Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang
sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus
atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok
masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Dipihak lain masih ada
gangguan kesehatan atau penyakit yang belum jelas penyebabnya,maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya
penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain
sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat
menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori
ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning,
merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit
tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan). Hingga hal tersebut masih
merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional, Kemudian berkembang teori
terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga
meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan

sekitarnya. Teori ini terutama pada abad

pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa
peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria
yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa
(malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori
tersebut.

Selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit,
dengan didapatkannya mikroskop. Pada tahun 1848-1853 John Snow yang menyelidiki
timbulnya kolera di London yang pada kesimpulannya mengaitkannya dengan timbulnya air
kotor. Edwin Chadwick tahun 1842 menyelidiki angka kematian pada berbagai golong umum
penduduk di Liverpool Inggris sehubungan dengan keadaan sanitasi yang jelek pada saat mulai
gencarnya industrialisasi. Diungkapkan dari pengamatannya bahwa lebih dari separo balita
golongan pekerja meninggal sebelum sempat merayakan hari ulang tahunny kelima. Sehubungan
dengan rintisan Edwin Chadwick, ia kemudian justru di kenal bukan sebagai seorang
epidemiologi melainkan seorang pionir Public Health.
Pada abad-abad berikutnya tidak hanya dengan didapatkannya mikroskop melainkan
konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli
ke arah hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam
menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju,
muncullah masalah berbagai penyakit menahun/tidak menular yang unsur dan faktor
penyebabnya sangat berkaitan erat dengan tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada
umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat
hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan kesehatan.
Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan
berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori
ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai
faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit yang tertentu pula.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa pengertian dan definisi konsep dasar epidemiologi ?
1.2.2 Apa tujuan epidemiologi ?
1.2.3 Apa ruang lingkup epidemiologi ?
1.2.4 Apa peran epidemiologi dalam kesehatan ?
1.2.5
1.2.5 Apa hubungan sebab akibat pola penyakit, dengan waktu, tempat dan lingkungan ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan definisi konsep dasar epidemiologi.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan epidemiologi.
1.3.3 Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi.
1.3.4 Untuk mengetahui peran epidemiologi dalam kesehatan.
1.3.5 Untuk mengetahui hubungan sebab akibat pola penyakit, dengan waktu, tempat dan
lingkungan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi kepada mahasiswi
tentang konsep dasar epidemiologi.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Definisi Konsep Dasar Epidemiologi
2.1.1 Pengertian
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos =
ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan masyarakat.Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran
penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,pada sekelompok
manusia tertentu.
Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada
waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi. Ilmu epidemiologi kini telah
berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa cabang epidemiologi seperti: epidemiologi
penyakit non infeksi, epidemiologi klinik, epidemiologi kesehatan kerja, dan lain-lain. Sebagai
contoh, kini juga dikenal epidemiologi penyakit-penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker,
epidemiologi kecelakaan lalu lintas dan epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya.
Ada beberapa istilah yang dikenal dalam epidemiologi untuk menggambarkan besar dan
luasnya kejadian penyakit, seperti :
1.

Endemi, yaitu keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus

menerus
2.

tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu.

Epidemi, yaitu terjadinya kasuskasus dengan sifat-sifat yang sama pada sekelompok

manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut
melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut.
3.

Common source (epidemik yang ditimbulkan dari sumber yang sama), yaitu suatu epidemi

dimana manusia atau binatang atau benda yang spesifik telah menjadi alat utama dalam
penularan penyakit tersebut.

4.

Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran), yaitu suatu epidemi

dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang ke binatang dengan cara
sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh
penularan dari sumber tunggal.
5.

Pandemi, yaitu suatu penyakit epidemi yang mengenai penduduk beberapa negara atau

benua.
Konsep pendekatan epidemiologi berbeda dengan konsep pendekatan medik. Pendekatan
medik memfokuskan pada satu individu sedangkan konsep epidemiologi memfokuskan pada satu
kelompok penduduk dan berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok penduduk
tersebut.
Dalam konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen yang menjadi pokok
pembahasan yaitu host atau penjamu, penyebab atau agent, lingkungan atau environment.
Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus seimbang. Bila terjadi gangguan keseimbangan
maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok tersebut.
Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan dalam
menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang
menyebabkan sakit.
2.1.2 Definisi
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama
penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi
menjadi lebih berkembang.

b. Mausner dan Kramer


Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi
manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan
dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis
penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Eddy Pranowo Soedibyo dalam pidato pengukuhannya sebagai guru Besar Epidemiogi
tahun 1991 tempat menginventarisasi berbagai definisi dari berbagai ahli epidemiologi antara
lain Hirsch (1883), Frost (1927), Greenwood (1934), Lilienfield (1957), plunked dan Gordon
(1960), dan lain lain sampai H. R. Leavell dan E. G. C. Clark. Berbagai definisi tersebut, yang
paling dikenal adalah Leavel and Clark yang rumusannya adalah sebagai berikut.
6

Epidemiologi is the science concerned with factors and conditions which determine the
occurance and distribution of health, disease, defect, disability and death in populations.
(Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari baerbagai faktor dan kondisi yang
mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat, sakit, kerusakan jaringan,
kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat).
Untuk memudahakan penerapan definisi tersebut pada berbagai aplikasi, perhatikan uraian
berikut.
Epidemiologi adalah (cabang ilmu kesehatan) yang mempelajari tentang hal hal sebagai
berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Timbulnya suatu penyakit atau fenomena kesehatan.


Penyebab penyebabyang menimbulkan.
Faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya penyebab penyebab tersebut.
Bagaiman penyebarannya di dalam kelompok kelompok masyarakat.
Pokok pokokpemecahan/penanggulangannya

Adapun perumusan definisi yang meliputi lima hal di atas di tunjukan terhadap beberapa
jangkauan sub-bahasan lain terkait sebagai berikut.
1. Timbulnya penyakit/fenomena kesehatan berkaitan dengan mekanisme kejadian atau
patogenesisnya.
2. Penyebab penyebab penyakit nantinya dikaitkan dengan faktor agent dalam
keseimbangan Gordon yang menyangkut trias agent-host-environment.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi berkaitan dengan determinan atau variable sebagai
influence factors.
4. Masalah penyebaran berkaitan dengan pembahasan transmisi penyakit (transmission of
disease).
5. Masalah pemecahan/penanggulangan nantinya berkaitan dengan sub-bahasan lebih lanjut
terhadap berbagai pemberantasan penyakit atau Communicable Disease Controle (CDC).
Dari berbagai definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa makna epidemiologi pada
hakikatnya adalah sebagai berikut :
1. A science of accurance of desease
2. The study of the Natural History of Disease
7

2.2 Tujuan Epidemiologi


Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari
epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau
fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan
makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan
menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paruparu dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten dengan
data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma kandung kemih
pada hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten
dengan kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma
kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta menentukan prioritas
masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat dapat
digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah
dan menentukan prioritas masalah.
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus
neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat digunakan untuk
menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam menggulangi masalah tersebut,
misalnya dengan mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada
ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil.
Tujuan Epidemiologi :
a. Menentukan agens primer atauu memastikan factor penyebab.
b. Memahami penyebab penyakit, cacat, atau kondisi.
c. Menentukan karakteristik agens atau factor penyebab
8

d.
e.
f.
g.

Menentukan cara penularan.


Menentukan dan menetapkan factor kontribusi.
Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografis
Menentukan,mendeskripsikan, dan melaporkan perjalanan

h.
i.
j.
k.

ketidakmampuan cedera, dan kematian.


Menentukan metode pengendalian.
Menentukan langkah-langkah pencegahan
Membantu dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan kesehatan.
Menyediakan data-data administrasi dan perencanaan.

alami

penyakit,

2.3. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI


Kegiatan epidemiologi meliputi bebagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang
berhubungan dengan bidang kesehatan maupun di luar bidang kesehatan.Berbagai bentuk dan
jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga tidak
jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpah tindih. Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai
berikut :
1. Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek dan objek masalah
kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular. Sesuai perkembangan zaman, penyakit
degeneratif mulai marak dipelajari dan sekarang banyak digunakan pada masalah
masalah kesehatan yang bukan penyakit, sehingga dikenal dengan epidemiologi penyakit
menular dan epidemiologi penyakit tidak menular.
a. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular
yang saat ini hasilnya sudah tampak.
b. Epidemiologi penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti : kanker, penyakit
sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat, termasuk penyakit
akibat gangguan industri.
2. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok populasi/manusia, sehingga terbagi menjadi epidemiologi komunitas
9

(kependudukan, lingkungan, gizi masyarakat, dan lain-lain), dan epidemiologi klinis


(pengelolaan layanan kesehatan, kesehatan jiwa, dan lain-lain).
a. Epidemiologi klinis
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi atau dokter/paramedis tentang cara pendekatan masalah melalui
disiplin ilmu epidemiologi.
b. Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam
menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
faktor-faktor yang memengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam
masyarakat.Memberikan analisi tentang sifat karakteristik penduduk secara demografi
dalam hubungannnya dengan masalah kesehatan dalam masyarakat.Juga berperan dalam
berbagai aspek kependudukan dan keluarga berencana, serta digunakan sebagai dasar
dalam mengambil kebijakan dan menyusun perencanaan yang baik.
c. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari
faktor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.Bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para
perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang khusus.

d. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja


Ocupational and environmental epidemiology merupakan salah satu bagian
epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimia, biologis,
maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya adalah analisis
tingkat kesehatan para pekerja juga untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta
penyakit akibat kerja (PAK).
10

e. Epidemiologi kesehatan jiwa


Salah satu pendekatan dan analisi masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik
mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai
faktor yang memengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
f. Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, di mana masalah ini
erat

hubungannya

dengan

berbagai

faktor

yang

menyangkut

pola

hidup

masyarakat.Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan erat


dengan timbulnya masalah gizi masyrakat, baik yang bersifat biologis maupun yang
berkaitan dengan masalah sosial.
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah tersebut.
2.4 PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.Hal ini dapat dilakukan melalui kemampuan epidemiologi untuk mengetahui
distribusi dan factor penyebab masalah kesehatan dengan mengarahkan intervensi yang
diperlukan.Berikut ini adalah peranan epidemiolgi.

