Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HERDIANA

PRODI :S1 KESEHATAN MASYARAKAT 2020

MATKUL : EPIDEMIOLOGI

TUGAS!!!

1. Jelaskan definisi frekuensi, distribusi dan determinan pada definisi epidemiologi!


2. Jelaskan secara jelas beserta contoh tentang tujuan epidemiologi mempelajari tingkat
permasalahan penyakit dan masalah kesehatan!
3. Jelaskan yang dimaksud epidemiologi analitik beserta contohnya!
4. Jelaskan yang dimaksud epidemiologi eksperimen beserta contohnya!
5. Ceritakan sejarah epidemiologi :
a. Abad 13-14 ketika terjadi wabah Pes
b. Pada masa John Snow
c. Pada masa Edward Jenner

Jawaban :

1. Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan masalah
kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh
epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai
suatu metode pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan
masalah kesehatan.
Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang
menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari perkataan Yunan, dimana epi = upon, pada
atau tentang, demos = people, penduduk, logia = knowledge, ilmu. Namun epidemiologi ini
tentu sesuai dengan sejarah kelahirannya dimana epidemiologi memberikan perhatian
terhadap penyakit yang mengenai penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk
pada dewasa itu hingga akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemic (penyakit yang
mengenai penduduk secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang epidemic
yang banyak menelan korban kematian, dan begitulah nama epidemiologi tidak bias
dilepaskan dengan epidemiologi itu sendiri.
Begitulah, pada awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian sempit.
Epidemiologi dianggap sebagai ilmu tentang epidemic. Pada perkembangan selanjutnya
hingga dewasa iniEpidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran)
dan determinan (factor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan. Dengan demikian, disini tampak bahwa epidemiolgi dimaksudkan tidak hanya
mempelajari penyakit epideminya saja, tetapi menyangkut masalah kesehatan secara
keseluruhan.
Sebagai ilmu yang berkembang, epidemiologi mengalami perkembangan pengertian dank
arena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan atau definisi. Berbagai definisi telah
dikemukakan oleh para penulis dan mereka para para pakar yang mencurahkan waktunya
dalam epidemiologi. Beberapa diantara mereka adalah:
Wade Hampton Frost (1972), Guru Besar Epidemiologi di School of Hygiene, Universitas John
Hopkins mendifinisikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena missal
(mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit
menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian epidemiologi hanya
ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat).
Greenwood (1934), Profesor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London,
mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana dikatakan bahwa epidemiologi
mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd)
penduduk. Kelebihan pengertian ini adalah dengan adanya penekanan pada kelompok
penduduk yang memberikan arahan distribusi dan metodologi terkait.
Kemudian Brian Mac Mahon (1970), pakar epidemiologi di Amerika Serikat yang bersama
dengan Thomas F. Pugh menulis buku “Epidemiologi: Pricipals and Methods” menyatakan
bahwa epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency
in man”. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun defenisinya cukup
sederhana, disini tampak bahwa MacMahon menekankan epidemiologi sebagai suatu
pendekatan metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab
mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit.
Gary D. Friedman (1974) selanjutnya dalam bukunya “Primer of Epidemiology” menuliskan
bahwa, Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. Batasa ini
lebih sederhana dan tampak sepadan dengan apa yang dikemukakan oleh Mac-Mahon. Dan
ini pula yang kurang lebih dikemukakan oleh Anders Ahlbom dan Staffan Norel (1989) dalam
bukunya Introduction of Modern Epidemiology. Dikatakan bahwa Epidemiologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia. Hanya saja perlu
ditambahkan bahwa dalam kata pengantarnya, dia mengatakan antara lain : “Suatu lelucon
lama mengatakan bahwa seorang ahli epidemiologi telah berubah: tidak lagi sebagai wilayah
dari sejumlah kecil dokter yang berdedikasi, tapi telah berkembang menjadi suatu disiplin
riset yang nyata”. Ungkapan ini mengingatkan akan latar belakan sejarah Epidemiologi yang
semula mendapat perhatian dan dikembangkan oleh para dokter dalam menggeluti masalah
penyakit, yang kemudian berkembang sebagai suatu pendekatan metodologi.

2. - lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut: a. Subjek dan objek epidemiologi : masalah
kesehatan ( penyakit menular, penyakit tidak menular, kecelakaan, bencana alam dan
sebagainya). B. Masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia (bedakan
dengan ilmu kedokteran klinik?).
-Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Meliputi: Promotif (Peningkatan Kesehatan), Usaha
Yang Ditujukan Untuk Meningkatkan Kesehatan Yang Meliputi Usaha-Usaha, Peningkatan
Gizi, Pemeliharaan Kesehatan Perorangan, Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan, Olah Raga
Secara Teratur, Istirahat Yang Cukup Dan Rekreasi.

3. Epidemiologi mempelajari determinan penyakit pada populasi tertentu. Pendekatan ini sering
disebut dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi analitik, dipelajari hubungan sebab akibat
antara paparan dengan terjadinya penyakit.

4. Suatu dimana mempunyai otoritas untuk memanipulasi berbagai tingkat variabel independen
tertentu dan mengalokasi subjek dalam kelompok kelompok studi secara acak .
5.

A. Pes

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang dibawa oleh kutu yang tinggal di tikus.
Orang terinfeksi penyakit pes melalui gigitan kutu tikus atau gigitan tikus yang sudah terinfeksi.
Penyakit pes ini terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan bagian tubuh yang terinfeksi, yaitu :

-Pes Bubonik

Merupakan penyakit pes yang paling umum dijumpai. Pada pes bubonik bakteri berjalan melalui
sistem limfatik dan berakhir pada kelenjar getah bening. Tanda dan gejala penderita pes bubonik
adalah demam disertai menggigil, badan terasa lemas, kejang, nyeri otot, sakit kepala, munculnya
bengkak sebesar telur ayam pada pangkal paha, selangkangan, leher atau ketiak.

-rSepticemik

Pada pes septicemik, bakteri sudah memasuk sistem peredaran darah. Tanda dan gejala yang
muncul berupa demam disertai menggigil, badan sangat lemas, nyeri perut disertai diare, mual
muntah, syok, perdarahan dari mulut, hidung, dubur atau di bawah kulit dan kulit yang menghitam
karena adanya jaringan yang mati.

-Pes Pneumonik

Pes yang paling berbahaya karena bakteri sudah menyerang paru-paru. Tanda dan gejala yang
muncul adalah demam tinggi, sakit kepala, badan lemas, mual muntah, nyeri dada, batuk darah atau
liur dan lendir berdarah serta sesa nafas.

Penyakit Pes ini pernah menjadi wabah dalam beberapa kurun waktu, diantaranya adalah

•Wabah pes tahun 541 – 542

Dikenal sebagai wabah Justinian. Wabah ini menyerang Kekaisaran Bizantium dan kota-kota
pelabuhan Mediterania. Korban yang tewas akibat penyakit ini mencapao 30-50 juta jiwa atau
sekitar 10 persen dari populasi Konstantinopel.

•Wabah pes tahun 1346 – 1353

Wabah ini awal mula terjadi di daratan Eropa dan dikenal sebagai the black death. Wabah ini
menyebabkan 25 jiwa meninggal dan menghancurkan tiga benua sekaligus yaitu Asia, Afrika, dan
Eropa.

B.Snow, yang lahir pada 15 Maret 1813 dan wafat pada 16 Juni 1858, pun abadi dikenal sebagai
pengembang anestesi dan kebersihan medis. Dia dianggap sebagai salah satu pionir epidemiologi
modern, sebuah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat
memengaruhi penyebarannya

