DisusunOleh :
Lisa Susdayanti
H1E115013
H1E115015
H1E114042
REKTOR UNLAM
WAKIL REKTOR 1
WAKIL REKTOR 2
WAKIL REKTOR 3
WAKIL REKTOR 4
NIP. 196001101986032001
M.Sc.
M.Si
NIP. 196401051990031023
M.Sc
NIP. 196707161992031002
Ucapanterimakasih
kami ucapkankepada
:
Melisa Anggaraini purwanti
Lisa Susdayanti
H1E115013
H1E115015
1. RektorUniversitasLambungMangkurat :
Prof. Dr. H. SutartoHadi, M.Si, M.Sc.
4. Wakil rektor3UniversitasLambungMangkurat
Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman, M.Sc.
6.DekanFakultasTeknikUniversitasLambungMang
kurat :
Dr-IngYulianFirmanaArifin, ST., MT.
9. AnggotaKelompok :
Lisa Susdayanti
Melisa Anggraini Purwanti
Nor Hikmah Isnaniah
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT yang melimpahkan rahnad dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi ini. Syalawat beiring salam,penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW,selaku inspirasi dari umat Islam di dunia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
halangan,baik dalam struktur penulisan,penyampaian isi, penyusunan kalimat dan pakaian
tanda baca, tapi berkat bantuan berbagai pihak sehingga makalah observasi epidemiologi ini
dapat tersusun dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp, ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah
Epidemiologi.
2. Bapak Dr.H.IBG Dharma Putra,MKM selaku direktur utama di Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum.
3. Pasien penderita penyakit Skizoferenia di Rumah sakit Jiwa Sambang Lihum
Rekan-rekan kelompok yang ilut berpartisipasi
Penulis
6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
Daftar Tabel....................................................................................................
Daftar Gambar................................................................................................
10
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
3
4
Latar Belakang.........................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
Tujuan......................................................................................
Manfaat....................................................................................
11
12
12
12
13
1 Definisi Epidemiologi.............................................................
2 Sejarah Perkembangan Epidemiologi.....................................
3 Ruang Lingkup Epidemiologi.................................................
4 Kegunaan/Peranan Epidemiologi............................................
5 Prinsip-Prinsip Epidemiologi..................................................
6 Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan........................
7 Macam-macam Epidemiologi................................................
8 Epidemiologi Deskriptif..........................................................
9 Epidemiologi Analitik.............................................................
2.10 Epidemiologi Eksperimental..................................................
2.11 Penyakit Skizofernia..............................................................
13
14
15
17
17
17
20
20
27
28
30
Hasil.........................................................................................
Pembahasan.............................................................................
3.2.1 Karakterisitik Individu dengan Faktor............................
3.2.2 Karakteristik Tempat.......................................................
3.2.3 Karakterisitk Waktu........................................................
3.2.4 Kombinasi Karakterisitik Individu,Tempat,danWaktu...
33
34
34
36
37
37
4.1 Kesimpulan..............................................................................
4.2 Saran........................................................................................
38
38
LAMPIRAN...................................................................................................
39
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................
40
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data penderita penyakit skizofrenia yang rawat inap di Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum rentan waktu2015-2016 ...................................
8
32
DAFTAR GAMBAR
33
penyakit skizofrenia................................................................................
34
34
3.4 Keadan tempat salah satu bagian dalam ruangan transit pria...................
35
3.5 Keadan tempat salah satu bagian dalam ruangan transit pria..................
35
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
10
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu epi yang berarti diantara, demos
yang berarti masyarakat, dan logos yang berarti kajian. Jadi epidemiologi dapat kita artikan
sebagai kajian tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.Epidemiologi
merupakan ilmu pengetahuan terapan yang mempelajari tentang timbulnya penyakit atau
masalah kesehatan yang menimpa masyarakat.dimana ilmu pengetahuan epidemiologi
digunakan community health nursing CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada
pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi.
Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi
masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan
(Ferasyi, 2012).
