Anda di halaman 1dari 28

TUGAS BESAR EPIDEMIOLOGI

UKURAN ASOSIASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT DIARE


DI PUSKESMAS SUNGAI ULIN

Dosen :
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes
NIP. 19780420 20050 1 002

Oleh :
Akhbar H1E115029
Tiurma Novelia Sibarani H1E115045
Maimunah H1E115205

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada :

Rektor
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si,
M.Sc.
Dekan Fakultas Teknik
NIP. 19660331 199102 1 001
Dr-Ing Yulian Firmana
Arifin, S.T., M.T.
NIP. 19750404 200003 1 002

Kepala Prodi Teknik


Lingkungan
Dr. Rony Riduan,ST.,MT.
NIP. 19761017 199903 1 003

Dosen Epidemiologi
Prof. Dr. Qomariyatus S,
Amd. Hyp., S.T., Mkes.
NIP. 19780420 20050 1 002

Akhbar Tiurma Novelia Sibarani Maimunah


H1E115029 H1E115045 H1E115205

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : UKURAN ASOSIASI PADA PENYEBARAN


PENYAKIT DIARE DI PUSKESMAS SUNGAI ULIN

Nama Mahasiswa : Akhbar H1E115029


Tiurma Novelia Sibarani H1E115045
Maimunah H1E115205

Program Studi : Teknik Lingkungan

Peminatan : Epidemiologi

Disahkan Oleh
Dosen Pembimbing

Prof. Dr.Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp.ST.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas
berkat dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
besar ini dengan judul “UKURAN ASOSIASI PADA PENYEBARAN
PENYAKIT DIARE DI PUSKESMAS SUNGAI ULIN”. Tugas besar ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan mata kuliah
Epidemiologi di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
Tersusunnya tugas besar ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes selaku dosen
pembimbing mata kuliah Epidemiologi yang telah memberikan waktu dan
bimbingan dalam proses penulisan tugas besar ini.
2. Pihak Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yang telah berkontribusi dalam
penyeleseian skripsi ini.
3. Pihak Puskesmas Sungai Ulin yang telah berkontribusi dalam penyeleseian
skripsi ini.
4. Semua Pihak yang telah berkontribusi dalam penyeleseian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih membutuhkan banyak masukkan dan kritikan dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun dalam memperkaya tugas besar ini.
Namun demikian, penulis berharap semoga ini menjadi sumbangan berguna bagi
ilmu pengetahuan khususnya ilmu Epidemiologi Lingkungan.

Banjarbaru, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR...........................................................................................….ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... v
DAFTAR KURVA .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Diare ...................................................................................................... 4
2.1.1 Definisi Penyakit Diare ..................................................................................... 4
2.1.2 Macam-macam Diare dan Gejala yang terjadi .................................................. 5
2.1.3 Penyebab Penyakit Diare .................................................................................. 6
2.1.4 Penularan Penyakit Diare ................................................................................. 7
2.1.5 Cara Menangani Penyakit Diare ....................................................................... 8
2.1.6 Cara Mencegah Penyakit Diare ......................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Hipotesis Penelitian............................................................................................ 11
3.2 Metode Penelitian............................................................................................... 11
3.2.1 Design Penelitian ............................................................................................ 11
3.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................................... 12
4.1.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare .................................................................... 12
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 13

iii
4.2.1 Jumlah Penyakit Penderita Penyakit Diare DiSungai Ulin ............................ 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
5.2 Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rekap Bulanan Data Jumlah Penderita Penyakit Diare ........................... 12

v
DAFTAR KURVA

Kurva 4.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare pada Bulan Januari- Oktober ............. 13

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penulis dengan Kepala Puskesmas Sungai Ulin Kota Banjarbaru


Provinsi Kal-Sel ...................................................................................... 1

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi............................................................................................................. 16
Surat Observasi ........................................................................................................ 17

