Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI


“Sejarah Epidemiologi, Transisi Epidemiologi, dan
Proses Epidemiologi”

Dosen Pembimbing
Fitri Yati A.Md R.O,. SKM . M.Pd

Kelompok 1
Amelia Hapsari

Enjeli

Julisyar Malik

Mila Zamilatun N.

Nurul Syafitri

Rahma Putri M.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Epidemiologi, dengan judul “Sejarah Epidemiologi, Transisi
Epidemiologi, dan Proses Epidemiologi”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami arti
epidemiologi dengan baik. Kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, supaya dapat mengetahui Sejarah epidemiologi, transisi epidemiologi,proses
epidemiologi.

Jakarta,16 November 2021


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos
adalah penduduk, dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang
mempelajari distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab)
penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan
Gordies 2000, Epidemilogi merupakan “The Mother of Public Health”.

Epidemiologi merupakan cabang ilmu yang membelajari tentang penyebaran penyakit


dan faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran penyakit disini
merupakan penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu. Jadi disamping
mempelajari siapa yang terkena penyakit, epidemiologi juga membahas mengenai dimana
dan bagaimana suatu penyakit dapat menyebar. Selanjutnya jawaban dari pertanyaan itu akan
memunculkan data mengenai jumlah penderita dari satu jenis penyakit, jenis kelamin
penderita, lokasi dimana penderita tinggal, bagaimana penyakit itu dapat menginfeksi
penderita dan pada akhirnya kapan penyakit itu sering muncul, pada saat musim hujan,
pancaroba atau pada saat musim kemarau.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi?


2. Bagaimana sejarah dan proses Epidemiologi?
3. Apa itu transisi Epidemiologi?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi


2. Untuk mengetahui apa itu Epidemiologi
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan proses Epidemiologi
4. Untuk mengetahui apa itu transisi Epidemiologi
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DARI EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani. Epi berarti atas, pada, tentang. Demo berarti


penduduk. Logos berarti studi atau ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan status atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan populasi
tertentu, dengan penerapan pada pengendalian masalah kesehatan (J.M. Last, 1996). Definisi
lain dari epidemiologi yaitu Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi
(penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta determinannya
(faktor – faktor yang mempengaruhinya) (Bustan M.N, 2002).

Dari pengertian epidemiologi di atas, terdapat 3 hal pokok, yaitu frekuensi, distribusi, dan
determinan masalah kesehatan.

a. Frekuensi, yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Yang perlu dilakukn yaitu menemukan
masalah kesehatan tersebut dan melakukan pengukurannya.
b. Distribusi, yaitu pengelompokan masalah kesehatan menurut Man (orang/siapa yang
terkena penyakit), Place (dimana penyebaran atau terjadinya penyakit), dan Time (kapan
terjadinya penyebaran penyakit).
c. Determinan, yaitu faktor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan.
Epidemiologi sendiri memeliki tujuan-tujuan, yaitu:

a. Menggambarkan, memantau & memprediksi status kesehatan, besarnya masalah


kesehatan atau kejadian & beban penyakit di masyarakat dalam rangka perencanaan
layanan & fasilitas kesehatan.
b. Mempelajari/mengkaji riwayat alamiah & prognosis penyakit dalam rangka
mengupayakan pencegahan dan pengendalian penyakit yang sesuai dengan tingkat/fase
perjalanan penyakit.
c. Menyelidiki, mengidentifikasi & menjelaskan etiologi/ determinan/ faktor penyebab
(cause)/ faktor risiko suatu penyakit atau masalah kesehatan.
d. Mengevaluasi program intervensi penyakit (pencegahan dan terapi) & modus layanan
kesehatan.
e. Menyuguhkan dasar-dasar untuk mengembangkan kebijakan (policy) & program
pengendalian (control program) kesehatan masyarakat / publik yang rasional, berbasis
bukti-bukti ilmiah empiris (evidence based)

