Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI EPIDEMIOLOGI

Pengertian Epidemiologi

Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani, epi berarti pada atau tentang,
demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi
yang dibuat oleh ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan
dan waktu, dikenal ada 2 definisi yaitu:

1. Definis i lama (sebelum tahun 1960):epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari


penyebab dan perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk
atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum tahun 1960 penyakit menular
merupakan penyakit yang paling banyak dialami penduduk dunia.
2. Definisi baru (setelah tahun 1960): beberapa tooh yang terkenal dalam ilmu penyakit
member definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut:
a. Mag Mahon dan Pugh (1970). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
penyebaran penyakit dan faktor-faktor yag menentukan terjadinya penyaakit
terhadap manusia
b. Omran (1974). Epidemiologi adalah suatu sutudy mengenai kejadian dan
distribusi kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk
c. Mausner dan Kramer (1985). Epidemiologi adalah study tentang distribusi dan
determinan penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
d. Last (1988). Epidemiologi adalah study tentang distribusi dan determinan tentang
keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu
dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi tersebar begitu saja secara acak dan penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat
diidentifikasi melalui penelitian (pengamatan) secara sistematik pada populasi, tempat,
dan waktu.

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi


penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi ini mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empiric
kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran sistematik tentang
penyakit dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit. Epidemiologi
berhubungan erat dengan ilmu yang disebut biostatisti.

Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada populasi. Dalam


praktiknya seorang epidemolog harus mempertanyakan siapa yang terjangkit?
(manusia[man]), kapan terjadinya? (waktu[time]), dan dimana terjadinya? (tempat
[place]).

Determinan adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Untuk


menentukan besanya masalah dengan tepat ada 3 langkah penting. Pertama,
merumuskan hipotesis tentang penyebab masalah yang dimaksud. Kedua, melakukan
pengujian terhadap rumusan hipotesis. Ketiga, menarik kesimpulan tentang hasil uji
tersebut dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun
langkah-langkah penanggulangannya.

Frekuensi adalah besarnya masalah kesehatan yang ada pada sekelompok


manusia. Penentuan besarnya masalah dengan tepat dengan 2 langkah penting.
Pertama, menentukan masalah kesehatan yang akan diamati dan telah dipastikan akan
diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas masalah yang ditemukan tersebut.

2.2 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Sejarah Dan Tokoh Epidemiologi

Dalam perkembangannya, epidemiologi banyak dipelajari oleh beberapa tokoh.


Tokoh yang dibahas dibawah ini merupakan tokoh yang terkenal dibidang epidemiologi
yang terbagi dalam 5 bagian yaitu generasi pertama, konsep contagion germ, kelahiran
statistic kehidupan, epidemiologi klasik, dan epidemiologi modern.

Generasi Pertama

Generasi pertama ini dipelopori oleh Hipocrates (bapak kedokteran modern)


yang dianggap sebagai epidemiologis yan pertama. Beliau mengemukakan teori tentang
penyebab penyakit.ia berpendapat bahwa penyakit terjadi karena adanya kontak
dengan jasad hidup yang tidak terlihat oleh mata dan penyakit berkaitan dengan
lingkungan ektsternal dan internal. Ia juga menduga adanya hubungan antara berbagai
penyakit dan faktor tempat tinggal, geografis, kondisi air, iklim, kebiasaan makan yang
mempengaruhi keseimbangan caian tubuh. Ia memperkenalkan istilah epidemic dan
endemic.

Tokoh berikutnya adalah Galen, seorang ahli bedah romawi yang dianggap
sebagai bapak fisiologi eksperimental. Ia mengelabrasi teori Hipocrates dan
berpendapat bahwa cara hidup dan kondisi cairan tubuh diduga berhubungan dan
mempengaruhi kesehatan dan timbulnya penyakit.

Thomas Sydenham (1624 1689), dianggap Hipocrates-nya orang inggris dan


dianggap sebagai bapak epidemiologi inggris meskipun ternyata kesimpulannya hanya
sedikit berkontribusi terhadap pengertian yang benar tentang konsep penyebab
penyakit. Thomas, menghubugkan terjadinya pengakit dengan udara, air, dan tempat.

Noah Webster (1758 1843), seorang epidemiologis Amerika yang terkenal. Ia


berpendapat bahwa wabah berkaitan dengan faktor lingkungan tertentu.

