PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
3. Bagaimana akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi agama?
4. Bagaimana akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi etika?
5. Bagaimana akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi budaya?
6. Bagaimana akhlak terhadap lingkungan?
C. Tujuan
Mengetahui akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi agama
Mengetahui akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi etika
Mengetahui akhlak terhadap lingkungan ditinjau dari segi budaya
Mengetahui cara memanfaatkan SDA dan lingkungan secara
proporsional
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau
moral, walau etika dan moral itu di perlukan dalam rangka menjabarkan akhlak
yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal ini disebabkan karena etika terbatas
pada sopan santun antara sesama manusia saja, serta hanya berkaitan dengan
tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan akhlak
Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika dan
moral.
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya daripada yang telah
dikemukakan terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang tidak
merupakan sikap lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun
pikiran. Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan
Allah. Quraish shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa tolak ukur
kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang dinilai baik
oleh Allah pasti baik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin
Allah menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya
buruk.
Akhlak yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya
hubungan baik antara manusia dengan sesama maupun lingkungan.Sehingga
orang-orang yang mampu mewujudkan hubungan baik tersebut adalah orang-
orang yang ruhnya bersih, yang konsisten menunaikan segala perintah dan
menjauhi segala larangan Allah.
Lingkungan merupakan sebuah wadah yang di dalamnya ditampung
berbagai jenis makhluk dan benda mati yang beraneka ragam seperti manusia,
hewan ,tumbuh-tumbuhan, udara, air dan lain-lain. Di dalam lingkungan baik
secara sadar maupun tidak, juga terdapat berbagai kegiatan yang bersifat
pendidikan maupun juga hanya bersifat sebatas interaksi sesama.
Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam
memanfaatkan alam adalah memperhatikan standart kapasitas yang ada.
Eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan serta tanpa pertimbangan
yang matang akan menyebabkan krisis lingkungan. Pemanfaatan sumber daya
alam harus selalu memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap
lingkungan.
Kesadaran manusia dalam peranannya sebagai khalifah yang telah di
tunjuk oleh Allah di muka bumi sesungguhnya mulai bertindak arif dan bijaksana
dalam mengelola kekayaan alam dan bumi,sehingga terhindar dari kerusakan.
Dalam hal ini, Allah telah mempermudah manusia dengan memberikan petunjuk
dalam Al-qur’an tentang apa yang harus dilakukan oleh manusia terhadap alam
lingkungan, yaitu: merenungkan, mempelajari, memanfaatkan, dan memelihara.
A. Akhlak Terhadap Lingkungan Ditinjau dari Segi Agama
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam
lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Artinya : Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas
kamu nikmat-Ku,dan aku ridlai Islam sebagai agamamu (Q.S Al-Maidah:3).
Prinsip pertama,
Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia. Allah telah
menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memudahkan manusia
seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Israa : 70
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka didaratan dan dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah kami ciptakan” (Q.S Al-Israa:70).
Prinsip kedua
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit
dan apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih
baik dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat
mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridho-Nya. Akan tetapi,
dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak
boleh melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah.
Prinsip keempat
Prinsip kelima
Prinsip keenam
Berkenaan pada tujuan hidup manusia di alam dunia yang fana’ ini,
adalah beribadah kepada Allah SWT dan melaksanakan amanah-Nya sebagai
khalifah dimuka bumi yang bertugas membangun, mengelola, memanfaatkan,
serta menjaga kelestarian alam lingkungan sesuai dengan petunjuk-Nya.
Manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat baik dan berusaha mendekati
kesempurnaan, karena bagaimanapun manusia tidak akan mampu mencapai
derajat kesempurnaan. Akan tetapi, jika tetap hidup dan selalu melakukan
perbuatan baik maka harus menambah kebaikannya. Sedangkan, jika perilakunya
buruk maka kemungkinan dengan hidupnya yang lebih panjang ia bisa
meninggalkan keburukannya itu. Manusia terkadang lalai atau bahkan berbuat
salah, namun dosa atas kesalahannya dapat dihapus dengan cara bertaubat.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak kewajiban
moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Ketika kata “etika” hanya dijadikan simbol oleh masyarakat tanpa peduli
pada aspek untuk mengamalkannya, maka jelaslah bahwa masyarakat itu telah
mengalami kerusakan. Oleh karena itu aspek “etika” dalam masyarakat harus
dikedepankan dan dilaksanakan karena etika di dalam sebuah masyarakat
merupakan dasar bagi perbuatan manusia karena etika mencakup baik, buruk,
benar, salah dan juga mencakup aspek moral atau akhlak. Oleh karena itu marilah
kita berakhlak baik kepada lingkungan yaitu dengan menjaga, merawat dan
melestarikannya sehingga akan terwujud kehidupan yang aman damai sejahtera
dan hal itu tentunya menjadi tujuan adanya etika di dalam masyarakat baik
berbangsa maupun bernegara.
