Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING 2011© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA


DI KOTA MADYA MAKASSAR DAN PROSPEK
PENGEMBANGANNYA

Achmad Zubair, Nogard S. Mahendra & Asrini


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea - Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 587636/(0411) 580505
E-mail: achmad_zubair @yahoo.co.id

Abstrak
Sampah didefinisikan sebagai buangan manusia atau hewan yang bersifat padat atau semi
padat, yang tidak memiliki nilai guna atau nilai ekonomi. Timbulan sampah terus meningkat
seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.Salah satu sumber timbulan sampah
adalah rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik dan
komposisi sampah rumah tangga di Makassar dan menkaji prospek pengembangan,
sehingga mempunyai nilai ekonomi. Dari hasil analisis data, timbulan sampah rumah
tangga di Kota Makassar adalah 2,18 ltr/org/hari atau 0,28 kg/org/hari, sedangkan
densitasnya (kepadatan sampah) adalah 0,31 kg/ltr. Komposisi sampah rumah tangga Kota
Makassar didominasi sampah organic sebesar 67,14%, plastic (14,09), kertas (12,84%),
Kayu (0.22%), kain (0.14%), karet (0,13%), logam (0,13%), Kaca (4,98%) dan sampah lain-
lain (0.33%). Potensi ekonomi sampah rumah tangga kota Makassar yang dapat didaur
ulang sebesar Rp. 4.109.183 perhari, dan untuk dapat dijadikan bahan baku kompos dari
sampah organic sebesar130 ton perhari.
Kata Kunci: karakteristik sampah, komposisi sampah, potensi ekonomi sampah

PENDAHULUAN

Sampah tidak akan menjadi masalah selama daya tampung alami lingkungan mampu mendaur-ulang bahan
non-organik atau menguraikan bahan organic melalui kegiatan metabolisme mikroba menjadi bahan non
organik yang dapat diserap kembali oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan alaminya. Masalahnya,
dalam kondisi dan situasi perkotaan yang padat penduduk dan sempit lahan, produksi sampah setiap hari
melampaui daya tampung lingkungan, dan gangguannya terhadap keseimbangan kualitas lingkungan hidup
tidak dapat lagi ditolerir.

Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu
menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Selama ini sampah dikelola dengan
konsep buang begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup
(sanitary landfill), ternyata tidak memberikan solusi yang baik, apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin.
Penyebab banjir umumnya sampah organik, plastik atau kaleng-kaleng yang sulit terurai. Sampah-sampah jenis
ini juga perlu mendapat perhatian kita untuk di daur ulang Dalam konteks inilah, perlu dicari solusi penanganan
sampah kota yang tepat, yang mampu mengeliminir menumpuknya timbunan sampah, sampai mencapai taraf
zero waste.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik dan komposisi sampah rumah tangga di Makassar
dan menkaji alternative pengembangan dan pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga mempunyai nilai
ekonomi

TINAJUAN PUSTAKA

Sampah didefinisikan sebagai buangan manusia atau hewan yang bersifat padat atau semi padat, yang tidak
memiliki nilai guna atau nilai ekonomi, sehingga perlu dibuang (Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil, 1993).

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS4 - 1
Studi Karakteristik Sampa Rumah… Achmad Zubair, Nogard S. Mahendra & Asrini
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Undang-undang Republik Indonesia (UURI) No. 18 tahun 2008 mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan
manusia sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Timbulan sampah terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Ironisnya, fasilitas
pengelolaan sampah di hampir semua kota di Indonesia masih terbatas. Mengiringi diundangkannya UURI No
18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, pola lama pengelolaan sampah di Indonesia yang berupa pengumpulan-
pengangkutan-pembuangan (P3) mulai bergeser ke pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu
(P4). Pergeseran paradigma pola pengelolaan sampah tersebut berlangsung dengan cukup signifikan di
beberapa kota metropolitan, , di mana terdapat peran aktif dari Dinas Kebersihan, yang mendapat dukungan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), praktisi, serta program Corporate Social Responsibility (CSR) dari
perusahaan-perusahaan industri yang bernuansa penyelamatan lingkungan.

Padmi (2006) menyatakan sampah yang tidak terkelola oleh Pemerintah ditangani oleh penduduk dengan cara
dibakar (35%), dikubur (7.5%), dikompos (1.6%), atau dengan cara lainnya (15.9%). Kondisi tersebut masih
terjadi sekarang, termasuk di kota Makassar.

