Anda di halaman 1dari 50

ASKEP BAYI BARU LAHIR

Las Arinta S, S.Kep, Ns

TUJUAN
PERAWAT mengetahui perubahan fisiologis yang

terjadi selama jam2 pertama dan ahri setelah bayi lahir agar dapat mengidentifikasi tanda-tanda masalah atau abnormalitas. Apgar score antara 7 s.d 10 pada 1 dan 5 menit pertama Vital sign normal Jalan nafas bersih Tidak mengalami stress dingin Pengidentifikasian BBL & parent memulai bonding & attachment

Bayi Baru Lahir /Neonatus/Newborn


Adalah Periode sejak lahir sampai usia 28 hari (1

bulan) yang merupakan waktu penyesuaian dari kehidupan intra uteri ke ekstra uteri
Setelah lahir neonatus harus bisa melakukan

perubahan fisiologis yang sangat besar untuk beradaptasi dengan kehidupan baru.
Agar fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai

individu.

Adaptasi Masa Transisi Bayi Baru Lahir


Pencernaan (Gastrointestinal) Pernafasan (Respirasi)

harus mampu

dilakukan sendiri Kebutuhan thermoregulasi bantuan (mempertahankan suhu tubuh) plasenta

tanpa

Adaptasi Sistem Gastrointestinal


BBL harus memulai untuk memasukkan, mencerna

dan mengabsorbsi (menyerap) makanan setelah lahir , sebagaimana plasenta melakukan fungsi ini. (Gorrie, 1998)

Lambung Kapasitas lambung BBL 6ml/kgBB, sekitar 50-60cc. Meningkat sekitar 90cc selama beberapa hari pertama kehidupan. Pengosongan lambung 2-4 jam Sphincter cardiac antara esophagus dan lambung masih immatur, kontrol persyarafan pada lambung belum sempurna sehingga dpt menyebabkan
1.

2. Usus BBL mempunyai usus yg lebih panjang terhadap besar bayi dibandingkan orang dewasa sehingga area permukaan untuk absorbsi lebih luas. Saat lahir saluran cerna steril . Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan. 3. Enzim-enzim Enzim penting untuk mencerna KH, protein, lemak sederhana ada pd minggu ke 36-38 usia gestasi. Amilase pankreas yg berguna untuk mencerna KH kompleks belum sempurna sehingga BBL belum bisa makan KH kompleks seperti sereal.

Lemak yg terdapat dalam ASI lebih bisa dicerna

dan sesuai untuk BBL 4. Feses Feses pertama yg dikeluarkan oleh bayi disebut mekonium. Berwarna gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensi seperti aspal, lembut, tidak berbau dan lengket. Mekonium biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar dalam 36-48 jam harus diperiksa patensi usus, bising usus, dan dicurigai kemungkinan obstruksi. Feses kedua disebut feses transisional, coklat,dan kehijauan. Selanjutnya feses sesuai dengan tipe makanan yg di dapat oleh bayi.

Karakteristik Sistem Pencernaan Sebelum dan Setelah Kelahiran


Sebelum Lahir
Pencernaan Inaktif.
Fetus menelan cairan amnion dan memperlihatkan gerakan menghisap dan menelan dalam uterus.

Setelah Lahir
Bayi dapat Mengisap

dan Menelan Bayi menelan udara selama makan dan menangis.


Makanan diterima melalui saluran cerna.

Makanan diterima

melalui plasenta Tidak terjadi pengeluaran feses

Peristaltik aktif
Pada bagian abdomen yg lebih bawah karena bayi harus mengeluarkan feses.

Adaptasi Sistem Respiratori


Intra uterin (Sebelum Lahir)

Fetal : saluran pernafasan memproduksi cairan

paru cairan ini meluas ke alveoli (penting untuk perkembangan paru normal) sejumlah cairan bertukar dengan cairan amnion kemudian berpindah keruang intertisial. Hal ini terus berlanjut sampai bayi lahir. Saat paru matur, mulai memproduksi surfaktan pada usia gestasi 34-36 minggu yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan paru yang berguna untuk mencegah kolaps paru saat terjadi ekspirasi.

