Anda di halaman 1dari 41

Epidemiologi Deskriptif dan Analtik Penyakit Skizofernia di

Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum

Mata Kuliah Epidemiologi


Dosen : Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp, ST., M.Kes

DisusunOleh :
Lisa Susdayanti

H1E115013

Melisa Anggraini Purwanti

H1E115015

Nor Hikmah Isnaniah

H1E114042

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2017

REKTOR UNLAM

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si.,


M.Sc
NIP.19660331 199102 1 001

WAKIL REKTOR 1

WAKIL REKTOR 2

WAKIL REKTOR 3

WAKIL REKTOR 4

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE.,

Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D

Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman,

Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin,

NIP. 196001101986032001

M.Sc.

M.Si

NIP. 196401051990031023

NIP. 19671231 199512 1 002

M.Sc
NIP. 196707161992031002

DEKAN FAKULTAS TEKNIK

Dr.Ing Yulian Firmana Arifin,


S.T.,M.T
NIP. 19750719 200003 1 002

KETUA PRODI TEKNIK


LINGKUNGAN

Dr. Rony Riduan, S.T., M.T


NIP. 19761017 199903 1 003

DOSEN MATA KULIAH


EPIDEMOLOGI

Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.


Hyp., S.T., Mkes.
NIP. 19780420 200501 2 002

Mahasiswa teknik lingkungan


angkatan 2015

Ucapanterimakasih
kami ucapkankepada
:
Melisa Anggaraini purwanti
Lisa Susdayanti
H1E115013

H1E115015

Nor Hikmah Isnaniah


H1E115019

1. RektorUniversitasLambungMangkurat :
Prof. Dr. H. SutartoHadi, M.Si, M.Sc.

2. wakil rektor 1 UniversitasLambungMangkurat


Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

3. Wakil rektor 2UniversitasLambungMangkurat


Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D

4. Wakil rektor3UniversitasLambungMangkurat
Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman, M.Sc.

5. Wakil rektor 4 UniversitasLambungMangkurat


Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc

6.DekanFakultasTeknikUniversitasLambungMang
kurat :
Dr-IngYulianFirmanaArifin, ST., MT.

7. Kepala Prodi TeknikLingkunganUniversitas


LambungMangkurat :
Dr. RonyRiduan, ST., MT.

8. Dosen Mata KuliahEpidemiologi :


Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp,
ST., M.Kes

9. AnggotaKelompok :

Lisa Susdayanti
Melisa Anggraini Purwanti
Nor Hikmah Isnaniah

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT yang melimpahkan rahnad dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi ini. Syalawat beiring salam,penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW,selaku inspirasi dari umat Islam di dunia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
halangan,baik dalam struktur penulisan,penyampaian isi, penyusunan kalimat dan pakaian
tanda baca, tapi berkat bantuan berbagai pihak sehingga makalah observasi epidemiologi ini
dapat tersusun dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp, ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah
Epidemiologi.
2. Bapak Dr.H.IBG Dharma Putra,MKM selaku direktur utama di Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum.
3. Pasien penderita penyakit Skizoferenia di Rumah sakit Jiwa Sambang Lihum
Rekan-rekan kelompok yang ilut berpartisipasi

Banjarbaru, November 2016

Penulis
6

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................

Daftar Tabel....................................................................................................

Daftar Gambar................................................................................................

10

BAB I. PENDAHULUAN
1
2
3
4

Latar Belakang.........................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
Tujuan......................................................................................
Manfaat....................................................................................

11
12
12
12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................

13

1 Definisi Epidemiologi.............................................................
2 Sejarah Perkembangan Epidemiologi.....................................
3 Ruang Lingkup Epidemiologi.................................................
4 Kegunaan/Peranan Epidemiologi............................................
5 Prinsip-Prinsip Epidemiologi..................................................
6 Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan........................
7 Macam-macam Epidemiologi................................................
8 Epidemiologi Deskriptif..........................................................
9 Epidemiologi Analitik.............................................................
2.10 Epidemiologi Eksperimental..................................................
2.11 Penyakit Skizofernia..............................................................

13
14
15
17
17
17
20
20
27
28
30

BAB III. PEMBAHASAN


1
2

Hasil.........................................................................................
Pembahasan.............................................................................
3.2.1 Karakterisitik Individu dengan Faktor............................
3.2.2 Karakteristik Tempat.......................................................
3.2.3 Karakterisitk Waktu........................................................
3.2.4 Kombinasi Karakterisitik Individu,Tempat,danWaktu...

33
34
34
36
37
37

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan..............................................................................
4.2 Saran........................................................................................

38
38

LAMPIRAN...................................................................................................

39

DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................

40

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data penderita penyakit skizofrenia yang rawat inap di Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum rentan waktu2015-2016 ...................................
8

32

DAFTAR GAMBAR

3.1 Proses Pengambilan data di RS Sambang Lihum....................................


3.2 Photo bersama pasen setelah di wawancarai mengenai
9

33

penyakit skizofrenia................................................................................

34

3.3 Photo bersama pasen setelah di wawancarai mengenai


penyakit skizofrenia................................................................................

