PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang
sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus
atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok
masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Dipihak lain masih ada
gangguan kesehatan atau penyakit yang belum jelas penyebabnya,maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya
penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain
sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat
menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori
ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning,
merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit
tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan). Hingga hal tersebut masih
merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional, Kemudian berkembang teori
terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga
meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan
pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa
peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria
yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa
(malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori
tersebut.
Selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit,
dengan didapatkannya mikroskop. Pada tahun 1848-1853 John Snow yang menyelidiki
timbulnya kolera di London yang pada kesimpulannya mengaitkannya dengan timbulnya air
kotor. Edwin Chadwick tahun 1842 menyelidiki angka kematian pada berbagai golong umum
penduduk di Liverpool Inggris sehubungan dengan keadaan sanitasi yang jelek pada saat mulai
gencarnya industrialisasi. Diungkapkan dari pengamatannya bahwa lebih dari separo balita
golongan pekerja meninggal sebelum sempat merayakan hari ulang tahunny kelima. Sehubungan
dengan rintisan Edwin Chadwick, ia kemudian justru di kenal bukan sebagai seorang
epidemiologi melainkan seorang pionir Public Health.
Pada abad-abad berikutnya tidak hanya dengan didapatkannya mikroskop melainkan
konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli
ke arah hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam
menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju,
muncullah masalah berbagai penyakit menahun/tidak menular yang unsur dan faktor
penyebabnya sangat berkaitan erat dengan tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada
umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat
hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan kesehatan.
Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan
berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori
ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai
faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit yang tertentu pula.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan definisi konsep dasar epidemiologi.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan epidemiologi.
1.3.3 Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi.
1.3.4 Untuk mengetahui peran epidemiologi dalam kesehatan.
1.3.5 Untuk mengetahui hubungan sebab akibat pola penyakit, dengan waktu, tempat dan
lingkungan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi kepada mahasiswi
tentang konsep dasar epidemiologi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Definisi Konsep Dasar Epidemiologi
2.1.1 Pengertian
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos =
ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan masyarakat.Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran
penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,pada sekelompok
manusia tertentu.
Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada
waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi. Ilmu epidemiologi kini telah
berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa cabang epidemiologi seperti: epidemiologi
penyakit non infeksi, epidemiologi klinik, epidemiologi kesehatan kerja, dan lain-lain. Sebagai
contoh, kini juga dikenal epidemiologi penyakit-penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker,
epidemiologi kecelakaan lalu lintas dan epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya.
Ada beberapa istilah yang dikenal dalam epidemiologi untuk menggambarkan besar dan
luasnya kejadian penyakit, seperti :
1.
Endemi, yaitu keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus
menerus
2.
tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu.
Epidemi, yaitu terjadinya kasuskasus dengan sifat-sifat yang sama pada sekelompok
manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut
melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut.
3.
Common source (epidemik yang ditimbulkan dari sumber yang sama), yaitu suatu epidemi
dimana manusia atau binatang atau benda yang spesifik telah menjadi alat utama dalam
penularan penyakit tersebut.
4.
Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran), yaitu suatu epidemi
dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang ke binatang dengan cara
sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh
penularan dari sumber tunggal.
5.
Pandemi, yaitu suatu penyakit epidemi yang mengenai penduduk beberapa negara atau
benua.
Konsep pendekatan epidemiologi berbeda dengan konsep pendekatan medik. Pendekatan
medik memfokuskan pada satu individu sedangkan konsep epidemiologi memfokuskan pada satu
kelompok penduduk dan berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok penduduk
tersebut.
Dalam konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen yang menjadi pokok
pembahasan yaitu host atau penjamu, penyebab atau agent, lingkungan atau environment.
Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus seimbang. Bila terjadi gangguan keseimbangan
maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok tersebut.
Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan dalam
menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang
menyebabkan sakit.
2.1.2 Definisi
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama
penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi
menjadi lebih berkembang.
Epidemiologi is the science concerned with factors and conditions which determine the
occurance and distribution of health, disease, defect, disability and death in populations.
(Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari baerbagai faktor dan kondisi yang
mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat, sakit, kerusakan jaringan,
kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat).