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi merupakan suatu ilmu diagnosa tentang kesehatan


masyarakat, yang terus-menerus berkembang dari pengalaman menghadapi sepak
terjang penyakit sebagai fenomena massa. Ketika adanya wabah penyakit menular
melanda bangsa-bangsa di dunia, epidemiologi diartikan sebagai salah satu ilmu
tentang epidemik (wabah). Untuk mengatasi suatu wabah yang tengah
berkecamuk, perlu diketahui bagaimana menyebarnya wabah tersebut dengan
mengamati siapa-siapa yang terserang, dimana wabah itu menyerang dan berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk menyerang sejumlah orang tertentu. Sesuai
perannya pada masa itu epidemiologi dirumuskan sebagai ilmu tentang suatu
fenomena massa penyakit infeksi (Frost, 1927).
Tujuan umum studi epidemiologi. Berikut ada tiga tujuan dari
epidemiologi yang sudah diperbaharui yaitu: Untuk menjelaskan etiologi (studi
tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi,
gangguan, efek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis
terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen
informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu
yang tepat, termasuk ilmu sosial atau perilaku; Untuk menentukan apakah data
epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan
dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru; Untuk
memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan; yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program intervensi.
Sebagai metode investigasi, epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pengobatan pencegahan. Epidemiologi digunakan

1
untuk menentukan kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit,
untuk mengembangkan program pencegahan dan kegiatan perencanaan layanan
kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemik, epidemik, dan
pandemik. Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah
berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu
penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu-prevalensi
suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.
Hiperendemi (awalan hyper- berarti “di atas”) adalah istilah yang dihubungkan
dengan endemi, tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyarankan aktivitas yang
terus menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan
populasi tertentu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang yang seperti yang
ditemukan di rumah sakit, klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga
menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi
dan terus-menerus melebihi angka prevalensi normal dalam populasi dan ternyata
menyebar merata pada manusia usia dan kelompok. Kejadian endemi penyakit
yang berhubungan tetapi dengan tipe yang jelas berbeda, disebut holoendemi.
Holoendemi (awalan holo- berarti “keseluruhan atau semua”)
menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak
dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam
populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia
kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa
dibandingkan pada anak-anak. Penyakit yang sesuai untuk kategori ini adalah
chickenpox dan pada iklim negara tropis, malaria. Epidemi adalah wabah atau
munculnya penyakit tertentu yang bersal dari satu sumber tunggal, dalam satu
kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan
yang diperkirakan .epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu
penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut-peningkatan secara tajam dari kasus
baru yang mempengaruhi kelompok tertentu-biasanya juga disebut sebagai
epidemi.Keparahan dan keseriusan penyakit juga mempengaruhi definisi suatu
epidemi.Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya dipelukan sedikit
kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi. Pandemi

2
(awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemic yang menyebar luas
melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia.
AIDS merupakan penyakit pandemi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Apa saja penyebab penyakit diare di Daerah Kelurahan Sungai Ulin ?
2. Apa saja cara pengobatan yang diberikan oleh pihak Puskesmas terhadap
penyakit diare di Daerah Kelurahan Sungai Ulin ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui penyebab penyakit diare yang ada di daerah Kelurahan Sungai
Ulin.
2. Mengetahui cara pencegahan terhadap penyakit diare di daerah Kelurahan
Sungai Ulin.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian merupakan salah satu sumber informasi bagi masyarakat
agar lebih memperhatikan penyebaran penyakit diare.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan ilmu
pengetahuaan dan merupakan bahan bacaan tugas besar yang akan datang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Diare


2.1.1 Definisi Penyakit Diare
Diare merupakan suatu kondisi dimana ditandai dengan encernya tinja
yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering
dibandingkan dengan biasanya terjadi. Diare terjadi akibat konsumsi makanan
atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, ataupun parasit. Biasanya diare
hanya berlangsung beberapa hari saja, namun pada sebagian kasus memanjang
hingga berminggu-minggu lamanya.
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau
tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair
akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005),
diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .
Berdasarkan wikipedia, penyakit diare adalah sebuah penyakit dimana
tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling
sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab
kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta
orang setiap tahunnya. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di
dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan RI pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai
penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan
berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab
kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data tersebut, golongan usia yang
paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7