Rumah sakit jiwa yang berada di Kalimantan Selatan dan merupakan rumah sakit
rujukan adalah Rumah sakit jiwa Sambang Lihum. Rumah sakit ini terletak di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan yang memiliki jumlah tempat tidur yang kurang lebih 400-an ini. Rekam
medik RSJ Sambang Lihum Banjarbaru (2011) mencatat jumlah pasien gangguan jiwa rawat
inap sebanyak 1.739 orang, dimana dari bulan januari-agustus sebanyak 561 orang yang
didiagnosa mengalami skizofrenia. Jumlah pasien lama sebanyak 403 orang, pasien baru
sebanyak 348 orang, dimana 621 berjenis kelamin laki-laki dan 130 orang berjenis kelamin
perempuan. Pasien yang pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu sebanyak 113 orang.
Menganalisa keadaan seperti diatas, membuat kita berpikir pentingnya Manajemen
keperawatan diruangan perawatan jiwa, perlu dimantapkannya hal ini agar dapat memberikan
asuhan keperawatan jiwa yang holistik dan berkesinambungan. Rumah sakit jiwa Sambang
Lihum terdapat banyak pasien yang mengidap Skizofrenia. Skizofrenia merupakan suatu
kondisi berupa kumpulan geala klinis yang bervariasi, sangat mengganggu, psikopatologi
yang melibatkan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari tingkah laku. Berdasarkan data
World Health Organization (WHO) tahun 2013 disebutkan bahwa skizofrenia merupakan
penyakit gangguan jiwa yang menyerang hampir 24 juta masyarakat di seluruh dunia, lebih
dari 50% penderita skizofrenia tidak mendapat pelayanan yang tepat dan 90% penderita
skizofrenia yang tidak terawatt berada di negara berkembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI EPIDEMIOLOGI
12
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu secara harfiah terdiri dari Epi
(pada/tentang), Demos (penduduk) dan Logos (Ilmu).Jadi Epidemiologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu tentang penduduk.
Beberapa definisi Epidemiologi berdasarkah tokoh-tokoh Epidemiologi :
a. Hirach (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe penyakit manusia
b. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu ilmu induktif yang tidak hanya mendeskripsikan distribusi
penyakit, melainkan kesesuaiannya dalam suatu filosofi yang konsisten
c. Greenwood (1934)
Epidemiologi adalah suatu penyakit sebagai fenomena massal
d. Lilienfeld (1957)
Epidemiologi adalah studi distribusi suatu penyakit atau kondisi dalam populasi dan
faktor yang mempengaruhi distribusi
e. Taylor (1963)
Epidemiologi adalah studi kesehatan atau penyakit dalam populasi
f. McMahon, Pugh & Ipsen (1970)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada manusia
g. Last, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan penentu dari
keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan
penerapan dari hasil studi tersebut untuk penanggulangan masalah kesehatan.
h. Noor Nasri Noor, 1997
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu populasi tertentu
i. Mac Mahon, 1970 ; Omran, 1974
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status kesehatan
dan kejadiannya dalam suatu populasi.
j. Azrul Azwar, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah suatu ilmu dasar dari kedokteran pencegahan dan kesehatan masyarakat
yang mempelajari :
a. Penyakit (status kesehatan)
13
b. Frekuensi (enumerasi jumlah yang ada atau tingkat perkembangan dalam periode waktu
spesifik)
c. Determinan (faktor yg mempengaruhi distribusi)
d. Metode (proses yg dilakukan untuk mendeskripsikan frekuensi & distribusi, rasional
ilmiah yang digunakan untuk menentukan kausal distribusi penyakit dalam populasi
Epidemiologi berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat,
populasi manusia,
dan
bicara.
Secara etimologis
Miasma
Hippocrates
menjelaskan
bahwa
penyakit
terjadi
karena
keracunan oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu
upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan
air kotor,
membuat saluran
air limbah,
1) Ahli bedah tentara romawi dan Bapak Fisiologi Eksperimental dan pencetus teori
miasma yang menjelaskan faktor prokatartik (cara hidup orang) dan temperamen
mempengaruhi kesehatan dan penyakit.Teori miasma menjelaskan bahwa penyakit timbul
akibat sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran / polusi udara
dan lingkungan.