Konsep Contagion Germ

Zaman ini merupakan era keemasan teori kuman. Para ilmuan berhasil
membuktikan mikroba sebagai etiologi (penyebab). Penemuan kuman ini tidak terlepas
dengan penemuan mikroskop oleh Antonio Lawenhock sehingga para ilmuan berlomba
melakukan penelitian tentang penyakit yang disebabkan oleh mikroba. Beberapa tokoh
yang terkenal pada zaman ini diuraikan dibawah.

Hieronymous Fracastorius (1478 1553), adalah seorang dokter dan sastrawan


dari Italia yang mempopulerkan teori konsep kuman tersebut. Ia berpendapat bahwa
penyakit ditularkan dari orang ke orang melalui partikel kecil yang tidak dapat dilihat.

Igmatz Semmelweis (1818 1865), seorang ahli kandunga dari Hungaria yang
menunjukkan bahwa demam child bed fever dapat dikurangi jika dokter yang
menolong persalinan membasuh tangannya. Ahli kandungan ini sangat busar melihat
kejadian demam kuning ini baik pada anak atau ibunya yang menimbulkan kematian.
Setelah dia mati, dokter ini menarik kesimpulan bahwa dokter-dokter setelah melakukan
autopsy mayat apabila melakukan pertolongan persalinan jarang melakukan cuci tangan
sehingga menular ke ibu dan bayi yang ditolongnya pada saat persalinan (infeksi
nosokomial).
Edward Jenner (1749 1823), berjasa dalam penemuan vaksin cacar yang efektif

Louis Pasteur (1822 1895), mendemostrasikan imunisasi rabies yang efektif

Robert Koch (1843 1910), berjasa dalam penemuan vaksin BCG.

Kelahiran Statistik Kehidupan

Decade ini merupakan awal ditemukannya ilmu statistic yang sangat dibutuhkan
oleh epidemiolog. Dengan pengamatan dan pencatatan data suatu kejadian penyakit,
dapat diambil suatu kesimpulan atau prediksi/estimasi tentang kejadian dari awal
sampai akhir penyakit tersebut. Tokoh yang terkenal pada era ini diuraikan dibawah.

John Graunt (1662), orang terpenting yang berkontribusi bagi ilmu epidemiologi
pada tahap awal. Beliau merupakan penjual pakaian di kota London yang menjadi orang
pertama kali mengkuantitatifkan pola penyakit penduduk. Jhon Graunt pula yang
menekankan pentingnya pengumpulan data secara rutin, sehingga pendapatnya
menjadikan dasar epidemiologi modern. Prakarsa yang luar biasa ini membuat John
Graunt dikenal sebagai pencipta dasar statistic etimasi populasi dan konstruksi lifetable.

William Farr (1880), adalah ahli statistic inggris yang dianggap sebagai bapak
statistic kehidupan dan surveilans modern. Hasil kerja kerasnya sangat berguna bagi
kehidupan di dunia. William farr berhasil mengembangkan analisis dari statistic kematian
yang digunakan untuk mengevaluasi masalah kesehatan penduduk. Selain itu ia
mengembangkan konsep populasi beresiko yang hasilnya terkenal dengan metode
pemilihan kasus dan control.

Epidemiologi Klasik

Era ini adalah era tentang penelusuran terjadinya penyakit yang sering timbul di
masyarakat luas dan penyebabnya yaitu perilaku yang tidak baik dalam hal menjaga
kesehatan. Tokoh yang berperan penting dalam era ini diuraikan di bawah ini.

John Snow (1813 1858), terkenal sebagai bapak epidemiologi lapangan,


karena hasil penelusuran atau investigasinya mengenai penyebab kematian yang
disebabkan oleh muntah-bercak dan berhasil menusun postulat bahwa kolera ditularkan
melalui air yang tercemar. Metode investigasinya merupakan landasan langkah
investigasi wabah.
P.L. Panum, dikenal karena berhasil melakukan penelitian dalam studi
epidemiologi klasik tentang campak.

Epidemiologi Modern

Perkembangan pada bagian ini mengarah pada pemahaman hubungan sebab-


akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit serta gangguan kesehatan. Hal ini lebih
menuntun para ahli untuk menggunakan model pendekatan system. Analisis didasarkan
pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam hubungan yang konsisten.
Tokoh yang menonjol pada era ini diuraikan berikut.

Doll dan Hill (1950), melalui studinya mengenai hubungan merokok dan kanker
paru dan sampai sekarang ini tidak ada yang menyangkal hasil studinya bahwa merokok
dapat mengakibatkan kanker paru.

Salk melakukan studi uji komunitas vaksin polio dan Framinghart heart study,
terkenal dengan studi Kohort penyakit kardiovaskuler.

Dari berbagai perkembangan tersebut diatas, para ahli kesehatan masyarakat


khususnya epidemiologi mulai mengembangkan metode epidemiologi, yaitu suatu
metode pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor penyebab serta
hubungan sebab-akibat. Disamping itu dikembangkan epidemiologi sebagai bagian dari
Ilmu kesehatan masyarakat.

2.3 RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus,


mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup
epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut di atas dapat meliputi '6E' yakni:

1. Etiologi
2. Efikasi
3. Efektivitas
4. Efisiensi
5. Evaluasi
6. Edukasi.
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi
penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah
parasit plasmodium.

Efikasi (eficacy) berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari
adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu
intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujarabanteoritis dari suatu Obat
yang dapat dilakukan dengan melakukan uji klinik (clinical trial).

Efektivitas (effectiveness) adalah besamya hasil yang dapat diperoleh dari suatu
tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu
dengan lainnya. Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam
berbagai kondisi lapangan yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan
maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat Obat di klinik.

Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat
diperoleh berdasarkan besamya biaya yang diberikan. Efesiensi ini ditujukan untuk mengetahui
kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang
dilakukan.

Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau


program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai keberhasilan program
seutuhnya.

Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang


kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan
salah satu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat
oleh epidemiologi.

2.4 MACAM EPIDEMIOLOGI


Epidemiologi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Epidemiologi Diskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang mempelajari tentang frekuensi
dan penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa memandang perlu mencari jawaban
terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut.
Dalam epidemiologi deskriptif akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Siapa (who), kelompok masyarakat mana yang terserang
2. Di mana (where), serangan itu terjadi
3. Kapan (when), waktu serangan itu.

2. Epidemiologi Analitik
Adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap
penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan.
Dalam epidemiologi analitik diupayakan untuk mencari jawaban "mengapa
(why), kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Sedang faktor
penyebab diarahkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan akibat
menunjuk kepada frekuansi, penyebaran serta adanya suatu masalah kesehatan. Oleh
karena itu dalam epidemiologi analitik harus dirumuskan hipotesa yang berkaitan
dengan masalah kesehatan yang timbul, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesa
melalui suatu penelitian yang selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tentang sebab akibat
dari timbulnya suatu penyakit, Sebagai contoh, hubungan antara wanita yang sering
berganti pasangan dengan penyakit kanker leher rahim. Dengan membandingkan
antara kedua kelompok antara wanita yang sering berganti pasangan, dengan wanita
dengan hanya satu pasangan (suami istri). Dari kedua perbedaan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa wanita yang sering berganti-ganti pasangan akan mempunyai risiko
3x lipat untuk terkena penyakit kanker leher rahim.

2.5 KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

Banyak kegunaan dan manfaat dari pada pekerjaan epidemiologi diantaranya adalah:

1. Membantu dalam Pekerjaan Administrasi Kesehatan


Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat digunakan untuk dalam
perencanaan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan, kemudian rencana tersebut
diimplementaslkan dalam bentuk program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
program penanggulangan penyakit, monitoring atau pengawasan pelayanan kesehatan
dan evaluasi dari pada pelayanan kesehatan yang dilakukan.
2. Untuk Menjelaskan Penyebab
Pekerjaan epidemiologi akan dapat menjelaskan mengapa terjadi suatu masalah
kesehatan. Dengan mengetahui penyebab dari suatu masalah kesehatan maka akan
disusun langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut agar tidak meluas atau
mengurangi dapat yang diakibatkan oleh masalah atau kejadian wabah/penyakit. Dan
penanggulangannya dapat bersifat preventif atau kuratif,

3. Untuk Menerangkan Perkembangan Alamiah Sesuatu Penyakit


Pengetauan yang berkaitan dengan perkembangan alamiah suatu penyakit penting
artinya untuk menggambarkan perjalanan suatu penyakit, terutama yang berkaitan
dengan pekembangan penyakit yang berhubungan dengan keadaan waktu, tempat dan
orang. Dengan mengetahui perkembangan penyakit tersebut maka akan dapat
dilakukan berbagai upaya untuk mencegah atau menghentikan perjalanan penyakit
tersebut.