34

3.4 Keadan tempat salah satu bagian dalam ruangan transit pria...................

35

3.5 Keadan tempat salah satu bagian dalam ruangan transit pria..................

35

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang

10

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu epi yang berarti diantara, demos
yang berarti masyarakat, dan logos yang berarti kajian. Jadi epidemiologi dapat kita artikan
sebagai kajian tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.Epidemiologi
merupakan ilmu pengetahuan terapan yang mempelajari tentang timbulnya penyakit atau
masalah kesehatan yang menimpa masyarakat.dimana ilmu pengetahuan epidemiologi
digunakan community health nursing CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada
pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi.
Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi
masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan
(Ferasyi, 2012).
Rumah sakit jiwa yang berada di Kalimantan Selatan dan merupakan rumah sakit
rujukan adalah Rumah sakit jiwa Sambang Lihum. Rumah sakit ini terletak di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan yang memiliki jumlah tempat tidur yang kurang lebih 400-an ini. Rekam
medik RSJ Sambang Lihum Banjarbaru (2011) mencatat jumlah pasien gangguan jiwa rawat
inap sebanyak 1.739 orang, dimana dari bulan januari-agustus sebanyak 561 orang yang
didiagnosa mengalami skizofrenia. Jumlah pasien lama sebanyak 403 orang, pasien baru
sebanyak 348 orang, dimana 621 berjenis kelamin laki-laki dan 130 orang berjenis kelamin
perempuan. Pasien yang pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu sebanyak 113 orang.
Menganalisa keadaan seperti diatas, membuat kita berpikir pentingnya Manajemen
keperawatan diruangan perawatan jiwa, perlu dimantapkannya hal ini agar dapat memberikan
asuhan keperawatan jiwa yang holistik dan berkesinambungan. Rumah sakit jiwa Sambang
Lihum terdapat banyak pasien yang mengidap Skizofrenia. Skizofrenia merupakan suatu
kondisi berupa kumpulan geala klinis yang bervariasi, sangat mengganggu, psikopatologi
yang melibatkan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari tingkah laku. Berdasarkan data
World Health Organization (WHO) tahun 2013 disebutkan bahwa skizofrenia merupakan
penyakit gangguan jiwa yang menyerang hampir 24 juta masyarakat di seluruh dunia, lebih
dari 50% penderita skizofrenia tidak mendapat pelayanan yang tepat dan 90% penderita
skizofrenia yang tidak terawatt berada di negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1 Apakah itu Epidemiologi deskriptif ?
2 Apakah itu Epidemiologi analitik ?
3 Apakah itu Epidemiologi eksperimental ?
11

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun Tujuan dari Penelitian ini Adalah :
1. Mengetahui pengertian epidemiologi deskriptif
2. Mengetahui pengertian epidemiologi analitik
3. Mengetahui pengertian epidemiologi eksperimental
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian epidemiologi deskriptif
2. Dapat mengetahui pengertian epidemiologi analitik
3. Dapat mengetahui pengertian epidemiologi eksperimental

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI EPIDEMIOLOGI
12

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu secara harfiah terdiri dari Epi
(pada/tentang), Demos (penduduk) dan Logos (Ilmu).Jadi Epidemiologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu tentang penduduk.
Beberapa definisi Epidemiologi berdasarkah tokoh-tokoh Epidemiologi :
a. Hirach (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe penyakit manusia
b. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu ilmu induktif yang tidak hanya mendeskripsikan distribusi
penyakit, melainkan kesesuaiannya dalam suatu filosofi yang konsisten
c. Greenwood (1934)
Epidemiologi adalah suatu penyakit sebagai fenomena massal
d. Lilienfeld (1957)
Epidemiologi adalah studi distribusi suatu penyakit atau kondisi dalam populasi dan
faktor yang mempengaruhi distribusi
e. Taylor (1963)
Epidemiologi adalah studi kesehatan atau penyakit dalam populasi
f. McMahon, Pugh & Ipsen (1970)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada manusia
g. Last, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan penentu dari
keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan
penerapan dari hasil studi tersebut untuk penanggulangan masalah kesehatan.
h. Noor Nasri Noor, 1997
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu populasi tertentu
i. Mac Mahon, 1970 ; Omran, 1974
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status kesehatan
dan kejadiannya dalam suatu populasi.
j. Azrul Azwar, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah suatu ilmu dasar dari kedokteran pencegahan dan kesehatan masyarakat
yang mempelajari :
a. Penyakit (status kesehatan)
13

b. Frekuensi (enumerasi jumlah yang ada atau tingkat perkembangan dalam periode waktu
spesifik)
c. Determinan (faktor yg mempengaruhi distribusi)
d. Metode (proses yg dilakukan untuk mendeskripsikan frekuensi & distribusi, rasional
ilmiah yang digunakan untuk menentukan kausal distribusi penyakit dalam populasi
Epidemiologi berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat,
populasi manusia,

dan

logos = ilmu (sains),

bicara.

Secara etimologis

epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan


dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian
yang diakibatkannya yang disebut epidemi.Kata epidemiologi digunakan
pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter
Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiologa Espaola
(Buck et al., 1998).Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah
epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh Bapak Kedokteran Hippocrates
sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani.Hippocrates mengemukakan bahwa
faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit.Dengan menggunakan
Teori

Miasma

Hippocrates

menjelaskan

bahwa

penyakit

terjadi

karena

keracunan oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu
upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan
air kotor,

membuat saluran

air limbah,

dan melakukan upaya sanitasi

(kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi


modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas (Susser dan Susser, 1996a).

