Anda di halaman 1dari 20

Dosen Mata Kuliah :

PENGEMBANGAN ISTILAH-ISTILAH EPIDEMIOLOGI

NAMA : SUHARTATIK
NIM : P1000316002

PROGRAM DOKTOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2016

i
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
PEMBAHASAN ............................................................................... 1
A. Sejarah Epidemiologi ......................................................... 1
B. Tokoh-tokoh Epidemiologi ................................................. 3
C. Pengertian Epidemiologi .................................................... 5
D. Tujuan Epidemiologi .......................................................... 8
E. Ruang Lingkup Epidemiologi ............................................. 9
F. Macam – Macam Epidemiologi .......................................... 10
G. Istilah – Istilah Epidemiologi .............................................. 10
H. Kejadian yang Berhubungan dengan Epidemiologi ........... 15
REFERENSI

ii
PEMBAHASAN

A. Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang
epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-
penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga
dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang
penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian
determinan- determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit
tersebut. Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan
sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan
dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu
sama lainnya.
Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal,
biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika. Perbedaan antara ilmu
kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan
masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan
kasus demi kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok
individu. Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu kedokteran,
epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti demografi,
sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan
statiska. Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan
hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran
setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan
karena perbedaan paradigma dalam menangani
Masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode
epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit
disebabkan oleh roh jahat. Keberhasilan menembus paradigma tersebut
berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti
sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5
SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang
air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor
atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi
karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan

1
Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan
ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi.
Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik,
matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem
pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian
dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan
tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan
penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk
perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William
Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode
Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian
berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan
metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.
Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul
perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan
Edwin Chadwik. Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur
mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep
epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep
tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia

Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya


mencakup sekurang- kurangnya 3 elemen, yakni :

1. Mencakup semua penyakit


Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi
maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit
kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-
negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan
kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran
dari penyakit- penyakit individu maka epidemiologi ini

2
memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada
keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis.
Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.

B. Tokoh-tokoh Epidemiologi
Untuk berkembangnya suatu ilmu tidak lepas dari peran Tokoh-
Tokoh Epidemiologi
1. Hippocrates (Abad ke-5)
Membangkitkan kesadaran akan kemungkinan terjadinya
penyakit pada manusia berikatan dengan faktor eksternal, yaitu:
musim, angin, udara, air yang di minum, jenis tanah, perilaku
manusia, dan jnis pekerjaan.
2. John Graunt (1662)
Merupakan yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian
kesakitan dan kematian dengan menganalisis laporan mingguan
kelahiran dan kematian di kota London.
3. William Farr (1839)
Orang yang pertama menganalisis statistic kematian untuk
mengevaluasi masalah kesehatan. Beliau juga yang
mengembangkan beberapa metoda penting dalam epidemiologi,
seperti: definisi populasi berisiko, populasi pembanding, dll.
4. John Snow (1854)
Orang pertama yang mengembangkan metoda intestigas wabah
yang dapat mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.
Beliau menyelidiki dan menganalisis kejadian kematian karena
wabah kolera dengan langkah-langkah mengembangkan metoda
intesvigasi, menyusun hipotesis, dan membuktikan tesis
tersebut. Beliau dianggap sebagai The Father of Epidemiology.
5. Antonio van Leewenhoek
Dia seorang ilmuwan amatir yang menemukan mikroskop yang
menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674),
penemu spermatozoa ( 1677). Penemu bakteri telah membuka
tabir suatu penyakit yang akan sangat berguna untuk analisis
epidemiologi selanjutnya.

3
6. Robert Koch
Namanya tidak asing jika dihubungkan dengan penyakit
tuberculosis pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan dalam
memperkenalkan tuberculin pada tahun 1890, yang dianggapnya
sebagai suatu cara pengobatan TBC.
7. Max Van Patternkofer
Dia ingin membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.
Dan percobannnya pun juga menunjukkan demikian. Salah satu
kemungkinannya karena dosis yang digunakannya terlalu kecil.

Dengan demikian terjadilah perubahan dan perkembangan


dasar berpikir para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa
sesuai dengan kondisi zaman di mana mereka berada.