2. SEJARAH DAN PROSES EPIDEMIOLOGI

A. Era Masyarakat Primitif

Pergeseran dari gaya hidup pemburu-pengumpul ke model pertanian menyediakan


pasokan makanan yang lebih aman dan memungkinkan perluasan populasi. Namun,
hewan peliharaan tidak hanya menyediakan makanan dan tenaga; mereka juga membawa
penyakit yang bisa menular ke manusia. Orang-orang juga mulai sangat bergantung pada
satu atau dua tanaman, sehingga makanan mereka sering kali kekurangan protein,
mineral, dan vitamin. Orang-orang mulai hidup dalam kelompok yang lebih besar dan
tinggal di tempat yang sama, sehingga lebih banyak peluang untuk penularan penyakit.

Pada masyarakat primitif yang sangat padat berkembang setelah revolusi


pertanian. Penduduk padat seperti ini seringkali tidak memiliki sarana yang memadai
untuk membuang sampah dan limbah yang cenderung menumpuk. Hewan pengerat dan
vektor serangga tertarik ke pemukiman manusia, menyediakan sarana penyebaran
penyakit. Pada masa ini, penyakit dipercayai terkait dengan kekuatan supranatural
dan manusia harus berdamai dengan alam. Ketika peristiwa meningkatnya prevalens
rabies dianggap terjadi akibat munculnya bintang sirius (anjing) di langit.  Demikian juga
meningkatnya kasus disentri pada penduduk di sekitar sungai Nil akibat adanya
perubahan pada aliran sungai Nil yang terjadi karena adanya kekuatan supranatural.

B. Era Hypocrates (460-377 SM)

Hippocrates – Bapak Kedokteran & Epidemiologi Pertama

Pada zaman ini, Hippocrates berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan hal-hal
yang bersifat supranatural. Terjadinya penyakit ada kaitannya dengan elemen-elemen
bumi, api, udara dan air. Elemen-elemen tersebut menyebabkan kondisi, dingin,
kering, panas dan lembab

Kondisi dingin, panas, lembab dan kering dari bumi berpengaruh pada cairan
tubuh, darah, cairan empedu kuning dan empedu hitam. Pada zaman ini Hippocrates telah
menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan dan diet yang
mempengaruhi kesehatan.
Hippocrates adalah Bapak Epidemiologi. Dia dianggap sebagai The First
Epidemiologyist, ahli epidemiolog pertama di dunia karena dialah yang pertama kali
mengajukan konsep analisis kejadian penyakit secara rasional.

Pikiran-pikirannya dituliskan dalam tiga bukunya: Epidemic I, Epidemic II, dan


On Airs, Waters and Places. Dalam bukunya ini diajukanlah konsep tentang hubungan
penyakit dengan faktor tempat (geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan
perumahan. Dia yang memperkenalkan istilah epidemi dan endemi.

C. Era Galen (129 – 199 M)

Galen adalah seorang ahli bedah tentara Rumawi iangsering dianggap sebagai The
Father of Experimental Physiology.  Dia mengembangkan teori Hippocrates dan
mengembangkan konsep 2 elemen tambahan  dimana status kesehatan berkaitan dengan
kepribadian / temperament (personality type) dan lingkungan kerja & gaya hidup /
Procatartic (lifestyle factors). Menurut Galen, penyakit terjadi oleh karena interaksi 3
kumpulan faktor yaitu tubuh, sikap hidup dan atmosfer. Dapat dikatakan pada masa
Galen ini telah ada pemikiran bahwa penyakit terjadi karena dipengaruhi oleh lingkungan
dan sikap hidup.

D. Era Teori Miasma

Pada era ini, penyebab penyakit (misal kolera) adalah emanasi material non-
organik berupa gas berbau busuk. Miasma diyakini merupakan uap beracun yang
dihasilkan dari dekomposisi atau pembusukan organik yang umum ditemukan dalam
kehidupan.
E. Era Jasad Renik (Germ) & Penyakit Infeksi/Menular

Pada era ini terdapat konsep seminaria contagium oleh Fracatorius / Fracastoro
(1478 M). Menurut konsep ini sakit terjadi karena adanya proses kontak /bersinggungan
dengan sumber penyakit. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada pemikiran adanya
konsep penularan.