Ekstra uterin (Setelah Lahir) Pernafasan awal memungkinkan terjadi karena

adanya perangsangan pada pusat nafas di medula oblongata oleh faktor kimia, thermal dan mekanis Khemoreseptor pada arteri karotis dan aorta akan berespon terhadap perubahan kimia darah. Hipoxia yang terjadi pd persalinan normal menyebabkan penurunan level PaO2, peningkatan PaCO2 sehingga terjadi penurunan darah. Perubahan suhu selama persalinan menstimulasi pernafasan awal. Saat lahir, infant berpindah dari lingkungan yang hangat (cairan amnion) ke lingkungan yang suhunya sekitar 20F lebih dingin. Perubahan suhu yg mendadak ini mengirimkan impuls ke otak untuk stimulasi pernafasan.

Suplai Oksigen Yang Adekuat


Mempertahankan jalan nafas merupakan tujuan

utama selama proses kelahiran berlangsung.


4 kondisi yang harus diperhatikan pada BBL

untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat adalah :


Jalan nafas bersih Usaha bernafas Sistem kardiopulmoner berfungsi Dukungan panas

Pernafasan BBL yang abnornal


Bradipnea : pernafasan <25x/menit Takipnea : pernafasan >60x/menit Bunyi napas abnormal : krekels, ronki basah, ronki

kering Distres pernafasan : nafas cuping hidung, retraksi, nafas dengan usaha.

Mempertahankan Bersihan Jalan Nafas


Pada umumnya, bayi normal yang cukup bulan

dan lahir per vaginam tidak mengalami kesulitan untuk membersihkan jalan nafasnya. Sekresi bergerak sesuai dengan arah gravitasi dibawa ke orofaring akibat refleks batuk untuk dikeluarkan atau ditelan. Caranya : bayi diposisikan berbaring miring dan diputar ke sisi kanan dan diganjal, pada posisi ini untuk memfasilitasi drainase dari mulut untuk mempercepat pengosongan ke dalam usus kecil. Perawat dapat melakukan perkusi ringan di atas dinding dada supaya sekresi lebih mudah keluar.

Mengisap Pada Jalan Nafas Atas


Apabila terdapat lendir berlebih di jalan nafas bayi,

dapat di hisap melalui mulut dan hidung dengan bulp syringe atau penghisap lendir DeLee. Bulp Syringe : Penghisapan pertama dilakukan di mulut untuk mencegah bayi menghirup sekresi di faring jika di hidung di hisap lebih dulu. Pompa karet ditekan dan dimasukkan ke dalam mulut kemudian ke dua lubang hidung. Apabila saat bayi menangis tidak terdengar suara lendir lagi, penghisapan dpt dihentikan.

Penghisap lendir DeLee

Ujung kateter harus dilumasi dengan air steril sebelum dimasukkan dalam lubang hidung. Sebuah botol berkapasitas 120ml. Aparatus penghisap ini diletakkan pada mulut pemakai atau dilekatkan pada mulut penghisap pada dinding dan isapan lembut dilakukan dengan tabung di rotasi dan di angkat dari hidung bayi.

Persalinan normal membuat dada bayi

mengalami penekanan saat melewati jalan lahir, cairan yang ada di dalam paru keluar ke saluran nafas bagian atas fetus dan sebagian berada di mulut dan hidung.
Setelah melewati jalan lahir, rongga thoraks

berkurang tekanannya, menyebabkan udara masuk ke dalam paru.

Membebaskan Obstruksi Jalan Nafas


Bayi diletakkan tengkurap di lengan penolong

dengan kepala lebih rendah dari tubuh yang di topang. Beri tepukan yang cepat dan tajam ke bidang yang terletak di antara kedua tangan penolong. Bayi di putar dan di letakkan terlentang pada paha penolong, dada bayi kemudian di tekan dengan cepat dan berurutan seperti melakukan resusitasi kardiopulmonar. Harus perawat yang memiliki sertifikat RJP bayi.

Adaptasi Terhadap Kehidupan di Luar Rahim


Suhu tubuh

Prosedur yang dilakukan adalah untuk mencegah atau mengurangi hilangnya panas pada bayi baru lahir.
Stress dingin (cold stress akan mengganggu kesehatan BBL. Karena akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan kecepatan pernafasan yang menyebabkan sianotik.

