Anda di halaman 1dari 10

TERANGKUM DALAM KALIMAT LA ILAHA ILLALLAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Disusun Oleh:

Chintia Wardany

Derry Sholihin D.N.

Dita Aprilia

Ervina Marliani

Fanny Setiawan

Muhammad Adi Jasa

Nita Shinta Wati

Rizan Rayi Wandeka

Siti Yudiani P

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah berjudul “ Terangkum Dalam Kalimat La ilaha illallah “
Makalah ini merupakan salah satu tugas perkuliahan yang harus diselesaikan oleh Mahasiswa
Program D-IV Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Bandung. Makalah
merupakan tugas dari mata kuliah Agama Islam Program D-IV Jurusan Kesehatan Lingkungan
Polteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung. Makalah ini diharapkan memberikan
manfaat kepada para pembaca guna mengetahui dan memahami arti Kalimat La ilaha illallah
khususnya mahasiswa D-IV Kesehatan Lingkungan.

Penulis menyadari makalah ini tidak sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari para
pembaca akan sangat bermanfaat dalam perbaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 10 Desember 2014

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Allah adalah tuhan semesta alam yang maha kuasa, kita harus mempunyai rasa cinta
kepada allah. Dan hendaklah mencintai allah melibih cinta mu kepada kedua orang tua,
manusia lain dan bahkan diri sendiri.
tiada tuhan yang patut di sembah selain ALLAH SWT seperti yang selalu kita ucapkan dalam
ibadah. Allah juga raja dari segala raja yang ditaati oleh setiap hambanya, dengan mempercayai
bahwa segala yang ada di dunia ini hanyalah milik allah, ketika manusia serta alam semesta ini
hancur hanya allah yang akan kekal dan abadi semua itu terangkum dalam alimat laa ilaha
illallah.

I.2 Rumusan masalah

1. Menjelaskan apa itu allah sebagai kecintaan


2. Menjelaskan rabb yang di maksud itu apa ?
3. Apa itu raja yang di taati ?
4. Apa itu ilah yang diabdi ?

I.3 Tujuan

Mahasiswa di harapkan dapat lebih mengenal allah dan mempercai adanya serta
mengetahu betapa sungguh agungnya allah supaya kita dapat semakin mencintai dan
mengagungkan allah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Allah sebagai kecintaan (Q.S. Al-baqarah:165 dan Al-Anfal : 2)

Al-Baqarah : 165

Artinya : Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah sebagai
tandingan,
yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat dzalim itu melihat ketika mereka
melihat adzab (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah
sangat berat adzabnya (niscaya mereka menyesal).

Ayat dalam surah Al-Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh
Allah dalam firman-Nya:
“Dan mereka tidak akan dapat keluar dari neraka.”
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa mereka menyembah tandingan-tandingan selain Allah,
yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Ini menunjukkan bahwa
mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, akan tetapi kecintaan mereka itu belum
bisa memasukkan mereka ke dalam Islam.Dari ayat dalam surah Al-Baqarah ini dapat diambil
kesimpulan bahwa tafsiran “tauhid” dan syahadat “Laa ilaha illa Allah” yaitu: pemurnian
kecintaan kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepada-
Nya.

II.2 Rabb yang dimaksud (Q.S. Al-An’am : 162)

(Al-An’am : 162)

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh Alam.”

Dalam ayat diatas merupakan ayat yang menjelaskan tentang ikhlas beribadah. Ikhlas
berarti niat mengharap ridha Allah dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan,
perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya
tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran.

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa kita dituntut ikhlas dalam menjalankan semua
ibadah kepada Allah baik yang sifatnyat vertical maupun horizontal, ketika kita hendak
melasksanakanya niat kita haruslah lurus semata-mata karena Allah bukan karena dilhat oleh
orang atau lainya yang nantinya akan dapat merusak pahala dari ibadah kita, ketika hendak
melaksanakan shalat, ketika telah bertakbir maka seluruh aktifitas badan, pikiran, dan perasaan
haruslah tertuju kepada Allah, bukan kepada yang lain begitu juga dengan ibadah yang lain
seperti menolong sesama, puasa, dan ibadah yang lain hendaknya hanyalah tertuju kepada Allah
Cara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas
Cara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran disaat kita
sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir
untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi,
kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena
kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang
menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara di atas kita dapat mencapai rasa ikhlas dalam
beribadah.

II.3 Raja yang ditaati (Q.S. An-nisa : 59)

Q.S. An-Nisa : 59

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu , lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.

Ayat ini menggariskan tiga aturan tentang hal yang berhubungan dengan kesejahteraan umat
Islam, teristimewa dengan urusan pemerintahan:
1) taat kepada Allah dan utusan,

2) taat kepada yang memegang kekuasaan di antara kaum muslim,

3) mengembalikan kepada Allah dan utusan-Nya jika terjadi perselisihan dengan pihak yang
berkuasa. Kata ulul amri menurut ahli tafsir berarti orang yang memegang kekuasaan. ini
mempunyai arti yang luas, sehingga perkara apa saja yang bertalian dengan kehidupan manusia,
mempunyai ulul amri sendiri-sendiri .

II.4 Ilah yang diabdi (Az-Zariyat : 56)

Q.S. Az-Zariyat : 56

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Kandungan Ayat Q.S Az-Zariyat ayat 56

a.     Tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah ini
harus dilakukan dngan penuh ketaatan dan ketundukan kepada Allah swt.

b.   Segala sesuatu yang bernilai baik menurut pandangan Allah swt. disebut ibadah. Allah telah
mengutus para Rasul-Nya, untuk mengajarkan melalui kitab-kitab yang diturunkan Allah,
tentang tata cara ibadah yang baik dan benar. Ibadah artinya taat, patuh, tunduk, dan menurut
Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya serta bertanggung jawab dengan tujuan penciptaan
itu.

c.    Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Jadi, apaun
yang dilakukan manusia harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt semata.
Contoh Perilaku yang Menggambarkan Q.S Az-Zariyat ayat 56

     Selalu mengingat bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Allah swt. adalah untuk
beribadah kepada Allah swt. Oleh sebab itu, semua aktifitas manusia yang dilakukan semestinya
tidak dilakukan selain karena Allah swt. Semua pekkerjaan yang diniatkan karena Allah swt,
akan terasa mudah dan ringan.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai