Anda di halaman 1dari 8

Princes Hygeia

JUMAT, 27 MEI 2011

PENGERTIAN DAN KONSEP EPID KESLING

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang
sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus
atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ml, masih banyak kelompok
masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di bin pihak masih ada
gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya
penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain
sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat
menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia(teori humoral). Dalam teori
ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning,
merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit
tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml, Icon
tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional.
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang
mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan sekitarnya.
Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan
lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah
timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan
yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap
menganut teori tersebut.
Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep
terjadinya penyakit, dengan didapatkannya mikroskop. sehingga konsep penyebab penyakit
beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang
semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit
dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju,
muncullah masalah berbagai penyakit menahan/tidak menular yang unsur dan faktor
penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada
umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat
hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan kesehatan. Dan
pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan berbagai
faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori ekologi
lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai faktor
penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit
yang tertentu pula.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian epidemiologi lingkungan?
2.      Bagaimana tujuan dan level epidemiologi?
3.      Bagaimana ruang lingkup epidemiologi (epidkesling)?
4.      Bagaimana konsep dasar  epidemiologi ?
5.      Bagaimana variabel epidemiologi?
6.      Bagaimana interaksi manusia dan lingkungan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian  Epidemiologi Lingkungan
            Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti
penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
faktor-faktor determinan yang mempengaruhi status kesehatan atau menyebabkan terjadinya
penyakit atau gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat tertentu dan penggunaan studi
tersebut untuk menganggulangi masalah-masalah kesehatan (Last, J.M., Ed, 1988).
            Epidemiologi merupakan  suatu metodologi ilmiah yang digunakan untuk mempelajari
epidemi dan temuannya, dan hasil studi epidemiologi kemudian digunakan di bidang kesehatan
masyarakat dan kedokteran untuk mengendalikan kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan
mencegah terulangnya kejadian penyakit tersebut di masa mendatang.
Menurut WHO tahun  1989 Epidemiologi Kesehatan Lingkunganadalah Ilmu yang
menganalisa dan mengukur efek-efek kesehatan dari faktor-faktor lingkungan dan menilai
keefektifan strategi-strategi pengawasan. Sedangkan menurut pengertian lainnya Epidemiologi
Kesehatan Lingkunganadalah ilmu dan seni yang mempelajari dan menilai (mengukur dan
analisis) kejadian penyakit atau ganggguan kesehatan dan potensi bahaya faktor penyebab
(bahan, kekuatan, kondisi) akibat perubahan keseimbangan lingkungan serta menilai upaya-
upaya pengendaliannya (Pentaloka Epidemiologi Lingkungan, Ciloto, 28 Oktober dan 2
November 1991).
Pengertian Epidemiologi mencakup : Penyakit atau status penyakit, frekuensi, distribusi
(orang/populasi, waktu dan tempat), determinan (faktor-faktor yang mempengaruhi) dan metoda
(design).
Berdasarkan pengertian tersebut terdapat tiga komponen penting dalam Epidemiologi :
1.      Frekuensi
Merupakan kuantifikasi status kesehatan (kondisi status kesehatan yang terekam dalam data time
series)à analisa data sekunder, sebagai awal pengamatan pola penyakit di dalam masyarakat
(populasi).
2.      Distribusi
Terkait dengan pola penyebaran penyakit dan merumuskan hipotesa tentang kemungkinan faktor
penyebab à orang, tempat dan waktu.
3.      Determinan
Faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran
(distribusi) dan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

2.2.      TUJUAN DAN LEVEL EPIDEMIOLOGI (EPIDKESLING)

1.      TUJUAN EPIDEMIOLOGI (EPIDKESLING)


Tujuan Epid (kesling), yaitu :
a.       Mengumpulkan fakta dan data tentang berbagai masalah kesehatan yang ada dalam
masyarakat à EPIDKESLING berkaitan dengan pengaruh (perubahan) kondisi lingkungan.
b.      Menjelaskan sifat dan penyebab masalah kesehatan berdasarkan fakta dan data yang
diperoleh setelah dilakukan analisa.
c.       Menemukan atau merencanakan pemecahan masalah serta mengevaluasi
pelaksanaannya

2.      LEVEL PENERAPAN EPIDEMIOLOGI (EPIDKESLING)


a.       Level Pemahaman à dimulai dari pengamatan yang dilakukan secara ilmiah sampai pada
penarikan kesimpulan yang mengarah pada akumulasi pengetahuan kejadian penyakit.
b.      Level Intervensi à mengumpulkan informasi empiris yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan kesehatan masyarakat.

