Anda di halaman 1dari 4

Harm Reduction

Harm reduction adalah suatu strategi praktis yang bertujuan untuk mengurangi
konsekuensi negatif dari penggunaan napza agar berprilaku sehat dan terhindar dari
penularan infeksi HIV, dengan mempromosikan alat suntik steril yang diberikan langsung
oleh LSM atau diambil di puskesmas. Prinsip utama dalam harm reduction adalah
mengurangi dampak buruk, misalnya HIV dan Hepatitis B & C. Tujuan harm reduction
adalah untuk melindungi masyarakat dari penularan HIV melalui cara seksual atau vertikal
dan untuk mempertahankan hidup serta produktivitas penasun agar bisa melakukan
pemulihan atau keluar dari penggunaan napza.

Prinsip harm reduction

1. Bertujuan pragmatis dan jangka pendek


- Upaya untuk mencegah penularan HIV pada penasun perlu dilakukan dengan
secepat mungkin
- Melindungi dari HIV perlu dilakukan pertama kali atau upaya jangka yang lebih
panjang (pemulihan dan abstinensia)
- Perlu dilakukan secara ekstensif jika prevalensi pada penasun sudah lebih dari 5%
2. Hirarki resiko untuk menghindari HIV
- Berhenti atau tidak menggunakan napza
- Jika harus menggunakan napza, gunakan tidak dengan cara menyuntik
- Jika harus menyuntik, gunakan jarum suntik milik sendiri beserta
perlengkapannya (air, sendok, filter)
- Jika harus menggunakan kembali jarum suntik yang sudah dipakai maka pastikan
gunakan jarum suntik dan perlengkapan milik sendiri
- Jika harus menggunakan jarum suntik melik orang lain maka bersihkan terlebih
dahulu dengan yang benar
3. Menggunakan berbagai strategi
- Pemberian informasi kepada penasun tentang resiko-resiko menggunakan napza
- Mengembangkan program perawatan napza dan substitusi
- Program penjangkauan dan pendampingan kepada penasun sekaligus
mengembangkan pendidikan sebaya
- Layanan penyediaan jarum suntik steril serta pembuangan jarum bekas
- VCT untuk HIV bagi penasun
- Perawatan, dukungan dan pengobatan bagi penasun yang positif HIV
- Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
- Mengurangi hambatan untuk menyuntik lebih aman dengan perubahan kebijakan
atau undang-undang
- Memberikan perhatian kepada kelompok-kelompok spesifik seperti perempuan,
warga binaan lapas/rutan, dan anak-anak
4. Melibatkan penasun dalam program
- Meningkatkan kredibilitas program di mata penasun
- Mendorong terbentuknya kelompok-kelompok pengguna napza sehingga
memungkinkan teraspirasinya kebutuhan dan kepentingan mereka dalam program
- Memperluas cakupan program dengan mempromosikan advokasi pencegahan
melalui kegiatan pendidikan sebaya

12 komponen Harm Reduction

1. Program pengjangkauan dan pendampingan (OUTREACH)


2. Program komunikasi, informasi dan edukasi
3. Program penilaian pengurangan resiko
4. Program konseling dan test HIV sukarela
5. Program pensucihamaan
6. Program jarum suntik steril
7. Program pemusnahan peralatan suntik bekas pakai
8. Program terapi ketergantungan napza
9. Program terapi subtitusi
10. Program perawatan dan pengobatan HIV
11. Program pendidikan sebaya
12. Program layanan kesehatan dasar

Indikator 1

A. Strategi pencegahan penularan HIV dengan Harm reduction pada level


nasional.
Tahun 2006 epidemi HIV di Indonesia paling banyak terdapat di kalangan
penggunaan narkoba suntik. Maka, penanganan utama saat itu adalah bagaimana
mengurangi dampak buruk pada pengguna narkoba suntik (penasun). Mulai awal
2007 dilaksanakan pengurangan dampak buruk penularan melalui jarum suntik atau
harm reduction. Program dilakukan melalui pemberian alat suntik steril, sebagai cara
untuk memutus rantai penularan di antara penasun. Pada saat yang sama diselaraskan
dengan pemberian layanan Methadone agar secara perlahan, para penasun tersebut
terbebas dari jeratan oba-obatan terlarang. Strategi tersebut merupakan suatu
terobosan yang luar biasa. Karena inovasi tersebut mengubah cara pandang
masyarakat yang semula kriminalisasi penasun menjadi upaya penegahan penularan.

B. Strategi pencegahan penularan HIV dengan Harm reduction pada level global.
Negara australia, swiss, dan inggris telah menggunakan program harm
reduction untuk mengurangi jumlah penderita HIV. Program harm reduction
bertujuan untuk mencegah penyebaran HIV dan mengurangi bahaya lain terkait
dengan penggunaan narkoba. Penyediaan akses jarum suntik steril untuk mengurangi
infeksi dan mengganti opiat ilegal (seperti heroin) dengan obat yang diresepkan
seperti metadon atau ibuprofren di bawah pengawasan medis. Namun, terlepas dari
manfaat yang telah terbukti tentang efektivitas pengurangan dampak buruk untuk
mencegah penyebaran HIV dan mengurangi bahaya lain yang terkait dengan
penggunaan narkoba, cakupan layanan harm reduction tidak mencukupi. Dari 179
negara dimana penggunaan narkoba suntikan hanya 86 yang menyediakan inervensi
pengurangan dampak buruk yang efektif dalam bentuk terapi substitusi opioid (OST)
dan program jarum suntik (NSP), dengan sedikit peningkatan sejak 2014. (WHO),
(UNODC), (UNAIDS) sangat merekomendasikan harm reduction sebagai pendekatan
untuk pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV untuk orang yang menyuntikkan
narkoba.

Dapus

Avert. 2016. Harm reduction for HIV prevention. Harm reduction internasional.
https://www.avert.org/professionals/hiv-programming/prevention/harm-reduction

Kemenkes RI. 2014. Inilah terobosan selama 8 tahun pengendalian HIV/AIDS di Indonesia.
Pusat komunikasi publik sekretariat jenderal kementerian kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/article/print/201408140002/inilah-terobosan-selama-8-tahun-
pengendalian-hiv-aids-di-indonesia.html

Gerakan nasional penanggulan HIV/AIDS. 2005. Pengantar harm reduction. Aksi Stop AIDS.
http://arc-atmajaya.org/wp
content/uploads/2013/07/ILOM%205%20Pengantar%20Harm%20Reduction.pdf

Anda mungkin juga menyukai