1. Dalam bidang kesehatan masyarakat,epidemiologi mempunyai tiga fungsi.


a. Menerapkan besarnya dan gangguan kesehatan ( termasuk penyakit ) serta
penyebarannya pada suatu penduduk tertentu.
b. Menyiapkan
data
atau
informasi
yang

esensial

untuk

keperluan

perencanaan,pelaksanaan program,serta evaluasi berbagai pelayanan ( kesehatan )


pada masyarakat,baik yang bersifat pencegahan, penanggulangan penyakit,maupun
bentuk lain menentuka skala prioritas terhadap kegiatan.
c. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau factor yang
berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
2. Empat peranan utama epidemiologi menurut WHO (1977) adalah sebagai berikut.
11

a. Mencari kuasa,yaitu fakto-faktor yang memangaruhi derajat kesehatan dan yang


menyebabkan terjadinya penyakit.
b. Riwayat alamiah penyakit,yaitu berlangsungnya penyakit,bisa sangat mendadak
(emergency),akut,sub-akut,dan kronis.
c. Deskripsi status kesehatan masyarakat,yaitu menggambarkan proposi menurut status
kesehatan,perubahan menurut waktu,usia,dan sebagainya.
d. Evaluasi hasil intervensi,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi
seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan kesehatan.
3. 7 (tujuh) peran utam epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya
epidemiology in heal care.
a. Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit.
b. Mengidentifikasi factor resiko penyakit.
c. Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
d. Melakukan diagnosis binding (differential diagnosys) dan perencanaan pengobatan.
e. Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk
f. Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan.
g. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.

4. Dari kemampuan epidemiologi


Mengetahui distribusi,fakto-faktor penyebab masalah kesehatan,dan mengarahkan intervensi
yang diperlukan. Epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan
masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan utama yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
b. Mengidentifikasi fakto-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan utama masyarakat.
c. Menyediakan data untuk keperluan perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan
(decision making).
d. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
e. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya
untuk mengatasi atau menanggulanginya.
12

f. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi maslah yang perlu


dipecahkan.
5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya
Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri atas ilmu social (sosiologi), ilmu kesehatan
(public health), dan ilmu kedokteran (medicine).Masing-masing ilmu berkembang dari waktu ke
waktu, sehingga lama kelamaan batas masing-masing ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknya
hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya semakin erat.Epidemiologi pada dasarnya
bernaungnya dibawah dunia kesehatan sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam epidemiologi dipelajari distribusi penyakit faktor-faktor yang mempengarauhinya.
Dalam hal ini,epidemiologi tidak dapat berdiri sendiri karena timbulnya penyakit berhubungan
dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu (host), agent,dan lingkungan (environment).
Sehingga dari uraian ini dapat dipahami bahwa epidemiologi tidak dapat melepaskan diri dengan
bidang ilmu lainnya. Dalam bidang kedokteran,epidemiologi berhubungan erat dengan
mikrobiologi,parasitology,patologi,virology,dan ilmu laboratorium preklinik lainnya. Tidak
terkecuali hubungan dengan ilmu-ilmu penyakit/klinik seperti ilmu penyakit dalam,ilmu
bedah,dan sebagainya.
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian, sehingga tidak dapat
melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistic dan matematika. Guna menganalisis masalahmasalah yang berkaitan dengan penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan
penyakit,epidemiologi memerlukan masukan dari ilmu-ilmu social,misalnya antropologi dan
ilmu ekonomi. Dengan demikian,tampak bahwa sebagai ilmu yang berkembang epidemiologi
sangat terbuka untuk menerima masukan dari disiplin ilmu lainnya. Bahkan dalam aplikasinya
epidemiologi merasa lebih sempurna bila bersama ilmu lainnya.Sebagai contoh penerapan
epideniologi di klinik dikenal adanya epidemiologi klinik. Dengan epidemiologi klinik,tampak
epidemiologi turut berkembang kemampuan metodologinya dengan mendapat masukan dari
berbagai ilmu klinik dalam dunia kedokteran. Sebagai gambarannyan dapat dilihat pada
table.7.11.
Table 7.11.Perbandingan Hubungan Epidemiologi dengan Klinik
Epidemiologi

Klinik
13

Taret: Populasi

Target: Individu

Pengkajian (assessment)

Diagnosis

Pencegahan (preventif)

Pengobatan

Perencanaan (planning)

Perawatan

Penilaian (evaluation)

Pelayanan

Sumber: Vanalis, Beaglehole, Epidemiology in health care WHO, 1993

2.4 Faktor Penyebab Epidemiologi


Penyebab suatu penyakit (agent) adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak hidup
yang kehadirannya atau ketidakhadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif terhadap
manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk
menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia, nutrisi, mekanik
dan agent fisik.
Faktor penyebab terdiri dari penyebab biologis, penyebab kimia, penyebab nutrisi, penyebab
mekanik, penyebab fisik. Dengan melihat penjelasan berikut ini, Anda akan dapat mengetahui
masing-masing faktor penyebab.
A.

Penyebab Biologis

Terdapat 6 kelompok penyebab (agent) biologis, yaitu:


1.
Protozoa, yaitu organisme uniseluler, dapat menyebabkan antara lain: malaria,
trypanosomiasis, leismaniasis, disentri amuba, dan lain-lain. Kebanyakan dari organisme ini
berkembang biak di luar tubuh manusia, dan biasanya vectorborne ditularkan melalui vektor,
yaitu artropoda).
2. Metazoa, yaitu organisme parasitik multiseluler, dapat menyebabkan antara lain: trichinosis,
askariasis, schistosomiasis, dan lain-lain.
14

