terlalu
 Ingin mengetahui ada berbahaya
tidaknya hubungan kausal  Ingin mengetahui tendensi
yang sebenarnya hubungan kausal saja

73
KOHOR KASUS KELOLA
 Diketahui adalah  Diketahui adalah akibat dan
penyebab dan yang ingin ingin diketahui adanya
dicari akibat. penyebab.
 Akibat yang ingin  Akibat yang telah diketahui
diketahui banyak tsb. Jarang ditemukan.
ditemukan.  Jarak waktu antara adanya
 Jarak waktu antara penyebab dan timbulnya
adanya penyebab dan akibat terlalu lama.
timbulnya akibat singkat  Ingin mengetahui
 Ingin lebih mengetahui hubungan awal sebab
hubungan sebab akibat akibat.
(tindak lanjut penelitian  Angka drop out
kasus kontrol). diperkirakan tinggi.
 Angka drop out
diperkirakan rendah. 74
Penelitian Kohor

 Adalah penelitian epidemiologi analitik yang


bersifat observasi dimana dilakukan
perbandingan antara sekelompok orang
yang terkena penyebab (terpapar) dengan
sekelompok lainnya yang tidak terkena
penyebab (tidak terpapar), kemudian dilihat
akibat yang ditimbulkannya.

75
Penelitian Kasus Kontrol
 Adalah penelitian epidemiologi analitik
yang bersifat observasi dimana dilakukan
perbandingan antara sekelompok orang
yang penyakit tertentu dengan
sekelompok lainnya yang tidak terkena
penyakit, kemudian dilihat faktor resiko
yang menyebabkannya.
 Biasanya penelitian ini adalah retrospektif

76
Keuntungan  Kerugian
 Tidak memerlukan  Ada kemungkinan
waktu, biaya dan data tak lengkap
tenaga yang banyak.  Cara pencatatan
 Tidak ada drop out tidak sama
 Dapat dilakukan  Hasil kurang
dengan kasus yang dipercaya, maka
sedikit dilanjutkan dengan
penelitian kohor atau
eksperimen

77
Penelitian Eksperimen
 Batasan

Yang dimaksud dengan penelitian


eksperimen ialah salah satu dari penelitian
epidemiologi analitik yang
membandingkan data dari sekelompok
manusia yang dengan sengaja dilakukan
sesuatu dengan kelompok lainnya yang
sama, tetapi tidak dilakukan apa-apa.

78
UKURAN-UKURAN
EPIDEMIOLOGI

79
B. Ukuran-ukuran
Epidemiologi
 Kejadian Penyakit
– Insiden
– Prevalensi
 Epidemiologi Deskriptif (Frekuensi Penyakit)
– Rate
– Ratio
– Proporsi
 Epidemiologi Analitik
– Odd Rasio
– Risiko Relatif
UKURAN FREKUENSI
PENYAKIT
 Incidens: menggambarkan jumlah
kasus baru yang terjadi dalam satu
periode tertentu
 Prevalens: menggambarkan jumlah
kasus yang ada pada satu saat
tertentu.
PREVALENS

 PREVALENS adalah proporsi populasi


yang sedang menderita sakit pada
satu saat tertentu
Jumlah individu yang sedang sakit
pada satu saat tertentu
Pr evalens 
Jumlah individu dalam populasi tersebut
pada saat tertentu itu
 Angka prevalensi dihitung dengan
membagi semua kasus suatu penyakit
saat ini (kasus baru dan lama) dengan
populasi total.
– Pervelansei sangat cocok untuk penyakit
kronis yaitu penyakit yang berlangsung
selama 3 bulan atau lebih
– Angka prevalensi sangat cocok untuk
perencanaan kesehatan.
Ciri dari prevalens

 berbentuk proporsi
 tidak mempunyai satuan
 besarnya antara 0 dan 1
Prevalens

 Point Prevalence
– Point Prevalens, yaitu probabilitas dari
individu dalam populasi berada dalam
keadaan sakit pada satu waktu tertentu
 Period Prevalence
– Period Prevalens yaitu proporsi populasi
yang sakit pada satu periode tertentu.
Kegunaan Prevalens

 Untuk menentukan situasi


penyakit yang ada pada satu
waktu tertentu
 Untuk merencanakan fasilitas
kesehatan dan ketenagaan
Insidens

 Cumulative insidence
– Mengukur risiko untuk sakit
 Insidence rate (insidence density)
– Mengukur kecepatan untuk sakit
 Insidensi adalah jumlah kasus baru
suatu penyakit dalam suatu populasi yang
berisiko (mereka yang ada dalam suatu
populasi yang rentan terhadap penyakit)
pada periode waktu tertentu.
– Kasus influensa yang terjadi pada minggu
sebelumnya tidak masuk dalam perhitungan
insidensi.
– Insidensi penting pada penyakit akut
yaitu penyakit yang puncak keparahan
gejalanya muncul dan mereda selama
beberapa hari atau minggu (biasanya < 3
bulan), penyakit ini bergerak dengan
cepat dalam suatu populasi. Mis: pilek,
influenza.
Kejadian Penyakit
(Insiden)
 Insiden
 Insiden merupakan kejadian kasus baru selama
masa pengamatan.
Jumlah kasus baru pada tahun pengamatan
Insiden = -----------------------------------------------------
Jumlah populasi pengamatan
Cumulative
insidence/Incidence Risk
 Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk
menjadi sakit selama periode waktu tertentu,
dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh
karena penyebab lain.
 Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur
serangan penyakit yang pertama pada orang
sehat tersebut.
 Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur
risiko serangan penyakit jantung pertama pada
orang yang belum pernah menderita penyakit
jantung.
Cumulative insidence
CI 
 kasus baru
 populasi pada permulaan periode
• Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam
perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada
permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai
risiko untuk terserang.
• Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut
population at risk atau populasi yang berisiko.
Ciri dari cumulative
insidence
 Berbentuk proporsi
 Tidak memilik satuan
 Besarnya berkisar antara 0 dan 1
cumulative insidence
 Contoh : Hasil sensus di
tahun 1960 di Swedia
menunjukkan sejumlah 3076
laki-laki berumur 20-64 tahun
yang bekerja di perusahaan
plastik. Berdasarkan data dari
Register Kanker Swedia, 11
antara tahun 1961-1973,
CI  100%  0,36%
sebelas orang diantara pekerja
3076
ini terserang tumor otak.
 CI tumor otak yang terjadi
pada pekerja pabrik plastik ini
selama 13 tahun adalah
Ukuran frekuensi
penyakit
 Untuk mengukur frekuensi kejadian
penyakit pada suatu populasi,
digunakan salah satu dari tiga bentuk
pecahan, yaitu
 Proporsi
 Ratio
 Rate
Ukuran-ukuran
Epidemiologi
 Makna rate (angka) merupakan
jumlah peristiwa yang terjadi dalam
populasi tertentu dan pada periode
waktu tertentu. (misalnya: angka
natalitas (kelahiran), angka morbiditas
(kesakitan) dan angka mortalitas atau
fatalitas (kematian)
• Mengapa rate (angka) penting kaitan
dengan epidemiologi ?
 karena dengan rate kita dapat
membandingkan KLB yang terjadi pada waktu
dan tempat yang berbeda.
 Karena dapat membandingkan kasus
kematian ibu tahun ini dibandingkan dengan
tahun lalu.
 Membandingkan kematian ibu bersalin yang
ditolong oleh dukun dengan yang bukan
dukun, sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa bersalin pada dukun lebih
berbahaya dibandingkan pada bukan dukun.
Rate
 Rate merupakan konsep yang lebih
kompleks dibandingkan dengan dua bentuk
pecahan yang terdahulu.
 Rate yang sesunguhnya merupakan
kemampuan berubah suatu kuantitas bila
terjadi perubahan pada kuantitas lain.
 Kuantitas lain yang digunakan sebagai
patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu.
 Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan
penggunaannya dengan proporsi.
Rate…
 Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat
tertentu bentuknya adalah suatu rate.
 kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan
dapat berubah setiap saat, maka yang diukur
adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut.
 kecepatan (speed) diukur dengan membagi
jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu
yang digunakan untuk mencapainya.
 Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km
ditempuh dalam waktu 1 jam.
 Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.
Ciri Rate

 Mempunyai satuan ukuran, yaitu per


satuan waktu.
 Besarnya tidak terbatas. Secara
teoritis nilainya terbentang antara 0
sampai tak terhingga.
 Angka serangan (attack rate) yaitu
angka insidensi khusus dihitung untuk
suatu populasi tertentu selama KLB
suatu penyakit dan dinyatakan dalam
persentase
– Misalnya 100 org naik pesawat mengalami
kesakitan yang serupa 10 org, diduga
kesakitan disebabkan karena penerbangan itu
sendiri, sehingga Attack ratenya adalah 10%
Attack rate
 jenis khusus insidens kumulatif yang berguna
selama epidemik
– Contoh
Makanan Makan ARM Tidak Makan ARTM
Sakit Tidak Sakit Tidak
sakit Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25

ARM = Attack Rate Makan


ARMTM = Attack Rate tidak makan
 Angka kasar (crude rate) yaitu angka yang
pembilangnya mencakup seluruh populasi.
– Angka kelahiran kasar (crude birth rate), jumlah
kelahiran hidup pada tahun tertentu dibagi dengan
jumlah populasi pertengahan tahun dikali 1.000
– Angka kematian kasar (crude death rate), yaitu
jumlah total kematian pada tahun tertentu dari
semua penyebab dibagi dengan jumlah populasi
pertengahan tahun dikali 1.000
 Angka spesifik (spesific rate) yaitu
mengukur morbiditas dan mortalitas untuk
populasi atau untuk penyakit tertentu.
– Salah satu angka spesifik yang sangat penting
adalah angka kematian menurut penyebab
(cause spesific mortality rate/CSMR ) yaitu
angka kematian karena penyekit tertentu
– Angka kasus fatalitas (case fatality rate/CFR),
berkaitan dengan kemampuan virulensi agen
penyakit, dengan menghitung kematian saja.
Insidence rate atau
insidence density
 Insidens rate dari kejadian penyakit
adalah potensi perubahan status
penyakit per satuan waktu, relative
terhadap besarnya populasi individu
yang sehat pada waktu itu
Insidence Density =
Insidens orang-waktu =
Incidence Rate
– Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu
– Rumusnya:

Jumlah kasus insidens terjadi dalam periode waktu


Insidence Density 
Jumlah orang  waktu
INSIDENCE RATE
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal
INSIDENCE RATE
 Dari Gambar 1. Hitunglah nilai Incidence Rate
(IR)?
 Jawab:
– Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu

 orang  waktu   7  7  2  7  3  2  5  33 orang  tahun


IR 
 kasus baru
 orang  waktu 
– Kemudian hitung

3 kasus
IR   9,1 kasus per 100 orang - tahun
33 orang  tahun
Ciri Dari Insidens Density

 Mempunyai satuan, yaitu per waktu.


Tanpa satuan ini insidens density
kehilangan maknanya
 Besarnya berkisar antara 0 sampai tak
terhingga
Ratio
 Ratio adalah pecahan yang
pembilangnya bukan merupakan
bagian dari penyebutnya. Ini yang
membedakannya dengan proporsi.
Ratio menyatakan hubungan antara
pembilang dan penyebut yang
berbeda satu dengan yang lain.
Jenis Ratio

1. Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:


– Jumlah dokter per 100.000 penduduk
– Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000
kelahiran hidup.
2. Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh
karena pembilang dan penyebutnya
mempunyai satuan yang sama, misalnya:
 Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain
atau ratio antara satu rate dengan rate yang lain,
contohnya Relative Risk dan Odds Ratio
Proporsi

 Proporsi adalah bentuk pecahan yang


pembilangnya merupakan bagian dari
penyebutnya. Bentuk ini sering
dinyatakan dalam persen, yaitu
dengan mengalikan pecahan ini
dengan 100%
Proporsi
 Contoh : Pada
populasi yang
terdiri atas 500
orang, 20 orang di 20
antaranya Pr oporsi   100 0  4%
0
500
menderita penyakit
malaria.
 Proporsi penderita
malaria = ?
Ciri dari Proporsi

 Tidak mempunyai satuan (dimensi),


karena satuan dari pembilang dan
penyebutnya sama, sehingga saling
meniadakan.
 Nilainya antara 0 dan 1
Epidemiologi Analitik

 Odd Rasio
 Risiko Relative
Odds Ratio

 Digunakan dalam penelitian case


control
 Menilai perbandingan atara kasus dan
kontrol
 Tidak mampu menilai laju risiko
penyakit
 Rumus
Relatif risk

 Menilai laju kecepatan penyakit


 Tepat digunakan pada desain
penelitian kohort
 Risiko relatif yang dinilai
 Rumus
Prevalensi

Relationship bertween
incidence
and prevalence
Kasus
Baru
Prevalensi
Insidensi
Base Line
Prevalensi

Relationship bertween
incidence Death
and prevalence
Jenis Angka Defenisi Angka Pengali
Angka kelahiran Jumlah kehairan hidup 1.000
kasar (CBR) perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
Angka kematian Jumlah kematian (semua penyebab) 1.000
kasar (CDR) perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
Angka kematian Jumlah kematian usia 15-24 thn 100.000
menurut usia Perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun, usia 15-24 thn
AKB Jumlah kematian bayi usia < 1 tahun 100.000
Jumlah kelahiran hidup
AKN Jumlah kematian bayi usia < 28 hari 100.000
Jumlah kelahiran hidup
AKI Jumlah kematian ibu 100.000
Jumlah kelahiran hidup
AK menurut Jumlah kematian (diabetes) 100.000
penyebab perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
Jenis Angka Defenisi Angka Pengali
Angka kematian Jumlah kematian usia 15-24 thn 100.000
menurut usia perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
CFR Jumlah kematian karena kasus tertentu 100%
Jumlah kasus
ISTILAH DALAM
EPIDEMIOLOGI

122
Beberapa Istilah
• Epidemik = Wabah = KLB
• Pandemik = Epidemi Lintas negara / Benua
• Endemik = penyakit yg selalu ada di suatu area tertentu
• Sporadis = kasus-kasus yg tdk mempunyai hub epid
• Common Source = epidemik yg timbul dari sumber yg sama
• Propagated = epidemik yg timbul akibat penyebaran
• Exposure = Terpapar
• Patogen = kemampuan Agent menimbulkan penyakit
• Virulensi = tingkat patogenitas agen penyakit
EPIDEMIOLOGI DALAM
LAYANAN KEBIDANAN

124
DEFENISI

 Epidemiologi adalah studi yang


mempelajarai distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi, serta
penerapannya untuk pengendalian
masalah - masalah kesehatan (CDC,
2002; Last 2001, Gordis 2000).
 Epidemiologi dalam pelayanan
kebidanan yaitu epidemiologi yang
mengkaji distribusi serta determinan
peristiwa morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang terjadi
dalam layanan kebidanan
TUJUAN

 Tujuan epidemiologi kebidanan adalah


untuk mengenal faktor risiko terhadap
ibu selama periode kehamilan,
persalinan dan masa nifas (42 hari
setelah berakhirnya kehamilan)
beserta hasil konsepsinya dan
mempelajari cara penanggulangan
nya.
MANFAAT
 Untuk mengidentifikasi penyebab
terjadinya penyakit dalam pelayanan
kebidanan.
 Untuk pengambil kebijakan berkaitan
dengan perencanaan sumber daya
kesehatan (tenaga dan fasilitas
pelayanan kesehatan) khususnya
berkaitan dengan pelayanan kebidanan.
Terjadinya Masalah
Kesehatan
 Merujuk kepada paradigma epidemiologi
klasikal yang berasumsi bahwa
terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan sebagai hasil akhir (output)
interaksi antara penjamu (Host),
Agent dan lingkungan
(environmen), maka dalam pelayanan
kebidanan dapat diuraikan bahwa:
 Host (penjamu) adalah ibu hamil
 Agent adalah hasil konsepsi yaitu
janin/fetus yang ada dalam
kandungan ibu hamil
 Environmen adalah lingkungan sosial
budaya serta pelayanan kesehatan
yang diterima oleh ibu hamil
Perbedaan epidemiologi pelayanan
kebidanan dengan epidemiologi penyakit
infeksi, al:
 Pada penyakit infeksi agent merupakan
faktor yang harus dieleminasi, akan tetapi
pada epidemiologi kebidanan agent adalah
hasil konsepsi/janin yang harus dilindungi,
yang pada kelanjutannya akan menimbulkan
masalah kesehatan sendiri.
Ilustrasi,,,,,,!!!
 Host adalah subjek
 Agent adalah objek

 Lingkungan adalah keteranga tempat

1. Contoh penyakit infeksi/menular:


Budi digigit nyamuk di pemakaman
2. Contoh pada pelayanan kebidanan:
Rina melahirkan bayi di BPS
Riwayat alamiah terjadinya penyakit
Riset
Riset etiologi
prognosis

Periode laten durasi

promosi eksperimen
induksi

Fase rentan Fase subklinis Fase klinis Fase terminal

Diperkenalkannya Akibat
Dimulainya proses Penyakit terdeteksi
faktor penyebab penyakit
patologis secara klinis
penyakit pertama (mati, sehat)

Pencegahan Pencegahan Pencegahan


primer sekunder tersier
Riset
intervensi
Faktor-faktor Risiko
Dalam Pelayanan Kebidanan
Faktor risiko bagi kematian ibu
(mortalitas) dapat dibedakan, al:
1. Faktor-faktor reproduksi
◦ Usia
◦ Paritas
◦ Kehamilan tak diinginkan
2. Faktor-faktor komplikasi kehamilan
– Perdarahan pada abortus spontan/alamiah
– Kehamilan ektopik/diluar cavum endometrium
– Perdarahan pada trimester III kehamilan
– Perdarahan postpartum
– Infeksi nifas
– Gestosis/keracunan kehamilan
– Distosia/kesulitan persalinan
– Abortus provokatus
3. Faktor-faktor pelayanan
kesehatan
– Kesukaran untuk memperoleh pelayanan
kesehatan
– Asuhan medis yang kurang baik
– Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat
esensial
4. Faktor-faktor sosial budaya
– Kemiskinan dan ketidakmampuan
membayar pelayanan yang baik
– Ketidaktahuan dan kebodohan
– Kesulitan transportasi
– Status wanita yang rendah
– Pantangan makanan tertentu pada wanita
hamil
• Untuk menangani angka kematian ibu (AKI)
Depkes bersama dengan WHO, UNICEF dan
UNDP sejak tahun 1990-1991 telah
melaksanakan program Safe Motherhood .
• Upaya intervensi dalam program tersebut
yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe
Motherhood:
– KB
– Pelayanan antenatal
– Persalinan yang aman
– Pelayanan kebidanan esensial
1. Studi Kasus (4 soal)
 Kabupaten X berdasarkan keterangan dari
BPS diketahui jumlah penduduk pertengahan
tahun 200.000 jiwa, dengan jumlah kelahiran
10.000 kelahiran dan jumlah kematian 5.000
kematian, diketahui juga jumlah kematian
usia 15-24 tahun karena diabetes 1.000 org,
jumlah penduduk usia 15-24 tahun 10.000 .
– Hitung CBR, CDR, angka kematian menurut usia,
angka kematian menurut penyebab sesuai usia.
2. Studi Kasus (3 soal)
 Kota Y hasil data BPS pertengahan tahun
diperoleh jumlah penduduk 100.000 jiwa,
hasil perhitungan target sasaran KIA
diapatkan angka kelahiran hidup sebanyak
10.000 KH, dan hasil evaluasi pelayanan KIA
didaptkan jumlah ibu yang meninggal 20 org,
bayi dibawah 1 tahun meninggal 30 org dan
bayi dibawah umur 28 hari meninggal 2 org.
– Hitung MMR, IMR dan NMR
3. STUDI KASUS (1 soal)

 Diketahui di wilayah Puskesmas H


jumlah penduduk pertengahan tahun
30.000, 10% penduduknya menderita
diare dengan jumlah kematian 30 org.
– Hitung Case Fatality Rate (CFR) kasus
tersebut
142

Anda mungkin juga menyukai