Untuk memudahakan penerapan definisi tersebut pada berbagai aplikasi, perhatikan uraian
berikut.
Epidemiologi adalah (cabang ilmu kesehatan) yang mempelajari tentang hal hal sebagai
berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
Adapun perumusan definisi yang meliputi lima hal di atas di tunjukan terhadap beberapa
jangkauan sub-bahasan lain terkait sebagai berikut.
1. Timbulnya penyakit/fenomena kesehatan berkaitan dengan mekanisme kejadian atau
patogenesisnya.
2. Penyebab penyebab penyakit nantinya dikaitkan dengan faktor agent dalam
keseimbangan Gordon yang menyangkut trias agent-host-environment.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi berkaitan dengan determinan atau variable sebagai
influence factors.
4. Masalah penyebaran berkaitan dengan pembahasan transmisi penyakit (transmission of
disease).
5. Masalah pemecahan/penanggulangan nantinya berkaitan dengan sub-bahasan lebih lanjut
terhadap berbagai pemberantasan penyakit atau Communicable Disease Controle (CDC).
Dari berbagai definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa makna epidemiologi pada
hakikatnya adalah sebagai berikut :
1. A science of accurance of desease
2. The study of the Natural History of Disease
7
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
alami
penyakit,
hubungannya
dengan
berbagai
faktor
yang
menyangkut
pola
hidup
esensial
untuk
keperluan
Klinik
13
Taret: Populasi
Target: Individu
Pengkajian (assessment)
Diagnosis
Pencegahan (preventif)
Pengobatan
Perencanaan (planning)
Perawatan
Penilaian (evaluation)
Pelayanan
Penyebab Biologis
Karakteristik inherent
Pada agent biologis, karakteristik inherent meliputi: morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi,
metabolisme, nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, dan lain-lain. Yang tak kalah penting
adalah sifat-sifat kimia dan fisik dari agent yang tak hidup, misalnya: ukuran partikel, merupakan
substansi yang larut atau tidak, dan lain-lain.
2) Viabilitas dan resistensi
Yaitu kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari, dan lain-lain,
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3)
Faktor-faktor
yang
penting
dalam
menimbulkan
penyakit
yaitu:
a. Infektivitas (derajat penularan), yaitu kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan diri
terhadap penjamu.
b. Patogenitas, yaitu kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokal atau
umum, klinis atau subklinis.
c.
Virulensi, yaitu merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent.
15
d.
Antigenisitas, yaitu kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme
penolakan/ pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.
4)
5)
Cara penularan
B.
Penyebab Kimia
Penyebab kimia antara lain: pestisida, food-addivite, obat-obatan, limbah industri, zat-zat
yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit misalnya pada diabetik asidosis,
uremia.
Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat menimbulkan
gangguan, yaitu secara:
1. Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida), uap
(misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-zat
allergen).
2. Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan, seperti
pada keracunan logam berat, dan lain-lain.
3. Melalui kulit, misalnya: keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan yang
disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.
C.
Penyebab Nutrisi
Penyebab nutrisi yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat mengganggu
keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
D.
Penyebab Mekanik
Penyebab mekanik yang termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang kronik, kekuatan
mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah tulang, dan lain-lain.
E.
Penyebab Fisik
Penyebab fisik didapat melalui radiasi ionisasi, suhu udara, kelebaban, intensitas suara,
getaran, panas, terang cahaya.
3. FAKTOR PENJAMU (HOST)
16
Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain: usia, jenis kelamin, ras,
sosial-ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas, nutrisi,
dan imunitas.
Merupakan Faktor yang penting karena mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi,
kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit.
Mari kita lihat pengaruh faktor-faktor tersebut.
a. Usia
Biasanya usia merupakan faktor penjamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit.
Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia
tertentu atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usai.
b.
Jenis kelamin
Terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu. Misalnya: kanker
prostat hanya dijumpai pada pria, dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada wanita.
c.
Ras
Pengaruh dari perbedaan ras dalam timbulnya suatu penyakit biasanya disebabkan oleh
perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai-nilai sosial, seringkali juga dihubungkan dengan
faktor genetika, dan lain-lain.
d.
Sosial-ekonomi
Erat hubungannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan.
e.
