Tiga
belas
Juli
1966
jam
07.00,
suara
tangisan
bayi
seketika
memecah
keheningan
di
rumah
sakit
Elizabeth
Medan.
Raut
bahagia
spontan
menggantikan
kelelahan
menanti
selama
15
jam
dengan
harap
cemas
pada
satu
keluarga
muda
yang
terdiri
dari
ayah,
ibu
dan
didampingi
oleh
kakek
dan
nenek.
Bayi
yang
sudah
3
tahun
dinantikan
sejak
pernikahan
mereka,
akhirnya
diberikan
juga
oleh
Tuhan.
Bayi
mungil
dengan
berat
4
kg
dan
berjenis
kelamin
perempuan
merupakan
cucu
dan
anak
pertama
dalam
keluarga
besar
Basir
Gunawan
dengan
ibu
Cing
Sai
Gieng,
diberi
nama
Ida
Gunawan
dengan
nama
panggilan
Kim
Lean
(bidadari
kalung
mas),
nama
yang
diberikan
oleh
kakek.
Sejak
bayi,
Ida
selalu
1
Biografi Ibu
diasuh dengan penuh kasih sayang oleh kakek, nenek serta ayah dan ibunya. Selama dalam pengasuhan ibu Cing, bayi Ida sering sakit- sakitan sampai saat berusia 1 tahun ketika adik Ida yang ke 2 lahir, Ida kecil akhirnya dititipkan pada kakek dan nenek dari pihak ayah, yang memang sejak lahir sudah ingin mengasuh Ida di rumah mereka. Hal ini sesuai dengan budaya Batak, dimana cucu pertama merupakan cucu emas yang nantinya akan menjadi tambahan panggilan bagi nama kakek. Batak..? Ya.Kakek Jatagor Angkola yang sangat menyayangi Ida kecil merupakan seorang keturunan suku Batak dari ibunya (sehingga tidak mewarisi marga karena menganut garis patriakal) dan ayah dari Canton, Cina. Beliaulah orang yang sungguh berjasa serta banyak memberikan goretan penting dalam kanvas perjalanan hidup Ida.
Biografi Ibu
campuran
budaya
Batak
dan
Cina.
Beliau
memiliki
wawasan
yang
luas
meski
tidak
mengenyam
pendidikan
tinggi.
Beliau
pernah
bekerja
sebagai
kuli
panggul
di
pelabuhan
Belawan
Medan
pada
jaman
Belanda,
lalu
mulai
belajar
berdagang
dan
akhirnya
menjadi
seorang
pedagang
sukses
yang
cukup
diperhitungkan
pada
jaman
kemerdekaan
di
kota
Medan.
Selama
tinggal
bersama
kakek,
Ida
kecil
dimanja
dengan
banyak
fasilitas
mainan
maupun
pakaian
yang
indah-indah
serta
pesta
ulang
tahun
yang
cukup
meriah
pada
saat
itu.
Setiap
sore
Ida
selalu
diajak
berjalan-jalan
keliling
kota
Medan
sambil
dijelaskan
apa
nama
tempat
tersebut
dan
bagaimana
latar
belakang
sejarahnya,
tentunya
semua
dijelaskan
dalam
bahasa
sederhana
sehingga
mudah
dicerna
oleh
anak
berusia
3-4
tahun.
3
Biografi Ibu
Pada
malam
hari,
sebelum
tidur
kakek
selalu
mendongeng
mengenai
sejarah
suku
Batak
serta
memasukkan
berbagai
nasehat
penting
dalam
hidup
terutama
mengenai
pentingnya
pendidikan
yang
tinggi
serta
nilai
kejujuran.
Beliau
selalu
mengatakan
bahwa
:
Harta
setinggi
gunung
akan
habis
jika
tidak
ditunjang
dengan
pendidikan
setinggi
langit.
Juga
Jika
suka
berbohong,
nanti
saat
meninggal
akan
datang
malaikat
yang
memotong
lidahnya
karena
digunakan
untuk
berkata
bohong,
memotong
tangannya
karena
digunakan
untuk
melakukan
hal
yang
tidak
baik
dan
Jadilah
orang
yang
tegar,
tidak
boleh
cengeng
meskipun
perempuan.