Teori-Teori Dalam Epidemiologi, Beberapa teori tentang


terjadinya penyakit yang pernah dikemukakan adalah :

1) Contagion Theory
Teori ini mengemukakan bahwa untuk terjadinya penyakit
diperlukan adanya kontak antara satu person dengan person
lainnya. Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi
penyakit pada masa itu, di mana kebanyakan penyakit yang
melanda adalah penyakit yang menular terjadi karena adanya
kontak langsung. Teori ini bermula dikembangkan berdasarkan
pengamatan terhadap epidemic dan penyakit lepra di mesir.
2) Hippocratic Theory
Hippocrates mengatakan bahwa kausa penyakit berasal dari
alam; cuaca dan lingkungan. Teori ini mampu menjawab masalah
penyakit yang ada pada waktu iutu dan dipakai hingga tahun
1800-an. Namun, akhirnya teori ini tidak mampu menjawab
tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai
rantai penularan yang lebih berbelit-belit.
3) Miasmatic Theory
Miasmatic theory menunjukkan gas-gas busuk dari perut bumi
yang menjadi kausa penyakit. Teori ini punya arah cukup spesifik,
namun kurang mampu menjawab pertanyaan tentang penyebab
berbagai penyakit.
4) Epidemic Theory
Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan
cuaca dan factor geografis (tempat). Suatu zat organic dari
lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit. Teori ini

4
diterapkan John Snow dalam menganalisis terjadinya diare di
London.
5) Teori Kuman
Suatu kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit.
Teori ini sejalan dengan kemajuan teknologi kedokteran, yaitu
ditemukannya mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai
penyebab tunggal penyakit. Namun selanjutnya ternyata bahwa
teori ini mendapat tantangan dari berbagai penyakit kronis,
seperti penyakit Jantung dan Kanker, yang penyebabnya bukan
kuman.
6) Teori Multi
Kausa Teori ini disebut juga sebagai konsep multi factorial di
mana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai
hasil dari interaksi berbagai factor. Misalnya, factor interaksi
lingkungan yang berupa factor biologis, kimiawi, dan social
memegang peranan dalam terjadinya penyakit.

C. Pengertian Epidemiologi
1. Pengertian Epidemiologi Menurut Asal
Kata Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti
PADA atau TENTANG, DEMOS yang berati PENDUDUK dan kata
terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN. Jadi
EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG
PENDUDUK.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini
EPIDEMIOLOGI adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi
dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah kesehatan
pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor –
factor yang Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang awalnya
mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit
infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini
masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular
saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh
karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
2. Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi
senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu
pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa

5
definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa
diantaranya adalah :
a. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit
dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd )
penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada
Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu
penyakit.
b. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of
disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang
penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan
mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai
menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab
terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
c. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan
tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi
atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit
menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian
epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi
yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
d. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya
penyakit pada populasi manusia.
e. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human
populations.
f. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada
penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
g. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid =
upon ; demos = people ; logos = science ).
h. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of
health – related states or events in specified population and the
application of this study to control of problems.

6
i. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
j. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari
jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di
berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi
eksternal
k. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness
and injuries in groups of people and with the factors which
influence their distribution.
l. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
m. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences
in accurence of events of medical concern in subgroup of
population, where the population has been subdivided according
to some characteristic believed to influence of the event.
n. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit
yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari
pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
o. Moris ( 1964 ) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang
sehat dan sakit dari suatu penduduk.
3. Pengertian Epidemiologi Ditinjau Daru Berbagai Aspek
a. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan,
sosial- ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi
dan menginterpretasi perubahan-perubahan kesehatan yang
terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok
penduduk tertentu.
b. Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk
mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang
dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal
timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi.

7
c. Aspek praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada
upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu,
kelompok penduduk atau masyarakat umum.
d. Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha
mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat
4. Pengertian Epidemiologi Menurut Center Of Disease Control (CDC)
2002
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001,
Gordis 2000 menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi
yang mempelajari Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian
masalah – masalah kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa
Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset.
Kemudian apakah Riset itu…..?? Menurut Leedy (1974), Riset
adalah “ a systematic quest for undiscovered truth”. ( Artinya :
Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap )

D. Tujuan Epidemiologi

Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak


dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi,
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, misalnya:

1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa


akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk
mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan
penyebabnya.
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari
hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok
dengan penyakit jantung dan hubungan- hubungan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya
3. Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan
heawan konsisten dengan data epidemiologis
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan

8
masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah
keseahatan masyarakat

Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis


(2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai
berikut :

Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah


suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
Menjelaskan etiologi penyakit.
Meramalkan kejadian penyakit.
Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan
populasi.