2) Menyatakan bahwa pengaruh lingkungan (geografi dan iklim) disebut miasma
(istilah umum untuk partikel dalam udara). Contoh : Malaria udara buruk.
c.Thomas Sydenham (1624 1689)
Dikenal sebagai Hippocrates Inggris dan Bapak Epidemiologi. Menjelaskan bahwa
atmosfer mengakibatkan perubahan konstitusi epidemik
d.Noah Webster (1758 1843)
Pengumpul American Dictionary. Menjelaskan bahwa epidemik berkaitan dengan faktor
lingkungan
e.Pengembang Konsep Kontagion dan Teori Germ Penyakit
Teori kontagion menjelaskan tentang suatu penyakit terjadi karena terjadi proses
kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Dengan kata lain sebagai suatu
penularan penyakit atau zat penular. Contoh : bersentuhan, berciuman, hubungan seksual,
pemakaian jarum sunti bersamaan, handuk dan alat makan, dll. Sedangkan teori germ (teori
jasad renik) dikenal karena pengaruh ditemukannya mikroskop sebagai suatu alat yang bisa
melihat kuman (mikroorganisme) yang dianggap sebagai timbulnya suatu penyakit.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian
epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a)
Frekuensi masalah kesehatan disini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah
kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia.Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu
masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan
masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
b)
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada
pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.Keadaan tertentu yang
dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni
menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time).
c)
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada
faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran
dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.Untuk itu
ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab
yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan
setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya.Dengan diketahuinya penybab suatu masalah
kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah
kesehatan tersebut.
16
2.5PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
Adapun prinsip-prinsip epidemiologi adalah :
a.Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
b.Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada populasi yang
dinyatakan dengan frekuensi atau rasio.
c.Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut keadaan tertentu
(waktu, tempat, orang yang mengalami masalah).
d.Merupakan kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga
diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.
2.6FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH KESEHATAN
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir dari interaksi pejamu (host), agent (bibit penyakit)
dan lingkungan (environment).
A.Pejamu (Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan suatu penyakit. Macam-macam faktor pejamu, antara lain :
1) Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti
riwayat alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
2) Mekanisme pertahanan tubuh
17
Jika pertahahn tubuh baik maka dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat
diatasi.
3) Umur
Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur
tertentu.Misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
4) Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin tertentu saja.Misalnya tumor leher
rahim.
5) Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu.Misalnya
penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.
6) Status perkawinan
7) Pekerjaan
Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi, serta kejiwaanya.
8)Kebiasaan hidup
B.Bibit penyakit (agent)
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat
menimbulkan atau mempengaruhi penyakit.
Agent adalah faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan.Dan penyebab
agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
1)Biotis, khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
a)Protozoa : misalnya Plasmodium, amodea
b)Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes
c)Bakteri : misalnya Salmonella, meningitis
d)Virus misalnya : dengue, polio, measies, lorona
e)Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2) Abiotis, terdiri dari
a)Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lem, mineral, protein
dan vitamin).
b)Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c)Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
d)Mechanical Agent, misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
18
sumber
kehidupan
(bahan
makanan
dan
obat-obatan),
maupun
sebagai
19
Umur
Variable umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate
mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan umur.
21
terletak pada golongan umur 15-25 tahun dan akan meningkatan lagi pada umur 40 tahun ke
atas.
Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kematian akan
meningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yaitu pengalaman
terpapar oleh fakor penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau terjadinya
perubahan dalam kekebalan.
-
Jenis kelamin
Hubungan penyakit dengan jenis kelamin
22
Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan
perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika
atau kondis fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada
laki-laki antara lain:
1.
Tireotoksikosis
2.
Diabetes mellitus
3.
Obesitas
4.
Kolesistitis
5.
Reumatoid arthritis
Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu penyakit
yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae,
karsinoma serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak
menyerang laki-laki daripda perempuan antara lain : penyakit jantung koroner, infrak
miokard, karsinoma paru-paru, dan hernia inguinalis. Selain itu, terdapat pulla penyakit yang
hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma
prostat.
-
Suku bangsa
Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan baik secara
praktis maupun secara konseptual, tetapi karena terdapat perbedaan yang besar dalam
frekuensi dan beratnya penyakit di antara suku bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun
terjadi kontroversi.
Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi distribusi
penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut gastrointestinal, ISPA, anemia, malnutrisi, dan
penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi yang tinggi.