Hal
ini
tidak
sekedar
diajarkan,
namun
diterapkan
dalam
pola
didikannya.
Jika
Ida
kecil
menangis,
maka
kakek
akan
langsung
mengatakan
jangan
cengeng.
Jika
Ida
kecil
tidak
mau
bersekolah,
maka
kakek
tanpa
ragu
akan
marah
(walaupun
4
Biografi Ibu
Ida
kecil
merupakan
cucu
kesayangan
beliau)
dan
langsung
mengantar
Ida
ke
sekolah
walaupun
sudah
terlambat.
Pokoknya
tidak
boleh
bolos
sekolah
dengan
alasan
apapun
juga.
Latar
belakang,
wawasan
pikiran
maupun
semua
ajaran
kakek
tertanam
dalam
diri
Ida
kecil
dan
akhirnya
membentuk
Ida
kecil
menjadi
Ida
hari
ini.
5
Biografi Ibu
Biografi Ibu
Biografi Ibu
Biografi Ibu
Pengalaman
bangkrut
ini
menjadi
cambuk
bagi
Ida
kecil
untuk
maju,
terutama
saat
Ida
merasakan
betapa
lelahnya
ayah
Basir
mengayuh
sepeda
dengan
membawa
4
orang
anak
(Ida
memiliki
3
orang
adik)
dalam
1
sepeda.
Dimana
Ida
dan
adik
yang
terkecil
duduk
di
batangan
stang
sepeda,
sedang
2
adik
lainnya
duduk
di
boncengan
belakang.
Jarak
dari
rumah
kakek
ke
rumah
ayah
sekitar
9
km
karena
rumah
yang
dekat
tempat
kakek
sudah
dijual
untuk
melunasi
hutang,
sehingga
ayah
pindah
ke
lokasi
dekat
bandara
Polonia.
Selama
dalam
perjalanan
menuju
rumah
ayah,
Ida
kecil
sudah
bertekad
dalam
hati
bahwa
suatu
saat
ayah
Basir
tidak
boleh
lagi
mengayuh
sepeda,
dan
Ida
harus
menjadi
orang
yang
pintar.
Tekad
Ida
kecil
dibuktikan
dalam
prestasi
belajarnya
dimana
setiap
tahun
Ida
selalu
meraih
juara
kelas
baik
sebagai
juara
ke
9
Biografi Ibu
2
atau
ke
3.
Hal
ini
tentu
saja
membanggakan
buat
ayah
dan
kakek,
dua
orang
yang
sangat
menyayangi
Ida.
Melihat
kemampuan
belajar
Ida
yang
cukup
baik,
kakek
selalu
bercerita
agar
Ida
kecil
bisa
menjadi
dokter.
Menurut
beliau
dokter
merupakan
pekerjaan
yang
tidak
pernah
rugi
dan
tidak
ada
seorang
dokter
pun
yang
akan
susah
hidupnya
kelak.
Ida
kecil
tidak
terlalu
mengerti
apa
yang
kakek
maksudkan.
Ida
hanya
ingin
menjadi
guru
karena
di
mata
Ida
kecil,
guru
adalah
orang
yang
sangat
pintar,
bisa
membuat
murid
yang
tidak
mengerti
akhirnya
menjadi
mengerti.
Saat
Ida
duduk
di
kelas
5
SD,
nenek
meninggal.
Kepergian
nenek
cukup
membuat
kakek
sedih
dan
akhirnya
beliau
memutuskan
pindah
ke
Jakarta.
Saat
kakek
akan
pindah,
Ida
sudah
di
kelas
6
SD,
namun
Ida
tidak
bisa
ikut
karena
ada
perpanjangan
waktu
sekolah
selama
6
bulan
(kenaikan
kelas
yang
awalnya
10
Biografi Ibu
terjadi
di
bulan
Desember
dipindahkan
ke
bulan
Juni
seperti
sekarang
ini).
Ida
akhirnya
tinggal
bersama
ayah,
ibu
dan
ketiga
adiknya
untuk
menyelesaikan
masa
6
bulan
perpanjangan
sekolah.