Perawat dapat membantu menstabilkan

temperatur tubuh bayi BBL dengan cara : 1. dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat setelah lahir 2. bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat. 3. apabila tidak bersama ortu 1 atau 2 jam setelah lahir, bayi dapat dikeringkan di atas pemanas yg memiliki mekanisme penyesuai suhu (36-37oC)

Adaptasi Sistem Thermoregulasi


Selama kelahiran suhu ruang persalianan 20F

lebih rendah dari suhu dalam kandungan. Neonati harus memproduksi dan mempertahankan panas yang cukup untuk mencegah sters dingin. BBL jarang menggigil, kec suhu sangat rendah. Karena menggigil tidak merupakan suaru metoda yang efektif untuk memproduksi panas tubuh mereka. Untuk memproduksi panas tubuh terjadi oksidasi lemak coklat (brown fat), digunakan pada minggu-minggu pertama kehidupan.

Efek Stres dingin pada BBL


Peningkatan kebutuhan oksigen Distress RR Penurunan produksi surfaktan Hipoglikemi

Joundice
Metabolit asidosis

Efek Stres panas pada BBL


Peningkatan kebutuhan oksigen dan glukosa Vasodilatasi dan dehidrasi

Suhu normal lingkungan untuk perawatan BBL 3234C

Perubahan Prilaku dan Adaptasi Psikososial BBL

BBL mengalami perubahan-perubahan perilaku

yang terjadi dalam beberapa fase yang tidak stabil selama jam-jam pertama yang dikenal dengan periode reactivity.

Periode Reactivity I 0-1 jam setelah lahir

Periode Tidur (inactivity) 1-5 jam setelah lahir

Periode Reactivity II 5-12 jam setelah lahir

Periode Pertama Reactivity


BB berada dalam keadaan diam, bangun

dan terjaga. Matanya dibuka dan waspada, berespon terhadap rangsangan, menggerakkan tangan dan kaki dengan energik, berusaha mencari dan tampak lapar. Respirasi selama periode ini dapat mencapai 80x/menit, denyut jantung 180x/menit. Fase aktif-siaga (BBL memperlihatakan refleks isap yang kuat dan tampak lapar). Ini waktu yang sangat ideal untuk menyusui pertama. Setelah 30 menit nadi dan respirasi akan melambat, bayi akan mengantuk dan tidur.

Periode Tidur (Inactivity)


Selama waktu ini bayi tidak

berspon . Nadi dan respirasi menurun pada nilai normal namun suhu mungkin rendah.

Periode Kedua Reactivity


Dapat berlangsung 4-6 jam

BBL siaga dan dapat menangis


BBL berkeinginan terhadap makanan,

memperlihatakan aktivitas seperti mencari putting, menghisap, menelan dan kelihatan lapar. Mekonium mungkin keluar pada periode ini. Nadi dan respirasi meningkat dan beberapa bayi dapat mengalami sianosis dan apnea. Setelah periode reactivity selesai, BBL akan stabil.

Feeding dan Pengeluaran Mekonium


Feeding (pemberian makanan pertama) dilakukan

perawat untuk mengobservasi tanda-tanda yang menggambarkan keadaan hubungan antara trakhea dan esophagus seperti ada tidaknya batuk, seperti tercekik dan sianosis. Selain pernafasan, BBL biasanya mampu menghisap, menelan dan mengkoordinasi persyarafannya. Pada beberapa fasilitas, BBL diberikan cairan (air) steril dlam jumlah sedikit sebelum diberikan ASI atau susu formula.

Saat feeding pertama beberapa bayi dapat

mengalami cegukan atau gag, sebagian yang lain mengalami sianosis atau kebiruan karena terjadi apnea atau henti nafas saat feeding. Pada keadaan seperti ini perawat menghentikan sementara pemeberian makanan, disuction bila perlu dan bayi di rangasang agar menangis dengan menggosok-gosokkan bagian belakang badannya. Feeding menyebabkan peristaltik menjadi cepat dan meningkat.bayi akan mengeluarkan feses selama atau setelah pemeberian makanan.