3. Bakteri, yaitu organisme uniseluler yang menyerupai tanaman, dapat menyebabkan


bermacam-macam penyakit, misalnya: TBC, meningitis, salmonelosis, dan lain-lain. Bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit biasanya dapat berkembangbiak baik di dalam maupun di luar
tubuh manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat ditularkan secara
langsung dari manusia ke manusia, tetapi dapat juga bakteri tersebut berasal dari lingkungan.
4. Virus, yaitu agent biologis yang terkecil. Beberapa penyakit yang ditimbulkan adalah:
influenza, rabies, rubella, ensefalitis, dan lain-lain. Biasanya penyakit-penyakit ini ditularkan
secara langsung dari manusia ke manusia yang lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya, virus
memerlukan sel hidup.
5. Jamur, yaitu sejenis tanaman yang tidak mempunyai khlorofil, dapat uni maupun
multiseluler. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya antara lain: histoplasmosis,
epidermafitosis, moniliasis, dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena mereka
membentuk spora. Reservoir umumnya adalah tanah.
6. Riketsia, yaitu parasit intrasel yang ukurannya diantara virus dan bakteri, dan mempunyai
karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan berkembang-biak organisme ini
memerlukan sel yang hidup (seperti pada virus). Beberapa penyakit yang ditimbulkan olah
organisme ini adalah Rocky mountain spotted fever, Q-fever, dan lain-lain.
Dalam menimbulkan suatu penyakit, agent-agent tersebut dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik, yaitu:
1)

Karakteristik inherent

Pada agent biologis, karakteristik inherent meliputi: morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi,
metabolisme, nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, dan lain-lain. Yang tak kalah penting
adalah sifat-sifat kimia dan fisik dari agent yang tak hidup, misalnya: ukuran partikel, merupakan
substansi yang larut atau tidak, dan lain-lain.
2) Viabilitas dan resistensi
Yaitu kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari, dan lain-lain,
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3)

Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia

Faktor-faktor
yang
penting
dalam
menimbulkan
penyakit
yaitu:
a. Infektivitas (derajat penularan), yaitu kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan diri
terhadap penjamu.
b. Patogenitas, yaitu kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokal atau
umum, klinis atau subklinis.
c.

Virulensi, yaitu merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent.
15

d.
Antigenisitas, yaitu kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme
penolakan/ pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.
4)

Reservoir dan sumber infeksi

5)

Cara penularan
B.

Penyebab Kimia

Penyebab kimia antara lain: pestisida, food-addivite, obat-obatan, limbah industri, zat-zat
yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit misalnya pada diabetik asidosis,
uremia.
Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat menimbulkan
gangguan, yaitu secara:
1. Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida), uap
(misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-zat
allergen).
2. Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan, seperti
pada keracunan logam berat, dan lain-lain.
3. Melalui kulit, misalnya: keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan yang
disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.
C.

Penyebab Nutrisi

Penyebab nutrisi yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat mengganggu
keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
D.

Penyebab Mekanik

Penyebab mekanik yang termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang kronik, kekuatan
mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah tulang, dan lain-lain.
E.

Penyebab Fisik

Penyebab fisik didapat melalui radiasi ionisasi, suhu udara, kelebaban, intensitas suara,
getaran, panas, terang cahaya.
3. FAKTOR PENJAMU (HOST)

16

Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain: usia, jenis kelamin, ras,
sosial-ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas, nutrisi,
dan imunitas.
Merupakan Faktor yang penting karena mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi,
kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit.
Mari kita lihat pengaruh faktor-faktor tersebut.
a. Usia
Biasanya usia merupakan faktor penjamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit.
Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia
tertentu atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usai.
b.

Jenis kelamin

Terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu. Misalnya: kanker
prostat hanya dijumpai pada pria, dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada wanita.
c.

Ras

Pengaruh dari perbedaan ras dalam timbulnya suatu penyakit biasanya disebabkan oleh
perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai-nilai sosial, seringkali juga dihubungkan dengan
faktor genetika, dan lain-lain.
d.

Sosial-ekonomi
Erat hubungannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan.

e.

Status perkawinan

Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup, secara statistik, didapatkan bahwa morbiditas dan
mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah,
menikah, cerai, atau janda/duda karena kematian pasangannya).
f.

Penyakit-penyakit terdahulu

Jelas dapat dimengerti bahwa mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah
menderita sakit keras lebih rentan terhadap suatu infeksi atau penyakit lainnya dibandingkan
dengan mereka yang tidak menderita penyakit kronis.
g.

Cara hidup

Faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis.
Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya dengan
17

penyakit-penyakit infeksi usus. Selain itu, kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak
dan kolestrol berlebihan, kebiasaan merokok, dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.
h.

Hereditas
Berkaitan dengan ras.

i.

Nutrisi

Secara umum, makin baik status gizi seseorang, maka akan makin baik sistem pertahanan
tubuh orang tersebut.
j.

Imunitas

Faktor
imunitas
sangat
berpengaruh
dalam
Berdasarkan
cara
didapatnya,
ada
beberapa
1) Imunitas alamiah (tanpa intervensi):

timbulnya
golongan

suatu
penyakit.
imunitas,
yaitu:

a) Imunitas alamiah aktif, yaitu imunitas yang didasarkan karena tubuh pernah mendapat
infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut, dan yang
bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama.
b) Imunitas alamiah pasif, yaitu kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh ibunya. Terutama
antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin.
Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir.
2)