Begitu
lulus
SD,
Ida
langsung
dikirim
ke
Jakarta
untuk
melanjutkan
pendidikan
SMP
di
Jakarta
sekaligus
mengobati
kerinduan
kakek
pada
cucu
kesayangannya.
Pada
saat
ida
berangkat
ke
Jakarta,
kehidupan
ekonomi
keluarga
ayah
dan
ibu
Cing
sudah
mulai
membaik.
Hal
ini
karena
ibu
Cing
mulai
membuka
usaha
katering
untuk
rumahan.
Usaha
ibu
Cing
terus
meningkat
mencapai
sekitar
200
pelanggan.
Oleh
karena
itu
ayah
Basir
menyetujui
untuk
mengirim
Ida
sekolah
ke
Jakarta,
mengingat
kondisi
keuangan
yang
masih
bisa
menunjang
biaya
pendidikan
di
Jakarta
yang
tidak
murah.
11
Biografi Ibu
Biografi Ibu
dalam
pergaulan,
selalu
diceritakan
dan
didiskusikan
dengan
kakek.
Kakek
sudah
seperti
ayah
dan
segalanya
bagi
Ida.
Kakek
selalu
bisa
memberikan
solusi
untuk
masalah
apapun
juga
yang
Ida
alami
termasuk
masalah
mencontek
maupun
pacaran.
Sehingga
semua
tekanan
dari
teman
sekolah
tidak
mempengaruhi
sedikitpun
prestasi
Ida,
malah
memicu
Ida
belajar
lebih
baik
dan
memang
terbukti..
setiap
semester
Ida
mendapat
juara
1
atau
2
umum.
Masa
SMP
bagi
Ida
remaja
berjalan
layaknya
anak
remaja
seusianya.
Dalam
pertemanan
di
lingkungan
rumah,
Ida
yang
dikenal
sebagai
kutu
buku
juga
banyak
bergaul
dan
ikut
dalam
pesta
disco
yang
selalu
menyertai
pesta
ulang
tahun
remaja
pada
jaman
itu,
meski
saat
datang
ke
pesta
selalu
dikawal
oleh
tante.
Demikian
juga
dalam
pendidikan,
Ida
lulus
SMP
dengan
predikat
13
Biografi Ibu
juara umum ke 2, namun ada hal yang cukup membuat Ida sedih yakni saat mendaftar ke SMA Santa Ursula, Ida remaja tidak diterima. Hal ini cukup memukul Ida (karena merasa mampu mengerjakan soal dalam tes penerimaan dan berpikir mungkin karena bukan seorang katolik maka tidak diterima). Keadaan ini menjadi tekad Ida di kemudian hari bahwa Ida harus menjadi seorang katolik (saat ini Ida masih beragama Budha mengikuti agama ayah dan ibu) agar bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Akhirnya Ida mendaftar dan diterima di SMA Budi Mulia Jakarta karena dekat dengan rumah dan merupakan sekolah lanjutan dari yayasan yang sama dengan SMP Van Lith. Menjadi siswi di SMA Budi Mulia, Ida diperlakukan sebagai orang baru karena Budi Mulia sendiri memiliki SMP sehingga sebagian
Biografi Ibu
14
besar murid yang menjadi siswa di SMA berasal dari SMP Budi Mulia. Selama di SMA, Ida remaja sudah lebih mudah beradaptasi dan lebih diterima di antara teman-teman sekolah. Banyak hal-hal yang berkesan terjadi pada masa itu. Mulai dari kelas 1 saat Ida remaja memutuskan untuk dibaptis menjadi seorang katolik di gereja Santo Petrus dan Paulus Mangga Besar. Keputusan menjadi katolik tidak terlalu dipermasalahkan oleh kakek maupun ayah, karena nenek Ida adalah seorang katolik juga. Saat Ida berusia 17 tahun, beliau berkenalan dengan ketua OSIS SMA yang bernama Andreas (saat ini menjadi suami Ida), yang menjadi di topik antara perhatian para dan remaja pembicaraan
perempuan
di
sekolah
saat
itu.
Sebetulnya
Andreas
tidaklah
tampan,
namun
ia
sangat
aktif
dalam
kegiatan
organisasi
(OSIS),
pemain
15
Biografi Ibu
inti
volley,
komandan
upacara
dan
yang
penting
juga
memiliki
prestasi
sekolah
yang
baik.