Di sisi lain, pesatnya pertumbuhan industri di Indonesia telah mengakibatkan terbentuknya sampah kota yang
lebih beragam. Khususnya limbah jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) meningkat dua kali lipat dalam
satu dekade. Timbulan limbah B3 pada tahun 1990 di Indonesia adalah 4.3 juta ton. Jumlah ini meningkat
menjadi 8.8 juta ton pada tahun 1998. Diperkirakan lebih dari 75% limbah B3 berasal dari industri manufaktur,
5-10% dari rumah tangga, dan sisanya dari sumber-sumber lain. Kondisi ini telah mengakibatkan terjadinya
gangguan lingkungan, yang belum terpantau dengan baik. Dikhawatirkan beban pencemaran oleh limbah B3
akan meningkat sepuluh kali lipat pada tahun 2010, terutama dari jenis limbah logam berat dan toksikan
organik non-biodegradable yang dapat terbioakumulasi di lingkungan hidup.

Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota besar, sebab apabila tidak
dilakukan penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik air, tanah, dan udara. Oleh karena
itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah.
Masalah yang sering timbul dalam penanganan sampah kota adalah masalah biaya operasional yang tinggi dan
semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan.

Sumber Sampah
Pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
Pemukiman penduduk
Pemukiman adalah bagian dari kawasan budidaya dalam lingkungan hidup, baik yang bersifat perkotaan
maupun pedesaan, terdiri dari beberapa jenis kawasan dengan sarana dan prasarana lingkungan yang lengkap
dengan fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kebutuhan penghuninya.(SNI 03-3242-1994) Jenis sampah
yang dihasilkan biasanya sisa makanan, dan bahan-bahan sisa pengolahan makanan atau sampah basah (garbage),
sampah kering (rubbish), sisa pembakaran kayu (arang) dan sampah-sampah khusus/sampah B3.

Tempat umum dan tempat perdagangan


Tempat tersebut memiliki potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah. Misalnya : toko, rumah
makan/warung, tempat penginapan. Jenis sampah yang dihasilkan juga jenis sampah yang berupa sisa-sisa
makanan (sampah basah), sampah kering, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, terkadang juga terdapat
sampah berbahaya.

Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah


Yang dimaksud dengan pelayanan masyarakat disini misalkan : taman, jalan umum, tempat parkir, tempat-
tempat pelayanan kesehatan, kompleks militer, gedung-gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana
pemerintah yang lainnya. Biasanya sampah yang dihasilkan adalah sampah kering dan sampah
khusus/berbahaya.

Industri berat maupun industri ringan


Dalam perkara ini termasuk : pabrik-pabrik produksi bahan-bahan, sumber-sumber alam, perusahaan kimia,
perusahaan kayu, perusahaan logam, tempat pengelolahan air minum. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini
biasanya sampah basah, sampah kering, sisa bahan bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS4 - 2
PROSIDING 2011© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Dari daerah pertanian ini misalkan sampah dari kebun, kandang,
lading, dan sawah. Sampah yang dihasilkan dapat berupa bahan-bahan makanan yang membusuk, sampah
pertanian, pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah
industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan,
sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut :

1. Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup
sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi,
dan potongan rumput atau daun dan ranting dari kebun.

2. Sampah non organic atau sampah kering adalah sampah yang tersusun dari senyawa non organik yang
berasal dari sumber daya alam tidak diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industry.
Contohnya adalah botol gelas, plastic, kaleng dan logam.

Karakteristik Sampah
Karakteristik sampah perlu untuk diketahui karena penting dalam rencana subsistem teknis operasional
pengelolaan persampahan.Yang dimaksud dengan karakteristik sampah dalam hal ini adalah komposisi fisik
dan kimia sampah, kepadatan sampah, kadar air sampah dan distribusi ukuran partikel sampah

