Dosen Pembimbing
Fitri Yati A.Md R.O,. SKM . M.Pd
Kelompok 1
Amelia Hapsari
Enjeli
Julisyar Malik
Mila Zamilatun N.
Nurul Syafitri
Rahma Putri M.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Epidemiologi, dengan judul “Sejarah Epidemiologi, Transisi
Epidemiologi, dan Proses Epidemiologi”.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami arti
epidemiologi dengan baik. Kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, supaya dapat mengetahui Sejarah epidemiologi, transisi epidemiologi,proses
epidemiologi.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos
adalah penduduk, dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang
mempelajari distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab)
penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan
Gordies 2000, Epidemilogi merupakan “The Mother of Public Health”.
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Dari pengertian epidemiologi di atas, terdapat 3 hal pokok, yaitu frekuensi, distribusi, dan
determinan masalah kesehatan.
a. Frekuensi, yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Yang perlu dilakukn yaitu menemukan
masalah kesehatan tersebut dan melakukan pengukurannya.
b. Distribusi, yaitu pengelompokan masalah kesehatan menurut Man (orang/siapa yang
terkena penyakit), Place (dimana penyebaran atau terjadinya penyakit), dan Time (kapan
terjadinya penyebaran penyakit).
c. Determinan, yaitu faktor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan.
Epidemiologi sendiri memeliki tujuan-tujuan, yaitu:
Pada zaman ini, Hippocrates berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan hal-hal
yang bersifat supranatural. Terjadinya penyakit ada kaitannya dengan elemen-elemen
bumi, api, udara dan air. Elemen-elemen tersebut menyebabkan kondisi, dingin,
kering, panas dan lembab
Kondisi dingin, panas, lembab dan kering dari bumi berpengaruh pada cairan
tubuh, darah, cairan empedu kuning dan empedu hitam. Pada zaman ini Hippocrates telah
menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan dan diet yang
mempengaruhi kesehatan.
Hippocrates adalah Bapak Epidemiologi. Dia dianggap sebagai The First
Epidemiologyist, ahli epidemiolog pertama di dunia karena dialah yang pertama kali
mengajukan konsep analisis kejadian penyakit secara rasional.
Galen adalah seorang ahli bedah tentara Rumawi iangsering dianggap sebagai The
Father of Experimental Physiology. Dia mengembangkan teori Hippocrates dan
mengembangkan konsep 2 elemen tambahan dimana status kesehatan berkaitan dengan
kepribadian / temperament (personality type) dan lingkungan kerja & gaya hidup /
Procatartic (lifestyle factors). Menurut Galen, penyakit terjadi oleh karena interaksi 3
kumpulan faktor yaitu tubuh, sikap hidup dan atmosfer. Dapat dikatakan pada masa
Galen ini telah ada pemikiran bahwa penyakit terjadi karena dipengaruhi oleh lingkungan
dan sikap hidup.
Pada era ini, penyebab penyakit (misal kolera) adalah emanasi material non-
organik berupa gas berbau busuk. Miasma diyakini merupakan uap beracun yang
dihasilkan dari dekomposisi atau pembusukan organik yang umum ditemukan dalam
kehidupan.
E. Era Jasad Renik (Germ) & Penyakit Infeksi/Menular
Pada era ini terdapat konsep seminaria contagium oleh Fracatorius / Fracastoro
(1478 M). Menurut konsep ini sakit terjadi karena adanya proses kontak /bersinggungan
dengan sumber penyakit. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada pemikiran adanya
konsep penularan.
Deskripsi dan statistik vital populasi dengan metode pengukuran kuantitatif yang pertama
kali oleh John Graunt (1662 M). Graunt disebut sebagai The Columbus of Biostatistics.
Kajian hubungan kematian dan kepadatan pendudukan serta peletakan dasar-dasar
International Classification of Disease (ICD) oleh William Farr (1839 M).