Perkenalan
antara
Ida
remaja
dan
Andreas
berlangsung
tidak
sengaja
karena
Ida
yang
bekerja
sebagai
editor
majalah
dinding
sekolah
mendapat
tugas
untuk
mewawancarai
ketua
OSIS
yang
baru.
Dari
perkenalan
awal
melalui
wawancara,
ternyata
berlanjut
terus
dalam
bentuk
kegiatan
OSIS
lainnya
seperti
malam
kesenian,
penerimaan
murid
baru,
dimana
Andreas
selalu
mengikutsertakan
Ida
dalam
kegiatannya.
Dan
akhirnya
mereka
berpacaran.
Saat
kakek
mengetahui
Ida
berpacaran,
beliau
menentang
karena
khawatir
prestasi
belajar
Ida
akan
mundur.
Tetapi
Ida
remaja
mampu
meyakinkan
kakek
kalau
prestasi
belajar
tidak
terganggu
sama
sekali,
bahkan
menjadi
lebih
baik.
Hal
ini
terbukti
saat
Ida
dipilih
untuk
mewakili
SMA
Budi
Mulia
dalam
ajang
perlombaan
Kimia
16
Biografi Ibu
FMIPA
UI
bekerjasama
dengan
LIPI
(semacam
olimpiade
sains
saat
ini).
Sejak
saat
itu
kakek
tidak
menentang
lagi
urusan
pacaran
tersebut.
Akhir
Desember
1984
kakek
mendadak
jatuh
dan
tidak
menyadarkan
diri.
Beliau
akhirnya
meninggal
pada
Januari
1985.
Ida
sangat
sedih
dengan
kepergian
kakek,
namun
Ida
tidak
boleh
menangis
dan
cengeng
seperti
pesan
kakek
dan
berjanji
dalam
hati
akan
mewujudkan
cita-cita
kakek
agar
Ida
menjadi
dokter,
padahal
cita-cita
Ida
sendiri
adalah
menjadi
seorang
guru.
Sejak
kepergian
kakek,
Ida
tetap
tinggal
di
rumah
peninggalan
kakek
bersama
om
dan
tante
yang
merupakan
adik
kandung
ayah
Basir.
17
Biografi Ibu
18
Biografi Ibu
Biografi Ibu
dokter.
Mereka
pergi
dan
pulang
kuliah
bersama
menggunakan
bus
menuju
ke
kampus
Semanggi.
Pada
masa
awal
perkuliahan
semua
dijalani
dengan
tanpa
hambatan,
karena
ada
Andreas
yang
sekarang
sudah
menjadi
teman
diskusi
menggantikan
kakek.
Andreas
tetap
kembali
aktif
di
berbagai
kegiatan
kampus,
seperti
menjadi
komti
(komite
tingkat)
dan
anggota
seksi
pendidikan
di
senat
mahasiswa
FK.
Prestasi
belajar
Ida
dan
Andreas
juga
tetap
baik,
keduanya
tidak
pernah
mengalami
remedial
ataupun
tidak
naik
kelas
(pada
jaman
itu
belum
ada
sistem
SKS,
model
pendidikan
di
FK
masih
menggunakan
sistem
paket,
artinya
jika
ada
3
nilai
yang
tidak
lulus,
maka
mahasiswa
tersebut
harus
mengulang
1
paket
pelajaran
selama
1
tahun
lagi).
Demikian
juga
dengan
pergaulan
bersama
teman
mahasiswa
lainnya
terutama
yang
berasal
dari
Surabaya.
20
Biografi Ibu
Mereka
sering
bermain
dan
jalan
bareng
dengan
teman-teman
ke
Dufan
Ancol
yang
saat
itu
merupakan
wahana
baru
yang
dibuka
di
Jakarta.
Masa
kuliah
di
FK
menjadi
masa
yang
cukup
manis
untuk
dikenang
karena
dengan
kesibukan
kuliah
yang
demikian
padat,
mereka
masih
bisa
saling
bercanda,
bercerita
dan
berekreasi
bersama
dengan
teman-teman
lainnya.