E. Ruang Lingkup Epidemiologi


1. Epidemiologi penyakit menular : Sebagai bentuk upaya manusia
untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini hasilnya
sudah tampak sekali.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular : Upaya untuk mencegah
penyakit yang tidak menular seperti kecelakaan lalu lintas,
penyalahgunaan obat dan lain-lain.
3. Epidemiologi klinik : Banyak yang saat ini sedang dikembangkan
para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi atau para
dokter dan tenaga medis tentang cara pendekatan masalah melalui
disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kependudukan : Cabang epidemiologi yang
menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan
demografi yang terjadi dalam masyarakat.
5. Epidemiologi gizi : Banyak digunakan dalam menganalisis masalah
gizi masyarakat, dimana masalah ini erat hubungannya dengan
berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
6. Epidemiologi kesehatan jiwa : Salah satu pendekatan dan analisis
masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan
kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis
berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam
masyarakat.
7. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan : salah satu system
pendekatan managemen dalam menganalisis masalah, mencari
factor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan

9
rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu.
8. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja : Merupakan bagian
dan cabang dari epidemiologi yang mempelajari dan menganalisis
keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan
pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologi, social
budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.

F. Macam – Macam Epidemiologi


EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologiyang mempelajari
tentang frekuensi danpenyebaran suatu masalah kesehatan
tanpamemandang perlu mencari jawaban terhadapfaktor-faktor
penyebab timbulnya masalahkesehatan tersebut.
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Dalam epidemiologi deskriptif terdapatbeberapa variabel :
o ORANG/PERSON ; umur, jenis kelamin, kelassosial,
pekerjaan, penghasilan, golongan etnik,status perkawinan,
besarnya keluarga, struktur keluarga.
o Tempat/place
o WAKTU/TIME ; fluktuasi jangka pendek, perubahan siklis,
perubahan sekuler.
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Adalah epidemiologi yang menekankan padapencarian jawaban
terhadap penyebabterjadinya frekuensi penyebaran
sertamunculnya suatu masalah kesehatan.
Dibagi dalam dua kelompok :
o Studi Observasional
o Studi Eksperimental

G. Istilah – Istilah Epidemiologi


1. Agent – Suatu kesatuan biologis, fisik dan kemih yang mempunyai
kemampuannya untuk memyebabkan penyakit.
2. Penyakit Infeksi – Penyakit manusia atau binatang sebagai akibat
dari masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh manusia / binatang.
3. Penyakit Penularan – Suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu
penyebab infeksi yang spesifik atau produk toksinnya dan timbulnya
melalui penularan ( Tranmisi ) dari agent atau produknya dari suatu
reservoir kepada suatu host yang peka (Susceptable).

10
4. Imunitas – Kekebalan yang dikaitkan dengan adanya anti body atau
sel yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikro organisme dari
penyakit infeksi tertentu atau terhadap toksinya.
5. Kontak – Orang atau binatang sedemikian rupa mempunyai
hubungan dengan orang atau binatang yang sakit atau dengan
lingkungan tercemar yang menyebabkan mereka kemungkinan
besar terkena infeksi.
6. Moluskasida – Bahan kimia yang dipakai untuk membunuh keong
dan mollusca lainnya.
7. Patogenisitas - Kemampuan yang dimiliki oleh bibit penyakit untuk
membuat orang menjadi sakit atau untuk membuat sekelompok
penduduk yang terinfeksi menjadi sakit.
8. Mortality Rate – Angka kematian
9. Morbality Rate – Angka kesakitan
10. Antitoksin – Anti bodi terhadap toksin dari suatu mikro organisme,
biasanya suatu bakteri eksotoksin.
11. Patogen – Parasit yang mampu menimbulkan penyakit pada
inangnya.
12. Epidemiologi – Ilmu yang mempelajari distribusi / penyebaran
penyakit pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadi penyakit tersebut.
13. Kasus – Seseorang yang sakit atau telah kena infeksi yang
mempunyai gejala- gejala yang spesifik secara klinis, labotarium
atau Epidemiologis.
14. Communicable Period – Lihat masa penularan.
15. Disinfektan – Upaya untuk membunuh bibit penyakit diluar tubuh
menusia dengan menggunakan bahan kimia atau fasis. Disinfektan
pada tingkat yang tinggi akan membunuh semua mikro organisme
kecuali spora. Diperlukan upaya lebih jauh untuk membunuh spora
dari bakteri.
16. Epizootik – Terjadinya kasus penyakit pada manusia dengan sifat
yang sama dengan yang terjadi pada populasi binatang pada suatu
area geografis tertentu, yang jelas melebihi insedensi normal dari
penyakit tersebut.
17. Rodentisida – Suatu bahan kimia yang dipergunakan untuk
membunuh rodensia, umumnya setelah di telan oleh rodensia
tersebut.
18. Karantina – Pembatasan aktivitas yang ditujukan terhadap orang
atau binatang yang telah kontak dengan orang / binatang yang
menderita penyakit menular pada masa penularan.

11
19. Virulensi – tingkat patogenisitas dari bibit penyakit yang digambarkan
dengan “ Case Fatality Rate “ atau dengan kemampuan dari bibit
penyakit menembus dan merusakkan jaringan tubuh dari minang.
20. Culling – Pemusnahan hewan yang terkena virus AI dengan cara
pemotongan atau pembakaran.
21. H5NI – Suatu jenis/strain virus influensi tipe A yang bergerak pada
tahun 1997 dari ternak ayam ke manusia.
22. Nosocomial Infection – Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang
ada di rumah sakit, penularan penyakit dari penderita yang dirawat
di rumah sakit kepada penderita lain atau petugas dirumah sakit.
23. Poskewan – Pos Kesehatan Hewan, merupakan unit lembaga
pelayanan kesehatan hewan di tingkat lapangan yang berlokasi di
kecamatan.
24. Masa Inkubasi – Waktu antara masuknya penyebab penyakit
kedalam tubuh manusia yang peka terhadap penyebab penyakit
tersebut sampai timbulnya gelaja sakit.
25. Pandemi – Wabah yang terjangkit setara serentak disuatu daerah.
26. Kontaminasi – terdapatnya suatu agent infeksi atas permukaan
tubuh atau pada pakaian, mainan, alat bedah, makanan dan
minuman dan lain-lain.
27. Endemi – Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu
secara terus menerus tetap ada pada populasi manusia dalam suatu
arena geografis tertentu.
28. Virulensi – Ukuran keganasan atau derajat yang ditimbulkan bibit
penyakit.
29. Kohort – Suatu kelompok tertentu dari orang-orang yang di pilih
khusus untuk suatu penelitian.
30. Angka Prevalensi – Jumlah keselurahan orang yang sakit yang
menggambarkan kondisi tertentu yang menimpa sekelompok
penduduk tertentu pada titik waktu tertentu.
31. Zoning Penyakit – Klasifikasi area yang terdiri dari daerah bebas,
daerah terancam, dan daerah tertular. Daerah bebas adalah daerah
provinsi atau pulau yang tidak pernah tertular atau tidak pernah
dilaporkan adanya avian influenza.
32. Reservior animals – Hewan selain unggas yang dapat menjadi
sumber terjadinya virus AI.
33. Strain – Suatu kelompok dalam suatu spesies atau tipe. Misalnya
strain influenza yang bersirkulasi akhir-akhir ini termasuk tipe A (
H1N1 ), tipe A ( H3N2) dan tipe B ( H3N2).