4
persen. Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat
kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap
enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.
Seperti telah kita ketahui bersama orang dewasa normalnya buang air
besar sebanyak satu atau dua kali sehari, sedangkan pada penyakit diare ini, buang
air besar lebih sering yaitu lebih dari tiga kali sehari. Namun pada anak bayi
frekuensi BAB normal bisa lebih sering dari dewasa, maka jangan langsung
mengira bayi diare walaupun buang air besarnya lebih dari tiga kali. Frekuensi
Normal Buang Air Besar Bayi: bayi usia 0 – 6 bulan (ASI): Sehari 1-7 kali atau
bahkan hanya 1-2 hari sekali, bayi usia 0 – 6 bulan (non-ASI): Sehari 3-4 kali atau
sampai hanya 1-2 hari sekali, usia di atas 6 bulan : Biasanya 3-4 kali sehari atau 2
hari sekali. Jika sudah menginjak usia 4 tahun sama seperti dewasa. Jika frekuensi
BAB bayi Anda masih dalam rentang diatas berarti normal, dengan catatan tidak
disertai penurunan berat badan atau gejala lain.
Oleh karena itu, Pengertian atau Definisi Diare itu sendiri adalah buang
air besar dengan tinja encer atau berair dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya (normalnya). Sehingga orang yang mengalami diare akan lebih sering
ke toilet untuk buang air besar dengan volume feses yang lebih banyak dari
biasanya. Diare dikenal juga dengan istilah mencret. Penyakit Diare biasanya
berlangsung beberapa hari dan sering sembuh atau hilang tanpa pengobatan.
Akan tetapi adapula penyakit diare yang berlangsung selama berminggu-
minggu atau lebih. Atas dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare
akut dan kronis. Diare Akut adalah diare yang berlangsung kurang dari dua
minggu. Sedangkan Diare Kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 2
minggu.

2.1.2 Macam-macam Diare dan Gejala yang terjadi, antara lain :


Diare Berair Akut : Tanda-tanda orang yang mengalami diare berair akut
ialah buang air besar berair terus menerus selama beberapa jam bahkan hingga
beberapa hari. Diare ini sangat berbahaya sebab dapat menyebabkan kehilangan
cairan tubuh serta penurunan berat badan penderita. Diare Persisten : Tanda-tanda

5
orang yang mengalami diare ini dapat dilihat dari lamanya seseorang menderita
diare. Jika penderita mengalami diare dalam waktu lebih dari dua minggu dapat
dipastikan dia mengalami diare persisten. Diare persisten ini dapat menyebabkan
dehidrasi, kekurangan gizi, dan infeksi non usus. Diare Berdarah Akut : Tanda-
tanda orang yang mengalami diare ini ialah bercampurnya darah beserta kotoran
yang dikeluarkan pada saat buang air besar. Diare berdarah akut ini selain
menyebabkan kehilangan cairan tubuh juga dapat menyebabkan kerusakan usus
dan kekurangan gizi. Diare Malnutrisi Berat : Diare ini dapat menyebabkan
kehilangan cairan tubuh akut, gagal jantung, kekurangan vitamin dan mineral.

Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan
disebabkan oleh virus, misal akibat gangguan fungsi usus dalam mencerna
makanan, adanya suatu zat makanan yang tidak dapat diserap tubuh, dan
sebagainya;

Disentri adalah diare yang disertai lendir dan darah. Disentri disebabkan
oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolotica; Kolera adalah diare cair
yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja sama sekali (watery diarrhea).
Kolera sering kali menimbulkan wabah dan sangat cepat menimbulkan dehidrasi
sehingga menyebabkan penderitanya meninggal. Kolera disebabkan oleh bakteri
Vibrio cholerae.