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI


a.Hippocrates 460 377 SM (Ahli epidemiologi pertama)
1) Ahli Epidemiologi yang pertama yang menjelaskan terjadinya penyakit dari dasar yang
rasional. Buku yang ditulis: Epidemic I, Epidemic II, On Airs, Waters, and Places.
Memperkenalkan istilah epidemic dan endemic
2) Menyatakan bahwa Proses penularan penyakit berkaitan dengan faktor lingkungan.
Tertuang dalam tulisan Epidemics dan catatan Airs, Waters and Places.
3) Masalah penyakit di masyarakat dan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit di masyarakat
b.Galen 129 199 M
14

1) Ahli bedah tentara romawi dan Bapak Fisiologi Eksperimental dan pencetus teori
miasma yang menjelaskan faktor prokatartik (cara hidup orang) dan temperamen
mempengaruhi kesehatan dan penyakit.Teori miasma menjelaskan bahwa penyakit timbul
akibat sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran / polusi udara
dan lingkungan.
2) Menyatakan bahwa pengaruh lingkungan (geografi dan iklim) disebut miasma
(istilah umum untuk partikel dalam udara). Contoh : Malaria udara buruk.
c.Thomas Sydenham (1624 1689)
Dikenal sebagai Hippocrates Inggris dan Bapak Epidemiologi. Menjelaskan bahwa
atmosfer mengakibatkan perubahan konstitusi epidemik
d.Noah Webster (1758 1843)
Pengumpul American Dictionary. Menjelaskan bahwa epidemik berkaitan dengan faktor
lingkungan
e.Pengembang Konsep Kontagion dan Teori Germ Penyakit
Teori kontagion menjelaskan tentang suatu penyakit terjadi karena terjadi proses
kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Dengan kata lain sebagai suatu
penularan penyakit atau zat penular. Contoh : bersentuhan, berciuman, hubungan seksual,
pemakaian jarum sunti bersamaan, handuk dan alat makan, dll. Sedangkan teori germ (teori
jasad renik) dikenal karena pengaruh ditemukannya mikroskop sebagai suatu alat yang bisa
melihat kuman (mikroorganisme) yang dianggap sebagai timbulnya suatu penyakit.

2.3 RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI


Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat menular/infeksi dan
akut.Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak menular
juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar
bidang kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi, meliputi :
a.Epidemiologi Penyakit Menular
b.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c.Epidemiologi Klinik
d.Epidemiologi Kependudukan
e.Epidemiologi Gizi
f. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Di dalam makalah epidemologi ini kami membahas masalah epidemologi kesehatan jiwa.
15

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian
epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a)

Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi masalah kesehatan disini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah
kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia.Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu
masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan
masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
b)

Penyebaran masalah kesehatan

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada
pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.Keadaan tertentu yang
dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni
menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time).
c)

Faktor-faktor yang memepengaruhi

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada
faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran
dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.Untuk itu
ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab
yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan
setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya.Dengan diketahuinya penybab suatu masalah
kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah
kesehatan tersebut.

2.4 KEGUNAAN / PERANAN EPIDEMiOLOGI


Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab
masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemologi
diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :

16

a. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit


dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk pencegahan dan
penanggulangannya.
b.Menyiapkan data atau informasi untuk keperluan perencanaan program dengan menilai
status kesehatan masyarakat serta memberi gambaran tentang kelompok penduduk yang
terancam.
c. Membantu menilai berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
d. Mencari dan mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakut serta cara
menanggulanginya, baik penyakit perorangan (dianalisis dalam kelompok) maupun Kejadian
Luar Biasa adalm masyarakat.

2.5PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
Adapun prinsip-prinsip epidemiologi adalah :
a.Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
b.Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada populasi yang
dinyatakan dengan frekuensi atau rasio.
c.Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut keadaan tertentu
(waktu, tempat, orang yang mengalami masalah).
d.Merupakan kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga
diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.
2.6FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH KESEHATAN
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir dari interaksi pejamu (host), agent (bibit penyakit)
dan lingkungan (environment).
A.Pejamu (Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan suatu penyakit. Macam-macam faktor pejamu, antara lain :
1) Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti
riwayat alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
2) Mekanisme pertahanan tubuh

17

Jika pertahahn tubuh baik maka dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat
diatasi.
3) Umur
Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur
tertentu.Misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
4) Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin tertentu saja.Misalnya tumor leher
rahim.
5) Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu.Misalnya
penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.
6) Status perkawinan
7) Pekerjaan
Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi, serta kejiwaanya.
8)Kebiasaan hidup
B.Bibit penyakit (agent)
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat
menimbulkan atau mempengaruhi penyakit.
Agent adalah faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan.Dan penyebab
agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
1)Biotis, khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
a)Protozoa : misalnya Plasmodium, amodea
b)Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes
c)Bakteri : misalnya Salmonella, meningitis
d)Virus misalnya : dengue, polio, measies, lorona
e)Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2) Abiotis, terdiri dari
a)Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lem, mineral, protein
dan vitamin).
b)Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c)Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
d)Mechanical Agent, misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
18

e)Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi


f)Phycologis Agent, misalnya gangguan genetik.
C.Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan suatu organisme.Unsur lingkungan memegang peranan yang
cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan
itu memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
1)Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
a)Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
b)Vektor pembawa infeksi
c)Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai

sumber

kehidupan

(bahan

makanan

dan

obat-obatan),

maupun

sebagai

reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia)


d)Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh danmemegang peranan yang
penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan) maupun yang
mengancam kehidupan / kesehatan manusia.
2) Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
a. Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
c.Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
3)Lingkungan Sosial

19

Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi.Serta


instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi :
a)Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku;
b Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
c)Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
d)Kebiasaan hidup masyarakat
e)Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.
2.7MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana
berbagai komponen menjadi faktor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan
menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya
menjadikan epidemologi dapat dibagi dalam beberapa metode. Metode Epidemiologi adalah
cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode
epidemiologi dibagi 3, yaitu :
1. Epidemiologi deskriptif
2. Epidemiologi analitik
3. Epidemiologi eksperemental