12
34. Sindrom – Kumpulan tanda-tanda dan gejala-gelaja yang khas dari
suatu penyakit tertentu.
35. Epidemi – Terjadinya kasus-kasus dengan sifat-sifat yang sama
pada sekelompok manusia pada suatu geografis tertentu dengan
efek yang nyata pada masyarakat tersebut melebihi dari insidensi
yang normal dari penyakit tersebut.
36. Doplest – Partikel cair yang dikeluarkan ke udara pada waktu
berbicara. Meludah, menyanyi, batuk atau bersin. Titik kecil ini
dibentuk melalui aerosolisasi dari sekresi yang terdapat dimulut,
nasopharynx dan bronchi. Dapat mengandung mikro organisme
penyebab infeksi.
37. Epidemiologis – Orang yang mempergunakan metode atau prinsip
epidemiologi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.
38. Karies – Seseorang atau binatang yang telah kenak infeksi dan
mengandung suatu agent infeksi spesifik tanpa terlihat penyakit
secar klinis dan merupakan potensial infeksi untuk manusia.
39. Kemopropilaksis – Pemberian suatu zat kimia termasuk antibiotika
untuk mencegah berlanjutnya suatu infeksi atau berkembangnya
suatu infeksi menjadi penyakit klinis.
40. Carrier – Orang atau binatang yang mengandung bibit penyakit
tertentu tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas dan berpotensi
sebagai sumber penularan penyakit.
41. Penderita – Orang yang menderita suatu penyakit.
42. Penyuluhan Kesehatan – Suatu proses yang ditujukan kepada
individu atau kelompok penduduk agar mereka bisa berprilaku sehat
dalam menjaga dan memelihara kesehatan mereka.
43. Pejamu – Disebut juga “Host”, Hospes ialah orang atau binatang
termasuk burung dan anthropoda yang mengandung bibit penyakit
tertentu yang didapatkan secara ilmiah ( bukan sebagai hasil
eksperimen ).
44. Imunitas – Kekebalan yang dikaitkan dengan adanya anti bodi atau
sel yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikro organisme dari
penyakit infeksi tertentu atau terhadap toksinnya.
45. Kejadian Luar Biasa ( KLB ) – Timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan / kematian yang bermakna pada suatu daerah atau
kelompok masyarakat dalam kurun waktu tertentu, merupakan
keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
46. Resistensi – Merupakan Resultante dari mekanisme tubuh yang
dapat menghalang- halangi atau mencegah invasi, meltipliksi dari
bibit penyakit ke dalam tubuh atau mencegah terjadinya kerusakan

13
jaringan yang diakibatkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bibit
penyakit.
47. Infestasi – Berlaku untuk orang atau binatang yaitu hinggap dan
berkembangbiakannya arthropoda dipermukaan tubuh manusia atau
di pakaian.
48. Insentisida – Bahan kimia yang dipakai untuk memusnahkan insekta,
pemakiannya bisa dalam bentuk tepung, cairan yang dibuat menjadi
partikel, aerosol, disemprotkan baik yang menggunakan residu
mauppun tidak.
49. Fumigasi – Proses yang ditujukan untuk membunuh binatang
tertentu seperti arthropoda dan rodensia dengan menggunakan gas
kimia ( lihat insektisida dan rodentisida ).
50. Etiologi – Ilmu atau teori tentang penyebab penyakit, kumpulan
pengetahuan tentang penyebab-penyebab penyakit.
51. Exposure – Kesempatan dari suatu host yang rentan untuk
mendapatkan infeksi baik dengan cara penularan langsung maupun
tidak langsung. Suatu exposure / pemaparan yang efektif akan
berakhir dengan infeksi.
52. Hipotesis – Suatu pernyataan yang belum terbukti berdasarkan
informasi yang ada, yang biasanya menyangkut identitas agent
penyebab, sumber infeksi dan cara penularan. Fungsinya adalah
untuk memberikan suatu basis yang rasional untuk penyelidikan
lebih lanjut.
53. Host Primer ( pasti ) – Host dimana parasit menjadi dewasa atau
menjelma stadium seksualnya.
54. Imun Serum Globulin – Larutan steril dari globulin yang mengandung
antibody yang secara normal terdapat pada darah orang dewasa.
55. Masa Prodromal – Tentang waktu antara timbulnya gejala pertama
dari suatu penyakit dan gejala lainnya yang mendasari diagnosis
penyakit tersebut.
56. Higiene Perorangan – Dalam bidang pemberantasan penyakit
menular maka upaya untuk melindungi diri terhadap penyakit
menjadi tanggung jawab individu dalam menjaga kesehatan mereka
dam mengurangi penyebaran penyakit, terutama penyakit yang
ditularkan melalui kontak langsung
57. Isolasi – Pengasingan
58. Imunity – Kekebalan tubuh
59. Resisten – Pertahanan
60. Tanda ( SIGN ) – Bukti objektif yang ditemukan pada seorang
penderita penyakit.