Keseluruhan
mahasiswa
Fk
sebanyak
125
orang
pada
awal
penerimaan
dan
pada
akhirnya
yang
menjadi
dokter
setelah
mengenyam
pendidikan
selama
6
tahun
hanyalah
sekitar
60
orang.
21
Biografi Ibu
Pada saat wisuda dan sumpah dokter dari UNIKA Atma Jaya Jakarta
22
Biografi Ibu
Biografi Ibu
kehilangan
2
orang
yang
paling
menyayangi
dan
paling
disayangi
oleh
Ida.
Inilah
untuk
pertama
kalinya
Ida
menangis
karena
tidak
mengerti
apa
maksud
Tuhan
dengan
keadaan
ini,
tampaknya
semua
begitu
gelap
dan
Ida
tidak
mengerti
harus
melakukan
apa.
Kira-kira
1
minggu
di
Medan
setelah
semua
urusan
ayah
selesai,
Ida
harus
segera
kembali
kuliah
di
Jakarta.
Sesampai
di
Jakarta
Ida
sudah
tidak
boleh
menangis
lagi,
namun
rasa
sedih
yang
dialami
Ida
tercetus
dalam
bentuk
kelainan
telinga
yang
selalu
gatal
tanpa
sebab,
sampai
membawa
Ida
berobat
ke
Surabaya
dengan
seorang
Prof
THT
yang
paling
terkenal
(merupakan
orang
tua
dari
teman
kuliah
di
FK),
dan
beliau
mengatakan
bahwa
Ida
mengalami
kelainan
psikosomatis
karena
stres.
Untunglah
Tuhan
selalu
mendengar
doa
Ida,
dimana
saat
dia
harus
kehilangan
2
orang
sekaligus,
namun
masih
ada
Andreas
24
Biografi Ibu
yang
menjadi
tempat
untuk
curhat
mengenai
kesedihan
ataupun
semua
masalah
yang
dialaminya,
yang
biasanya
hanya
dilakukan
Ida
pada
kakek
dan
ayahnya.
Kira-kira
2
bulan
setelah
kepergian
ayah,
ibu
Cing
menulis
surat
dari
Medan
yang
meminta
Ida
segera
berhenti
kuliah
dan
menikah
dengan
Andreas
yang
dianggap
berasal
dari
keluarga
dengan
latar
ekonomi
yang
lebih
baik.
Beliau
memberikan
alasan
karena
harus
melunasi
hutang
biaya
perawatan
ayah
selama
di
ICU.
Dan
ibu
Cing
benar-benar
tidak
mengirim
biaya
kuliah
maupun
biaya
hidup
Ida
sejak
surat
tersebut
diterima.
Tentu
saja
hal
ini
menjadi
pukulan
ketiga
bagi
Ida.
Bagaimana
mungkin
Ida
yang
begitu
ingin
belajar
diminta
menikah
dan
harus
membiayai
kuliah
di
kedokteran
swasta
yang
terkenal
cukup
mahal.
Pemutusan
25
Biografi Ibu
pengiriman biaya hidup maupun kuliah juga dilakukan secara mendadak. Lalu jika tetap ingin melanjutkan kuliah, bagaimana Ida harus mencari dananya. Jika mengandalkan om dan tante tentulah hal yang tidak masuk akal, karena mereka juga hidup dalam kondisi sangat sederhana. Om hanya salesman lampu hias dan tante tidak bekerja. Bisa menumpang tidur saja sudah termasuk hal yang sudah harus disyukuri bagi Ida. Perasaan Ida saat itu sedih dan terpukul luar biasa, apalagi 3 bulan setelah itu adik Ida yang kedua bisa menikmati liburan ke Bali. Menjadi pertanyaan bagi Ida, bagaimana ibu Cing lebih memilih memberikan uang untuk adik ke Bali daripada membiayai sekolah Ida di kedokteran ? namun Ida tidak pernah akan menangis seperti yang ditanamkan oleh kakek, menangis tidak akan menyelesaikan
Biografi Ibu
26
masalah
namun
berpikirlah
untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Masalah ini Ida diskusikan dengan Andreas dan orang tua Andreas membantu mencarikan pekerjaan sebagai guru les untuk mendapat uang guna membayar biaya kuliah di kedokteran. Andreas juga membantu menjadi guru les dan tourleader saat liburan agar mendapat tambahan untuk membantu biaya kuliah Ida. Karena Andreas juga kuliah di tingkat yang sama di FK, maka semua buku kuliah yang dipakai dapat dipinjamkan ke Ida (untuk menghemat biaya membeli buku). Demikian juga saat makan, Andreas selalu membawa bekal rantangan sisa lauk kemarin dari rumahnya untuk dimakan berdua saat jam istirahat atau saat tugas jaga malam di rumah sakit, yang semuanya akan membantu menghemat biaya pengeluaran selama kuliah.