2.8 EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF


Epidemiologi deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi, berdasarkan
karakteristik dasar individu, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, kelas sosial, status
perkawinan, tempat tinggal dan sebagainya, serta waktu. Epidemiologi deskriptif juga dapat
digunakan untuk mempelajari perjalanan alamiah penyakit. Tujuan epidemiologi deskriptif:
(1) Memberikan informasi tentang distribusi penyakit, besarnya beban penyakit (disease
burden), dan kecenderungan (trend) penyakit pada populasi, yang berguna dalam
perencanaan dan alokasi sumber daya untuk intervensi kesehatan;
(2) Memberikan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit;
(3) Merumuskan hipotesis tentang paparan sebagai faktor risiko/ kausa penyakit.
20

Epidemiologi deskriptif, yaitu suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan


eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun
efek.Epidemiologi deskriptif adalah cabang epidemiologi yang mempelajari tentang kejadian
dan distribusi penyakit.Distribusi penyakit dikelompokkan menurut faktor orang (who),
tempat (where), dan waktu (when).
VARIABEL ORANG, TEMPAT,DAN WAKTU
Analisis data epidemiologis berdasarkan variable di atas digunakan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi.Dengan
demikian, memudahkan untuk mengadakan penanggulangan, pencegahan atau pengamatan.
Untuk menentukan adanya peningkatan atau penurunan insidensi atau prevalensi
penyakit yang timbul, harus diperhatikan kebenaran perubahan tersebut.Perubahan yang
terjadi dapat disebabkankarena perubahan semu sebagai akibat perubahan dalam teknologi
diagnostic, perubahan klasifikasi, atau kesalahan dalam perhitungan jumlah penduduk.
Kini akan dibahas ketiga variable tersebut satu demi satu dan akan diawali dengan
variable orang karena orang merupakan variable yang terpenting di antara ketiga variable
tersebut.
VARIABEL ORANG
Untuk mengidentifikasi seseorang terdapat variable yang tak terhingga banyaknya,
maka hendaknya dipilih variable yang dapat digunakan sebagai indicator untuk menentukan
ciri seseorang.Untuk menentukan variable mana yang dapat digunakan sebagai indicator,
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada. Secara
umum, variable penting yang akan dibahas adalah umur,jenis kelamin, dan suku bangsa.
-

Umur
Variable umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate
mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan umur.

Hubungan umur dengan mortalitas


Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada setiap golongan umur, tetapi dari
berbagai catatan diketahui bahwa frekuensi kematian pada setiap golongan umur berbedabeda, yaitu kematian tertinggi terjadi pada golongan umur 0-5 tahun dan kematian terendah

21

terletak pada golongan umur 15-25 tahun dan akan meningkatan lagi pada umur 40 tahun ke
atas.
Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kematian akan
meningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yaitu pengalaman
terpapar oleh fakor penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau terjadinya
perubahan dalam kekebalan.
-

Hubungan umur dengan morbiditas


Kita ketahui bahwa pada hakikatnya suatu penyakit dapat menyerang setiap orang
pada semua golongan umur, tetapi ada penyakit-penyakit tertentu yang lebih banyak
menyerang golongan umur tertentu.Penyakit-penyakit kronis mempunyai kecenderungan
meningkat dengan bertambahnya umur, sedangkan penyakit-penyakit akut tidak mempunyai
suatu kecenderungan yang jelas.
Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas
(ISPA).Ini disebabkan perlindungan kekebalan yang diperoleh dari ibu yang melahirkannya
hanya sampai pada 6 bulan pertama setelah dilahirkan, sedangkan setelah itu kekebalan
menghilang dan ISPA mulai menunjukkan peningkatan.
Hubungan antara umur dan penyakit tidak hanya pada frekuensinya saja, tetapi pada
tingkat beratnya penyakit, misalnya staphylococcus dan escheria coli akan menjadi lebih
berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain karena bayi masih sangat rentan
terhadap infeksi.

Hubungan tingkat perkembangan manusia dengan morbiditas


Dalam perkembangan secara alamiah, manusia mulai dari sejak dilahirkan hingga
akhir hayatnya senantiasa mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Secara garis besar,
perkembangan manusia secara alamiah dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase bayi
dan anak- anak, fase remaja dan dewasa muda, fase dewasa dan lanjut usia.
Dalam setiap fase perkembangan tersebut, manusia mengalami perubahan dalam pola
distribusi dan frekuensi morbiditas dan mortalitas yang disebabkan terjadinya perubahan
dalam kebiasaan hidup, kekebalan, dan faal.

Jenis kelamin
Hubungan penyakit dengan jenis kelamin

22

Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan
perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika
atau kondis fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada
laki-laki antara lain:
1.

Tireotoksikosis

2.

Diabetes mellitus

3.

Obesitas

4.

Kolesistitis

5.

Reumatoid arthritis
Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu penyakit

yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae,
karsinoma serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak
menyerang laki-laki daripda perempuan antara lain : penyakit jantung koroner, infrak
miokard, karsinoma paru-paru, dan hernia inguinalis. Selain itu, terdapat pulla penyakit yang
hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma
prostat.
-

Suku bangsa
Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan baik secara
praktis maupun secara konseptual, tetapi karena terdapat perbedaan yang besar dalam
frekuensi dan beratnya penyakit di antara suku bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun
terjadi kontroversi.

Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi distribusi
penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut gastrointestinal, ISPA, anemia, malnutrisi, dan
penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi yang tinggi.

Budaya/agama
Dalam beberapa hal terdapat hubungan anatara kebudayaan masyarakat atau agama
dengan frekuensi penyakit tertentu. Misalnya:

23

1.