Budaya/agama
Dalam beberapa hal terdapat hubungan anatara kebudayaan masyarakat atau agama
dengan frekuensi penyakit tertentu. Misalnya:
23
1.
Balanitis, karsinoma penis banyak terdapat pada orang yang tidak melakukan
Trisinensis jarang terdapat pada orang islam dan orang yahudi karena mereka tidak
Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit.
Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di tempat pekerjaan dengan berbagai
suasana dan lingkungan yang berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan
fisika, panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak menderita
karsinoma paru-paru dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru-paru
banyak terdapat pada pekerja yang terpapar oleh silicon bebas, atau zat radioaktif sperti
petugas dibagian radiologi dan kedokteran nuklir.
Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi banguanan atau pertanian, dan
pengemudi kendaraan bermotor mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami trauma
atau kecelakaan dibandingkan dengan pekerja kantor.
Status marital
Adanya hubungan antara status marital dengan frekuensi distribusi mordibitas telah
lama diketahui , tetapi penyebab pastinya belum diketahui. Ada yang berpendapat bahwa
hubungan status marital dengan morbiditas dikaitkan dengan faktor psikis, emosional, dan
hormonal atau berkaitan dengan kehidupan seksual, kehamilan, melahirkan, dan laktasi.
Secara umum ditemukan bahwa insidensi karsinoma mammae lebih banyak ditemukan pada
perempuan yang tidak menikah dibandingkan dengan perempuan yang menikah, sebaliknya,
karsinoma serviks lebih banyak ditemukan pada perempuan yang menikah daripada yang
tidak menikah atau menikah pada usia yang sangat muda atau sering berganti pasangan.
Kehamilan dan persalinan merupakan faktor risiko terjadinya eklamsia dan praeklamsia yang
dapat menyebabkan kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi
dibandingkan dengan Negara lain.
24
Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit, misalnya orang
orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko terserang karsinoma lambung,
sedangkan golongan darah O lebih banyak terkena ulkus duodeni.
VARIABEL WAKTU
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan
analisis morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan laporan insidensi dan
prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan.
Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena
didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi.Selain
itu, dengan pencatatan dan laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan perubahan
insidensi dan prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk menyusun
perencanaan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan
antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit
saluran pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan
kelembapan udara atau kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam
hari.
Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari :
Kecenderungan sekuler
Kecenderungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar biasa
dalam waktu yang lama.Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai beberapa
dasawarsa.Kecenderungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit
infeksi non menular.Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit menular ke penyakit yang
tidak menular yang terjadi di Negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.
Variasi siklik
Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun, tergantung
dari jenis penyakitnya, misalnya epidemic campak biasanya berulang setelah dua-tiga tahun
kemudian.Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non infeksi
tidak mempunyai variasi siklik.
25
Variasi musim
Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi
penyakit yang terjadi dalam satu tahun.Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi
musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi sesuai
dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.
Variasi musim sangat penting dalam menganalisis data epidemiologis tentang
kejadian luar biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan
variasi musim atau memang terjadinya epidemic.Bila adanya variasi musim tidak
diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah tentang timbulnya kejadian luar
biasa.
Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada penelitian
epidemiologis karena penelitian yang dilakukan pada musim yang berbeda akan
menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang
mempunyai variasi musim antara lain : diare, influenza, dan tifus abdominalis.
Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik
karena terjadinya berulang, tetapi disini dipisahkan karena pada variasi musim, terulangnya
perubahan insidensi penyakit dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim,
sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi penyakit terjadi lebih lama yaitu
suatu penyakit dapat terulang satu atau dua tahun sekali.
Variasi random
Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemic yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya, misalnya epidemic yang terjadi karena adanya bencana alam seperti
banjir dan gempa bumi.
VARIABEL TEMPAT
Variabel tempat merupakan salah satu veriabel penting dalam epidemiologi
dekskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi
penyakit penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui
sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah.
Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan :
1.
dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan Negara yang berilklim tropis, subtropis,
dan Negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut
26
mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi maupun jenis
penyakit.
2.
atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan, dan lainnya sebagai batas fisik, batas
institusi dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya
masalah kesehatan.
penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian yang berhubungan dengan
kesakitan.
Penelitian diawali dengan penentuan kelompok disease dan kelompok non disease.
