Dosen :
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes
NIP. 19780420 20050 1 002
Oleh :
Akhbar H1E115029
Tiurma Novelia Sibarani H1E115045
Maimunah H1E115205
Rektor
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si,
M.Sc.
Dekan Fakultas Teknik
NIP. 19660331 199102 1 001
Dr-Ing Yulian Firmana
Arifin, S.T., M.T.
NIP. 19750404 200003 1 002
Dosen Epidemiologi
Prof. Dr. Qomariyatus S,
Amd. Hyp., S.T., Mkes.
NIP. 19780420 20050 1 002
i
HALAMAN PENGESAHAN
Peminatan : Epidemiologi
Disahkan Oleh
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas
berkat dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
besar ini dengan judul “UKURAN ASOSIASI PADA PENYEBARAN
PENYAKIT DIARE DI PUSKESMAS SUNGAI ULIN”. Tugas besar ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan mata kuliah
Epidemiologi di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
Tersusunnya tugas besar ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes selaku dosen
pembimbing mata kuliah Epidemiologi yang telah memberikan waktu dan
bimbingan dalam proses penulisan tugas besar ini.
2. Pihak Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yang telah berkontribusi dalam
penyeleseian skripsi ini.
3. Pihak Puskesmas Sungai Ulin yang telah berkontribusi dalam penyeleseian
skripsi ini.
4. Semua Pihak yang telah berkontribusi dalam penyeleseian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih membutuhkan banyak masukkan dan kritikan dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun dalam memperkaya tugas besar ini.
Namun demikian, penulis berharap semoga ini menjadi sumbangan berguna bagi
ilmu pengetahuan khususnya ilmu Epidemiologi Lingkungan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2.1 Jumlah Penyakit Penderita Penyakit Diare DiSungai Ulin ............................ 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
5.2 Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekap Bulanan Data Jumlah Penderita Penyakit Diare ........................... 12
v
DAFTAR KURVA
Kurva 4.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare pada Bulan Januari- Oktober ............. 13
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumentasi............................................................................................................. 16
Surat Observasi ........................................................................................................ 17
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk menentukan kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit,
untuk mengembangkan program pencegahan dan kegiatan perencanaan layanan
kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemik, epidemik, dan
pandemik. Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah
berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu
penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu-prevalensi
suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.
Hiperendemi (awalan hyper- berarti “di atas”) adalah istilah yang dihubungkan
dengan endemi, tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyarankan aktivitas yang
terus menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan
populasi tertentu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang yang seperti yang
ditemukan di rumah sakit, klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga
menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi
dan terus-menerus melebihi angka prevalensi normal dalam populasi dan ternyata
menyebar merata pada manusia usia dan kelompok. Kejadian endemi penyakit
yang berhubungan tetapi dengan tipe yang jelas berbeda, disebut holoendemi.
Holoendemi (awalan holo- berarti “keseluruhan atau semua”)
menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak
dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam
populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia
kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa
dibandingkan pada anak-anak. Penyakit yang sesuai untuk kategori ini adalah
chickenpox dan pada iklim negara tropis, malaria. Epidemi adalah wabah atau
munculnya penyakit tertentu yang bersal dari satu sumber tunggal, dalam satu
kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan
yang diperkirakan .epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu
penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut-peningkatan secara tajam dari kasus
baru yang mempengaruhi kelompok tertentu-biasanya juga disebut sebagai
epidemi.Keparahan dan keseriusan penyakit juga mempengaruhi definisi suatu
epidemi.Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya dipelukan sedikit
kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi. Pandemi
2
(awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemic yang menyebar luas
melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia.
AIDS merupakan penyakit pandemi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
persen. Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat
kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap
enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.
Seperti telah kita ketahui bersama orang dewasa normalnya buang air
besar sebanyak satu atau dua kali sehari, sedangkan pada penyakit diare ini, buang
air besar lebih sering yaitu lebih dari tiga kali sehari. Namun pada anak bayi
frekuensi BAB normal bisa lebih sering dari dewasa, maka jangan langsung
mengira bayi diare walaupun buang air besarnya lebih dari tiga kali. Frekuensi
Normal Buang Air Besar Bayi: bayi usia 0 – 6 bulan (ASI): Sehari 1-7 kali atau
bahkan hanya 1-2 hari sekali, bayi usia 0 – 6 bulan (non-ASI): Sehari 3-4 kali atau
sampai hanya 1-2 hari sekali, usia di atas 6 bulan : Biasanya 3-4 kali sehari atau 2
hari sekali. Jika sudah menginjak usia 4 tahun sama seperti dewasa. Jika frekuensi
BAB bayi Anda masih dalam rentang diatas berarti normal, dengan catatan tidak
disertai penurunan berat badan atau gejala lain.