Biografi Ibu
27
guru
les
berjalan
dengan
makin
baik
(walaupun
kadang
karena
kelelahan
harus
jaga
malam
di
rumah
sakit
namun
keesokan
harinya
tetap
harus
memberi
les,
sering
Ida
tertidur
saat
mengajar
murid).
Sama
halnya
seperti
masih
di
SMA,
prestasi
belajar
tetap
berjalan
baik
dan
tepat
6
tahun
melewati
masa
sulit
akhirnya
Ida
lulus
menjadi
dokter
demikian
juga
dengan
Andreas.
Ida
merupakan
lulusan
FK
Atma
jaya
tercepat
pada
saat
itu
(tahun
1991)
yang
mampu
menyelesaikan
masa
pendidikan
dalam
kurun
waktu
tepat
6
tahun
kurang
1
bulan.
28
Biografi Ibu
Biografi Ibu
29
kelak,
karena
kedua
orang
tua
sudah
tidak
ada
yang
akan
membantu
soal
keuangan.
Setelah
menikah,
Ida
tetap
bekerja
sebagai
dokter
jaga
dan
guru
les
privat
saat
tidak
jaga.
Setiap
Sabtu,
Ida
belajar
bahasa
Jerman
karena
ingin
melanjutkan
kuliah
S2
di
Berlin
untuk
bidang
kebidanan.
Sedangkan
Andreas
bekerja
di
perusahaan
farmasi
sebagai
marketing
manager.
Andreas
tidak
bekerja
sebagai
dokter
karena
penghasilan
di
perusahaan
farmasi
jauh
lebih
besar
dibandingkan
dengan
penghasilan
sebagai
dokter
umum
yang
baru
lulus.
Beliau
selalu
berkata
hidup
adalah
kenyataan,
jika
memang
uang
yang
dibutuhkan
maka
carilah
pekerjaan
yang
mampu
menghasilkan
uang
lebih
banyak.
Lima
Mei
1995
lahirlah
anak
hasil
cinta
yang
dititipkan
Tuhan
pada
mereka
berdua.
Bayi
mungil
tersebut
diberi
nama
Michael
Kevin.
Kevin
tumbuh
sehat
dan
lucu.
Namun
30
Biografi Ibu
pada
saat
Kevin
berusia
2
tahun,
dia
mendadak
sakit
panas
dan
sembuh
setelah
disunat.
Sejak
kejadian
itu,
Ida
memutuskan
untuk
berhenti
bekerja
dan
sekolah
karena
ingin
mengurus
Kevin
di
rumah.
Penghasilan
keluarga
betul-betul
hanya
mengandalkan
Andreas
saja
serta
uang
tabungan
selama
ini.
Pada
tahun
1998
setelah
krisis
karena
kerusuhan
Mei,
Andreas
termasuk
salah
seorang
karyawan
yang
kena
PHK.
Tentu
saja
kondisi
ini
cukup
mengkhawatirkan
karena
Kevin
masih
berusia
3
tahun
dan
masih
sangat
kuat
mengkonsumsi
susu.
Untunglah
Andre
hanya
menganggur
selama
1
bulan
dan
pada
bulan
berikutnya
dia
sudah
bekerja
meski
dengan
gaji
separuh
dari
gaji
di
tempat
lama.
Ida
juga
mulai
bekerja
sebagai
dokter
Puskesmas
di
Kabupaten
Karawang
sebagai
bagian
dari
wajib
kerja
pengabdian
dokter
dengan
penghasilan
sekitar
rp
500.000
per
31
Biografi Ibu
bulan.
Sepulang
dari
Puskesmas,
Ida
mulai
mengajar
les
kembali
untuk
menambah
penghasilan
keluarga.