Status perkawinan
Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup, secara statistik, didapatkan bahwa morbiditas dan
mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah,
menikah, cerai, atau janda/duda karena kematian pasangannya).
f.
Penyakit-penyakit terdahulu
Jelas dapat dimengerti bahwa mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah
menderita sakit keras lebih rentan terhadap suatu infeksi atau penyakit lainnya dibandingkan
dengan mereka yang tidak menderita penyakit kronis.
g.
Cara hidup
Faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis.
Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya dengan
17
penyakit-penyakit infeksi usus. Selain itu, kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak
dan kolestrol berlebihan, kebiasaan merokok, dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.
h.
Hereditas
Berkaitan dengan ras.
i.
Nutrisi
Secara umum, makin baik status gizi seseorang, maka akan makin baik sistem pertahanan
tubuh orang tersebut.
j.
Imunitas
Faktor
imunitas
sangat
berpengaruh
dalam
Berdasarkan
cara
didapatnya,
ada
beberapa
1) Imunitas alamiah (tanpa intervensi):
timbulnya
golongan
suatu
penyakit.
imunitas,
yaitu:
a) Imunitas alamiah aktif, yaitu imunitas yang didasarkan karena tubuh pernah mendapat
infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut, dan yang
bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama.
b) Imunitas alamiah pasif, yaitu kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh ibunya. Terutama
antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin.
Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir.
2)
meliputi kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geografi serta geologinya.
1) Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap
penyakit tertentu.
Contoh:
Faktor ketinggian dari permukaan laut (attitude) berpengaruh terhadap mereka yang
mengidap penyakit jantung.
Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan
telinga
sehingga
lebih
rentan
terhadap
infeksi
seperti
influenza.
Dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang sehingga memudahkan terjangkitnya
suatu penyakit, misalnya: di daerah dengan keadaan udara yang panas dan lembab
menyebabkan orang memakai baju setipis dan sesedikit mungkin, sehingga memudahkan
terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan faktor dari suatu
penyakit.
2) Kondisi geografi serta geologi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung
maupun tak langsung. Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan
jumlah tanah serta air yang terkandung, dll
Contoh:
Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang tidak defisiensi vitamin,
misalnya: tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayurmayur tidak selalu tersedia.
Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang yang dapat menjadi
vektor atau reservoir dari suatu penyakit, misalnya sehingga dapat mempengaruhi
distribusi penyakit, misalnya: lalat teetse dan penyakit tidur di Afrika.
Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh
manusia, ketersediaan air, dan lain-lain. Dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
kesehatan manusia.
b. Lingkungan biologi
Dapat berperan sebagai berikut:
1) Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir, mapun
vektor dari suatu penyakit.
2) Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui
penyuburan tanah, dan lain-lain.
3) Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrien, tetapi mungkin pula menjadi
tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan
sumber allergen.
c.
Lingkungan sosial-ekonomi
1) Faktor yang timbul dari lingkungan sosial (diluar faktor ekonomi) sangat mempengaruhi
status kesehatan fisik dan mental baik secara individu maupun kelompok. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
19
a)
Kepadatan penduduk, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan, kemudahan
penyebaran kemudahan penyebaran penyakit-penyakit menular, dan lain-lain.
b) Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis, macam pekerjaan,
dll. Dapat meningkatkan gangguan mental, disamping juga tingkat kejahatan.
c) Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai: besar kecilnya keluarga, aturanaturan agama, dll.
2)
Faktor-faktor
yang
berkaitan
dengan
ekonomi
setempat,
misalnya:
a) Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang
tidak memadai dll, yang secara keseluruhan menunjang penyebaran penyakit menular.
b) Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, berhubungan
dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan.
c) Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik,
tingginya tingkat pengangguran.
d) Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secara keseluruhan
menyebabkan tingginya penyakit menular.
e) Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama
dengan perang.
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana interaksi antara agent, host dan environment sehingga
terjadi keseimbangan.
1. Interaksi agent-environment
Yaitu keadaan dimana agent dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa
menghiraukan karakteristik dari host), biasanya pada periode prepatogenesa yang
seringkali dilanjutkan sampai tahap patogenesa. Keadaan tersebut misalnya: ketahanan
dari suatu bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin,
dan lain-lain.
2.