Oleh karena itu, Pengertian atau Definisi Diare itu sendiri adalah buang
air besar dengan tinja encer atau berair dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya (normalnya). Sehingga orang yang mengalami diare akan lebih sering
ke toilet untuk buang air besar dengan volume feses yang lebih banyak dari
biasanya. Diare dikenal juga dengan istilah mencret. Penyakit Diare biasanya
berlangsung beberapa hari dan sering sembuh atau hilang tanpa pengobatan.
Akan tetapi adapula penyakit diare yang berlangsung selama berminggu-
minggu atau lebih. Atas dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare
akut dan kronis. Diare Akut adalah diare yang berlangsung kurang dari dua
minggu. Sedangkan Diare Kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 2
minggu.
5
orang yang mengalami diare ini dapat dilihat dari lamanya seseorang menderita
diare. Jika penderita mengalami diare dalam waktu lebih dari dua minggu dapat
dipastikan dia mengalami diare persisten. Diare persisten ini dapat menyebabkan
dehidrasi, kekurangan gizi, dan infeksi non usus. Diare Berdarah Akut : Tanda-
tanda orang yang mengalami diare ini ialah bercampurnya darah beserta kotoran
yang dikeluarkan pada saat buang air besar. Diare berdarah akut ini selain
menyebabkan kehilangan cairan tubuh juga dapat menyebabkan kerusakan usus
dan kekurangan gizi. Diare Malnutrisi Berat : Diare ini dapat menyebabkan
kehilangan cairan tubuh akut, gagal jantung, kekurangan vitamin dan mineral.
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan
disebabkan oleh virus, misal akibat gangguan fungsi usus dalam mencerna
makanan, adanya suatu zat makanan yang tidak dapat diserap tubuh, dan
sebagainya;
Disentri adalah diare yang disertai lendir dan darah. Disentri disebabkan
oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolotica; Kolera adalah diare cair
yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja sama sekali (watery diarrhea).
Kolera sering kali menimbulkan wabah dan sangat cepat menimbulkan dehidrasi
sehingga menyebabkan penderitanya meninggal. Kolera disebabkan oleh bakteri
Vibrio cholerae.
6
makanan dan minuman yang terkontaminasi, Intoleransi makanan. Paling sering
adalah intoleransi laktosa (gula pada susu) pada sebagian orang, sehingga diare
terjadi setelah makan/minum produk susu, Alergi makanan, Reaksi negatif
terhadap obat-obatan. Banyak obat-obatan yang dapat menyebabkan diare yang
paling sering adalah antibiotik. Antibiotik membunuh bakteri baik dan jahat, yang
dapat mengganggu keseimbangan flora normal (bakteri baik) dalam usus,
Penyakit usus. Biasanya menimbulkan Diare kronis, dengan banyak penyebab,
seperti penyakit Crohn, ulcerative colitis, penyakit celiac, kolitis mikroskopik dan
sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome), Gangguan usus fungsional
(stress), Operasi kandung empedu atau lambung, Malnutrisi. Anak-anak yang
kekurangan gizi akan lebih berisiko tinggi terkena penyakit ini, dan diare itu
sendiri akan menyebabkan gejala yang lebih buruk bagi mereka. Karena setiap
terkena mencret, maka sudah pasti akan membuat mereka kekurangan gizi yang
lebih buruk. Maka tak heran bahwa gizi buruk pada anak balita paling sering
disebankn oleh diare kronis. Penyebab Diare lainnya. Mencret juga dapat menular
dari orang ke orang, diperburuk oleh kebersihan pribadi yang buruk. Makanan
merupakan penyebab utama diare ketika disiapkan atau disimpan dalam kondisi
yang tidak higienis. Air dapat mengkontaminasi makanan selama pencucian. Ikan
dan seafood dari air yang tercemar juga dapat menyebabkan diare.
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada
balita, yaitu (Depkes RI, 2007) : Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan
pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare
lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat lebih besar, Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini
memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam
dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah
karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga
balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare, Menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada
suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak,
7
Menggunakan air minum yang tercemar, Tidak mencuci tangan sesudah buang air
besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi
anak, Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja
tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam
jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
8
yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar, Pencucian dan
pemakaian botol susu yang tidak bersih, Tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi,
sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
9
: Larutan NaCl 0,9 % (normal saline), Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis
penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.
10
kontak langsung dari tinja melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan
dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga.
Cucilah tangan sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk
sikecil; Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban); Tempat
buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering dengan yang
basah; Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan; Lingkungan hidup yang
sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Januari 14.181 11 22 33
Febuari 14.181 14 12 26
Maret 14.181 14 12 26
April 14.181 6 11 17
Mei 14.181 10 14 24
Juni 14.181 5 5 10
Juli 14.181 19 23 42
Agustus 14.181 24 17 41
September 14.181 29 26 55
13
Oktober 14.181 18 27 45
Total 319
Dari data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat dibuat kurva jumlah
penderita penyakit diare pada bulan Januari-Oktober Tahun 2017 (Kurva 4.1)
yang menunjukan bahwa jumlah penderita penyakit diare terbanyak terjadi pada
bulan september yakni 55 orang.