Deskripsi dan statistik vital populasi dengan metode pengukuran kuantitatif yang pertama
kali oleh John Graunt (1662 M). Graunt disebut sebagai The Columbus of Biostatistics.
Kajian hubungan kematian dan kepadatan pendudukan serta peletakan dasar-dasar
International Classification of Disease (ICD) oleh William Farr (1839 M).

Penyelidikan epidemiologi lapangan pada kasus kolera oleh John Snow sehingga Snow
disebut sebagai Bapak Epidemiologi Lapangan. Pada masa itu John Snow (1813-1858),
melakukan observasi mengenai riwayat alamiah penyakit kolera, dan bagaimana model
transmisi/penularannya. Snow mengamati bahwa :

 Kolera ditularkan dari manusia ke manusia


 Penyebabnya adalah sel hidup yang tidak terlihat tapi dapat memperbanyak diri
secara cepat
 Transmisi melalui pencernaan dan atau air
 Sumber penularan berasal dari faeces yang infeksius.

Walaupun Snow telah memunculkan teori mengenai penyebab kolera adalah


mikroorganisme tertentu, tapi teori tersebut belum diterima sepenuhnya. Ketika terjadi
wabah kolera di Inggris (1853-1854), John Snow membuat hipotesa penyebab wabah
tersebut (walaupun kuman kolera belum ditemukan saat itu).

Snow percaya adanya agent / contagion yan gmenyerang pencernaan melalui mulut dan


dapat disebarkan melalui air (waterborne) yang tercemar tinja. Air sungai yang tercemar
ini merupakan medium penularan.
Untuk membuktikan hipotesanya, Snow menggunakan 3 metode epidemiologi:

 Membandingkan mortality rate kolera dari wilayah yang berbeda (studi ekologi)


 Membandingkan mortality rate dari kelompok individu pengguna suplai air
minum yang berbeda (studi kohort)
 Membandingkan sumber air minum pada kelompok kasus kolera dan non kasus
(studi kasus kontrol)

Beberapa peristiwa penting pada era ini yaitu:

 Penemuan mikroskop dan mikroorganisme (animalculuc) oleh A. Van


Leeuvenhoek
 Penanggulangan penyebaran jasad renik pada demam nifas oleh Ignaz
Sammelweis (1818 M)
 Penyelidikan penyakit cacar dan penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner
(1796 M)
 Penyelidikan penyakit rabies serta penemuan metode pasteurisasi dan vaksinasi
rabies oleh Louis Pasteur (1827 M). Pasteur menemukan mikroorganisme pada
proses fermentasi. Disamping itu mikroorganisme tersebut terdapat pula pada
udara atmosfer.  Pada masa itu Pasteur dapat mengisolasi kuman /bakteri anthrax
kemudian dibuat kultur dan dilemahkan, kemudian disuntikkan pada ternak,
terjadi kekebalan pada ternak tsb sehingga timbullah konsep imunisasi/vaksinasi.
Pasteur juga menemukan “virus”, istilah yang dipakai untuk mikroorganisme
yang bersifat pathogen tapi tidak dapat dikultur/ditanam.
 Penemuan mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch (1882)
dan formulasi “Postulat Koch” juga oleh Robert Koch (1890) berdasarkan konsep
penyebab dan akibat tunggal yang spesifik (single causation). Koch merupakan
orang pertama yang dapat mengisolasi agen penyebab penyakit TBC dan kolera di
Asia. Berikut ini isi postulat Koch:
a) Kuman harus ada pada setiap kasus penyakit dan dapat dibuktikan melalui
kultur
b) Kuman-kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan
oleh penyakit lain
c) Kuman tersebut harus menimbulkan penyakit yang sama pada binatang
percobaan
d) Dari binatang percobaan yang telah sakit, dapat ditemukan kuman yang sama
dengan
kuman penyebab penyakit.