Interaksi host-environment
Yaitu keadaan dimana host dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa
menghiraukan faktor agent), biasanya juga pada tahap prepatogenesa dan patogenesa.
Keadaan tersebut misalnya: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas
kesehatan, dan lain-lain.
3.
Interaksi host-agent
Berada dalam diri host, bermukim dengan baik, berkembang-biak, dan mungkin telah
menstimuli respons dari host dengan timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis
20
2.5 Hubungan Sebab Akibat Pola Penyakit, Dengan Waktu, Tempat Dan Lingkungan.
Tanpa pemahaman tentang berbagai konsep penyakit, kita tidak mempunyai dasar
pemikiran yang kuat untuk mendeteksi serta mengenal setiap perbedaan yang ditentukan pada
pelayanan kesehatan pada masa kini.Kesenjangan antara konsep penyakit yang dianut oleh
petugas kesehatan dan yang dianut oleh masyarakat sering menyebabkan gagalnya upaya
meningkatkan kesehatan di masyarakat.
21
Pada petugas kesehatan, sering memiliki harapan yang lebih pada masyarakat untuk
memahami konsep penyakit tanpa sedikitpun memahami konsep yag ada dalam msyarakat
sekitarnya. Sikap yang apriori dan perbedaan pandang yang tajam tentang pengobatan alternatif
sangat banyak dijumpai saat ini.Hal ini membuktikan ketidak pahaman tentang konsep penyakit
di masyarakat.
Konsep tentang penyakit dipengaruhi oleh budaya, tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.Pada masyarakat primitif yang masih awam dari pengaruh ilmu
pengetahuan, konsep penyakt tidak dapat dijelaskan secara rasional.Berbeda dengan masyarakat
sekarang ini yang sangat dipengaruhi oleh era komunikasi global yang lebihbanyakmengenal
konsep penyakit secara umum tetapi tidak mendetail.
Perkembangan konsep timbulnya penyakit lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan nalar
manusia pada zaman ia hidup. Kekuatan manusia adalah pada kemampuan nalarnya yang tinggi
dalam emecahkan berbagai misteri dalam alam semesta untuk kemudian mengendalikanya.
Tanpa nalar manusia terbukti akan memposisikan dirinya sebagai manusia yang lemah, tidak
berdaya dan akhirnya kalah. Dalam membahas
adanya kosep sehat-sakit karena kedua konsep ini berkaitan erat dengan epidemiologi dalam hal
pencegahan dan pemberantasan penyakit. Sebelum membahas megenai konsep penyebab
penyakit, kita mengenal lebih dahulu apa yang disebut dengan penyakit, bagaimana seseorang
dapat sakit, dan dampak yang dapat timbul dengan adanya penyakit tersebut.
Penyakit/sakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara
tepat
terhadap
rangsangan
atau
tekanan
sehingga
timbul
gangguan
Rasa Sakit
Positif
Negatif
Penyakit
Positif
Kasus klasik
kasus kesehatan masyarakat
Negatif
Psikosomatis
Sehat
Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat subjektif.
Kasus klasik adalah apabila rasa sakit atau masalah dirasakan ada dan memang ada
penyakitnya.Psikosomatik adalah apabila rasa sakitnya ada namun dari pemeriksaan dan analisis
tidak ditemukan penyakit.Masalah kesehatan masyarakat adalah rasa sakit dan masalahnya tidak
dirasakan/diketahui masyarakat pada saat itu, namun menurut pandangan kesehatan
masalahnya/penyakitnya ada.Sehat, menurut gambar diatas adalah rasa sakit ataupenyakit tidak
ada.
Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah kesehatan
masyarakat, karena epidemiolog tidak mempelajari tentang rasa sakit tetapi mempelajari tentang
penyakit.Jadi penyebab penyakit adalah kejadian, kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktorfaktor tersebut di atas yang berperan penting dalam kejadian penyakit.
Pemahaman tentang konsep penyebab timbulnya penyakit perlu dimiliki untuk dapat
menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya dan penyebarannya. Banyak model konsep
penyebab penyakit yang dikembangkan oleh para ahli, dari zaman generasi pertama Hippocrates
dengan konsep Airs,Waters and Places. Galen dengan konsep Experimental Medicine, dan
Hieronymous Fracastorius (1478-1553) dan Igmatz Semmelweis (1818-1865) dengan konsep
Contagion Germ.