Budaya yang baik tentulah melahirkan sikap dan perilaku yang baik pula
kepada generasi penerusnya dimasa yang akan datang. Sedangkan budaya yang
buruk tercipta dari ulah sesorang atau sebagian kelompok yang menentang nilai-
nilai positif yang terkandung dalam masyarakat.
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya
mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan
dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir
masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang
dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat.
Artinya :….Dia menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai
pemakmurnya.” (QS.Hud 11:61).
Kekayaan alam yang berlimpah disediakan Allah untuk disikapi dengan
cara mengambil dan memberi manfaat dar dan kepada alam serta melarang segala
bentuk perbuatan yang merusakan alam. Firman Allah :
Artinya : ....dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashas 28:77)
Pengelolaan alam dan lingkungan dengan baik akan dapat memberi
manfaat yang berlipat-lipat, begitu pula sebaliknya alam yang dibiarkan merana
atau hanya diambil manfaat secara berlebihan akan mendatangkan malapetaka
bagi kehidupan itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alamyang hanya mengejar
keuntungan ekonomis yang bersifat sementara akan mendatangkan kerusakan
alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan
tahun. Dalam islam ada aturan yang mungkin dapat dianggap sebagai latihan atau
cetak biru untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan alam, yaitu ketika
sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti tumbuhan dan berburu
binatang. Rasullullah pernah mengaskan tidak boleh dirusaknya tumbuhan tanpa
ditanam kembali, dan siapa saja yang boleh menanam pohon untuk kelestarian
alam ini atau untuk tempat berteduh manusia, dia akan mndapatkan nilai
kebajikan yang begitu besar.
Nabi bersabda : “ Tidak seorangpun menanam tanaman kecuali ditulis
baginya pahala sesuai dengan buah yang dihasilkan oleh tanaman itu.”
(HR.Ahmad). Dari hadist tersebut bisa dipahami bahwa setiap orang yang
menanam pohon untuk kelestarian alam, keseimbangan alam, kesejukan hawa,
dan berbagai fungsi positif lainnya, demi menjalankan fungsinya sebagai khalifah
dimuka bumi ini, maka dia akan mendapatkan nilai kebajikan dari setiap
perbuatannya itu.
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya . pada intinya, etika
islam terhadap alam semesta hanya mengajarkan satu hal saja yaitu erintah jangan
membuat kerusakan dimuka bumi. Namun, perintah ini mempunyai derivasi yang
cukup luas mulai dari menjaga kebersihan bumi, tidak bersikap sewenang-wenang
terhadap alam, tidak mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan
sendiri , dan himbauan untuk memperbaiki kembali sumber daya alam yang telah
rusak oleh ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Kerusakan alam dan
ekosistem di lautan dan didaratan terjadi akibaat manusia tidak sadar, sombong ,
egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan bentuk akhlak yang buruk dan
sangat tidak terpuji. Seorang ilmuwan pernah mengatakan, “ Bumi ini akan cukup
memenuhi kebutuhan bermiliar-miliar manusia, akan tetapi tidak cukup
memenuhi keserakahan satu orang saja.”
Firman Allah SWT :
Artinya : Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara
keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang ditentukan “.
( QS. Al-Ahqaf 46:3)
Pernyataan Tuhan dalam ayat diatas mengundang seluruh manusia untuk
tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok atau bangsa, dan
jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir dan bersikap demikian kemaslahatan
semua semua pihak. Manusia tidak boleh bersikap sebagai penakluk alam atau
berlaku sewenang-wenang terhadap lingkungan alam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleh karena itu marilah kita berakhlak baik kepada lingkungan yaitu
dengan menjaga, merawat dan melestarikannya sehingga akan terwujud
kehidupan yang aman damai sejahtera dan hal itu tentunya menjadi tujuan adanya
etika di dalam masyarakat baik berbangsa maupun bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
http://yaudaah.blogspot.com/2013/04/akhlak-terhadap-lingkungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak
http://pangeran-tinta.blogspot.com/2013/06/makalah-akhlak-terhadap-
lingkungan.html
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/06/hubungan-timbal-balik-
manusia-dengan-alam/
http://abarokah51.blogspot.com/2012/11/akhlak-terhadap-lingkungan-
ditinjau.html