2.3.            RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI (EPIDKESLING)

Ruang lingkup Epidemiologi (Epidkesling)


1.      Kondisi Lingkungan à perubahan kualilitas lingkungan berpengaruh terhadap agent
(penyebab penyakit), host (manusia).
2.      Variabel Epidemiologi à orang, waktu dan tempat
3.      Penyakit :
  Penyakit Infeksi/menular à akibat kondisi sanitasi yang buruk.
  Penyakit menahun atau tidak menular à akibat menurunnya (perubahan) kualitas lingkungan
yang timbul sebagai dampak negatif dari aktivitas pembangunan misalnya pencemaran
yang terjadi pada air, tanah dan udara akibat limbah industri, pertanian,
pertambangan/energi, transportasi, domestik dan sebagainya.
4.      Ilmu sosial dan perilaku à perilaku manusia (higiene perorangan) dan hubungannya
dengan timbulnya kejadian penyakit.
5.      Metoda (Design) à sebagai dasar yang digunakan dalam melakukan kajian (analisa) untuk
menarik kesimpulan baik level pemahaman maupun level intervensi, misal penggunaan
Metode-metode Statistik (kajian Ilmiah) dan penggunaan konsep SIMPUL KESEHATAN
LINGKUNGAN.

2.4.            KONSEP DASAR  EPIDEMIOLOGI
Segitiga Epidemiologi

         Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang
hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan
lainnya
         Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan
Environment (lingkungan)
         Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara
Host, Agent dan Environment
         Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan
penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat
  Host
Faktor Host
  Adalah faktor yang melekat pada Host
  Genetik: DM, asma, hipertensi
  Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
  Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
  Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
  Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
  Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
  Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Karakteristik Host
         Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)
         Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat maupun
alamiah
         Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada
orang lain
  Agent
Faktor Agent
         Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
         Gizi: kuran g gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
         Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
         Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
         Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Karakteristik Agent
         Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host untuk
mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
         Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit) pada Host
setelah infeksi
         Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan
kematian
         Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host
         Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
         Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)
  Environment
Faktor Environment
         Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
         Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis (kota dan
desa)
         Biologis: flora dan fauna
         Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang, banjir
Karakteristik Environment
         Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan manusia, yang
mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)
         Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi, iklim,
penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah
pasir atau tanah liat)
2.5.            Variabel Epidemiologi
Variabel Epidemiologi dikelompokkan menurut :
  ORANG (PERSON)
Perbedaan Sifat/karakteristik individu secara tidak langsung memberikan perbedaan
sifat/keterpaparan, dipengaruhi oleh:
  Faktor Genetik, bersifat tetap, seperti : jenis kelamin, ras, data kelahiran, dsb.
  Faktor biologic, berhubungan dengan kehidupan biologik, seperti : umur, status gizi, kehamilan,
dsb.
  Faktor Perilaku, berpengaruh secara individu, seperti: adat istiadat, mobilitas, dsb.
  Faktor Sosial Ekonomi, seperti pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, daerah tempat tinggal.
  Tempat (place)
Pengetahuan distribusi geografis suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan
kesehatan dan dapat memberikan penjelasan etologi penyakit.
Keterangan tempat dapat bersifat :
  Keadaan geografis, misal: daerah pegunungan, pantai, dataran rendah, dsb.
  Batas administratif (misal: batas negara, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan/kelurahan), batas
ekologis (batas penyebaran dampak).
Menganalisa hubungan penyakit dengan tempat harus dipikirkan hal-hal sbb :
1.      Keadaan penduduk setempat dan sifat karakteristiknya.
2.      Apakah penyakit berhubungan langsung dengan tempat, seperti :
  Angka kesakitan tinggi pada semua golongan umur.
  Penyakit tidak dijumpai/kurang ditempat lain.
   Penduduk yang pindah ke tempat tersebut akan terserang penyakit.
  Penduduk yang keluar dari tempat ybs akan sembuh atau penyakitnya tidak bertambah.
  Adanya gejala penyakit yang sama pada hewan.
3.      Faktor lingkungan biologis dan sosial ekonomi setempat harus diperhitungkan.
   Waktu (time)
Perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-
faktor etiologis, yaitu dengan adanya :
1.      faktor penyebab penyakit pada waktu tertentu
2.      perubahan komposisi dan jumlah penduduk menurut waktu
3.      perubahan komposisi lingkungan menurut waktu (lingk. fisik, biologi dan sosial ekonomi).
4.       perubahan kriteria dan alat diagnosa dari waktu ke waktu
5.      perubahan pola penyakit karena usaha pencegahan dan penanggulangan serta perubahan lainnya
dari waktu ke waktu.