Penyelidikan epidemiologi lapangan pada kasus kolera oleh John Snow sehingga Snow
disebut sebagai Bapak Epidemiologi Lapangan. Pada masa itu John Snow (1813-1858),
melakukan observasi mengenai riwayat alamiah penyakit kolera, dan bagaimana model
transmisi/penularannya. Snow mengamati bahwa :
Kelemahan dari postulate Koch ialah tidak dapat diterapkan pada semua penyakit:
Pada era ini terjadi perubahan pola kesehatan dan pola penyakit yang berinteraksi
dengan demografi, ekonomi, dan sosial. Transisi epidemiologi berkaitan dengan transisi
demografi, begitu juga dengan transisi teknologi. Misalnya pergantian dari penyakit
infeksi ke penyakit man-made disease atau lifestyle disease. Pergeseran penyakit ini
dapat dibuktikan dengan berubahnya pola penyakit penyebab kematian tertinggi antara
tahun 1960, dengan wabah penyakit pneumonia, tuberkulosis, dan diare, dengan 1990
penyakit jantung, neoplasma, dan penyakit otak-pembuluh darah.
Teknologi kedokteran
Perubahan standar hidup
Angka kelahiran
Peningkatan gizi
Kontrol vektor dan sanitasi
Perubahan gaya hidup
3. TRANSISI EPIDEMIOLOGI
c. Dalil 3 : transisi epidemiologi lebih me nguntungkan orang muda dari pada orang tua,
dan lebih menguntungkan wanita dibandingkan laki-laki.
d. Dalil 4 : perubahan pola kesehatan dan penyakit lebih berkaitan dengan membaiknya
standar kehidupan dan gizi dari pada kemajuan di bidang kedokteran
e. Dalil 5 : variasi pola, laju, faktor penentu, dan akibat perubahan kependudukan dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu model barat (klasik), percepatan dari model klasik, model
yang diperlambat, dan variasi dari model yang lambat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status atau kejadian
yang berhubungan dengan kesehatan populasi tertentu, dengan penerapan pada pengendalian
masalah kesehatan (J.M. Last, 1996). Definisi lain dari epidemiologi yaitu Ilmu yang
mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor – faktor yang mempengaruhinya)
(Bustan M.N, 2002).
Sejarah dan proses epidemiologi berupa; (A). Era Masyarakat Primitif. Orang-orang mulai
hidup dalam kelompok yang lebih besar dan tinggal di tempat yang sama, sehingga lebih
banyak peluang untuk penularan penyakit. (B). Era Hypocrates (460-377 SM). Pada zaman
ini Hippocrates telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan
dan diet yang mempengaruhi kesehatan. (C.) Era Galen (129 – 199 M). Galen
mengembangkan teori Hippocrates dan mengembangkan konsep 2 elemen tambahan dimana
status kesehatan berkaitan dengan kepribadian dan lingkungan kerja & gaya hidup /
Procatartic.(D.) Era Teori Miasma. Pada era ini, penyebab penyakit (misal kolera) adalah
emanasi material non-organik berupa gas berbau busuk. (E.) Era Jasad Renik (Germ) &
Penyakit Infeksi/Menular. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada pemikiran adanya konsep
penularan. (F.) Era Transisi Epidemiologi. Pada era ini terjadi perubahan pola kesehatan dan
pola penyakit yang berinteraksi dengan demografi, ekonomi, dan sosial. Transisi
epidemiologi berkaitan dengan transisi demografi, begitu juga dengan transisi teknologi. (G.)
Era Penyakit Non Infeksi & Infeksi Baru. Beberapa peristiwa penting pada era ini, yaitu;
terdapat konsep penyebab dan akibat ganda (multiple causation), metode studi epidemiologi
diperluas untuk meneliti bukan hanya penyakit infeksi, tapi juga penyakit non-infeksi.
Transisi Epidemiologi adalah keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan dari
mortalitas dan morbiditas yang dulunya lebih disebabkan oleh penyakit infeksi (infectious
disease) atau penyakit menular (communicable disease) sekarang lebih sering disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang sifatnya kronis atau tidak menular (non-communicable disease)
dan penyakit-penyakit degeneratif