a. Komposisi Fisik Sampah: Informasi dan data tentang komposisi fisik dari sampah penting dalam
menganalisa.
b. Komposisi Kimia Sampah: Informasi mengenai komposisi kimia sampah penting dalam evaluasi
pemilihan alternatif pengolahan dan pemanfaatan sampah.
c. Kepadatan Sampah: Kepadatan (densitas) sampah menyatakan berat sampah per satuan volume. Data
kepadatan sampah penting dalam beberapa hal seperti pemilahan jenis peralatan pengumpulan dan
peralatan pemindahan. Disamping juga penting untuk perencanaan system pembuangan akhir, karena
rendahnya kepadatan (densitas) sampah menyebabkan meningkatnya luas areal yang diperlukan untuk
pembuangan akhir dan penurunan permukaan tanah setelah penimbunan.
d. Kadar Air Sampah: Data kadar air sampah berguna dalam perencanaan dan disain system pengolahan.
Kadar air sampah biasanya dinyatakan sebagai berat air per satuan berat basah atau berat kering dari
material sampah.
.
Pengolahan Sampah Terpadu
Tujuan pendirian unit-unit reaktor sampah terpadu adalah untuk mensosialisasikan dan mengkondisikan
lingkungan masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah yang tepat-guna, higienis, dan ramah
lingkungan, dimulai dari proses penyortiran sampah di rumah-tangga, proses komposisasi bahan organik dan
pendaur-ulangan bahan non-organik sampai ke pemasaran, kompos untuk digunakan sebagai pupuk, melalui
suatu sistem dan konstruksi reaktor sampah.

Pengelolaan sampah secara terpadu di suatu lingkungan masyarakat tertentu diharapkan akan memberikan
beberapa manfaat, antara lain :

• Mengurangi pencemaran lingkungan


• Membuka peluang lapangan kerja baru
• Dapat menjadi contoh kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
• Mengurangi ketergantungan pada Impor bahan baku industri, sehingga dapat menghemat devisa (adanya
daur ulang)
• Limbah organik dan non organik akan lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi karena mampu
menguraikan sampah organik secara alami dan ramah lingkungan, menjadi pupuk kompos dan bahan
kondisioner tanah yang memiliki nilai tambah dan nilai jual yang diharapkan. Disamping itu limbah non

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS4 - 3
Studi Karakteristik Sampa Rumah… Achmad Zubair, Nogard S. Mahendra & Asrini
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

organik dapat didaur ulang sebagai bahan baku industri. Dengan demikian para pelaku kegiatan ini,
memperoleh peluang untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya dan sekaligus merefleksikan adanya
peningkatan pemberdayaan masyarakat.

Alternatif Pengembangan Sampah Rumah Tangga


- Aspek Teknis
Secara prinsip sistem pengelolaan reaktor sampah terpadu ini dapat dilakukan dengan mengolah sampah
organik menjadi kompos dan sampah non organik menjadi bahan yang dapat didaur ulang untuk keperluan
bahan baku industri. Sampah rumah tangga berupa bahan organik dan non- organik dapat dimanfaatkan menjadi
bahan yang bernilai ekonomi. Bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan menggunakan
teknologi reaktor sampah yang memanfaatkan beberapa strain jamur permentasi, beberapa strain bakteri
fermentasi, lactobacsilus dll. Sehingga pengaruh bau yang ditimbulkan olah sampah dapat dikurangi dan proses
pembentukan kompos dapat dipercepat. Sedangkan bahan non organik dapat langsung dimanfaatkan sebagai
bahan yang dapat didaur ulang

- Aspek Non Teknis


Disamping aspek teknik, keberhasilan pengelolaan sampah juga sangat tergantung dari aspek non teknis. Oleh
karena ini pemasyarakatan sistem ini juga perlu dibarengi dengan kaji-tindak dan sosialisasi kelompok melalui
pelatihan dan pendidikan mengenai kebersihan lingkungan kepada masyarakat.

Untuk dapat mengimplementasikan / sosialisasi sistem pengelolaan sampah terpadu ini diperlukan beberapa
kegiatan pendukung seperti : Pengorganisasian unit kegiatan, Pelatihan dan penyuluhan yang terpadu sebagai
bagian dari manajemen pengelolaan sampah terpadu.

Pola Pengelolaan Sampah Kota


Pola pengelolaan sampah kota dapat digambarkan secara hierarkis (Gambar 1). Gambar tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat hierarki kegiatan pengelolaan sampah, semakin rendah biaya yang dibutuhkan.
Tingkat hierarki terendah dalam penanganan sampah kota konvensional adalah pembuangan akhir (Gambar 1a).
Pada hierarki ini, sampah dianggap tidak memiliki nilai dan harus dibuang atau dimusnahkan. Sebagai
konsekuensinya, dibutuhkan biaya investasi dan operasional yang tinggi, termasuk biaya untuk mengatasi
berbagai dampak lingkungan yang terjadi. Teknologi pembuangan sampah yang dilaksanakan di kebanyakan
kota di Indonesia masih menyebabkan terjadinya emisi bau, metana, serta gas-gas lainnya ke atmosfir. Selain
itu, juga timbul pencemaran tanah dan air tanah akibat lindi yang terbentuk, serta terjadinya perkembang-biakan
vektor-vektor penyakit, seperti lalat dan tikus.
Biaya
rendah