2.1.3 Penyebab Penyakit Diare


Diare terjadi ketika makanan dan cairan yang dimakan berlalu terlalu cepat
dan/atau terlalu besar jumlahnya pada saluran pencernaan (usus). Secara normal,
usus besar akan menyerap cairan dari makanan yang Anda makan, dan
meninggalkan kotoran (tinja) yang setengah padat. Akan tetapi ketika cairan dari
makanan yang Anda makan tidak diserap, maka hasilnya adalah kotoran (feses)
yang cair atau encer. Penyakit Diare mungkin berhubungan dengan infeksi virus
atau bakteri dan terkadang efek dari keracunan makanan . Secara umum
penyebab diare antara lain : Infeksi virus. Rotavirus Adalah penyebab diare pada
anak (akut) yang paling sering, Infeksi bakteri dan parasit. Masuk melalui

6
makanan dan minuman yang terkontaminasi, Intoleransi makanan. Paling sering
adalah intoleransi laktosa (gula pada susu) pada sebagian orang, sehingga diare
terjadi setelah makan/minum produk susu, Alergi makanan, Reaksi negatif
terhadap obat-obatan. Banyak obat-obatan yang dapat menyebabkan diare yang
paling sering adalah antibiotik. Antibiotik membunuh bakteri baik dan jahat, yang
dapat mengganggu keseimbangan flora normal (bakteri baik) dalam usus,
Penyakit usus. Biasanya menimbulkan Diare kronis, dengan banyak penyebab,
seperti penyakit Crohn, ulcerative colitis, penyakit celiac, kolitis mikroskopik dan
sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome), Gangguan usus fungsional
(stress), Operasi kandung empedu atau lambung, Malnutrisi. Anak-anak yang
kekurangan gizi akan lebih berisiko tinggi terkena penyakit ini, dan diare itu
sendiri akan menyebabkan gejala yang lebih buruk bagi mereka. Karena setiap
terkena mencret, maka sudah pasti akan membuat mereka kekurangan gizi yang
lebih buruk. Maka tak heran bahwa gizi buruk pada anak balita paling sering
disebankn oleh diare kronis. Penyebab Diare lainnya. Mencret juga dapat menular
dari orang ke orang, diperburuk oleh kebersihan pribadi yang buruk. Makanan
merupakan penyebab utama diare ketika disiapkan atau disimpan dalam kondisi
yang tidak higienis. Air dapat mengkontaminasi makanan selama pencucian. Ikan
dan seafood dari air yang tercemar juga dapat menyebabkan diare.
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada
balita, yaitu (Depkes RI, 2007) : Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan
pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare
lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat lebih besar, Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini
memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam
dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah
karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga
balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare, Menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada
suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak,

7
Menggunakan air minum yang tercemar, Tidak mencuci tangan sesudah buang air
besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi
anak, Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja
tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam
jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.

2.1.4 Penularan Penyakit Diare


Penyakit diare ini menular dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
lingkungan, agen penyebab penyakit, dan pejamu. Penyakit diare masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang
utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk
Indonesia. Setiap anak mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap
tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua
tahun.
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah
menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada
2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian
akibat diare adalah tata laksana yang kurang tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat. WHO memperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi di dunia pada tahun
2007 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah
umur 5 tahun
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti : Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik
yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor,
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari, Pengunaan sumber air

8
yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar, Pencucian dan
pemakaian botol susu yang tidak bersih, Tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi,
sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

2.1.5 Cara Menanggani Penyakit Diare


Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa
: Kemoterapi, Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit
digunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic. Obstipansia, Untuk terapi
simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan
cara: Menekan peristaltic usus (loperamid), Menciutkan selaput usus atau
adstringen (tannin), Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan
bakteri atau racun penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin), Pemberian
mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka. Spasmolitik, Zat yang
dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin
sulfat). Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan
probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah /
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat
yang mneybabkan pH usus menjadi asam, suasana asam akan menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu memperkuat dan
memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.
Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama pengobatan
diare ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan
(dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat
mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi : Haus, Mulut dan bibir kering, Kulit
menjadi keriput (kehilangan turgor), Berkurangnya air kemih, Berat badan
menurun dan gelisah.
Pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu
campuran dari : NaCl 3,5 gram, KCl 1,5 gram, NaHCO3 2,5 gram, Glukosa 20
gram Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain

9
: Larutan NaCl 0,9 % (normal saline), Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis
penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.