Imunitas didapat (dengan intervensi):


a) Imunitas didapat aktif, yaitu imunitas yang dibuat oleh penjamu setelah menerima vaksin
atau
toksoid,
misalnya:
toksoid
tetanus,
vaksin
smallpox.
b) Imunitas didapat pasif, sering dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin.
Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4-5 minggu. Antibodi yang dibuat pada hewan
(biasanya kuda), bisa juga dipakai untuk memberikan proteksi sementara terhadap suatu
penyakit misalnya pada tetanus dan rabies. Herd immunity adalah imunitas yang terdapat
dalam suatu populasi (bukan imunitas individu). Tingkat kekebalan dalam populasi ini sangat
berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit di suatu populasi. Bila tingkat kekebalan
tersebut cukup tinggi, maka agent (biologi) tidak dapat menembus dan menyebar dalam
populasi tersebut.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat komponen, yaitu lingkungan fisik,
biologi, sosial, dan ekonomi.
a. Lingkungan fisik,
18

meliputi kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geografi serta geologinya.
1) Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap
penyakit tertentu.
Contoh:
Faktor ketinggian dari permukaan laut (attitude) berpengaruh terhadap mereka yang
mengidap penyakit jantung.
Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan
telinga
sehingga
lebih
rentan
terhadap
infeksi
seperti
influenza.
Dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang sehingga memudahkan terjangkitnya
suatu penyakit, misalnya: di daerah dengan keadaan udara yang panas dan lembab
menyebabkan orang memakai baju setipis dan sesedikit mungkin, sehingga memudahkan
terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan faktor dari suatu
penyakit.
2) Kondisi geografi serta geologi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung
maupun tak langsung. Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan
jumlah tanah serta air yang terkandung, dll
Contoh:
Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang tidak defisiensi vitamin,
misalnya: tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayurmayur tidak selalu tersedia.
Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang yang dapat menjadi
vektor atau reservoir dari suatu penyakit, misalnya sehingga dapat mempengaruhi
distribusi penyakit, misalnya: lalat teetse dan penyakit tidur di Afrika.
Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh
manusia, ketersediaan air, dan lain-lain. Dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
kesehatan manusia.
b. Lingkungan biologi
Dapat berperan sebagai berikut:
1) Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir, mapun
vektor dari suatu penyakit.
2) Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui
penyuburan tanah, dan lain-lain.
3) Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrien, tetapi mungkin pula menjadi
tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan
sumber allergen.
c.

Lingkungan sosial-ekonomi

1) Faktor yang timbul dari lingkungan sosial (diluar faktor ekonomi) sangat mempengaruhi
status kesehatan fisik dan mental baik secara individu maupun kelompok. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
19

a)
Kepadatan penduduk, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan, kemudahan
penyebaran kemudahan penyebaran penyakit-penyakit menular, dan lain-lain.
b) Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis, macam pekerjaan,
dll. Dapat meningkatkan gangguan mental, disamping juga tingkat kejahatan.
c) Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai: besar kecilnya keluarga, aturanaturan agama, dll.
2)

Faktor-faktor

yang

berkaitan

dengan

ekonomi

setempat,

misalnya:

a) Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang
tidak memadai dll, yang secara keseluruhan menunjang penyebaran penyakit menular.
b) Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, berhubungan
dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan.
c) Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik,
tingginya tingkat pengangguran.
d) Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secara keseluruhan
menyebabkan tingginya penyakit menular.
e) Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama
dengan perang.
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana interaksi antara agent, host dan environment sehingga
terjadi keseimbangan.
1. Interaksi agent-environment
Yaitu keadaan dimana agent dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa
menghiraukan karakteristik dari host), biasanya pada periode prepatogenesa yang
seringkali dilanjutkan sampai tahap patogenesa. Keadaan tersebut misalnya: ketahanan
dari suatu bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin,
dan lain-lain.
2.

Interaksi host-environment

Yaitu keadaan dimana host dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa
menghiraukan faktor agent), biasanya juga pada tahap prepatogenesa dan patogenesa.
Keadaan tersebut misalnya: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas
kesehatan, dan lain-lain.
3.

Interaksi host-agent

Berada dalam diri host, bermukim dengan baik, berkembang-biak, dan mungkin telah
menstimuli respons dari host dengan timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis
20

seperti demam, perubahan jaringan, produksi zat-zat kekebalan atau mekanisme


pertahanan lainnya, dan lain-lain. Interaksi ini dapat berakhir dengan kesembuhan,
gangguan sementara, kematian, atau hilangnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis tanpa
eliminasi dari agent (menjadi Carrier).
4. Interaksi agent-host-environment
Yaitu keadaan dimana agent, host, dan environment saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya dan menginisiasi timbulnya suatu proses penyakit, terjadi baik pada tahap
prepatogenesa maupun patogenesa. Terdapat misalnya pada kontaminasi feses dari
penderita
tifus
pada
sumber
air
minum,
dan
lain-lain.
Untuk memberikan gambaran secara grafik mengenai hubungan antara agent-hostenvironment, John Gondon menggambarkannya dengan timbangan keseimbangan. Selain
itu dia juga juga mengemukakan bahwa penyakit menular mengikuti konsep biologic
laws yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara agent
penyakit tersebut dengan manusia (host).
2. Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung dari sifat alami dan karakteristik
dari agent dan host (secara individual maupun secara kelompok).
3. Bahwa karateristik dari agent dan host, berikut interaksinya, secara langsung
berhubungan dan tergantung pada keadaan alami dari lingkungan sosial, fisik, ekonomi
dan juga lingkungan biologis.
Pada penyakit menular, interaksi tersebut terjadi antara dua organisme hidup;
sedangkan pada penyakit tak menular, terjadi interaksi antara satu organisme hidup, yaitu
manusia,
dengan
agent-penyakit
yang
tidak
hidup
(non
biologis).
Dengan melihat gambar timbangan keseimbangan di bawah ini, Anda dapat memahami
keadaan-keadaan yang dapat terjadi pada keadaan equilibrium atau keseimbangan
tersebut.