Kurva 4.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare pada Bulan
Januari- Oktober
40
30
LAKI-LAKI
20 PEREMPUAN
JUMLAH
10
4.2 PEMBAHASAN
14
penyakit diare yaitu 55 jiwa yang terjadi pada bulan September. Sedangkan
angka terkecil penderita penyakit diare yaitu 10 jiwa yang terjadi pada bulan
Juni. Meningkatnya jumlah penderita penyakit diare pada bulan September
dikarenakan pengolahan makanan dan minuman yang tidak higenis serta
kualitas air yang dipengaruhi oleh musim kemarau yang mempengaruhi
kualitas air di Kelurahan Sungai Ulin.
Pembatasan penggunaan air bersih saat musim kemarau umumnya
membuat lingkungan terutama sumber air menjadi relative tercemar dan
mengundang banyak lalat pada makanan dan minuman. Kondisi ini membuat
makanan dan minuman menjadi mudah tercemar sehingga penyakit diare
akan semakin mudah menjangkit.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Kasus diare terjadi karena beberapa faktor lingkungan,
kurangnya pemahaman masyarakat akan air bersih dan pola hidup
bersih dan sehat serta pengolahan makanan dan minuman yang
harus higenis. Umur juga salah satu menjadi faktor penting dari
kasus diare karena berdasarkan data survei anak-anak lebih rentan
terkena diare.
2. . Pengobatan yang diberikan oleh pihak Puskesmas kepada para
pasien penderita diare di Kelurahan Sungai Ulin adalah dengan
pemberian oralit dan zink kepada pasien tersebut.
5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Saat akan melakukan penelitian maupun observasi lapangan
pastikan data-data yang diperoleh penulis lengkap sehingga
tidak terjadi masalah saat pembuatan laporan nantinya.
2. Melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk memahami
bagaimana tahapan penelitian dalam metode yang digunakan
saat observasi.
3. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan kepada
penduduk Keluraham Sungai Ulin Kota Banjarbaru mengenai
pentingnya menjaga kebesihan dan kehigenisan pada makanan
dan minuman yang akan dikonsumsi.
4. Penduduk Kelurahan Sungai Ulin Kota Banjarbaru sebaiknya
memasak air terlebih dahulu dengan benar sebelum
mengkonsumsi langsung air sumur tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia:
Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia : Depok.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. 2007.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Bakti Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta.
Chang, Ju Young. 2008. Decreased Diversity of the Fecal Microbiome in
Recurrent Clostridium difficile-Associated Diarrhea. J Infect Dis.
Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: ECG.
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. 2017. Rekap Bulanan Data Diare Puskesmas-
Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2017. Dinas Kesehatan Kota
Banjarbaru: Banjarbaru-Kalsel.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Irwanto,Roim A, Sudarmo SM. 2002. Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak
diagnosa dan penatalaksanaan ,Ed Soegijanto S : edisi ke 1. Salemba
Medika: jakarta.
Lung. E. 2003. Acute diarrheal Diseases dalam Current diagnosis abd treatment in
gastroenterology.Ed.Friedman S ; edisi ke 2:McGraw Hill. New Tork.
Mansjoer A. . 2001. Diare Akut. Dalam buku Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1,
Edisi III. Media Aesculapius. FKUI. Jakarta.
Nazek, Al-Gallas. 2007. Etiology of Acute Diarrhea in Children and Adults in
Tunis, Tunisia, with Emphasis on Diarrheagenic Escherichia coli:
Prevalence, Phenotyping, and Molecular Epidemiology. Am J Trop
Med Hyg.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). PT.
Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
17
Norasid H,Surratmadja S, Asnil PO. 2005. Gastroenteritis (Diare ) akut dalam:
Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B,EM Halimun
: edisi ke-2. Balai penerbit FK-UI. Jakarta.
Olyfta, Asni.2010. Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Indonesia Tahun
2010.
Purwidiana, Anjar. 2009. Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosiodemografi
dengan kejadian diare pada Balita. Medan. Universitas Sumatera
Utara. Sumatera Utara.
Puskesmas Sungai Ulin. 2017. Rekap Bulanan Data Diare Puskesmas Sungai
Ulin Tahun 2017. Puskesmas Sungai Ulin: Banjarbaru-Kalsel.
Slamet, Juli S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu
Pengantar). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soebagyo, 2008. Diare Akut pada Anak. Universitas Sebelas Maret Press.
Surakarta.
Suriawiria, U., Prof. Drs. 2005. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang
Sehat. Penerbit PT. Alumni. Bamdung.
UNICEF. 2009. Diarhoea: Why children are still dying and what can be done.
Wardhana, W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
WHO, 1996, Guidelines for Drinking-Water Quality, V.2.: Health Criteria and
Other Supporting Information, Snd Edition, Geneva.
WHO. 2010. World Health Statistics 2010: Causes of death.
18