Kelemahan dari postulate Koch ialah tidak dapat diterapkan pada semua penyakit:

 Pada penyakit-penyakit akibat virus (virus belum dapat di kultur)


 Pada penyakit-penyakit tertentu seperti campak –> penyakit ini dapat menyebabkan
sakit
pada manusia, tapi tidak dapat menyerang semua binatang percobaan kecuali hanya
pada
anjing-anjing kecil
 Penyakit-penyakit canine distemper, dapat menyerang anjing tapi tidak dapat
menyerang
manusia –> sehingga harus ada host yang spesifik untuk kuman-kuman tertentu
 Ada kuman-kuman pathogen yang menginfeksi manusia tapi tidak menimbulkan sakit
–> orang sehat terinfeksi virus sering tidak menimbulkan sakit
F. Era Transisi Epidemiologi

Pada era ini terjadi perubahan pola kesehatan dan pola penyakit yang berinteraksi
dengan demografi, ekonomi, dan sosial. Transisi epidemiologi berkaitan dengan transisi
demografi, begitu juga dengan transisi teknologi. Misalnya pergantian dari penyakit
infeksi ke penyakit man-made disease atau lifestyle disease. Pergeseran penyakit ini
dapat dibuktikan dengan berubahnya pola penyakit penyebab kematian tertinggi antara
tahun 1960, dengan wabah penyakit pneumonia, tuberkulosis, dan diare, dengan 1990
penyakit jantung, neoplasma, dan penyakit otak-pembuluh darah.

Penyebab terjadinya transisi epidemiologi antara lain:

 Teknologi kedokteran
 Perubahan standar hidup
 Angka kelahiran
 Peningkatan gizi
 Kontrol vektor dan sanitasi
 Perubahan gaya hidup

G. Era Penyakit Non Infeksi & Infeksi Baru

Beberapa peristiwa penting pada era ini, yaitu:

 Terdapat konsep penyebab dan akibat ganda (multiple causation).


 Metode studi epidemiologi diperluas untuk meneliti bukan hanya penyakit infeksi,
tapi juga penyakit non-infeksi.
 Studi observational dan eksperimental oleh Josep Goldberg dkk (1923) tentang
Pelagra membuktikan bahwa penyakit ini bukan akibat infeksi tapi akibat
defisiensi nicotinic acid.
 Studi kasus kontrol merokok dan kanker paru (oleh Doll & Hill, 1950). R.Dool dan
A.B.Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan ceritera berhubungan merokok dan
kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang
melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah
pelopor penelitian di bidang epidemiologi klinik
 Studi kohort faktor risiko penyakit kardiovaskuler Framingham di Framingham,
Massachusetts, USA (oleh Dawber dkk, 1955).
 Studi uji lapangan (field/community trial) vaksin poliomyelitis pada anak sekolah
(Frances, 1950)
 Studi jantung Bogalusa (Freedman dkk, 1985)
 Studi uji pencegahan penyakit jantung Stanford (Farquhar dkk, 1985)

3. TRANSISI EPIDEMIOLOGI

Transisi kesehatan disebabkan oleh dua hal, yaitu transisi demografi dan transisi


epidemiologi. Transisi demografi diakibatkan oleh perubahan-perubahan seperti urbanisasi,
industrialisasi, meningkatnya pendapatan dan tingkat pendidikan, serta berkembangnya
teknologi kesehatan dan kedokteran di masyarakat. Sementara itu, transisi epidemiologi
muncul karena perubahan pola kematian, terutama akibat infeksi, angka harapan hidup
penduduk yang semakin tinggi, dan meningkatnya penyakit tidak menular atau yang disebut
juga sebagai penyakit kronik
Transisi Epidemiologi adalah keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan dari
mortalitas dan morbiditas yang dulunya lebih disebabkan oleh penyakit infeksi (infectious
disease) atau penyakit menular (communicable disease) sekarang lebih sering disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang sifatnya kronis atau tidak menular (non-communicable disease)
dan penyakit-penyakit degeneratif
Terjadinya transisi epiemiologi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan sosial ekonomi,
lingkungan dan perubahan struktur penduduk seperti kebiasaan merokok, kurang aktifitas
fisik, makanan tinggi lemak dan kalori serta konsumsi alkohol yang diduga berkontribusi
menjadi penyebab dalam penyakit PTM (Penyakit Tidak Menular)

Transisi epidemiologi yang dimaksud adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor


penyebab terkait yang melahirkan masalah epodemiologi yang baru. Keadaan transisi
epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit. Transisi epidemiologi
bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama
penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular),
sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin meningkat. Hal ini
terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur
harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya.