2.5 Hubungan Sebab Akibat Pola Penyakit, Dengan Waktu, Tempat Dan Lingkungan.
Tanpa pemahaman tentang berbagai konsep penyakit, kita tidak mempunyai dasar
pemikiran yang kuat untuk mendeteksi serta mengenal setiap perbedaan yang ditentukan pada
pelayanan kesehatan pada masa kini.Kesenjangan antara konsep penyakit yang dianut oleh
petugas kesehatan dan yang dianut oleh masyarakat sering menyebabkan gagalnya upaya
meningkatkan kesehatan di masyarakat.

21

Pada petugas kesehatan, sering memiliki harapan yang lebih pada masyarakat untuk
memahami konsep penyakit tanpa sedikitpun memahami konsep yag ada dalam msyarakat
sekitarnya. Sikap yang apriori dan perbedaan pandang yang tajam tentang pengobatan alternatif
sangat banyak dijumpai saat ini.Hal ini membuktikan ketidak pahaman tentang konsep penyakit
di masyarakat.
Konsep tentang penyakit dipengaruhi oleh budaya, tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.Pada masyarakat primitif yang masih awam dari pengaruh ilmu
pengetahuan, konsep penyakt tidak dapat dijelaskan secara rasional.Berbeda dengan masyarakat
sekarang ini yang sangat dipengaruhi oleh era komunikasi global yang lebihbanyakmengenal
konsep penyakit secara umum tetapi tidak mendetail.
Perkembangan konsep timbulnya penyakit lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan nalar
manusia pada zaman ia hidup. Kekuatan manusia adalah pada kemampuan nalarnya yang tinggi
dalam emecahkan berbagai misteri dalam alam semesta untuk kemudian mengendalikanya.
Tanpa nalar manusia terbukti akan memposisikan dirinya sebagai manusia yang lemah, tidak
berdaya dan akhirnya kalah. Dalam membahas

timbulnya penyakit, tidak terlepas dengan

adanya kosep sehat-sakit karena kedua konsep ini berkaitan erat dengan epidemiologi dalam hal
pencegahan dan pemberantasan penyakit. Sebelum membahas megenai konsep penyebab
penyakit, kita mengenal lebih dahulu apa yang disebut dengan penyakit, bagaimana seseorang
dapat sakit, dan dampak yang dapat timbul dengan adanya penyakit tersebut.
Penyakit/sakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara

tepat

terhadap

rangsangan

atau

tekanan

sehingga

timbul

gangguan

pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.


Penyakit/sakit adalah suatu keadaan terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh
sehingga berada dalam keadaan tidak normal.Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa
penyakit/sakit berbeda dengan rasa sakit.

Rasa Sakit

Positif
Negatif

Penyakit
Positif
Kasus klasik
kasus kesehatan masyarakat

Negatif
Psikosomatis
Sehat

Gambar: Perbedaan sakit & penyakit dalam masalah kesehatan masyarakat.


22

Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat subjektif.
Kasus klasik adalah apabila rasa sakit atau masalah dirasakan ada dan memang ada
penyakitnya.Psikosomatik adalah apabila rasa sakitnya ada namun dari pemeriksaan dan analisis
tidak ditemukan penyakit.Masalah kesehatan masyarakat adalah rasa sakit dan masalahnya tidak
dirasakan/diketahui masyarakat pada saat itu, namun menurut pandangan kesehatan
masalahnya/penyakitnya ada.Sehat, menurut gambar diatas adalah rasa sakit ataupenyakit tidak
ada.
Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah kesehatan
masyarakat, karena epidemiolog tidak mempelajari tentang rasa sakit tetapi mempelajari tentang
penyakit.Jadi penyebab penyakit adalah kejadian, kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktorfaktor tersebut di atas yang berperan penting dalam kejadian penyakit.
Pemahaman tentang konsep penyebab timbulnya penyakit perlu dimiliki untuk dapat
menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya dan penyebarannya. Banyak model konsep
penyebab penyakit yang dikembangkan oleh para ahli, dari zaman generasi pertama Hippocrates
dengan konsep Airs,Waters and Places. Galen dengan konsep Experimental Medicine, dan
Hieronymous Fracastorius (1478-1553) dan Igmatz Semmelweis (1818-1865) dengan konsep
Contagion Germ.

Menjelang akhir abad ke-19, para pakar mengklasifikasi penyebab timbulnya penyakit
menjadi dua yaitu singel causation (penyebab tunggal)
Faktor X

Penyakit Y

Gambar : timbulnya penyakit singel causation (penyakit tunggal) menurut model


determinasi murni. Model ini memperlihatkan bahwa faktor X akan menyebabkan penyakit Y.
danmultiple causation ( penyebab majemuk ). Pemikiran para ahli pada waktu itu menuntut
bahwa tiap penyakit harus dapat ditemukan penyebabnya (kuman) yang spesifik untuk penyakit
23

yang diderita seseorang.Para ahli yang perintis teori kuman (bakteriologi) seperti Robert Koch
atau Louis Pasteur mulai mengidentifikasi jenis kuman untuk tiap jenis penyakit menular.Konsep
penyebab tunggal ini sempat berlangsung lama sampai seseorang mulai menyadari bahwa
berkembangnya penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis penyebabnya saja
yang spesifik.
1. Model Penyebab Penyakit
Tokoh yang paling berperan dalam model ini adalah Robert Koch yang berhasil
menemukan basil Tuberculosis sebagai penyebab penyakit tuberkulosa sehingga terkenal dengan
Postulat Henle Koch. Postulat ini menyatakan bahwa suatu agent (bibit penyakit) dapat
menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat :
1. Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur (faktor yang
diperlukan)
2. Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain
(suffccient factor).
3. Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau
dari binatang percobaan dapat ditemukan kuman yan dimaksud (spesifitas efek).