Kondisi
ini
berlangsung
selama
2
tahun
sampai
tabungan
Ida
mulai
terisi
kembali.
32
Biografi Ibu
Biografi Ibu
33
Biografi Ibu
tidur)
dan
kembali
ke
rumah
sekitar
jam
4
sore.
Keadaan
ini
berlangsung
selama
3
tahun
dan
akhirnya
Ida
lulus
dengan
predikat
cum
laude.
Prestasi
cum
laude
inilah
yang
membawa
Ida
bekerja
sebagai
asisten
dosen
untuk
PPDS
dan
mahasiswa
S2
di
RS
Sumber
Waras.
Ida
juga
ditawari
untuk
melanjutkan
S3
di
FKUI
atau
beasiswa
ke
Prancis.
Saat
hal
ini
ditanyakan
pada
Kevin
yang
berusia
8
tahun,
dia
mengatakan
tidak
boleh
ke
luar
negri,
kecuali
jika
Andreas
juga
ikut.
Tentu
saja
itu
tidak
mungkin
karena
Andreas
juga
sedang
meniti
karier
yang
cukup
baik
di
Jakarta.
Akhirnya
Ida
membatalkan
beasiswa
tersebut
dan
tetap
bekerja
di
Jakarta.
Keinginan
Ida
untuk
melanjutkan
ke
jenjang
S3
FKUI
tetap
terbuka
lebar,
namun
sampai
saat
ini
belum
ada
waktu
yang
tepat
untuk
melakukannya.
35
Biografi Ibu
Bab VIII
Biografi Ibu
Puri
Indah
dan
RS
Hermina
Daan
Mogot.
Ida
juga
memiliki
tempat
praktek
pribadi
khusus
menangani
kasus
kegemukan
dengan
jumlah
pasien
yang
cukup
banyak
setiap
harinya.
Ida
juga
merupakan
pembicara
pada
berbagai
seminar
medis
maupun
awam,
baik
di
Jakarta
maupun
di
berbagai
daerah
di
Indonesia.
Selain
itu
juga
bekerja
sebagai
pengasuh
swasta.
Dulu
Ida
bekerja
dengan
tujuan
utama
mencari
uang
untuk
memenuhi
kecukupan
hidupnya.
Namun
saat
ini
Ida
bekerja
untuk
kepuasan
membantu
sesama,
karena
ada
beberapa
acara
yang
Ida
bawakan
merupakan
acara
sosial
yang
tanpa
honor
sama
sekali.
Bukan
berarti
Ida
tidak
memerlukan
uang,
namun
uang
saat
ini
bukanlah
segalanya.
Sudah
banyak
kelimpahan
yang
Ida
peroleh
37
rubrik
konsultasi
di
female
Biografi Ibu
baik
dari
kepuasan
materi
maupun
kebahagiaan
batin.
Demikian
juga
dengan
Andreas,
karier
yang
dirintis
sudah
lebih
baik
dan
tentunya
akan
memberikan
hasil
yang
baik
pula.
Juga
dengan
Kevin,
saat
ini
sudah
duduk
di
kelas
2
SMA
dengan
prestasi
belajar
yang
cukup
baik.
Semuanya
merupakan
karunia
Tuhan
yang
tidak
terkira
besarnya.
Yang
awalnya
tampak
di
mata
Ida
sebagai
benang
kusut
yang
tidak
ada
akhirnya,
ternyata
Tuhan
mempunyai
rencana
indah
yang
baru
dapat
dilihat
dan
dimengerti
saat
ini..
ingatlah
jangan
pernah
berhenti
berusaha
dalam
kesulitan
apapun
juga,
lakukan
itu
dengan
serius,
disiplin,
jujur
dan
terus
berdoa
dan
bersyukur..
38
Biografi Ibu
Dr. Ida Gunawan yang sekarang menjadi salah satu pengasuh rubric di kompas.com 39
Biografi Ibu
Pada saat diminta untuk menjadi pembicara di event yang dilaksanakan oleh TANGO
Biografi Ibu
40
Pada saat diminta menjadi pembicara acara yang dilaksanakan oleh Vitacharm
Biografi Ibu
41