Pencegahan Pencegahan

Minimisasi Minimisasi

Reuse
Reuse

Recycling Recycling

Energy recovery
Energy recovery

Pembuangan
Pembuangan
akhir
akhir

Biaya
(a) Konvensional tinggi(b) Trend masa depan

Gambar 1. Hierarki pengelolaan sampah kota

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS4 - 4
PROSIDING 2011© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

METODA PENELITIAN

Data penelitian diperoleh melalui:

a. Perhitungan banyaknya responden/ sampel dilakukan secara bertahap dengan mengkombinasikan


metode yang berdasarkan SK SNI M 36–1991–03 dan SNI 19-3964-1994 (Metode Pengambilan dan
Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan) dan metode proportional random
sampling sehingga diperoleh 30 rumah yang mewakili 3 RW di Kelurahan Utama Cimahi.
.
b. Data timbulan sampah, komposisi dan karakteristik sampah diperoleh dengan menggunakan metode
SK SNI M 36–1991–03 dan SNI 19-3964-1994 (Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan).

Selanjutnya data primer yang terkumpul diolah secara statistik melalui metode regresi linier berganda dengan
bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi 14 dengan tingkat kepercayaan 95%
Metode penulisan yang digunakan yaitu dengan melakukan riset experimental kemudian ditunjang dengan
berbagai literatur yang erat hubungannya dengan pokok masalah.

Pengujian dilakukan dilaboratorium Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.
Beberapa pengujian yang akan dilakukan :
1. Pengujian sifat fisik (kadar air, berat volume, komposisi sampah, karakteristik sampah dll).
2. Pengujian komposisi kimiawi sampah

PENGAMBILAN
(SAMPLING) CONTOH
DIPERUMAHAN

PENGAMBILAN RERATA TIMBULAN ,


(SAMPLING) CONTOH KARAKTERISTIK & KOMPOSISI
DIPERUMAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA

PENGAMBILAN .
(SAMPLING) CONTOH
DIPERUMAHAN
BESARAN TIMBULAN,
KARAKTERISTIK DAN
KOMPOSISI SAMPAH RUMAH
TANGGA

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

HASIL DAN BAHASAN

Komposisi Sampah Rumah Tangga (pemukiman)


Komposisi sampah menjadi semakin kompleks dari waktu ke waktu. Komponen sampah basah semakin
berkurang, sedangkan kandungan komponen kering, khususnya sisa kemasan, menjadi semakin meningkat.
Pada Tabel 1 dapat dilihat data komposisi sampah rumah tangga (pemukiman) di Makassar berdasarkan
kualitas wilayah pemukiman (pemukiman mewah, sedang dan sederhana) masih didominasi sampah basah

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS4 - 5
Studi Karakteristik Sampa Rumah… Achmad Zubair, Nogard S. Mahendra & Asrini
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

(organik) dengan prosentase rata-rata sebesar 67,14%, sedangkan sampah anorganik berupa sampah plastik dan
kertas masing-masing sebesar 14,09% dan 12,84%. Sampah plastik dan kertas dominan pada pemukiman
mewah, hal ini terjadi karena kedua sampah tersebut banyak digunakan sebagai pembukus atau kemasan.
Sedangkan sampah logam, karet, kayu dan kain prosentasenya relatif kecil.

Tabel 1. Komposisi Sampah Rumah Tangga


Komposisi Sampah Rumah Tangga (%)
Komponen Sampah Perumahan Perumahan Perumahan
Rata-Rata
Sederhana Sedang Mewah
organik 71.15 68.16 62.12 67.14
kertas 10.55 11.67 16.32 12.84
kayu 0.37 0.10 0.20 0.22
kain 0.05 0.08 0.29 0.14
karet/kulit 0.09 0.00 0.29 0.13
plastik 12.30 13.12 16.85 14.09
logam 0.14 0.13 0.12 0.13
kaca 5.11 6.23 3.61 4.98
dll 0.25 0.51 0.21 0.33
Jumlah 100.00
Sumber : Hasil pengolahan data, Tahun 2011

Gambar 3. Komposisi Sampah Rumah Tangga

Karakteristik Fisik Sampah Rumah Tangga


Dari hasil analisis sampah, satuan timbulan sampah rumah tangga di Kota Makassar, pada pemukiman
sederhana sebesar 1,85 ltr/org/hr, pemukiman sedang 2,17 ltr/org/hr, sedangkan pada pemukiman mewah
sebesar 2, 51 ltr/org/hr. Terjadi perbedaan yang signifikan antara pemukiman sederhana dan mewah sebesar
35.6%. Ini berarti produksi sampah pada pemukiman mewah lebih besar 35,6 % dibandingkan dengan
pemukiman sederhana pada kondisi jumlah penhuni (orang) yang sama.