Host (penjamu)

Environment
(lingkungan)
(lingkungan)

Agent
(Penyebab
Lingkungan)

Gambar: segitiga epidemiologi


4. Adanya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya
kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain (faktor kontributor).

24

Melihat perkembangan penyakit pada masanya, ternyata konsep penyebab tunggal mulai
ditinggalkan. Alasannya, orang mulai menyadari bahwa berkembangnya peyakit tidak dapat
dijelaskan hanya dengan mengenali jenis kumannya saja, namun diperlukan faktor lain yang
turut memengaruhi sehingga dikenal konsep/model penyebab majemuk. Berikut ini ditampilakan
beberapa model multiple causation (penyebab majemuk) yang merupakan model yang sering
digunakan dalam melihat terjadinya penyebab penyakit.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu komponen akan
mengubah keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi antara tiga faktor host, agent,
dan environmet itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan menyebar.
Model ini cocok untuk menerangkan penyakit infeksi.
Model jaringan sebab-akibat (web of causation) menjelaskan baha penyebab penyakit
terdiri dari berbagai faktor yang majemuk, faktor atau komponen tersebut saling terkait dan
membentuk jaringa sebab-akibat yang cukup rumit.

Faktor

Faktor

Faktor
Faktor
Faktor

Faktor

Penyakit

Faktor

Faktor
Faktor

Faktor

Faktor
Faktor

Faktor
Faktor

Gambar: sebab akibat pada penyebab penyakit majemuk.

25

Keterangan :

4
5

1.
2.
3.
4.
5.

Lingkungan sosial
Lingkungan Bologis
Lingkungan fisik
Host (manusia)
bvyfInti Genetik.

Gambar : Penyebab penyakit menurut model roda.


Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu penyakit tidak tergantug pada
suatu sebab yang berdiri sendiri melainkan akibat dari proses sebab-akibat. Dengan demikian
timbulnya penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai tersebut. Model ini cocok untuk
mencari penyakit yang disebabkan oeleh perilaku dan gaya hidup individu.
Model roda menggambarkan hubugan manusia dan lingkungannya sebagai roda.Roda
tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan faktor lingkungan
biologi, sosial, fisik yang mengelilingi host (manusia).Ukuran komponen roda bersifat relatif,
bergantung pada problem spesifik dari penyait.
Dalam model roda diperlukan pengkajian dari berbagai faktor yang berperan dalam
timbulnya penyakit dengan tidak menekankan pada pentingnya agent sebagai penyebab
penyakit.Model ini mementingkan adanya hubungan antara manusia dan lingkungan
hidupnya.Besarnya

pera

dari

masing-masing

lingkungan

sangat

bergantung

pada

penyakit.Misalnya, faktor lingkungan sosial sangat berperan dalam menyebabkan stes mental /
kejiwaan manusia; faktor lingkungan biologis berperan menimbulkan penyakit yang disebabkan
oleh agent; dan faktor genetik berperan besar menimbulkan penyakit keturunan.
Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang diteukan oleh Gordon
dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia

26

dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host, agent, dan environment. Gorden berpendapat
bahwa:
1) Penyakit timbul karena ketidak seimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)
2) Keadaan keseimbanagn bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host
(baik individu/kelompok)
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsug pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik,
ekonomi, dan biologis)
Penjamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusi yang dapat memengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit.Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua
keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan da kemungkinan
rentan/resisten.

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian penyakit pada penjamu
adalah:
HOST

AGENT

ENVIRONMENT

Gambar : skema tahap prapatogenesis yang menggambarkan hubungan seimbang, pada tahap ini
host dalam keadaan sehat.
A
A

H
A
E

27

H
E

H
E

( 1. )

( 2. )

(3)

Gambar : Skema tahap potogenesia


1. Faktor keturunan. Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan dari kedua
orang tuanya (mis, penyakit asma, diabetes melitus).
2. Mekanisme kekebalan tubuh/imunitas. Daya tahan tubuh seseorang tidak sama, namun
faktor imunitas sangat berperan penting dalam proses kejadian penyakit pada seseorang
dan sebaliknya apabila host mempunyai imunitas akan terhindar dari penyakit. Imunitas
terbagi atas.
a. Imunitas alamniah (tanpa intervensi)
Aktif alamiah yang bertahan lama dan membentuk antibodi (misal, air susu ibu

untuk bayinya)
Pasif alamiah pada bayi yang hilang setelah 4 bulan, tidak bertahan lama (misal,

pemberian toksid kepada ibu akan berdampak pada bayi yang lahir)
b. Imunitas didapat(dengan intervensi)
Aktif didapat yang dibuat pejamu setelah imunisasi.
Pasif didapat yang bertahan 4-5 minggu ( ATS dan ABU ).
c. Herd immunity( kekebalan kelompok ) yang berpengaruh dalam timbulnya
penyakit pada suatu kelompok di suatu populasi. Orang yang tekena varisela aka
mempunyai kekebalan terhadap varisela.
3. Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (misal, penyakit difteri atau campak akan
menyerang anak-anak balita).
4. Jenis kelamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu ( misal, kenker
5.
6.
7.
8.
9.

prostat yang dialami oleh pria dan kanker serviks yang dialami wanita)
Ras (perbedaan cara, nilai sosial, dan faktor genetika)
Sosial-ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi)
Status perkawinan (mortalitas berkaitan denga status perkawinan)
Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi.
Gaya hidup berhubungan dengan sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, ras, atau golongan

etnis.
10. Hereditas (berkaitan dengan ras)
11. Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum)

28

Bibit penyakit (agent) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberdayaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau
mempengauhi perjalanan suatu penyakit.Macamnya berupa golongan biotis (unsur hidup) dan
golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis terdiri dari :
a. Mikroorganisme (virus, bakteri, dan riketsia)
b. Non-mikroorganisme (prtozoa, metazoa/cacing)
c. Tumbuhan (fungsi atau jamur)
Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit infeksi yang
sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :
a.
b.
c.
d.