Selanjutnya di lacak kemungkinan adanya faktor resiko di masa lampau yang ada kaitannya
dengan timbulnya disease yang dipelajari. Dalam melacak adanya faktor resiko tentunya
ada kelemahannya yaitu bias karena individu diminta untuk mengingat tentang apa yang
pernah dialaminya dalam terpapar faktor resiko di masa lampau. Bias tersebut dikenal dengan
recall bias. Peluang bias lebih besar pada kelompok non disease dibandingkan kelompok
disease (Azwar,2011).
3) Studi Cross Sectional Study / studi potong lintang / studi prevalensi atau survey
yaitu merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan
efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga
penelitian transversal karena model yang digunakan adalah Point time Approach.
Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subyek diamati pada saat yang sama
melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu
karakter atau variabel pada saat pemeriksaan.
Penelitian ini disebut juga prevalence study karena dari penelitian ini diperoleh prevalensi
suatu penyakit. Penelitian ini disebut juga correlational study karena bisa digunakan untuk
mengukur kuatnya hubungan antara faktor resiko dengan penyakit. Dikatakan crosssectional study karena faktor resiko dan penyakit diamati pada waktu yang bersamaan.
Penelitian ini tidak bisa digunakan untuk membuktikan hubungan sebab akibat (Brady,2012.).
Cross-sectional studi ini adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan caramengamati status paparan dan penyakit
serentak pada individu-individu dari populasi tunggal pada satu saat atau satu periode. Tujuan
studi ini adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-dterminannya
pada populasi sasaran (Azwar,2011.).
2.10Epidemiologi eksperemental
Eksperimental atau penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan
terhadap masyarakat.Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat,
kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun kelompok.
Penelitian dapat melakukan manipulasi / mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and
28
effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit
maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
1) Randomized Control Trial
Randomized control trial (atau randomized clinical trial) adalah sebuah eksperimen
epidemiologi yang mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup yang dapat mengobati.
Subjek dalam populasi adalah kelompok yan acak, biasanya disebut perawatan dan kelompok
kontrol, dan hasilnya diperoleh dengan membandingkan hasil dari dua atau lebih
kelompok.Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja perkembangan
penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah ada.
Kita dapat memulainya dari menentukan populasi dengan acak untuk mendapatkan
perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam setiap grup
untuk mengetahui seberapa banyak subjek yang mendapatkan perawatan baru berkembang
dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.Jika perawatan menghasilkan outcome
yang lebih baik, kita dapat berharap untuk mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek
dengan perawatan baru dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.
Randomized trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai untuk
mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit, termasuk test teknologi
kesehatan dan perawatan medis yang baru. Juga bisa digunakan untuk memperkirakan
program yang baru untuk skrining dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan
mengantarkan jasa kesehatan.
2) Field Trial/ Eksperimen Lapangan
Ekperimen lapangan adalah jenis eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan individuindividu yang belum sakit sebgai subyek.Mirip dengan studi kohort prospektif, rancangan ini
diawali dengan memilih subyek-subyek yang belum sakit.Subyek-subyek penelitian dibagi
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah
subyek itu sakit atau tidak.Berbeda dengan studi kohort, peneliti menentukan dengan sengaja
alokasi faktor penelitian kepada kelompok-kelompok studi.
Subyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi kemudian
dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan.Jika laju kejadian penyakit dalam populasi
rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan jumlah subjek yang sangat besar pula.Pada
ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus mengunjungi subyek penelitian di
lapangan.Peneliti dapat juga mendirikan pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan
dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan dengan biaya yang ekstra.
3) Community Trial / Intervensi Komunitas
29
Intervensi komunitas adalah studi di mana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan
kepada individu-individu.Intervensi komunitas dipilih karena alokasi intervensi tidak
mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada individu.
Contoh intervensi ini adalah riset tentang efektivitas flurodasi air minum untuk mencegah
karies pada masyarakat. Riset Newburgh-Kingston (Ast et al., 1950) memberikan natrium
florida pada tempat-tempat penyediaan air minum yang dikonsumsi oleh komunitas
(Newburgh). Komunitas lainnya (Kingston) menerima air minum seperti sebelumnya (tanpa
suplementasi fuor).Eksperimen ini memperlihatkan kemaknaan pengaruh floridasi, baik
secara statistik maupun klinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, dan pergerakan gigi
masyarakat.