2.1.6 Cara Mencegah Penyakit Diare


Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya
dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya. Berikut adalah
langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi : mencuci tangan
sebelum makan, menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak
minum air keran, memisahkan makanan yang mentah dari yang matang, utamakan
bahan makanan yang segar, menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan
makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan. Sikap
keluarga dalam pencegahan diare, antara lain yaitu : menyediakan makanan yang
higenis, mencuci tangan dengan sabun, menutup makanan, memasak air sampai
mendidih.
Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah
seperti berikut ini untuk mencegah diare menyebar kepada orang-orang di sekitar
Anda : Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan
handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga lainnya;
Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar; Tetap berada
di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir, Mencuci tangan
setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan sebelum menyiapkan
makanan.
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan atau
minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar dari lalat
dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil ; Penyediaan air
minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum hingga mendidih;
Sanitas air yang bersih; Kebersihan perorangan; Cucilah dengan sabun sebelum
dan makan, mengolah makanan juga setelah buang air besar. Karena penularan

10
kontak langsung dari tinja melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan
dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga.
Cucilah tangan sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk
sikecil; Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban); Tempat
buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering dengan yang
basah; Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan; Lingkungan hidup yang
sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Hipotesis Penelitian


Adapun hipotesis dari penelitian ini antara lain adalah adanya hubungan
antara penyebab penyakit diare terhadap makanan, minuman dan kualitas air
yang terjadi di Daerah Kelurahan Sungai Ulin Kota Banjarbaru.

3.2 Metode Penelitian


3.2.1 Design Penelitian
Design penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian ini bersifat
deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui penyebab dan penyebaran
penyakit diare di Daerah Kelurahan Sungai Ulin Kota Banjarbaru.

3.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sungai Ulin Jalan Ir. PM. Noor
Sungai Ulin, Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2017.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare


Rekap bulanan data jumlah penderita penyakit diare di Kelurahan
Sungai Ulin ini merupakan data sekunder yang di dapat dari Puskesmas
Sungai Ulin Kota Banjarbaru. Berikut adalah rekap bulanan data jumlah
penderita penyakit diare pada Januari-Oktober 2017 :
Tabel 4.1 Rekap Bulanan Data Jumlah Penderita Penyakit Diare

Jumlah Jumlah Penderita Diare


Bulan Total
Penduduk
Laki-laki Perempuan

Januari 14.181 11 22 33

Febuari 14.181 14 12 26

Maret 14.181 14 12 26

April 14.181 6 11 17

Mei 14.181 10 14 24

Juni 14.181 5 5 10

Juli 14.181 19 23 42

Agustus 14.181 24 17 41

September 14.181 29 26 55

13
Oktober 14.181 18 27 45

Total 319

Dari data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat dibuat kurva jumlah
penderita penyakit diare pada bulan Januari-Oktober Tahun 2017 (Kurva 4.1)
yang menunjukan bahwa jumlah penderita penyakit diare terbanyak terjadi pada
bulan september yakni 55 orang.
Kurva 4.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare pada Bulan
Januari- Oktober

Rekapitulasi Kasus Diare


50

40

30
LAKI-LAKI
20 PEREMPUAN
JUMLAH
10

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare Di Kelurahan Sungai Ulin


Berdasarkan dari data sekunder rekap bulanan data diare yang ada di
Pusekesmas Sungai Ulin Tahun 2017 menunjukkan angka terbesar penderita

