Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN DASAR EPIDEMIOLOGI

PERTEMUAN 1

OLEH :

KELOMPOK 5

1. Ananda Aulia Pangestika 25010116130181 Kelas C 2016


2. Aji Dharmawan Bagaskoro 25010116130196 Kelas C 2016
3. Mutiara Annisa 25010116140202 Kelas C 2016
4. Annisa Arifatul Hikmah 25010116130237 Kelas C 2016
5. Salsabila Nur Aulia 25010116130241 Kelas C 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
A. DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk
(bahasa Yunani : epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Epidemiologi
secara bebas diartikan sebagai ilmu yang mempelajari suatu (penyakit) yang ada diantara
(yang melanda) masyarakat atau populasi. Sedangkan pengertian menurut WHO adalah suatu
studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi
dan aplikasi dari studi untuk memecahkan masalah kesehatan. Epidemiologi dikenal sebagai
ilmu dasar kesehatan masyarakat karena menyediakan data untuk pedoman aksi kesehatan
masyarakat. Pada saat ini epidemiologi diarttikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-fator
yang mempengaruhinya. Dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal pokok yaitu :
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi yang dimaksud adalah menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Penyebaran masalah kesehatan menunjuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan
menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu :
- Menurut ciri-ciri manusia (man)
- Menurut tempat (place)
- Menurut waktu (time)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor penyebab dari suatu masalah
kesehatan. Tiga hal pokok menentukan penyebab yaitu merumuskan hipotesis tentang
penyebab, melakukan pengujian terhadap hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Definisi menurut para ahli :

1. John Graunt, 1662


Menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dalam bukunya
The Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality. Inilah
untuk pertama kalinya pola penyakit penduduk diukur. Ia mencatat besarnya
perbedaan kelahiran dan kematian antara laki-laki dan perempuan, besarnya kematian
bayi menurut musim, menekankan pentingnya pengumpulan data penyakit secara
rutin, yang menjadi dasar bentuk epidemiologi modern. Ia juga sebagai pencipta dua
prosedur dasar biostatistik, yaitu estimasi populasi dan konstruksi tabel kehidupan.
John Graunt merupakan orang yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian
kematian dan kesakitan.

2. Antonio van Leeuwenhoek (1632-1723)


Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda, dilahirkan di Delft, 24 Oktober
1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia seorang ilmuwan amatir yang
menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu spermatozoa
(1677). Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang akan sangat
berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.

3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis
pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun
1890 yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin
selanjutnya dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan
oleh siebart pada tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk mendeteksi
adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC pada anak-anak.
Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat Koch, yang mengemukakan konsep
tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap sebagai penyebab
suatupenyakit.

4. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya
penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit.

5. Max van Patternkofer


Orang Jerman ini memberikan kesan tersendiri dalam sejarah epidemiologi khususnya
berkaitan dengan upaya mengidentifikasikan penyebab suatu penyakit. Untuk
membuktikan jalan pikirannya dia tidak segan-segan memakai dirinya sebagai kelinci
percobaan. Dan konon beberapa muridnya bersedia juga menuruti caranya. Dia
menelan1,00 cm3 kultur vibrio untuk menentang teori yang sedang berkembang saat
itu yang menyatakan vibrio adalah penyebab kolera. Dia ingin membuktikan bahwa
vibrio bukanlah penyebab kolera. Dia minum segelas air berisi baksil kolera, dan
ternyata memang (kebetulan) dia tidak jatuh sakit. Salah satu kemungkinannya karena
dosis yang diminumnya terlalu kecil mengingat dibutuhkan jumlah vibrio yang
banyak untuk selamat dari keasaman lambung.

6. William Fair, 1839


Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Merupakan
orang pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan

7. John Snow, 1854


Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesmas dalam upaya yang sukses mengatasi
kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam
analisis masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan
menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of
Epidemiology.

8. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan
analisis epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada
cerobong asap itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak
Epidemiologi Modern.

9. James Lind, 1747


Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy
(kekurangan vitamin C). cerita penemuannya sederhana, dimana dia mengamati
bahwa ada kelompok tertentu dari mereka yang dalam pelayanan dengan kapal yang
mereka tumpangi dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami scurvy. Mereka
menderita kekurangan vitamin C karena mereka semuanya memakan makanan
kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.

10. Dool dan Hill, 1950


R. Doll dan A.B. Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan
merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain
penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru.
Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang Epidemiologi Klinik.