Perbedaan Penelitian Deskriptif, Penelitian Analitik dan penelitian experimental
Perbedaan Penelitian deskriptifhanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who,
where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada suatu
kelompok masyarakat saja tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa. Penelitian
Epidemiologi Analitik juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan
terhadap dua kelompok masyarakat Bermaksud membuktikan suatu hipotesa. Sedangkan
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat labora-toris
dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode ini
akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia
dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri.
2.11 PenyakitSkizofrenia
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan
psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,pikiran, afek, dan
perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003)
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada
dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik
paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri
dari hubungan antarpribadi normal.Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah)
dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
30
31
yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna oleh gangguannya
selama seluruh hidupnya.
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.
4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.
6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.
7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.
8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.
BAB III
PEMBAHASAN
32
3.1 Hasil
A.
Tabel 3.1 Data penderita penyakit skizofrenia yang rawat inap di Rumah Sakit
N
o
Diagnosa
Skizofrenia Tidak
Terdeferensiasi/Terince
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia Residual
Kode
Diagnosa
Pasien
Keluar
Hidup
Menurut
Jenis
Kelamin
Lk
Pr
Pasien
Keluar
Mati
Menurut
Jenis
Kelamin
Lk
Pr
Jumlah
Kasus
F 20.3
366
71
437
F 20.0
F 20.1
F 20.5
314
119
118
97
43
27
0
1
0
0
0
0
411
163
145
F 19.5
110
112
Gangguan Psikotik
Polymurtik Akut Dengan
Gejala Skizifrenia
F 23.1
27
36
F 32.3
13
15
28
F 20.2
12
12
24
F 06.8
15
23
F 19.2
17
17
138
1249
63
347
3
4
1
1
205
1601
2
3
4
7
8
33
Gambar 3.1 Proses Pengambilan Data di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Dari data yang diperolah dari rumah sakit jiwa sambang lihum diketahui bahwa selama
tahun 2015-2016yangmenderita penderita skizofreniaterbanyak yaitu laki-laki. Hal ini sesuai
dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi diRumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
dan pengambilan sampel yang meliputi :
1.Karakteristik individu dengan faktor
2.Karakteristik Tempat
3.Karakteristik waktu
4.Kombinasi Karakteristik individu,tempat dan waktu
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1Karakteristik Individu dengan Faktor
Karakteristik Individu dengan faktor yang mempengaruhi penderita penyakit
skizofrenia yang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dari 5 orang pasien yang
diwawancara terdapat faktor faktor yang mempengaruhi seperti faktor internal individu,
psikososial, sosiokultural dan genetik. Minimnya tingkat pendidikan terakhir pasien yang
rata- rata Sekolah Dasar dan kebanyakan pekerjaannya yaitu buruh. Pasien yang tingkat
pendidikannya rendah cendrung kurang memperhatikan kualitas hidup sehat. Rentanan usia
yang mengalami antara 21-30 tahun dan 31-40 tahun di sebabkan pada usia tersebut manusia
cendrung mengalami masalah dengan keluarga,teman kerja,beban perkerjaan terlalu berat
serta gaya hidup modern yang individualisasi . Pentingnya dorongan dari pihak keluarga
seperti kunjungan dan peminuman obat secara teratur.
34
Gambar 3.2 Foto Bersama Pasien setelah di wawancara mengenai penyakit skizofrenia
Gambar 3.3 Foto Bersama pasien setelah di wawancara mengenai penyakit skizofrenia.
3.2.2 Karakteristik Tempat
Karakteristik tempat untuk pasien skizofrenia yang rawat inap dirumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum terbagi sesuai kondisi keadaan pasien skizofrenia. Diruangan Transit Pria
terdapat kamar tidur yang berjumlah 40 kasur,dapur,kamar mandi, difasilitasi TV
dan
terdapat ruang perawat didalamnya.Ditambah dengan lokasi lingkungan ruangan bersih dan
nyaman untuk membantu memulihkan keadaan pasien.