Densitas (berat jenis) sampah pada pemukiman sederhana, sedang dan mewah masing-masing sebesar 0,34
Kg/ltr, 0,30 kg/ltr dan 0,28 kg/ltr. Dari data ini terlihat,pada pemukiman sederhana densitas sampahnya lebih
besar dibandingkan pemukiman sedang dan mewah, hal ini disebabkan karena sampah sampah basah (organic)
pada pemukiiman sederhana lebih besar dibandingkan pada pemukiman mewah.

Karakteristik Kimiawi
Kadar air sampah rumah tangga rata-rata sebesar 53,36%, dimana kadar air sampah pada pemukiman sederhana
lebih besar dibandingkan kadar air sampah pada pemukiman sedang dan mewah. Kadar volatile sampah rumah
tangga rata-rata sebesar 32,55% sedangkan kadar abu sampah ratar-rata sebesar 9,92%. Kadar abu
menunjukkan sisa pembakaran sekitar 9,92% berupa abu.

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS4 - 6
PROSIDING 2011© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Tabel 2. Timbulan Sampah Rumah Tangga Dan Densitas Sampah Pada Beberapa Type Pemukiman
DENSITAS
TIMBULAN SAMPAH
(BERAT JENIS SAMPAH)
Typea SATUAN VOLUME SATUAN BERAT
pemukiman (ltr/org/hari) (Kg/org/hari) (Kg/Liter)
Organik Anorganik Rata2 Organik Anorganik Rata2 Organik Anorganik Rata2
Perumahan
Sederhana 0.8 1.05 1.85 0.19 0.11 0.20 0.24 0.1 0.34
Perumahan
Sedang 0.94 1.23 2.17 0.2 0.11 0.31 0.21 0.09 0.30
Perumahan
Mewah 1.07 1.44 2.51 0.21 0.13 0.33 0.19 0.09 0.28
Rata-Rata 2.18 0.28 0.31

Tabel 3. Karakteristik Kimiawi


Type Pemukiman Karakteristik Kimiawi
Kadar air Kadar Volatil Kadar Abu
Pemukiman Sederhana 59,21 27,43 12,,62
Pemukiman Sedang 56,68 34,53 9,46
Pemukiman Mewah 54,20 35,70 7,68
Rata-rata 53,36 32.55 9,92

Propek Pengembangan sampah Rumah Tangga


1. Daur Ulang (Recycle)
Proses recycling merupakan upaya untuk memanfaatkan material yang masih bergunauntuk digunakan kembali
dan secara tidak langsung proses ini dapat memperpanjang umurpakai TPA. Berdasarkan hasil penelitian BPPT
(1990), sampah yang bisa di daur ulangadalah sampah kertas, plastik, logam, dan kaca. Dari hasil penelitian
komposisi sampahrumah tangga kotaMkassar, komponen sampah kertas dan plastik bisa didaur ulangkarena
jumlahnya sangat besar yaitu 112,84% dan 14,09%. Sedangkan sampah kaca dan logam (5,11%) belum bisa di
daur ulang karena jumlahnya sedikit dan jika diolah dalam skala kecil kurang ekonomis.Dari hasil analisis
sampah Anorganik (plastic, kertas, logam dan kaca), potensii ekonominya sebesar Rp. 4.109.183 perhari jika
dikelola dengan baik.

2. Pembuatan Kompos (Composting)


Komposisi sampah organik untuk sampah sampah rumah tangga kota Makassar sangat besar sekitar 67,14%
dari total sampah, sangat mendukung untuk dilakukannya metode composting. Composting bertujuan untuk
mengurangi timbulan sampah di TPA. Composting hanya dilakukan terhadap sampah organik yang dapat
terdekomposisi yaitusampah makanan, kertas, sampah halaman, kayu, kain, sedangkan plastik, karet, kulit tidak
terdekomposisi. Berdasarkan hasil penelitian sampah organic dapat terdekomposisi dengan factor recovery
sekitar 80% . Dari hasil analisis yang kami lakukan, potensi sampah rumah tangga yang dapat dijadikan bahan
baku untuk diolah menjadi kompos sebesar 129.846 kg perhari atau sekitar 130 ton perhari.