14
G. Kejadian yang Berhubungan dengan Epidemiologi
Bentuk kegiatan epidemiologi surveilans meliputi :

1. Laporan rutin secara berkala kasus penyakit tertentu, baik penyakit


menular maupun penyakit tidak menular, atau berbagai kejadian
yang berhubungan dengan kesehatan secara umum.
2. Pencatatan dan pelaporan khusus kejadian tertentu dalam
masyarakat yang biasanya tebatas pada bebagai kejadian yang
mungkin mempunyai dampak yang berat atau yang mempunyai
potensi mewabah.
3. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan jenis penyakit yang wajib
dilaporkan termasuk berbagai penyakit menular tertentu/penyakit
karantina serta berbagai penyakit yang dianggap mempunyai
potensi mewabah atau penyakit yang jarang dijumpai dalam
masyarakat.
Surveilans ekologi dan lingkungan yakni surveilans yang khusus
dilakukan terhadap berbagai vektor penyakit menular, pengamatan
terhadap pencemaran lingkungan, tanah, air, dan udara serta
pengamatan terhadap beradanya bahan berbahaya lain dalam
lingkungan yang dapat berupa vektor penyakit tertentu, pengotoran
lingkungan dan lain lain. Untuk dapat melaksanakan sistem
epidemiologi surveilans dengan baik diperlukan kerja sama dengan
berbagai pihak dan unsur pendukung pelaksanaan surveilans antara
lain laboratorium, umtuk diagnosis pasti, system pelaporan yang aktif
dan teratur, berbagai tenaga ahli untuk keperluan diagnosis, analisis,
dan interpretasi data serta tenaga perencana dan evaluator.
Dalam pelaksanaan program epidemiologi surveilans, dialami
berbagai kendala dan keterbatasan :
a. Untuk melaksanakan berbagai kegiatan suatu system surveilans,
dibutuhkan sejumlah tenaga khusus dengan kegiatan yang cukup
intensif.
b. Untuk mendapatkan hasil analisis dibutuhkan waktu untuk tabulasi
dan analisis data.
c. Masih terbatasnya indikator kunci untuk berbagai nilai nilai tertentu
dari hasil analisis sehingga sring sekali mengalami kesulitan dalam
membuat kesimpulan hasil analisi
d. Untuk dapat melakukan analisis kecenderungan suatu proses
dalam masyarakat yang dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk
pengumpulan data. Data yang terbatas hanya satu atau dua tahun

15
saja, sulit untuk dijadikan patokan dalam membuat analisis
kecenderungan.
e. Untuk melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan suatu
program, biasanya mengalami kesuliitan bila dilakukan pada
populasi yang jumlahnya kecil atau bila tidak ada
populasi/kelompok pembanding (kontrol).
f. Sering sekali kita memperoleh laporan hasil surveilans yang kurang
lengkap sehingga sulit membuat analisis maupun kesimpulan.
Dalam usaha mengembangkan suatu system epidemiologi
surveilans harus dikembangkan berbagai langkah berikut ini :
Kepentingan kesehatan masyarakat
Peristiwa kesehatan yang dirasakan masyarakat atau yang
memerlukan biaya yang besar mempunyai arti yang penting
dalam kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, selain melihat situasi
penyakit yang mungkin sedang dirasakan oleh masyarakat, juga
harus memperhatikan penyakit penyakit yang mempunyai potensi
untuk timbul dan akan merupakan masalah yang berat dalam
masyarakat.
Untuk mementukan pentingnya suatu peristiwa kesehatan
yang perlu mengalami surveilans, dpat dianalisis berdasarkan
beberapa hal berikut ini:
1. Jumlah kasus yang ada yang meliputi besarnya insiden atau
prevalensi gangguan kesehatan. Berat ringannya akibat
penyakit/gangguan gangguan kesehatan tersebut seperti
angka case fatality rate maupun angka kematian secara
umum. Angka penurunan produktivitas (index of lost
productivity) atau angka lamanya perawatan (bed disability
rate).
2. Angka kematian umur muda umpamanya angka kehilangan
umur potensial (years of potensial life lost atau YPLL) maupun
disability adjused life years (DALY).
3. Angka kematian umur muda dimaksudkan usia reproduktif
hilang, tetapi yang bersangkutan masih hidup.
4. Besarnya biaya perawatan dan pengobatan.
5. Kemungkinannya untuk dapat dicegah dalam berbagai
tingkatan pencegahan.

16
REFERENSI

Budiarto,Eko,Dewi Anggraeni.2003.Pengantar Epidemiologi.Jakarta:EGC


Sutomo,Adi Heru,dkk.2007.Epidemiologi Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press.
http://operatornagan.blogspot.com/2013/04/istilah-istilah-epidemiologi.html
http://www.scribd.com/doc/137533303/Macam-Epidemiologi-Versi-Ppt-2

17
18

Anda mungkin juga menyukai