Keterlambatan feeding menyebabkan stasis

(penghentian peristaltik usus) sehingga isi usus yang mengandung mekonium lama dikeluarkan. Mekonium merupakan penyimpan bilirubin dalam jumlah besar dan dapat di absorbsi (diserap) kembali ke dalam sirkulasi jika tertunda di eliminasi. Hal ini terjadi karena bilirubin direct dalam mekonium diubah oleh enzim beta glukoronidase menjadi bilirubin indirect dan diabsorbsi oleh dinding usus dan masuk kembali ke sirkulasi enterohepatik. Efek proses ini adalah joundice pada BBL.

Masalah-masalah Yang Lazim Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

Cedera Fisik
Cedera fisik yang didapat bayi sewaktu lahir

terjadi karena trauma lahir. Banyak cedera bersifat ringan dan segera sembuh. Hanya sedikit yang cukup serius dan bisa berakibat fatal.

Faktor predisposisi penyebab trauma lahir (Martin, 1992)


1. Faktor Maternal seperti disfungsi uterus yang bisa membuat persalinan lebih lama atau sangat cepat, persalinan prematur atau pasca matur, disporposi sefalopelvik. 2. Faktor Distosia makrosomnia janin, kehamilan ganda, presentasi abnormal, anomali kongenital. 3. Peristiwa Intrapartum bisa menyebabkan cedera kulit kepala 4. Teknik Obstetri (kelahiran menggunakan forsep, vacum) 5. Kelahiran SC

Cedera pada Jaringan Lunak


Kaput suksedaneum

Sefalhematome
Perdarahan Konjungtiva dan retina Eritema, ekimosis, ptekie, abrasi, laserasi dan

edema

Cedera pada Skelet


Masalah Fisiologis

Pengkajian Segera BBL


1. Pengkajian segera BBL a. Penilaian awal Nilai kondisi bayi : APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ? APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS? APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?

APGAR SCORE Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek) Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Kapan Dilakukan
Dilakukan pada : 1 menit kelahiran Menit ke-5 Menit ke-10 penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis

SKOR APGAR
TANDA Appearance (warna) Pulse (frek.jantung) Grimace (refleks) Activity (yonus otot) Respiratory (pernafasan) 0 Biru,pucat Tidak teraba Tidak ada 1 Badan pucat,tungkai biru < 100 Lambat 2 Semuanya merah muda > 100 Menangis kuat Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan

Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai Tidak ada

Lambat, tidak Baik, menangis kuat teratur

Prosedur penilaian APGAR


Pastikan pencahayaan baik

Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit


pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya Menit kelima Menit kesepuluh Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian APGAR
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dlm keadaan

baik Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi

Pengkajian Fisik
Keadaan Gizi

Vital Sign dan Antropometric


Kepala dan Leher Mata Telinga Bibir, Lidah dan Pipi Leher Abdomen

Pengkajian Refleks NewBorn


Moro Refleks

Tonic Neck

Asuhan BBL

1-24 jam pertama kelahiran

TUJUAN
Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi

masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan Pemantauan 2 jam pertama meliputi : Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai Bayi kemerahan /biru

Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tdknya masalah kesehatan terutama pada :
Gangguan pernafasan Hipotermia

Infeksi
Cacat bawaan/trauma lahir

Jika Tidak Ada Masalah :


a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat,

kepala bayi harus tertutup

c. Lakukan pemeriksaan fisik


gunakan tempat yg hangat & bersih
cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan,

gunakan sarung tangan & bertindak lembut LIHAT, DENGAR, & RASAkan Rekam /catat hasil pengamatan jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut

d. Pemberian vitamin K
untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi

vit. K Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari

e. Identifikasi BBL
Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia

Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak

melukai, tdk mudah sobek dan tdk mudah lepas Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi

Gb. Bayi dalam box bayi dengan identitas

f. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :


1). Pemberian nutrisi
Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu

(jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi


Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu Jangan menggunakan alat penghangat buatan di

tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)

3). Mencegah infeksi


Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah

menggunakan toilet untuk BAK/BAB Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu

Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua :


Pernafasan sulit/ > 60x/menit
Suhu > 38 C atau < 36,5 C Warna kulit biru/pucat Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak

muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang Terakhir : Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B

Anda mungkin juga menyukai