C.EDWARD JENNER 1749 1823. Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih
aman, disebut vaksinasi Gambar 6. Jenner lahir di Berkeley, Gloucestershire pada 1749, anak
seorang pendeta komunitas gereja Parish setempat bernama Stephen Jenner. Pada 1764 ketika
berusia 14 tahun, dia magang pada seorang dokter bedah setempat bernama George Harwicke.
Selama beberapa tahun dia banyak 25 memperoleh pengetahuan tentang praktik bedah dan
kedokteran. Pada usia 21 tahun Jenner sekolah kedokteran di St. George s Hospital di London, dan
menjadi murid John Hunter, seorang ahli bedah termashur, ahli biologi, anatomi, dan ilmuwan
eksperimen. Pada 1772 dia kembali ke Berkely dan menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai
dokter di kota kelahirannya. Gambar Edward Jenner 1749 1823. Sumber: BBC, 2010 Di masa remaja
Jenner beredar keyakinan di kalangan penduduk pedesaan bahwa wanita pemerah susu yang pernah
menderita cowpox cacar sapi ringan akan terlindungi dari penyakit cacar. Dia mendengar pengakuan
salah seorang pemerah susu: I cant take the smallpox for I have already had the cowpox. Cerita itu
menimbulkan ide pada Jenner bahwa pencegahan cacar mestinya bisa dilakukan dengan cara
memberikan bahan yang diambil dari penderita cowpox kepada individu sehat, dan terdapat
mekanisme proteksi yang ditularkan dari orang yang terlindungi ke orang lain. Setelah melalui proses
yang panjang baru pada 1796 Jenner mengambil langkah pertama yang berpengaruh besar dalam
sejarah kemanusiaan. 26 Pada Mei 1796 Jenner melakukan eksperimen pertamanya yang kemudian
menjadi sangat termashur. Jenner menemukan mengalami lesi seorang wanita muda pemerah susu,
Sarah Nelms, yang tengah baru cowpox pada lengan dan tangannya. Jenner mengambil pus nanah
dari pustula pada pemerah susu itu dan mencangkokkannya pada lengan seorang anak berusia 8
tahun bernama James Phipps. Anak tersebut mengalami demam ringan dan ketidaknyamanan pada
ketiaknya. Sembilan hari setelah prosedur, anak itu mengalami kedinginan dan kehilangan selera
makan, tetapi hari berikutnya merasa jauh lebih baik. Pada Juli 1796 Jenner melakukan inokulasi lagi,
tetapi kali ini dengan materi segar dari lesi cacar. Ternyata Phipps tidak mengalami penyakit cacar,
sehingga Jenner mengambil kesimpulan bahwa anak tersebut telah terlindungi dengan sempurna
Gordis, 2000; Riedel, 2005 Temuan Jenner dicemoohkan. Kritik terutama dilancarkan oleh para
pendeta yang menyatakan bahwa mencangkokkan materi dari hewan mati kepada seorang manusia
merupakan tindakan yang tidak patut dan tidak tidak diberkati Tuhan. Bahkan pada 1802 muncul
sebuah kartun satiris yang menggambarkan orang-orang yang telah divaksinasi berkepala sapi. Pada
1797 Jenner mengirimkan sebuah paper berisi laporan pendek kepada the Royal Society tentang
hasil eksperimen dan pengamatannya. The Royal Society menolak paper itu. Lalu setelah
menambahkan beberapa kasus baru pada eksperimennya, Jenner menerbitkan sebuah buku pada
1798 bertajuk An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, a Disease Discovered
in Some of the Western Counties of England, Particularly Gloucestershire and Known by the Name of
Cow Pox . Jenner menamai prosedur baru itu vaks inasi, berasal dari kata latin vacca artinya sapi, dan
vaccinia artinya cacar sapi cowpox Rieldel, 2005. 27 Setelah puluhan tahun dicemoohkan akhirnya
Jenner mendapatkan pengakuan melalui bukti nyata tentang keuntungan dan proteksi yang
dihasilkan vaksinasi yang lebih efektif dan aman daripada variolasi dan cara lainnya. Prosedur
vaksinasi kemudian diterapkan secara luas di Inggris dan banyak negara lain. Meskipun mendapat