Balanitis, karsinoma penis banyak terdapat pada orang yang tidak melakukan

sirkumsisi disertai dengan hygiene perorangan yang jelek.


2.

Trisinensis jarang terdapat pada orang islam dan orang yahudi karena mereka tidak

memakan daging babi.

Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit.
Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di tempat pekerjaan dengan berbagai
suasana dan lingkungan yang berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan
fisika, panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak menderita
karsinoma paru-paru dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru-paru
banyak terdapat pada pekerja yang terpapar oleh silicon bebas, atau zat radioaktif sperti
petugas dibagian radiologi dan kedokteran nuklir.
Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi banguanan atau pertanian, dan
pengemudi kendaraan bermotor mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami trauma
atau kecelakaan dibandingkan dengan pekerja kantor.

Status marital
Adanya hubungan antara status marital dengan frekuensi distribusi mordibitas telah
lama diketahui , tetapi penyebab pastinya belum diketahui. Ada yang berpendapat bahwa
hubungan status marital dengan morbiditas dikaitkan dengan faktor psikis, emosional, dan
hormonal atau berkaitan dengan kehidupan seksual, kehamilan, melahirkan, dan laktasi.
Secara umum ditemukan bahwa insidensi karsinoma mammae lebih banyak ditemukan pada
perempuan yang tidak menikah dibandingkan dengan perempuan yang menikah, sebaliknya,
karsinoma serviks lebih banyak ditemukan pada perempuan yang menikah daripada yang
tidak menikah atau menikah pada usia yang sangat muda atau sering berganti pasangan.
Kehamilan dan persalinan merupakan faktor risiko terjadinya eklamsia dan praeklamsia yang
dapat menyebabkan kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi
dibandingkan dengan Negara lain.

Golongan darah abo

24

Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit, misalnya orang
orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko terserang karsinoma lambung,
sedangkan golongan darah O lebih banyak terkena ulkus duodeni.
VARIABEL WAKTU
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan
analisis morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan laporan insidensi dan
prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan.
Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena
didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi.Selain
itu, dengan pencatatan dan laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan perubahan
insidensi dan prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk menyusun
perencanaan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan
antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit
saluran pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan
kelembapan udara atau kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam
hari.
Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari :

Kecenderungan sekuler
Kecenderungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar biasa
dalam waktu yang lama.Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai beberapa
dasawarsa.Kecenderungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit
infeksi non menular.Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit menular ke penyakit yang
tidak menular yang terjadi di Negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.

Variasi siklik
Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun, tergantung
dari jenis penyakitnya, misalnya epidemic campak biasanya berulang setelah dua-tiga tahun
kemudian.Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non infeksi
tidak mempunyai variasi siklik.

25

Variasi musim
Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi
penyakit yang terjadi dalam satu tahun.Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi
musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi sesuai
dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.
Variasi musim sangat penting dalam menganalisis data epidemiologis tentang
kejadian luar biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan
variasi musim atau memang terjadinya epidemic.Bila adanya variasi musim tidak
diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah tentang timbulnya kejadian luar
biasa.
Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada penelitian
epidemiologis karena penelitian yang dilakukan pada musim yang berbeda akan
menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang
mempunyai variasi musim antara lain : diare, influenza, dan tifus abdominalis.
Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik
karena terjadinya berulang, tetapi disini dipisahkan karena pada variasi musim, terulangnya
perubahan insidensi penyakit dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim,
sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi penyakit terjadi lebih lama yaitu
suatu penyakit dapat terulang satu atau dua tahun sekali.

Variasi random
Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemic yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya, misalnya epidemic yang terjadi karena adanya bencana alam seperti
banjir dan gempa bumi.

VARIABEL TEMPAT
Variabel tempat merupakan salah satu veriabel penting dalam epidemiologi
dekskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi
penyakit penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui
sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah.
Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan :
1.

Geografis, yang ditentukan berdasarkan alamiah, administrative atau fisik, institusi,

dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan Negara yang berilklim tropis, subtropis,
dan Negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut
26

mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi maupun jenis
penyakit.
2.

Dari batas administrative dapat ditentukan batas provinsi, kabupaten, kecamatan,

atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan, dan lainnya sebagai batas fisik, batas
institusi dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya
masalah kesehatan.

2.9 EPIDEMIOLOGI ANALITIK


Epidemiologi analitik yaitu penelitian ini mencoba untuk menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar
fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek,
terdiri dari :
a. Non eksperimental (Observasi) adalah suatu penelitian dimana pengamatan terhadap
fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya tanpa intervensi peneliti.
1) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi.
Kohort diartikan sebagai sekelompok orang.Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).Pada
penelitian kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar dengan kelompok tidak
terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya.Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach.Karena faktor risiko
diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin dilihat adalah efeknya, maka penelitian ini desebut
penelitian prospektif, yaitu melihat kedepan kejadian yang berhubungan dengan kesakitan.
Penelitian diawali dengan kelompok yang terpapar faktor resiko dan kelompok yang tak
terpapar faktor resiko selanjutnya diikuti dalam jangka waktu yang ditentukan kemudian
dievaluasi timbulnya penyakit atau tidak timbul penyakit pada kedua kelompok. Penelitian ini
disebut juga incidence study karena dengan penelitian ini diperoleh insiden suatu penyakit
(Sutrisna,2012).
2) Studi kasus control / case control study / studi retrospektif.
Tujuannya yaitu mencari faktor penyebab penyakit.Pada penelitian kasus kontrol dilakukan
perbandingan antara kelompok populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak
menderita penyakit, kemudian dicari faktor penyebabnya.Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach.Karena yang diketahui
adalah efek dan yang ingin dilihat adalah faktor risiko maka sifat penelitian ini disebut
27

penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian yang berhubungan dengan
kesakitan.
Penelitian diawali dengan penentuan kelompok disease dan kelompok non disease.
Selanjutnya di lacak kemungkinan adanya faktor resiko di masa lampau yang ada kaitannya
dengan timbulnya disease yang dipelajari. Dalam melacak adanya faktor resiko tentunya
ada kelemahannya yaitu bias karena individu diminta untuk mengingat tentang apa yang
pernah dialaminya dalam terpapar faktor resiko di masa lampau. Bias tersebut dikenal dengan
recall bias. Peluang bias lebih besar pada kelompok non disease dibandingkan kelompok
disease (Azwar,2011).
3) Studi Cross Sectional Study / studi potong lintang / studi prevalensi atau survey
yaitu merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan
efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga
penelitian transversal karena model yang digunakan adalah Point time Approach.
Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subyek diamati pada saat yang sama
melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu
karakter atau variabel pada saat pemeriksaan.
Penelitian ini disebut juga prevalence study karena dari penelitian ini diperoleh prevalensi
suatu penyakit. Penelitian ini disebut juga correlational study karena bisa digunakan untuk
mengukur kuatnya hubungan antara faktor resiko dengan penyakit. Dikatakan crosssectional study karena faktor resiko dan penyakit diamati pada waktu yang bersamaan.
Penelitian ini tidak bisa digunakan untuk membuktikan hubungan sebab akibat (Brady,2012.).
Cross-sectional studi ini adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan caramengamati status paparan dan penyakit
serentak pada individu-individu dari populasi tunggal pada satu saat atau satu periode. Tujuan
studi ini adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-dterminannya
pada populasi sasaran (Azwar,2011.).
2.10Epidemiologi eksperemental
Eksperimental atau penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan
terhadap masyarakat.Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat,
kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun kelompok.
Penelitian dapat melakukan manipulasi / mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and

28

effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit
maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
1) Randomized Control Trial
Randomized control trial (atau randomized clinical trial) adalah sebuah eksperimen
epidemiologi yang mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup yang dapat mengobati.
Subjek dalam populasi adalah kelompok yan acak, biasanya disebut perawatan dan kelompok
kontrol, dan hasilnya diperoleh dengan membandingkan hasil dari dua atau lebih
kelompok.Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja perkembangan
penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah ada.
Kita dapat memulainya dari menentukan populasi dengan acak untuk mendapatkan
perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam setiap grup
untuk mengetahui seberapa banyak subjek yang mendapatkan perawatan baru berkembang
dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.Jika perawatan menghasilkan outcome
yang lebih baik, kita dapat berharap untuk mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek
dengan perawatan baru dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.
Randomized trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai untuk
mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit, termasuk test teknologi
kesehatan dan perawatan medis yang baru. Juga bisa digunakan untuk memperkirakan
program yang baru untuk skrining dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan
mengantarkan jasa kesehatan.
2) Field Trial/ Eksperimen Lapangan
Ekperimen lapangan adalah jenis eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan individuindividu yang belum sakit sebgai subyek.Mirip dengan studi kohort prospektif, rancangan ini
diawali dengan memilih subyek-subyek yang belum sakit.Subyek-subyek penelitian dibagi
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah
subyek itu sakit atau tidak.Berbeda dengan studi kohort, peneliti menentukan dengan sengaja
alokasi faktor penelitian kepada kelompok-kelompok studi.
Subyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi kemudian
dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan.Jika laju kejadian penyakit dalam populasi
rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan jumlah subjek yang sangat besar pula.Pada
ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus mengunjungi subyek penelitian di
lapangan.Peneliti dapat juga mendirikan pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan
dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan dengan biaya yang ekstra.
3) Community Trial / Intervensi Komunitas
29

Intervensi komunitas adalah studi di mana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan
kepada individu-individu.Intervensi komunitas dipilih karena alokasi intervensi tidak
mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada individu.
Contoh intervensi ini adalah riset tentang efektivitas flurodasi air minum untuk mencegah
karies pada masyarakat. Riset Newburgh-Kingston (Ast et al., 1950) memberikan natrium
florida pada tempat-tempat penyediaan air minum yang dikonsumsi oleh komunitas
(Newburgh). Komunitas lainnya (Kingston) menerima air minum seperti sebelumnya (tanpa
suplementasi fuor).Eksperimen ini memperlihatkan kemaknaan pengaruh floridasi, baik
secara statistik maupun klinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, dan pergerakan gigi
masyarakat.
Perbedaan Penelitian Deskriptif, Penelitian Analitik dan penelitian experimental
Perbedaan Penelitian deskriptifhanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who,
where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada suatu
kelompok masyarakat saja tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa. Penelitian
Epidemiologi Analitik juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan
terhadap dua kelompok masyarakat Bermaksud membuktikan suatu hipotesa. Sedangkan
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat labora-toris
dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode ini
akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia
dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri.
2.11 PenyakitSkizofrenia
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan
psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,pikiran, afek, dan
perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003)
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada
dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik
paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri
dari hubungan antarpribadi normal.Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah)
dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
30

Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan


psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan
perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan

intelektual biasanya tetap

terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Skizofrenia


memiliki dasar kelainan organis, dengan pengaruh factor keturunan yang tinggi. Faktor-faktor
yang dianggap berperan sebagai etiologi skizofrenia adalah.
1. Faktor neurobiologis
a. CT scan dan MRI menunjukkan adanya pembesaran ventrikel dan sulci serta
atropi pada daerah limbus dan thalamus. Perubahan anatomis ini lebih sering
didapatkan pada pria
b. Selama pemeriksaan kognitif, pemeriksaan fungsi radiologis menunjukkan
penurunan aliran darah dan konsumsi glukosa pada korteks prefrontal serta
penurunan respon terhadap persepsi bicara pada korteks temporal kiri,
sedangkan yang kanan mengalami peningkatan
c. Disfungsi neurotransmitter
2. Faktor genetik
a. Prevalensinya hampir 50% pada kembar monozigot
b. Adanya indikasi suatu faktor keturunan heterogen
3. Faktor lingkungan
a. Adanya stress dapat mempercepat onset penyakit
b. Insidens skizofrenia meningkat pada individu yang lahir pada musim dingin
dan awal musim semi, mungkin sebagai akibat tingginya prevalensi dari
penyakit viral dalam kandungan
Epidemiologi skizofrenia
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10 tahun
setelah perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skizofrenia, hanya kira-kira
10-20 % pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang baik.Lebih dari 50% pasien dapat
digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit yang berulang,
eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri. Walaupun angkaangka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu memiliki perjalanan
penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan prognosis yang baik.
Rentang angka pemulihan yang dilaporkan dalam literatur adalah dari 10-60% dan
perkiraan yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia mampu untuk
menjalani kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus mengalami gejala

31

yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna oleh gangguannya
selama seluruh hidupnya.
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.
4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.
6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.
7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.
8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.

BAB III
PEMBAHASAN

32

3.1 Hasil
A.

Tabel 3.1 Data penderita penyakit skizofrenia yang rawat inap di Rumah Sakit

Jiwa Sambang Lihum rentan waktu2015-2016.


10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP
TAHUN 2015
RSJ SAMBANG LIHUM

N
o

Diagnosa

Skizofrenia Tidak
Terdeferensiasi/Terince
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia Residual

Kode
Diagnosa

Pasien
Keluar
Hidup
Menurut
Jenis
Kelamin
Lk
Pr

Pasien
Keluar
Mati
Menurut
Jenis
Kelamin
Lk
Pr

Jumlah
Kasus

F 20.3

366

71

437

F 20.0
F 20.1
F 20.5

314
119
118

97
43
27

0
1
0

0
0
0

411
163
145

Gangguan Mental & Perilaku


Akibat Pengguna Zat Multiple
& Penggunaan Zat Psikoaktif
Dengan Gangguan Psikotik

F 19.5

110

112

Gangguan Psikotik
Polymurtik Akut Dengan
Gejala Skizifrenia

F 23.1

27

36

F 32.3

13

15

28

F 20.2

12

12

24

F 06.8

15

23

F 19.2

17

17

138
1249

63
347

3
4

1
1

205
1601

2
3
4

7
8

Episoda Depresif Berat


Dengan Siptom Psikotik
Skizofrenia Katatonik

Kelainan Mental Karena


9 Kerusakan dan Disfungsi Otak
Serta Penyakit Fisik Spesifik
Lain
Kelainan Mental dan Tingkah
Laku Karena Pemakaian Zat
10
Psikoaktif Lain dengan
Sindrom Dependen
11 Lain-lain
TOTAL

33

Sumber data dari Rumah sakit jiwa Sambang Lihum

Gambar 3.1 Proses Pengambilan Data di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Dari data yang diperolah dari rumah sakit jiwa sambang lihum diketahui bahwa selama
tahun 2015-2016yangmenderita penderita skizofreniaterbanyak yaitu laki-laki. Hal ini sesuai
dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi diRumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
dan pengambilan sampel yang meliputi :
1.Karakteristik individu dengan faktor
2.Karakteristik Tempat
3.Karakteristik waktu
4.Kombinasi Karakteristik individu,tempat dan waktu
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1Karakteristik Individu dengan Faktor
Karakteristik Individu dengan faktor yang mempengaruhi penderita penyakit
skizofrenia yang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dari 5 orang pasien yang
diwawancara terdapat faktor faktor yang mempengaruhi seperti faktor internal individu,
psikososial, sosiokultural dan genetik. Minimnya tingkat pendidikan terakhir pasien yang
rata- rata Sekolah Dasar dan kebanyakan pekerjaannya yaitu buruh. Pasien yang tingkat
pendidikannya rendah cendrung kurang memperhatikan kualitas hidup sehat. Rentanan usia
yang mengalami antara 21-30 tahun dan 31-40 tahun di sebabkan pada usia tersebut manusia
cendrung mengalami masalah dengan keluarga,teman kerja,beban perkerjaan terlalu berat
serta gaya hidup modern yang individualisasi . Pentingnya dorongan dari pihak keluarga
seperti kunjungan dan peminuman obat secara teratur.
34

Gambar 3.2 Foto Bersama Pasien setelah di wawancara mengenai penyakit skizofrenia

Gambar 3.3 Foto Bersama pasien setelah di wawancara mengenai penyakit skizofrenia.
3.2.2 Karakteristik Tempat
Karakteristik tempat untuk pasien skizofrenia yang rawat inap dirumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum terbagi sesuai kondisi keadaan pasien skizofrenia. Diruangan Transit Pria
terdapat kamar tidur yang berjumlah 40 kasur,dapur,kamar mandi, difasilitasi TV

dan

terdapat ruang perawat didalamnya.Ditambah dengan lokasi lingkungan ruangan bersih dan
nyaman untuk membantu memulihkan keadaan pasien.