4. Untuk Menerangkan Suatu Keadaan Masalah Kesehatan


Pekerjaaan epidemiologi dapat menerangkan keadaan dari suatu masalah kesehatan,
terutama yang berkaitan dengan keadaan waktu terjadinya suatu masalah kesehatan,
tempat terjadinya masalah tersebut serta orang atau masyarakat yang terserang
penyakit. Dan keadaan masalah kesehatan yang telah kita kenal adalah epidemi,
endemi, pandemi dan sporadis.

5. Untuk Penelitian dan Pengembangan Program Pemberantasan Penyakit dan


Penanggulangan Masalah Kesehatan
Dengan mengetahui hubungan kausal antara dan faktor-faktor resiko yang dilakukan
dalam penyelidikan epidemiologi analitik, maka dapat direncanakan program
pengembangan pemberantasan penyakit dan usaha-usaha penanggulangan masalah
kesehatan secara keseluruhan.

6. Untuk Memperoleh Keterangan dalam Mengklasifikasikan Penyakit


Pekerjaan epidemiologi baik dilihat dari keadaan waktu, tempat, dan orang yang
terserang suatu penyakit atau masalah kesehatan yang diperoleh dari suatu penelitian
akan sangat berguna dalam mengklasifikasikan penyakit.

7. Untuk Penyusunan Program Pencegahan Penyakit


Dengan ditemukannya faktor-faktor risiko dalam terjadinya penyakit, sebagai hasil
penelitian diskriptif dan hubungan kausal antara faktor-faktor yang dapat menimbulkan
penyakit dari penelitian analitik, maka dapatlah ditentukan langkah-langkah dalam
pencegahan penyakit, baik yang bersifat pencegahan primer, sekunder, dan tertier.
2.6 PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
1. Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami maslah kesehatan.
2. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan ditemukan pada sekelompok manusia
yang dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak atau rasio.
3. Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang diperinci menurut
keadaan-keadaan tertentu, diantaranya keadaan waktu, tempat, orang yang mengalami
masalah kesehatan.
4. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah-
masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan darimasalah tersebut.\

2.7 FREKUENSI MASALAH KESEHATAN


Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah
penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit.
Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang
atau masyarakat harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menemukan masalah kesehatan,melalui cara :
a. Penderita yang dating berobat ke puskesmas, terutama penyakitmenular yang
berbahaya dan dapat menimbulkan wabah penyakit.
b. Laporan dari masyarakat yang dating ke puskesmas
c. Kunjungan rumah dalam rangka perawatan keluarga
2. Penelitian atau survey kesehatan
3. Studi kasus

2.8 PROSEDUR KERJA


Ada beberapa langkah dalam prosedur kerja epidemiologi dalam suatu kejadian wabah,
sebagai berikut:
1. Tentukan adanya suatu wadah
a. Tentukan tingkat penularan sekarang yang memerlukan penelitian.
tentukan kriteria untuk memulai penyelidikan
pakai kriteria untuk memulai penyelidikan
b. Pastikan atau tegakkan diagnosa untuk semua kasus yang diketahui dan diduga.

tentukan kriteria yang akan dipakai untuk menentukan dan


mengklasifikasikan kasus untuk analisa kasus pasti, kasus mungkin dan
kasus dugaan.
pastikan bahwa untuk semua kasus:
o Pemeriksaan klinis telah dilakukan
o Penyebab penyakit sudah atau belum ditentukan
o Tes diagnosa yang sesuai telah atau sedang dilakukan
lakukan perhitungan kasus secara tepat.
o Tentukan informasi yang diperlukan dan sumber informasi
o Hubungi sumber dan peroleh informasi yang perlu.

tentukan kelompok risiko tinggi


o Tentukan penyebaran kasus (gunakan kriteria yang ditegakkan
menurut waktu, tempat dan orang)
o Tentukan populasi asal kasus.
Tentukan apakah insiden yang sekarang mewakili suatu wabah atau keadaan
lain yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

2. Gambarkan ciri-ciri wabah


a. Tentukan data yang diperlukan untuk menggambarkan wabah (dengan atau tanpa
memanfaatkan suatu diagnosa yang tepat) menurut waktu, tempat dan orang.
1. Pilih variabel-variabel untuk menggambarkan orang yang terkena misalnya,
umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan sebagainya
2. Pilih variabel-variabel untuk menggambarkan tempat paparan misalnya: rumah,
sekolah, tempat pekerjaan, rumah sakit dan sebagamya
3. Tentukan waktu mulai sakit dari semua kasus
4. Peroleh format investigasi kasus, Tentukan informasi yang diperlukan
a. pilih format yang sesuai
b. kembangkan fonnat yang sesuai.
5. Kembangkan prosedur untuk memperoleh data.