Adapula definisi epidemiologi menurut Center of Disease Control (CDC) 2002, Last
2001, Gordis 2000 menyatakan bahwa epidemiologi adalah studi yang mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta
penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan. Dari pengertian
tersebut jelas bahwa epidemiologi adalah studi dan studi itu adalah riset. Menurut
Leedy (1974), riset adalah a systematic quest for undiscovered truth yang berarti
pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap.

11.Brian Mac Mahon ( 1970 )


Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in
man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai
menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab terjadinya distribusi dari suatu
penyakit.

12.Wade Hampton Frost ( 1972 )


Mendefinisikan Epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal (
Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History )
penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya
ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.

13. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )


Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia.

14.Gary D. Friedman ( 1974 )


Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
(Epidemiologi adalah studi tentang kejadian penyakit pada populasi manusia.)

15. Abdel R. Omran ( 1974 )


Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta
akibat akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

16. Barbara Valanis


Epidemiology is term derived from the greek languange ( epid = upon ; demos =
people ; logos = science ).

17. Last ( 1988 )


Epidemiology is study of the distribution and determinants of health related states or
events in specified population and the application of this study to control of problems.
(Epidemiologi adalah studi tentang distribusi danfaktor penentu kesehatan negara
terkait atau peristiwa dalam populasi tertentu dan aplikasi dari penelitian ini untuk
mengontrol masalah).

18. Elizabeth Barrett


Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases. (Epidemiologi
adalah studi tentang distribusi dan penyebab penyakit.)

19. Hirsch ( 1883 )


Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis jenis penyakit
pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan
kondisi eksternal

20. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn


Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups
of people and with the factors which influence their distribution.
(Epidemiologi berkaitan dengan memperpanjang dan jenis penyakit dan cedera dalam
kelompok orang dan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi mereka.)

21. Robert H. Fletcher ( 1991 )


Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan
penyakit dalam populasi.

22. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn


Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of
events of medical concern in subgroup of population, where the population has been
subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
(Epidemiologiadalahdeskripsi dan penjelasan tentang perbedaan suatu peristiwa yang
menjadi perhatianmedis disubkelompokpopulasi, di manapopulasi telahdibagi
menurut beberapa karakteristik dipercaya untuk mempengaruhi acara.)

23. Lilienfeld ( 1977 )


Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan
penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.

24. Moris ( 1964 )


Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.

Sedangkan menurut WHO, epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan


determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari
studi untuk pemecahan masalah kesehatan.

B. TOKOH EPIDEMIOLOGI

1. John Graunt, 1662


Menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dalam
bukunya The Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality.
Inilah untuk pertama kalinya pola penyakit penduduk diukur. Ia mencatat besarnya
perbedaan kelahiran dan kematian antara laki-laki dan perempuan, besarnya kematian
bayi menurut musim, menekankan pentingnya pengumpulan data penyakit secara
rutin, yang menjadi dasar bentuk epidemiologi modern. Ia juga sebagai pencipta dua
prosedur dasar biostatistik, yaitu estimasi populasi dan konstruksi tabel kehidupan.
John Graunt merupakan orang yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian
kematian dan kesakitan.

2. Antonio van Leeuwenhoek (1632-1723)


Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda, dilahirkan di Delft, 24
Oktober 1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia seorang ilmuwan
amatir yang menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu
spermatozoa (1677). Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang akan
sangat berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.

3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit
tuberkulosis pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin
pada tahun 1890 yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes
tuberkulin selanjutnya dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD
diperkenalkan oleh siebart pada tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk
mendeteksi adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC
pada anak-anak. Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat Koch, yang
mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan mikroorganisme dapat
dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.

4. Max van Patternkofer


Orang Jerman ini memberikan kesan tersendiri dalam sejarah epidemiologi
khususnya berkaitan dengan upaya mengidentifikasikan penyebab suatu penyakit.
Untuk membuktikan jalan pikirannya dia tidak segan-segan memakai dirinya sebagai
kelinci percobaan. Dan konon beberapa muridnya bersedia juga menuruti caranya. Dia
menelan 1,00 cm3 kultur vibrio untuk menentang teori yang sedang berkembang saat
itu yang menyatakan vibrio adalah penyebab kolera. Dia ingin membuktikan bahwa
vibrio bukanlah penyebab kolera. Dia minum segelas air berisi baksil kolera, dan
ternyata memang (kebetulan) dia tidak jatuh sakit. Salah satu kemungkinannya karena
dosis yang diminumnya terlalu kecil mengingat dibutuhkan jumlah vibrio yang
banyak untuk selamat dari keasaman lambung.

5. William Fair, 1839


Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Merupakan
orang pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah
kesehatan.

6. John Snow, 1854


Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesmas dalam upaya yang sukses
mengatasi kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow,
dalam analisis masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi
dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of
Epidemiology.

7. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan
analisis epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada
cerobong asap itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak
Epidemiologi Modern.

8. James Lind, 1747


Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy
(kekurangan vitamin C). cerita penemuannya sederhana, dimana dia mengamati
bahwa ada kelompok tertentu dari mereka yang dalam pelayanan dengan kapal yang
mereka tumpangi dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami scurvy. Mereka
menderita kekurangan vitamin C karena mereka semuanya memakan makanan kaleng.
Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.

9. Dool dan Hill, 1950


R. Doll dan A.B. Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan
merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain
penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru.
Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang Epidemiologi Klinik.

C. SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan
peristiwa, seperti kedok- teran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi,
sosiologi, ekonomi, statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi
komputer, telah mempengaruhi perkembangan teori dan metode epidemiologi.
Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi
cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi Influenza Spanyol (The
Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa epidemiologis yang
mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi
masalah kesehatan populasi. Sejarah epidemiologi perlu dipelajari agar orang
mengetahui konteks sejarah, konteks sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang
melatari perkembangan epidemiologi, sehingga konsep, teori, dan metodologi
epidemiologi dapat diterapkan dengan tepat (Perdiguoero et al., 2001).

Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia


mulaimengenal penyakit menular. Pada sekitar 1000 tahun SM telah dikenal variolasi
di Cina untuk melawan penyakit variola (cacar), sedangkan orang India pada saat
tersebut selain menggunakan variolasi, juga telah mengenal bahwa penyakit pes erat
hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahuimempunyai hubungan erat
dengan kepadatan penduduk. Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah
dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat
hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates
(abad ke-5 SM) dalam tulisannya berjudul Epidemics serta dalam catatannya
mengenai Airs, Waters and Places.

Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih logis


dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada
kelopok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu)
dipengaruhi oleh tiga factor utama, yaitu :

1. Faktor Atmosfir (the atmospheric factor)


2. Faktor Internal (internal factor)
3. Factor Predisposisi (predisposing factor)

Pada abad ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam


masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit pes
dan variola yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang
mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama karena adanya
kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Fracastorius (1695
1553) dan Sydenham (1624 1687) yang secara luas telah mengemukakan tentang
teori kontak dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah
dimulainya usaha isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan
positif dalam usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini. Konsep tentang
sifat kontagious dan penularan penyakit dalam masyarakat telah disadari dan dikenal
sejak dahulu namun baru pada abad ke-17, teori tentang germ dan perannya dalam
penularan penyakit pada masyarakat mulai dikembangkan. Pada saat yang sama, John
Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital yang sangat bermanfaat dalam
bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya
sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian
pada berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan
kejadian kematian antar jenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun
perbedaan berbagai musim tertentu. Di samping Graunt yang telah mengembangkan
Statistik Vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan
hukum Matematika.

Jakob Henle pada tahun 1960 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi
dan endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah
organisme yang hidup.

Sejak didapatkannya mikroorganisme sebagai penyebab penyakit, para ahli


segera mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Pada
awalnya mereka hanya melakukan pengamatan terhadap penderita perorangan, tetapi
kemudian mulai berkembang kearah hubungan sebab akibat yang dapat mengganggu
keadaan normal masyarakat. Dari usaha pengembangan imunitas perorangan serta
kekebalan pejamu (manusia), mulailah dikembangkan usaha pencegahan penyakit
melalui vaksinasi.

Bersamaan dengan berkembangnya kegiatan-kegiatan laboratoriom yang telah


menemukan berbagai jenis kuman, maka para peneliti di bidang kedokteran telah
berhasil pula menemukan berbagai obat bagi dunia pengobatan dan dirangkum seperti
dibawah ini.

1. Vaccin cacar ditemukan tahun 1796.


2. Kina digunakan untuk malaria tahun 1820.
3. Phenol sebagai disinfektan ditemukan tahun 1867.
4. Dipteri anti-oksin ditemukan tahun 1890.
5. Tetanus anti-oksin ditemukan tahun 1892.
6. Sulfanilamide ditemukan tahun 1922.
7. Pennisilin ditemukan tahun 1947.
8. Chloromycetin ditemukan tahun 1947.
9. Streptomycin ditemukan tahun 1948.
10. Aueromycin ditemukan tahun 1948.
11. Bactrcin ditemukan tahun 1948.
12. Neomycin ditemukan tahun 1951.
13. Isonazid ditemukan tahun 1952.
14. Salk Vaccin (virus mati) ditemukan tahun 1953.
15. Vaccin morbili ditemukan tahun 1963.