Teori Transisi Epidemiologi


Dikenal berbagai dalil dalam terjadinya transisi demografi.
a. Dalil 1 : kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika kependudukan
b. Dalil 2 : perubahan pola kematian dan penyakit terjadi dalam jangka panjang. Ada tiga
perubahan yang mendasar, yaitu
1) masa penyakit sampar dan kelaparan, angka kematian tinggi berfluktuasi, harapan
hidup rendah (20-40)
2) Masa menyurutnya pandemi, angka kematian menurun secara progresif, epidemi
berkurang frekuensi dan ukurannya, harapan hidup meningkat dari 30 menjadi 55
tahun.
3) Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia, mortalitas menurun mendekati stabil,
harapan hidup mencapai di atas 70 tahun

c. Dalil 3 : transisi epidemiologi lebih me nguntungkan orang muda dari pada orang tua,
dan lebih menguntungkan wanita dibandingkan laki-laki.
d. Dalil 4 : perubahan pola kesehatan dan penyakit lebih berkaitan dengan membaiknya
standar kehidupan dan gizi dari pada kemajuan di bidang kedokteran
e. Dalil 5 : variasi pola, laju, faktor penentu, dan akibat perubahan kependudukan dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu model barat (klasik), percepatan dari model klasik, model
yang diperlambat, dan variasi dari model yang lambat

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status atau kejadian
yang berhubungan dengan kesehatan populasi tertentu, dengan penerapan pada pengendalian
masalah kesehatan (J.M. Last, 1996). Definisi lain dari epidemiologi yaitu Ilmu yang
mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor – faktor yang mempengaruhinya)
(Bustan M.N, 2002).

Sejarah dan proses epidemiologi berupa; (A). Era Masyarakat Primitif. Orang-orang mulai
hidup dalam kelompok yang lebih besar dan tinggal di tempat yang sama, sehingga lebih
banyak peluang untuk penularan penyakit. (B). Era Hypocrates (460-377 SM). Pada zaman
ini Hippocrates telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan
dan diet yang mempengaruhi kesehatan. (C.) Era Galen (129 – 199 M). Galen
mengembangkan teori Hippocrates dan mengembangkan konsep 2 elemen tambahan  dimana
status kesehatan berkaitan dengan kepribadian dan lingkungan kerja & gaya hidup /
Procatartic.(D.) Era Teori Miasma. Pada era ini, penyebab penyakit (misal kolera) adalah
emanasi material non-organik berupa gas berbau busuk. (E.) Era Jasad Renik (Germ) &
Penyakit Infeksi/Menular. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada pemikiran adanya konsep
penularan. (F.) Era Transisi Epidemiologi. Pada era ini terjadi perubahan pola kesehatan dan
pola penyakit yang berinteraksi dengan demografi, ekonomi, dan sosial. Transisi
epidemiologi berkaitan dengan transisi demografi, begitu juga dengan transisi teknologi. (G.)
Era Penyakit Non Infeksi & Infeksi Baru. Beberapa peristiwa penting pada era ini, yaitu;
terdapat konsep penyebab dan akibat ganda (multiple causation), metode studi epidemiologi
diperluas untuk meneliti bukan hanya penyakit infeksi, tapi juga penyakit non-infeksi.

Transisi Epidemiologi adalah keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan dari
mortalitas dan morbiditas yang dulunya lebih disebabkan oleh penyakit infeksi (infectious
disease) atau penyakit menular (communicable disease) sekarang lebih sering disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang sifatnya kronis atau tidak menular (non-communicable disease)
dan penyakit-penyakit degeneratif

Anda mungkin juga menyukai