b. Peroleh Data
1. Intensiflkasikan teknik-teknik surveilans yang ada dan terapkan teknik yang baru
dan sesuai
2. Wawancarai dokter, kasus dan kontak.

c. Olah Data
1. Tentukan kriteria (termasuk interval) untuk mengelompokkan waktu, tempat dan
orang
2. Hitung rate, ratio dan proporsi
3. Siapkan tabel, grafik dan chart.

d. Analisa dan Interpretasi Data


1. Tentukan kelompok resiko tinggi menurut waktu, tempat dan orang
2. Interpretasikan, kurva epidemik untuk menentukan:
Sumber
Kemungkinan waktu paparan terhadap common source

3. Tentukan periode paparan

4. Tentukan periode inkubasi


5. Pilih sumber dan cara penularan yang paling mungkin

3. Rumuskan bipotesa
4. Tes bipotesa
5. Sarankan dan tetapkan tindakan penanggulangan
6. Siapkan dan sebarkan laporan epidemik
Ringkaskan semua data yang relevan, cara pengumpulan, analisa yang
dilakukan dan interpretasi yang diambil
Uraikan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang dilaksanakan
Uraikan keefektifan dari tindakan penanggulangan
Uraikan dampak-dampak lain yang relevan terhadap tindakan pencegahan dan
penanggulangan
Buat saran-saran mengenai surveilans yang akan datang dan
penanggulangannya
Sebarkan laporan kepada orang lain dalam program pemberantasan penya-kit.
7. Nilai prosedur penyelidikan.

2.9. UKURAN EPIDEMIOLOGI

A. Ukuran epidemiologi
Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu:
1. Ukuran frekuensi penyakit, yang meliputi: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau
kematian pada populasi. Ukuran ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif.
Frekuensi kejadian yang diamati diukur menggunakan prevalens dan insiden.
2. Ukuran dari akibat pemaparan, yang meliputi: mengukur keeratan hubungan statistic
antara faktor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan
tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibatnya diukur menggunakan relative risk
atau odds ratio.
3. Ukuran dari potensi dampak, yang meliputi: menggambarkan kontribusi dari faktor yang
diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran yang
digunakan adalah attributable risk percent dan population attributable risk. Ukuran ini
berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan strategi
intervensi pada populasi tertentu.

Ada dua komponen ukuran dasar dalam epidemiologi, yang meliputi:


1. Pembilang (nominator) X, yaitu frekuensi atau jumlah kasus yang diamati (subjek
pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak diinginkan).
2. Penyebut (denominator) Y, yanitu: jumlah populasi yang berisiko, yaitu sekelompok
individu yang mempunyai peluang untuk mengalami kasus yang diamati
B. Ukuran dasar epidemiologi
Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi, digunakan salah satu
dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan rate.
1. Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Ciri-ciri proporsi:
a. Bentuk ini bisasnya dinyatakan dalam persen (%) yaitu dengan mengalikan pecahan
ini dengan 100 %
b. Tidak mempunyai satuan
c. Rentang nilai 0 sampai 1

Contoh:

Populasi yang terdiri dqari 500 orang, 20 orang diantaranya menderita penyakit malaria.
Berapa besra proporsi penderita malaria dalam populasi?