35
Gambar 3.4 Keadaan tempat salah satu bagian dalam ruangan Transit Pria
Gambar 3.5 Keadaan tempat salah satu bagian dalam ruangan Transit Pria
3.2.3 Karakteristik Waktu
Dari data yang didapatkan pada Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihumjangka waktu
penyembuhan pasien tersebut tidak menentu karena sesuai kondisi individu masing-masing.
Dalam beberapa kasus penderita skizofrenia merupakan penyakit yang mudah kambuh dan
bisa menetap dalam waktu yang cukup panjang. Pasien Skizofrenia beberapa orang
mengalami ganguan ini hanya sekali saja dalam jangka waktu beberapa minggu. Semakin
36
teratur menjalani pemakaian obat pasien akan cepat pemulihannya dan semakin memulih
pasien dosis obat menurun .
3.24. Kombinasi Karakteristik individu, tempat , dan waktu
Karakteristik individu , tempat , dan waktu memiliki hubungan yang sangat signifikan
dalam mempengaruhi prenyembuhsn penderita penyakit skizofrenia. Karena semua
karakteristik tersebut dapat melengkapi satu sama lain. Sebagai contoh, seorang invidu yang
mengalami penyakit skizofrenia yang dikarenakan rentanan usia 21-30 tahun dan 31- 40
tahun manusia cendrung mengalami masalah dengan keluarga,teman kerja,beban perkerjaan
terlalu berat serta gaya hidup modern yang individualisasi dan dukungan dari pihak keluarga
sangat tidak mengetahui pemuliaan keadaan pasien penderita skizofrenia. Keadaan tempat
tinggal pasien harus senyaman mungkin seperti kebersihannya dn ketenangannya,
peminuman obat secara terarur sangat dianjurkan agar pasien penderita skizofrenia
mengalami pemulihan yang sangat cepat. Oleh karena itu kita tidak bisa hanya terfokus pada
satu karakteristik saja dalam menanggulangi atau pemulihan pasien.Karena karakteristik
tersebut dapat mempengaruhi karatekteristik yang lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini adalah :
37
eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam masyarakat yang berupa risiko ataupun
efek
2.Epidemiologi analitik adalah penelitian ini mencoba untuk menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar
fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek.
3.Epidemiologi
eksperimental
adalah
penelitian
yang
dapat
melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan
dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta
tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab
pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
4.2 SARAN
Marilah kita mengenali lebih lanjut apa penyebab-penyebab terjadinya skizofren
supaya kita dapat mencegah terjadinya skizofren pada orang-orang yang kita sayangi, selain
itu juga agar kita dapat mengetahui lebih jelasnya bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami
skizofren. Agar dapat diproses dengan cepat.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
a.Nama: Bursan
b.Umur : 37 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Nelayan
38
f.Asal :Riau
a.Nama:A.Sandi
b.Umur : 30 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Pegawai Tidak Tetap
f.Asal :Kuala Pembuang
a.Nama:Zairin
b.Umur : 23 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f.Asal : Marabahan
a.Nama:Misran
b.Umur : 29 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f.Asal : Balikpapan
a.Nama:Jumrani
b.Umur : 26 tahun
c.Jenis Kelamin: Laki-laki
d.Pendidikan: Tidak Tamat SD
e.Pekerjaan : Buruh
f. Asal : Banjarmasin
DAFTAR RUJUKAN
Azwar, Asrul.dr.m.ph. 2011. PengantarEpidemiologi. Jakarta: PT. BinarupaAksara
Beaglehole, R., R. Bonita, T. Kjellstrom.2010 .Basic Epidemiology.Geneva :World Health
Organization
39
Brady,
Jaries.
2012.JurnalKonsepDesainPenelitian.
Surabaya:
Guru
BesarIlmuBiostatistikadanKependudukanFakultasKesehatanMasyarakatUniversit
asAirlangga
Budiarto, Eko. 2011. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc
Buck C, Llopis A, Njera E, Terris M (1998). The Challenge of Epidemiology: Issues and Selected
Readings. Scientific Publication No. 505.Pan American Health Organization.
Washington, DC
40
Vaughan, J. P & R.H Morrow. 2010. SistemPelaporandanSurveilans, Jakarta: Trans Info Media
Widoyono.2012
PenyakitTropis:
Epidemiologi,
Penularan,
41
Pencegahan,