Tabel 4. Komposisi Sampah Rumah Tangga dan Prospek Pengembangan


No. Komposisi Prosentase (%) Berat Potensi Ekonomi
(kg/org/hr)
1 Sampah Organik 67,14 0,19 Bahan Kompos
2 Plastik 14,09 0,04 Bahan Daur Ulang
3 Kertas 12,84 0,03 Bahan Daur Ulang
4 Kaca dan Logam 5,11 0,01 Bahan Daur Ulang
5 Dan Lain-lain 0,92 0,01
Total 100 0,28

Jika jumlah penduduk kota Makassar tahun 2010 sebesar 1.272.349 orang, maka potensi ekonomi dari sampah
rumah tangga seperti terlihat pada tabel 5 sebesar Rp. 4.1091.83 Perhari dan potensi bahan baku sampah
organic untuk diolah menjadi kompos sebesar 130 ton perhari.

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS4 - 7
Studi Karakteristik Sampa Rumah… Achmad Zubair, Nogard S. Mahendra & Asrini
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Tabel 5. Nilai Ekonomi Potensi Pemamfaatan Sampah Rumah Tangga


No. Komposisi Prosentase Berat Faktor Berat Harga Potensi
(%) (kg/org/hr) Recovary (%) (Kg/hr) (Rp/kg) (Rp)
1. Organik 67,14 0.19 80 129.846
2. Plastik 14,09 0,04 50 3.585 750 2.689.109
3. Kertas 12,84 0,03 40 1.960 600 1.176.260
4. Kaca dan Logam 5,11 0,01 75 488 500 243.814
Total 32,04 0,08 4.109.183

SIMPULAN

Timbulan sampah rumah tangga di Kota Makassar adalah 2,18 ltr/org.hari dalam satuan volume atau 0,28
kg/org/hari dalam satuan berat, sedangkan densitasnya (berat jenis) adalah 0,31 kg/ltr.

Komposisi sampah rumah tangga Kota Makassar didominasi sampah organic sebesar 67,14%, plastic (14,09),
kertas (12,84%), Kayu (0.22%), kain (0.14%), karet (0,13%), logam (0,13%), Kaca (4,98%) dan sampah lain-
lain (0.33%).

Potensi ekonomi sampah rumah tangga kota Makassar yang dapat didaur ulang sebesar Rp. 4.109.183 perhari,
dan untuk dapat dijadikan bahan baku kompos dari sampah organic sebesar130 ton perhari.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, 2008. Perencanaan Teknis Pengelolaan Sampah Terpadu 3R, Departemen
Pekerjaan Umun Kota Semarang.

Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan Di
Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Bidang Persampahan,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pengelolaan Persampahan di


Pemukiman. SK SNI-T-12-1991-03

Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan.2004. Pedoman
Pengelolaan Persampahan Perkotaan.

Ginting, perdana,2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah. Yrama Widya, Bandung
Standart Nasional Indonesia Nomor SNI-03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di
Permukiman, Badan Standar Nasional ( BSN ).

Padmi, T., 2006. Current situation of municipal solid waste management in Indonesia. Proceedings
Environmental Technology and Management Conference. Bandung, 7—8 September 2006

Tchobanoglous, G., Teisen H., Eliasen, R, 1993, Integrated Solid Waste Manajemen, Mc.Graw Hill :
Kogakusha, Ltd

Trihadiningrum, Y., S. Wignjosoebroto, N.D. Simatupang, S. Tirawaty, and O. Damayanti, 2006. “Reduction
capacity of plastic component in municipal solid waste of Surabaya City, Indonesia”. Proc. International
Seminar on Environmental Technology and Management Conference 2006. Bandung, September 7--8, 2006

Triyadi, S, Harahap, A. 2006. Tempat Sampah, Perilaku Manusia, Dan Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal
Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung Edisi Khusus Agustus 2006 (1); 15

Wibowo A dan Djajawinata D.T, 2004. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu. Diakses tanggal 4 Desember
2006 pada halaman www.kkpi.go.id.

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS4 - 8

Anda mungkin juga menyukai