Menjelang akhir abad ke-19, para pakar mengklasifikasi penyebab timbulnya penyakit
menjadi dua yaitu singel causation (penyebab tunggal)
Faktor X
Penyakit Y
yang diderita seseorang.Para ahli yang perintis teori kuman (bakteriologi) seperti Robert Koch
atau Louis Pasteur mulai mengidentifikasi jenis kuman untuk tiap jenis penyakit menular.Konsep
penyebab tunggal ini sempat berlangsung lama sampai seseorang mulai menyadari bahwa
berkembangnya penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis penyebabnya saja
yang spesifik.
1. Model Penyebab Penyakit
Tokoh yang paling berperan dalam model ini adalah Robert Koch yang berhasil
menemukan basil Tuberculosis sebagai penyebab penyakit tuberkulosa sehingga terkenal dengan
Postulat Henle Koch. Postulat ini menyatakan bahwa suatu agent (bibit penyakit) dapat
menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat :
1. Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur (faktor yang
diperlukan)
2. Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain
(suffccient factor).
3. Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau
dari binatang percobaan dapat ditemukan kuman yan dimaksud (spesifitas efek).
Host (penjamu)
Environment
(lingkungan)
(lingkungan)
Agent
(Penyebab
Lingkungan)
24
Melihat perkembangan penyakit pada masanya, ternyata konsep penyebab tunggal mulai
ditinggalkan. Alasannya, orang mulai menyadari bahwa berkembangnya peyakit tidak dapat
dijelaskan hanya dengan mengenali jenis kumannya saja, namun diperlukan faktor lain yang
turut memengaruhi sehingga dikenal konsep/model penyebab majemuk. Berikut ini ditampilakan
beberapa model multiple causation (penyebab majemuk) yang merupakan model yang sering
digunakan dalam melihat terjadinya penyebab penyakit.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu komponen akan
mengubah keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi antara tiga faktor host, agent,
dan environmet itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan menyebar.
Model ini cocok untuk menerangkan penyakit infeksi.
Model jaringan sebab-akibat (web of causation) menjelaskan baha penyebab penyakit
terdiri dari berbagai faktor yang majemuk, faktor atau komponen tersebut saling terkait dan
membentuk jaringa sebab-akibat yang cukup rumit.
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Penyakit
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
25
Keterangan :
4
5
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan sosial
Lingkungan Bologis
Lingkungan fisik
Host (manusia)
bvyfInti Genetik.
pera
dari
masing-masing
lingkungan
sangat
bergantung
pada
penyakit.Misalnya, faktor lingkungan sosial sangat berperan dalam menyebabkan stes mental /
kejiwaan manusia; faktor lingkungan biologis berperan menimbulkan penyakit yang disebabkan
oleh agent; dan faktor genetik berperan besar menimbulkan penyakit keturunan.
Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang diteukan oleh Gordon
dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia
26
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host, agent, dan environment. Gorden berpendapat
bahwa:
1) Penyakit timbul karena ketidak seimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)
2) Keadaan keseimbanagn bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host
(baik individu/kelompok)
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsug pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik,
ekonomi, dan biologis)
Penjamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusi yang dapat memengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit.Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua
keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan da kemungkinan
rentan/resisten.
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian penyakit pada penjamu
adalah:
HOST
AGENT
ENVIRONMENT
Gambar : skema tahap prapatogenesis yang menggambarkan hubungan seimbang, pada tahap ini
host dalam keadaan sehat.
A
A
H
A
E
27
H
E
H
E
( 1. )
( 2. )
(3)
untuk bayinya)
Pasif alamiah pada bayi yang hilang setelah 4 bulan, tidak bertahan lama (misal,
pemberian toksid kepada ibu akan berdampak pada bayi yang lahir)
b. Imunitas didapat(dengan intervensi)
Aktif didapat yang dibuat pejamu setelah imunisasi.
Pasif didapat yang bertahan 4-5 minggu ( ATS dan ABU ).
c. Herd immunity( kekebalan kelompok ) yang berpengaruh dalam timbulnya
penyakit pada suatu kelompok di suatu populasi. Orang yang tekena varisela aka
mempunyai kekebalan terhadap varisela.
3. Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (misal, penyakit difteri atau campak akan
menyerang anak-anak balita).
4. Jenis kelamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu ( misal, kenker
5.
6.
7.
8.
9.
prostat yang dialami oleh pria dan kanker serviks yang dialami wanita)
Ras (perbedaan cara, nilai sosial, dan faktor genetika)
Sosial-ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi)
Status perkawinan (mortalitas berkaitan denga status perkawinan)
Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi.
Gaya hidup berhubungan dengan sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, ras, atau golongan
etnis.
10. Hereditas (berkaitan dengan ras)
11. Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum)
28
Bibit penyakit (agent) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberdayaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau
mempengauhi perjalanan suatu penyakit.Macamnya berupa golongan biotis (unsur hidup) dan
golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis terdiri dari :
a. Mikroorganisme (virus, bakteri, dan riketsia)
b. Non-mikroorganisme (prtozoa, metazoa/cacing)
c. Tumbuhan (fungsi atau jamur)
Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit infeksi yang
sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
29
a. Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantara udara (air borne transmission).
Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu, mineral, partikel (golongan abiotik), atau kontak dengan penderita TB (golongan biotik).
b. Ditelan yaitu masuknya agent melalui salular pencernaan dengan cara memakan atau
tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.
c. Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya,
keracunan oleh bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang
memengaruhi kehidupan da perkembangan manusia. Lingkungan terbagi dalam tiga macam
yaitu:
1. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berbeda di sekitar manusia yang meliputi
kondisi udara,musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat memengaruhi
kerentanan host. Ketinggian tertentu akan memengaruhi jantung, kelembapan aka
memengaruhi selaput lendir. Keadaan geografi akan menentukan jenis vektor atau
reservoar dari suatu penyakit, sedangkan keadaan geologi akan memengaruhi
ketersediaan air.
2. Lingkungan biologi, masih merupakn ligkungan yang berada di sekitar manusia namun
jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) tempat
hidup yang paling sesuai dengan bibit penyakit disebut dengan reservoar atau tempat
agent tersebut dapat hidup di dalam tubuh manusia dan binatang.
3. Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari aksi manusia yang meliputi
sosial-budaya, norma, dan adat-istiadat. Sebagai contoh, lingkungan sosial-ekonoi yang
memengaruhi status kesehatn fisik dan mental baik individu maupun kelompok, meliputi
kepadatan, kehidupan sosial, fasilitas olehraga, rekreasi, stratifikasi sosial, tingkat
kejahatan, sistem asuransi, bencana alam, perang, dan lain-lain.
Seseorang dapat menjadi sakit atau timbul penyakit apabila ia dengan sengaja atau tidak
sengaja mengadakan / terpajan pada penyebab penyakit. Proses ini melalaui tahapan. Dalam
proses ini terlibat enam komponen yang dapat menimbulkan penyakit infeksi (menular dan tidak
menular) :
1. Penyebab penyakit. Bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit disebut patogen.
30
2. Reservoar dari agent penyebab adalah habitat normal tmpat agent penyakit menular hdup,
tubuh, dan berkembang biak ( habitat ini dapat berupa manusia, hewan, atau lingkungan).
3. Cara keluarnya penyebab penyakit dari penjamu (melalui saluran napas, sluran kemih,
perencanaan, kulit, dan transplasental)
4. Cara penularan agent ke pejamu baru melalui metode kontak langsung dan droplet (tetes
ludah) dan metode tidak langsung yaitu melalui perantara (misal, nyamuk)
5. Tempat masuk ke dalam pejamu umumnya sama antara tempat masuk dan keluarnya.
6. Kerentaan / kepekaan pejamu. Faktor imunitas, faktor ketahanan tubuh, malnutrisi, dan
sistem imunologi.
BAB III
PENUTUP
31
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Konsep kejadian penyakit
adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi, banyak faktor yang mempengaruhi
kondisi sakit dan menimbulkan penyakit . Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun profesi
kesehatan mengartikan penyakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Kemampuan kognitif
akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan penyakit
dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga
kesehatan sendiri. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara
melaksankannya. Mengingat bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi muncul
karena disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia
DAFTAR PUSTAKA
32
33