Golongan kimiawi (pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah industri)


Golongan fisik (panas, sinar, radiasi, suara, getaran, objek yang bergerak cepat)
Golongan mekanik (kecelakaan lalu-lintas, pukulan)
Golongan nutrien (karbohidrat, protein, lemak) yang apabila manusia mengalami
kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit.
Sifat bibit penyakit yang dapat menularkan penyakit infeksi(menular dan tidak menular)

dikenali ada empat macam, yaitu :


1. Patogenesis adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada penjamu
sehingga menimbulkan penyakit pada penjamu. Jika kemampuan ini tidak dimiliki
disebut dengan a-patogen.
2. Virulensi adalah suatu tingkat / derajat keganasan suatu kuman. Jika kerusakan yang
ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit tersebut disebut virulen.
3. Antigenesitas adalah kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri penjamu. Misalnya, pada saat
kontak dengan penderita hepatitis.
4. Infektivitas adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar dan
penyesuaian diri pada pejamu, hidup, dan berkembang biak dalam tubuh penjamu (misal,
penderita HIV)
Masuknya agent (bibit penyakit) yang dapat menimbulkan penyakit pada host (manusia)
melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut.

29

a. Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantara udara (air borne transmission).
Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu, mineral, partikel (golongan abiotik), atau kontak dengan penderita TB (golongan biotik).
b. Ditelan yaitu masuknya agent melalui salular pencernaan dengan cara memakan atau
tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.
c. Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya,
keracunan oleh bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang
memengaruhi kehidupan da perkembangan manusia. Lingkungan terbagi dalam tiga macam
yaitu:
1. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berbeda di sekitar manusia yang meliputi
kondisi udara,musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat memengaruhi
kerentanan host. Ketinggian tertentu akan memengaruhi jantung, kelembapan aka
memengaruhi selaput lendir. Keadaan geografi akan menentukan jenis vektor atau
reservoar dari suatu penyakit, sedangkan keadaan geologi akan memengaruhi
ketersediaan air.
2. Lingkungan biologi, masih merupakn ligkungan yang berada di sekitar manusia namun
jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) tempat
hidup yang paling sesuai dengan bibit penyakit disebut dengan reservoar atau tempat
agent tersebut dapat hidup di dalam tubuh manusia dan binatang.
3. Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari aksi manusia yang meliputi
sosial-budaya, norma, dan adat-istiadat. Sebagai contoh, lingkungan sosial-ekonoi yang
memengaruhi status kesehatn fisik dan mental baik individu maupun kelompok, meliputi
kepadatan, kehidupan sosial, fasilitas olehraga, rekreasi, stratifikasi sosial, tingkat
kejahatan, sistem asuransi, bencana alam, perang, dan lain-lain.
Seseorang dapat menjadi sakit atau timbul penyakit apabila ia dengan sengaja atau tidak
sengaja mengadakan / terpajan pada penyebab penyakit. Proses ini melalaui tahapan. Dalam
proses ini terlibat enam komponen yang dapat menimbulkan penyakit infeksi (menular dan tidak
menular) :
1. Penyebab penyakit. Bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit disebut patogen.

30

2. Reservoar dari agent penyebab adalah habitat normal tmpat agent penyakit menular hdup,
tubuh, dan berkembang biak ( habitat ini dapat berupa manusia, hewan, atau lingkungan).
3. Cara keluarnya penyebab penyakit dari penjamu (melalui saluran napas, sluran kemih,
perencanaan, kulit, dan transplasental)
4. Cara penularan agent ke pejamu baru melalui metode kontak langsung dan droplet (tetes
ludah) dan metode tidak langsung yaitu melalui perantara (misal, nyamuk)
5. Tempat masuk ke dalam pejamu umumnya sama antara tempat masuk dan keluarnya.
6. Kerentaan / kepekaan pejamu. Faktor imunitas, faktor ketahanan tubuh, malnutrisi, dan
sistem imunologi.

BAB III
PENUTUP
31

3.1

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Konsep kejadian penyakit
adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi, banyak faktor yang mempengaruhi
kondisi sakit dan menimbulkan penyakit . Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun profesi
kesehatan mengartikan penyakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Kemampuan kognitif
akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan penyakit
dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga
kesehatan sendiri. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara
melaksankannya. Mengingat bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi muncul
karena disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia

DAFTAR PUSTAKA

32

1. Timmreck, Thomas C. 2004. EPIDEMIOLOGI : suatu pengantar. Ed 2. Jakarta : EGC.


2. Wahid Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan masyarakat: Konsep dan Aplikasi dalam
Kebidanan. Jakarta: Salamba Medika, 2012
3. A.L. Slamet Ryadi dan T. Wijayanti, Dasar-dasar epidemiologi. Jakarta: Salemba
Medika, 2011
4. Wahyudin Rajab, Buku ajar Epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan, Jakarta: EGC,
2009
5. Wahyudi Rajab, M.epid. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta:EGC
6. Ryadi, A.L. Slamet. 2011. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta : Salemba Medika

33

Anda mungkin juga menyukai