pengakuan dan kehormatan di seluruh dunia, Jenner tidak mencoba memperkaya diri dengan
penemuannya. Dia dedikasikan waktunya untuk meneliti vaksin cacar dan melayani vaksinasi gratis
bagi orang miskin yang dilakukannya pada gubuk Temple of Vaccinia di tempat praktik di kota
kelahirannya Berkeley. Dia meninggal 26 Januari 1823. Berangsur-angsur vaksinasi menggantikan
variolasi di Inggris dan dunia. Di India vaksinasi diperkenalkan pada 1802 oleh seorang dokter, Jean
de Carro, untuk menggantikan variolasi. Variolasi dilarang dilakukan di Inggris pada 1840 Riedel,
2005, BBC, 2010; The College of Physicians of Philadelphia, 2010. Pada akhir abad ke 19 disadari
bahwa vaksinasi tidak memberikan imunitas seumur hidup, sehingga diperlukan revaksinasi.
Mortalitas karena cacar telah menurun, tetapi epidemic yang masih terjadi menunjukkan bahwa
penyakit itu belum dapat dikendalikan sepenuhnya. Pada 1950an setelah dilakukan sejumlah
langkah- langkah pengendalian, cacar telah berhasil dibasmi di banyak daerah di Eropa dan Amerika
Utara. Gerakan global pembasmian cacar dicanangkan pada sidang the World Health Assembly pada
1958 setelah diterima laporan tentang akibat-akibat katasrofik dari cacar yang terjadi di 63 negara.
Kampanye global melawan cacar yang dipimpin WHO akhirnya berhasil membasmi cacar pada 1977.
Pada Mei 1980, WHO mengumumkan bahwa dunia telah bebas dari cacar dan merekomendasikan
agar semua negara berhenti melakukan vaksinasi. Pernyataan WHO: The world and all its people
have won freedom from smallpox, which was the most devastating 28 disease sweeping in epidemic
form through many countries since earliest times, leaving death, blindness and disfigureme nt in its
wake Riedel, 2005; BBC, 2010. Edward Jenner dengan eksperimennya telah berjasa besar
menyelamatkan ratusan juta manusia di seluruh dunia dari kecacatan dan kematian karena cacar.
Satu hal perlu dicatat, pada era Jenner abad ke 17 belum dikenal virologi. Jenner sendiri meskipun
diakui sebagai Bapak Imunologi, sesungguhnya bukan ahli virologi dan tidak tahu menahu tentang
virus maupun biologi penyakit cacar. Virologi baru dikenal abad ke 18, dan virus cacar baru
ditemukan beberapa dekade setelah Jenner meninggal. Tetapi kemajuan-kemajuan ilmiah yang
terjadi selama dua abad sejak eksperimen Edward Jenner pada James Phipps telah memberikan
bukti-bukti bahwa Jenner lebih banyak benarnya daripada salahnya. Teori kuman Germ Theory
tentang penyakit, penemuan dan studi tentang virus, serta pengetahuan modern tentang imunologi,
semuanya cenderung mendukung konklusi Jenner Riedel, 2005; BBC, 2010. Jenner sebenarnya
bukan orang pertama yang melakukan vaksinasi. Menurut Riedel 2005, ada orang yang lebih dulu
melakukan vaksinasi dengan menggunakan materi cacar sapi, yaitu Benjamin Jesty 1737 1816. Ketika
daerahnya pertama kali dilanda cacar pada 1774, Jesty berikhtiar melindungi nyawa keluarganya.
Jesti menggunakan kelenjar susu ternak sapi yang dia yakini mengandung cacar sapi, dan
memindahkan materi itu dengan sebuah lanset kecil ke lengan istri dan kedua anak laki-lakinya.
Ketiga serangkai terbebas dari cacar meskipun di kemudian hari beberapa kali terpapar cacar. Tetapi
Jestypun bukan orang pertama dan terakhir yang melakukan eksperimen vaksinasi. Cara berpikir
Jenner yang bebas dan progresif telah berhasil memanfaatkan data eksperimental dan observasi
untuk upaya pencegahan penyakit. Selain itu Jenner berhasil 29 meyakinkan dunia bahwa prosedur
ilmiahnya benar. Tulis Francis Galton: In science credit goes to the man who convinces the world,
not the man to whom the idea first occurs Riedel, 2005; BBC, 2010.

Anda mungkin juga menyukai