Cukup banyak peristiwa-peristiwa penting bersejarah sepanjang perjalanan


waktu epidemiologi dari masa kemasa. Sebagian diantaranya dapat disebutkan disini,
yaitu :

1. The Black Death

Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di


seluruh dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague).
Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia
(terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar
menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di
kulit, sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague ( bubo artinya inflamasi dan
pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death membunuh hampir 100 juta penduduk
di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar 34
juta) meninggal karena penyakit tersebut.

Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan India. Timur
Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun jumlah total
tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di
Suriah .Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga
bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa
ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai
Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool,
Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague
dan menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer.
Berdasarkan analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab
wabah sampar bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari
manusia ke manusia.

Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam
mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang
menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan
Scott menamai epidemi penyakit sampar=wabah hemoragis (haemmorhagic plague),
bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.

2. Cacar dan Vaksinasi Edward Jenner (17491823).

Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman,
disebut vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan
manifestasi klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola
major atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata
Latin = varius yang berarti bercak, atau =varius yang berarti gelembung kulit. Terma
=smallpox dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke 15
untuk membedakan cacar dengan =great pox (sifilis). Masa inkubasi sekitar 12 hari.
Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di bawah kulit, mulut
dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan keropeng (ruam) berbentuk
makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit berisi cairan.

Penderita cacar mengalami keropeng kulit, sehingga disebut =speckled monster


(monster bernoda). Selain itu cacar menyebabkan kebutaan karena ulserasi kornea dan
infertilitas pada penderita pria. Variola major lebih sering dijumpai, menyebabkan
bentuk klinis yang berat, dengan lebih banyak keropeng kulit, panas yang lebih tinggi,
dengan case fatality rate 30-35%. Angka kematian karena Variola major pada anak
bisa mencapai 80%. Variola minor memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan
disebut alastrim, lebih jarang terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.
3. Wabah Kolera

Pada 1816-1826 terjadi pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia.


Penyakit itu menyerang korban dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat fatal.
Pandemi dimulai di Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun 1820.
Sebanyak 10,000 tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India meninggal
selama pandemi tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia (lebih dari
100,000 orang meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia, sebelum akhirnya
mereda. Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta
jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara 1865-1917. Kematian penduduk
di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih dari 2 juta jiwa. Pandemi kolera
kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia, Hungaria (sekitar 100,000 orang
meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada 1832 (lebih dari 55,000 orang
meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario), dan Amerika Serikat (New York)
pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika Utara pada 1834. Outbreak selama dua
tahun terjadi di Inggris dan Wales pada 1848 dan merenggut nyawa 52,000 jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hariza Adnani. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Jogjakarta : Nuha Medika.


2. https://www.academia.edu/5420629/PENGERTIAN_EPIDEMIOLOGI?auto=downl
oad Diakses pada tanggal 23 Februari 2017
3. http://web.unair.ac.id/admin/file/f_17960_Epidemiologi.pdf Diakses pada tanggal 23
Februari 2017
4. http://www.paei.or.id/tokoh-tokoh-epidemiologi/
1. Faktor Prokartatik (cara hidup orang) dan temperamen mempengaruhi kesehatan dan
penyakit adalah teori yang dikemukakan oleh ...
a. John Snow
b. Joseph Goldberger
c. Galen
d. Hippocrates
2. Manakah yang termasuk peran Louis Pasteur dalam mengembangkan epidemiologi ?
a. Melakukan studi epidemiologi eksperimen pada etiologi dan pengobatan scurvy
b. Melakukan kuantifikasi yang pertama dari pola kelahiran, kematian dan kejadian
penyakit
c. Melakukan studi epidemik kolera
d. Menguatkan teori germ penyakit dengan mendemonstrasikan efektivitas imunisasi
pada penecegahan rabies

3. Tokoh yang dalam tulisannya mengemukakan bahwa organisme yang hidup dapat
menyebabkan timbulnya penyakit adalah

a. Hippocrates
b. Thomas Sydenham
c. Jakob Henle
d. Edwin Chadwick

4. Tokoh yang yang secara luas telah mengemukakan tentang teori kontak dalam proses
penularan penyakit adalah...
a. Veronese Fracastorius dan Sydenham
b. James Lind
c. Pervical Vott
d. Dool and Hill

5. Pada tahun berapa Robert Koch memperkenalkan tuberkulin?


a. 1809
b. 1890
c. 1889
d. 1980

Anda mungkin juga menyukai