35

Gambar 3.4 Keadaan tempat salah satu bagian dalam ruangan Transit Pria

Gambar 3.5 Keadaan tempat salah satu bagian dalam ruangan Transit Pria
3.2.3 Karakteristik Waktu
Dari data yang didapatkan pada Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihumjangka waktu
penyembuhan pasien tersebut tidak menentu karena sesuai kondisi individu masing-masing.
Dalam beberapa kasus penderita skizofrenia merupakan penyakit yang mudah kambuh dan
bisa menetap dalam waktu yang cukup panjang. Pasien Skizofrenia beberapa orang
mengalami ganguan ini hanya sekali saja dalam jangka waktu beberapa minggu. Semakin
36

teratur menjalani pemakaian obat pasien akan cepat pemulihannya dan semakin memulih
pasien dosis obat menurun .
3.24. Kombinasi Karakteristik individu, tempat , dan waktu
Karakteristik individu , tempat , dan waktu memiliki hubungan yang sangat signifikan
dalam mempengaruhi prenyembuhsn penderita penyakit skizofrenia. Karena semua
karakteristik tersebut dapat melengkapi satu sama lain. Sebagai contoh, seorang invidu yang
mengalami penyakit skizofrenia yang dikarenakan rentanan usia 21-30 tahun dan 31- 40
tahun manusia cendrung mengalami masalah dengan keluarga,teman kerja,beban perkerjaan
terlalu berat serta gaya hidup modern yang individualisasi dan dukungan dari pihak keluarga
sangat tidak mengetahui pemuliaan keadaan pasien penderita skizofrenia. Keadaan tempat
tinggal pasien harus senyaman mungkin seperti kebersihannya dn ketenangannya,
peminuman obat secara terarur sangat dianjurkan agar pasien penderita skizofrenia
mengalami pemulihan yang sangat cepat. Oleh karena itu kita tidak bisa hanya terfokus pada
satu karakteristik saja dalam menanggulangi atau pemulihan pasien.Karena karakteristik
tersebut dapat mempengaruhi karatekteristik yang lain.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini adalah :
37

1.Epidemiologi deskriptif adalah

suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan

eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam masyarakat yang berupa risiko ataupun
efek
2.Epidemiologi analitik adalah penelitian ini mencoba untuk menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar
fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek.
3.Epidemiologi
eksperimental
adalah
penelitian
yang
dapat
melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan
dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta
tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab
pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
4.2 SARAN
Marilah kita mengenali lebih lanjut apa penyebab-penyebab terjadinya skizofren
supaya kita dapat mencegah terjadinya skizofren pada orang-orang yang kita sayangi, selain
itu juga agar kita dapat mengetahui lebih jelasnya bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami
skizofren. Agar dapat diproses dengan cepat.

LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
a.Nama: Bursan
b.Umur : 37 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Nelayan
38

f.Asal :Riau
a.Nama:A.Sandi
b.Umur : 30 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Pegawai Tidak Tetap
f.Asal :Kuala Pembuang
a.Nama:Zairin
b.Umur : 23 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f.Asal : Marabahan
a.Nama:Misran
b.Umur : 29 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f.Asal : Balikpapan
a.Nama:Jumrani
b.Umur : 26 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f. Asal : Banjarmasin

DAFTAR RUJUKAN
Azwar, Asrul.dr.m.ph. 2011. PengantarEpidemiologi. Jakarta: PT. BinarupaAksara
Beaglehole, R., R. Bonita, T. Kjellstrom.2010 .Basic Epidemiology.Geneva :World Health
Organization

39

Brady,

Jaries.

2012.JurnalKonsepDesainPenelitian.

Surabaya:

Guru

BesarIlmuBiostatistikadanKependudukanFakultasKesehatanMasyarakatUniversit
asAirlangga
Budiarto, Eko. 2011. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc
Buck C, Llopis A, Njera E, Terris M (1998). The Challenge of Epidemiology: Issues and Selected
Readings. Scientific Publication No. 505.Pan American Health Organization.
Washington, DC

Bustan. 2012. Pengantar Epidemiologi.Jakarta : Rineka Citra


Chandra, Budiman. 2012. PengantarPrinsipdanMetodeEpidemiologi.Jakarta : EGC.

Fauzi R. 2014. Skizoafektif.http://berbagimengerti.blogspot.co.id/2014/02/skizoafektif.html

Ferasyi, T. R. 2012. Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner. Banda Aceh : Syiah


KualaUniversity Press
.Kasjono, HeruSubaris&Heldhi B. Kristiawan. 2012. PrinsipSurveilansEpidemiologi, Oregon: Appleton &
Lange.
Murti, Bhisma.2010 .PrinsipdanMetodeRisetEpidemiologi. Yogyakarta:
GadjahMada University Press
Notoatmodjo S. 2010 PendidikandanPerilakuKesehatan. Jakarta: RinekaCipta
Soedarto. 2010. Entomologikedokteran, Jakarta: BukuKedokteran ECG
Sadock, Benjamin J. and Virginia A. Sadock. 2003. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Syafrudin dkk. 2012. Konsep Dasar Epidemiologi, Jakarta: PT. RinekaCipta

40

Susser M, Ezra Susser (1996).Choosing a future for epidemiology: II.From black


box to Chinese boxes and eco-epidemiology.Am J Public Health, 86:
674-677

Vaughan, J. P & R.H Morrow. 2010. SistemPelaporandanSurveilans, Jakarta: Trans Info Media
Widoyono.2012

PenyakitTropis:

Epidemiologi,

Penularan,

danPemberantasannya. Jakarta: PenerbitErlangga; 2012

41

Pencegahan,

Anda mungkin juga menyukai