Proporsi = X/Y x K

= 20/500 x 100%

=4%

2. Rasio
Rasio adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya.
Ini yang membedakannya dengan proporsi. Rasio menyatakan hubungan antara pembilang
dan penyebut yang berbeda satu dengan yang lain. Dengan kata lain, perbandingan satu
peristiwa (kejadian) dengan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan.
Rumus rasio = X/Y x K.X adalah jumlah kejadian orang, dan lain-lain yang mengalami satu
atau lebih ciri-ciri tertentu. Y adalah jumlah kejadian orang yang memiliki satu atau lebih ciri
tertentu, namun ciri tersebut berbeda dengan ciri pada kelompok X. selama K=1 rumus
dapat disederhanakan menjadi X/Y = X:Y
Ada dua jenis rasio:
a. Rasio yang mempunyai satuan. Misalnya, jumlah dokter per 100.000 penduduk atau
jumlah kematian bayi selama setahun per 1000 kelahiran hidup
b. Rasio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya
mempunyai satuan yang sama. Misalnya, rasio antara satu proporsi dan proporsi lain
atau rasio antara satu rate dan rate yang lain. Contohnya relative risk dan odds ratio
Contoh:
1) Jumlah anak kelas VI yang telah diimunisasi dibanding dengan anak kelas sama yang
tidak diimunisasi pada sekolah tertentu
2) Di dalam suatu kelompok sebanyak 20 orang menderita penyakit tertentu, 2 orang
diantarnya meninggal. Rasionya 20:2 = 20/2 : 2/2 = 10: 1. Artinya, daru 10 kasus
didapatii satu kematian.
3. Rate
Rate adalah perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena peristiwa yang dimaksud dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam
persen, permil, atau per 100.00. ini merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan
dengan dua bentuk pecahan yang terdahulu. Rate yang sesungguhnya merupakan
kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan pada kuantitas lain. Kuantitas
lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini
sering dicampuradukan pengguananya dengan proporsi. Ciri dari rate adalah mempunyai
satuan ukuran per satuan waktu dan besarnya tidak terbatas.
Rumus rate = X/Y x K dengan suatu harga yang ditetapkan oleh peneliti, namun penyaji
haris dapat menerangkan nilai K nya (apakah 100, 1000, 10.000, atau 100.000)
Contoh:
a. Dari suutau pengukuran penyakit di suatu daerah ditemukan penderita penyakit TBC
sebanyak 18 %
b. Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatau rate. Oleh karena
kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang
diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut. Ini yang biasa disebut kecepatan
(speed) yang diukur dengn membagi jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu yang
digunakan untuk mencapainya,
Misalnya: Jakarta-bogor yang jaraknya 60 km ditempuh dalam waktu 1 jam. Jadi
kecepatan mobilnya adalah 60 km per jam.
Adalah mustahil untuk mengukur kecepatan terjadinya penyakit yang berlangsung pada
satu saat tertentu. Oleh karena itu, digunakan rate rata-rata yang terjadi dalam populasi
tersebut

2.10 ISTILAH DALAM EPIDEMIOLOGI

1. Epidemi
Adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan
pada suatu daerah tertentu dalamwaktu tang singkat berada dalam frekuensi (jumlah)
yang meningkat.
2. Pandemi
Suatu keadaan dimana masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensi (jumlah)
dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang sangat tinggi serta
penyebarannya mencakup suatu wilayah yang luas.
3. Endemi
Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada
di suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
4. Sporadik
Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada
di suatu wilayah tertentufrekuensi (jumlahnya) berubah-ubah menurut perubahan waktu.
5. Patogenisitas
Adalah kemampuan bibit penyakit untukmenimbulkan reaksi pada penjamu sehingga
timbul penyakit.
6. Virulensi
Adalah ukuran keganasan atau derajat kerusakan yang ditimbulkan bibit penyakit.
7. Antigenesitas
Adalah kemampuan bibit penyakit merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh
pada diri penjamu
8. Infektivitas
Adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invansi dan menyesuaikan diri,
bertempat tinggal dan berekembang biak dalam diri penajamu.
9. Vektor
Adalah binatang yang dapat memindahkan atau menularkan penyakit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi
penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi ini mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu
empirik kuantitatif yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran sistematik
tntang penyakit dan factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit. Manfaat dari
epidemiologi adalah mempelajari riwayat alamiah penyakit, menentukan masalah
yang terjadi pada komunitas, melihat resiko dan pengaruhnya serta menentukan
peyebab dan sumber penyakit. Jadi, epidemiologi adalah ilmu mengenai penyebaran
penyakit yang sangat penting diketahui oleh tenaga kesehatan terutama bidan agar
dapat mengetahui baaimana perkembangan suatu penyakit serta dapat mengetahui
sumber dari suatau penyakit, sehingga dengan mengetahui sumber dari suatu
penyakit, seorang bidan dapat memberikan asuhan atau penanganan tertenu
kepada setiap masyarakat yang mengalami suatu penyakit tertentu. Jadi dengan
adanya epidemiologi ini, seorang bidan mempunyai peran yang penting dalam
mengatasi angka mortalitas dan morbiditas pada masyarakat yang disebabkan oleh
suatu penyakit tertentu.

3.2 Saran
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini, para pembaca khususnya seorang
bidan yang akan terjun langsung ke masyarakat dapat memahami tujuan dan
manfaat ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat khususnya pada ibu dan
anak.

Anda mungkin juga menyukai