PERTEMUAN 1
OLEH :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
A. DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk
(bahasa Yunani : epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Epidemiologi
secara bebas diartikan sebagai ilmu yang mempelajari suatu (penyakit) yang ada diantara
(yang melanda) masyarakat atau populasi. Sedangkan pengertian menurut WHO adalah suatu
studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi
dan aplikasi dari studi untuk memecahkan masalah kesehatan. Epidemiologi dikenal sebagai
ilmu dasar kesehatan masyarakat karena menyediakan data untuk pedoman aksi kesehatan
masyarakat. Pada saat ini epidemiologi diarttikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-fator
yang mempengaruhinya. Dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal pokok yaitu :
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi yang dimaksud adalah menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Penyebaran masalah kesehatan menunjuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan
menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu :
- Menurut ciri-ciri manusia (man)
- Menurut tempat (place)
- Menurut waktu (time)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor penyebab dari suatu masalah
kesehatan. Tiga hal pokok menentukan penyebab yaitu merumuskan hipotesis tentang
penyebab, melakukan pengujian terhadap hipotesis, dan menarik kesimpulan.
3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis
pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun
1890 yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin
selanjutnya dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan
oleh siebart pada tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk mendeteksi
adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC pada anak-anak.
Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat Koch, yang mengemukakan konsep
tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap sebagai penyebab
suatupenyakit.
4. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya
penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit.
8. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan
analisis epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada
cerobong asap itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak
Epidemiologi Modern.
Adapula definisi epidemiologi menurut Center of Disease Control (CDC) 2002, Last
2001, Gordis 2000 menyatakan bahwa epidemiologi adalah studi yang mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta
penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan. Dari pengertian
tersebut jelas bahwa epidemiologi adalah studi dan studi itu adalah riset. Menurut
Leedy (1974), riset adalah a systematic quest for undiscovered truth yang berarti
pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap.
B. TOKOH EPIDEMIOLOGI
3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit
tuberkulosis pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin
pada tahun 1890 yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes
tuberkulin selanjutnya dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD
diperkenalkan oleh siebart pada tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk
mendeteksi adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC
pada anak-anak. Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat Koch, yang
mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat
dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.
7. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan
analisis epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada
cerobong asap itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak
Epidemiologi Modern.
C. SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan
peristiwa, seperti kedok- teran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi,
sosiologi, ekonomi, statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi
komputer, telah mempengaruhi perkembangan teori dan metode epidemiologi.
Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi
cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi Influenza Spanyol (The
Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa epidemiologis yang
mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi
masalah kesehatan populasi. Sejarah epidemiologi perlu dipelajari agar orang
mengetahui konteks sejarah, konteks sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang
melatari perkembangan epidemiologi, sehingga konsep, teori, dan metodologi
epidemiologi dapat diterapkan dengan tepat (Perdiguoero et al., 2001).
Jakob Henle pada tahun 1960 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi
dan endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah
organisme yang hidup.
Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan India. Timur
Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun jumlah total
tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di
Suriah .Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga
bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa
ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai
Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool,
Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague
dan menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer.
Berdasarkan analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab
wabah sampar bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari
manusia ke manusia.
Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam
mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang
menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan
Scott menamai epidemi penyakit sampar=wabah hemoragis (haemmorhagic plague),
bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.
Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman,
disebut vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan
manifestasi klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola
major atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata
Latin = varius yang berarti bercak, atau =varius yang berarti gelembung kulit. Terma
=smallpox dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke 15
untuk membedakan cacar dengan =great pox (sifilis). Masa inkubasi sekitar 12 hari.
Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di bawah kulit, mulut
dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan keropeng (ruam) berbentuk
makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit berisi cairan.
3. Tokoh yang dalam tulisannya mengemukakan bahwa organisme yang hidup dapat
menyebabkan timbulnya penyakit adalah
a. Hippocrates
b. Thomas Sydenham
c. Jakob Henle
d. Edwin Chadwick
4. Tokoh yang yang secara luas telah mengemukakan tentang teori kontak dalam proses
penularan penyakit adalah...
a. Veronese Fracastorius dan Sydenham
b. James Lind
c. Pervical Vott
d. Dool and Hill