14
penyakit diare yaitu 55 jiwa yang terjadi pada bulan September. Sedangkan
angka terkecil penderita penyakit diare yaitu 10 jiwa yang terjadi pada bulan
Juni. Meningkatnya jumlah penderita penyakit diare pada bulan September
dikarenakan pengolahan makanan dan minuman yang tidak higenis serta
kualitas air yang dipengaruhi oleh musim kemarau yang mempengaruhi
kualitas air di Kelurahan Sungai Ulin.
Pembatasan penggunaan air bersih saat musim kemarau umumnya
membuat lingkungan terutama sumber air menjadi relative tercemar dan
mengundang banyak lalat pada makanan dan minuman. Kondisi ini membuat
makanan dan minuman menjadi mudah tercemar sehingga penyakit diare
akan semakin mudah menjangkit.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Kasus diare terjadi karena beberapa faktor lingkungan,
kurangnya pemahaman masyarakat akan air bersih dan pola hidup
bersih dan sehat serta pengolahan makanan dan minuman yang
harus higenis. Umur juga salah satu menjadi faktor penting dari
kasus diare karena berdasarkan data survei anak-anak lebih rentan
terkena diare.
2. . Pengobatan yang diberikan oleh pihak Puskesmas kepada para
pasien penderita diare di Kelurahan Sungai Ulin adalah dengan
pemberian oralit dan zink kepada pasien tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Saat akan melakukan penelitian maupun observasi lapangan
pastikan data-data yang diperoleh penulis lengkap sehingga
tidak terjadi masalah saat pembuatan laporan nantinya.
2. Melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk memahami
bagaimana tahapan penelitian dalam metode yang digunakan
saat observasi.
3. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan kepada
penduduk Keluraham Sungai Ulin Kota Banjarbaru mengenai
pentingnya menjaga kebesihan dan kehigenisan pada makanan
dan minuman yang akan dikonsumsi.
4. Penduduk Kelurahan Sungai Ulin Kota Banjarbaru sebaiknya
memasak air terlebih dahulu dengan benar sebelum
mengkonsumsi langsung air sumur tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia:
Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia : Depok.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. 2007.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Bakti Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta.
Chang, Ju Young. 2008. Decreased Diversity of the Fecal Microbiome in
Recurrent Clostridium difficile-Associated Diarrhea. J Infect Dis.
Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: ECG.
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. 2017. Rekap Bulanan Data Diare Puskesmas-
Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2017. Dinas Kesehatan Kota
Banjarbaru: Banjarbaru-Kalsel.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Irwanto,Roim A, Sudarmo SM. 2002. Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak
diagnosa dan penatalaksanaan ,Ed Soegijanto S : edisi ke 1. Salemba
Medika: jakarta.
Lung. E. 2003. Acute diarrheal Diseases dalam Current diagnosis abd treatment in
gastroenterology.Ed.Friedman S ; edisi ke 2:McGraw Hill. New Tork.
Mansjoer A. . 2001. Diare Akut. Dalam buku Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1,
Edisi III. Media Aesculapius. FKUI. Jakarta.
Nazek, Al-Gallas. 2007. Etiology of Acute Diarrhea in Children and Adults in
Tunis, Tunisia, with Emphasis on Diarrheagenic Escherichia coli:
Prevalence, Phenotyping, and Molecular Epidemiology. Am J Trop
Med Hyg.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). PT.
Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.

17
Norasid H,Surratmadja S, Asnil PO. 2005. Gastroenteritis (Diare ) akut dalam:
Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B,EM Halimun
: edisi ke-2. Balai penerbit FK-UI. Jakarta.
Olyfta, Asni.2010. Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Indonesia Tahun
2010.
Purwidiana, Anjar. 2009. Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosiodemografi
dengan kejadian diare pada Balita. Medan. Universitas Sumatera
Utara. Sumatera Utara.
Puskesmas Sungai Ulin. 2017. Rekap Bulanan Data Diare Puskesmas Sungai
Ulin Tahun 2017. Puskesmas Sungai Ulin: Banjarbaru-Kalsel.
Slamet, Juli S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu
Pengantar). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soebagyo, 2008. Diare Akut pada Anak. Universitas Sebelas Maret Press.
Surakarta.
Suriawiria, U., Prof. Drs. 2005. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang
Sehat. Penerbit PT. Alumni. Bamdung.
UNICEF. 2009. Diarhoea: Why children are still dying and what can be done.
Wardhana, W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
WHO, 1996, Guidelines for Drinking-Water Quality, V.2.: Health Criteria and
Other Supporting Information, Snd Edition, Geneva.
WHO. 2010. World Health Statistics 2010: Causes of death.

18

Anda mungkin juga menyukai