PERUBAHAN PENYAKIT MENURUT WAKTU :


1.      Perubahan dalam waktu singkat :

a.       Epidemi à jumlah penderita melampaui keadaan normal, umumnya terjadi pada penyakit
menular, namun tidak menutup kemungkinan karena akibat bahan kimia/akibat fisik serta
kelainan perilaku, misal penyakit menular DBD.
b.      Common sources/Point epidemic à timbul wabah mendadak dengan terfokus pada limit waktu
sesuai dengan masa inkubasi terpanjang pada penyakit, misal keracunan makanan.
c.       Epidemi berkepanjangan à epidemi yang terus menerus berlangsung, terutama penyakit dengan
kontak person (umpama AIDS) maupun oleh vektor penyakit, misal malaria.
2.      Perubahan secara periodik :

a.       Pengaruh musim :
  Hubungan penyakit dengan musim tertentu terutama penyakit menular, juga dijumpai pada
penyakit kronik, seperti asmatik.
  Perbedaan waktu erat hubungannya dengan keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi sifat
penyebab, pejamu serta lingkungan.
  Perubahan tahunan secara epidemiologi karena sifat penyakit.
b.      Perubahan periodik yang bersifat siklus :
  Perubahan insidensi penyakit secara reguler antara beberapa bulan tertentu secara teratur.
3.      Perubahan secara sekuler :
Perubahan yang terjadi setelah sekian tahun (5-10 tahun atau lebih) yang menampakkan
perubahan keadaan penyakit/kematian yang cukup berarti dalam hubungan interaksi antara
pejamu/manusia (H), penyebab (A) dan lingkungan (E).

3.3.            INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN


  Ekologi Manusia
  Ilmu yang mempelajari interaksi antara setiap segi kehidupan manusia (fisik, metal, sosial) dengan
lingkungan hidupnya (biofisis, psikososial) secara keseluruhan dan bersifat sintesis.
  Studi yang menelaah hubungan timbal balik antara perilaku manusia dengan lingkungannya baik
pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan disekitarnya maupun sebaliknya manusia
dengan lingkungan
  Merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, bidang ini merupakan suatu perspektif dalam
menelaah hubungan antara perilaku manusia dan lingkungannya.
  Hubungan Ekologi Manusia dengan Kesling
Meningkatkan faktor eugenik (menguntungkan) dan mengurangi atau mengendalilan faktor
disgenik (merugikan)

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
  Pengertian Epidemiologi mencakup : Penyakit atau status penyakit, frekuensi, distribusi
(orang/populasi, waktu dan tempat), determinan (faktor-faktor yang mempengaruhi) dan
metoda (design).
  Tiga komponen penting dalam Epidemiologi : Frekuensi, Distribusi danDeterminan
  Konsep dasar  epidemiologi berupa segitiga epidemiologi yaitu Host, Agent dan
Emvironment.
  Variabel Epidemiologi dikelompokkan menurut Orang (person), Tempat (place) dan Waktu
(time).
DAFTAR PUSTAKA

http://www.larompa.co.cc/2010/08/dasar-dasar-epidemiologi.html
http://abufarismasriadi.blogspot.com/2007/12/konsep-dasar-epidemiologi-dan-timbulnya.html
http://doktersyhura.wordpress.com/
http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/
http://desainarsitekturrumah.blogspot.com/2011/01/epidemiologi-kesehatan-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai