Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI”

DOSEN :
Dr. MUHAMMAD JUSMAN RAU, S.KM.,M.Kes

Di buat oleh :
HENNY WIDYAWATI NURJANAH
P 10223001

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun.

Palu, September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
1. Kedokteran Yunani Kuno dan Epidemiologi....................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
ISI.........................................................................................................................................................6
A. Tokoh-tokoh Epidemiologi......................................................................................................6
B. Penggunaan dan Manfaat Epidemiologi...............................................................................13
C. Manfaat Epidemiologi............................................................................................................13
D. Perkembangan epidemiologi saat ini....................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................................................17
B. SARAN...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia mulai
mengenal penyakit menular. Walaupun pada saat itu sumber dan penyebab penyakit masih
dianggap berasal dari kekuatan gaib dan ruh jahat, tetapi cukup banyak usaha pada zaman
purba yang dapat dianggap sebagai usaha untuk melawan epidemi. Umpamanya pada kira –
kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk melawan penyakit variola (cacar),
sedangkan orang India pada saat tersebut selain menggunakan variolasi, juga telah mengenal
bahwa penyakit pes erat hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui
mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.

Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan peristiwa, seperti
kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi, ekonomi,
statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi komputer, telah mempengaruhi
perkembangan teori dan metode epidemiologi. Demikian pula peristiwa besar seperti The
Black Death (wabah sampar), pandemi cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi),
pandemi Influenza Spanyol (The Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa
epidemiologis yang mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara
mengatasi masalah kesehatan populasi. Sejarah epidemiologi perlu dipelajari agar orang
mengetahui konteks sejarah, konteks sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang melatari
perkembangan epidemiologi, sehingga konsep, teori, dan metodologi epidemiologi dapat
diterapkan dengan tepat

1. Kedokteran Yunani Kuno dan Epidemiologi

Setiap mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat dan kedokteran pasti mengenal dan
mempelajari epidemiologi. Tetapi bahwa prekursor (cikal-bakal) disiplin ilmu itu
sesungguhnya sudah dimulai sejak zaman kedokteran kuno Yunani, mungkin banyak yang
tidak menyadarinya. Cara orang memandang penyakit, penyebab terjadinya penyakit, dan
upaya untuk mengendalikannya, bisa dirunut ke belakang telah dimulai sejak zaman
kedokteran Yunani kuno, lebih dari duapuluempat abad yang lampau. Terdapat beberapa
teori/ hipotesis yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit pada manusia yang

4
dibahas pada bagian ini: Teori Kosmogenik Empat Elemen, Teori Generasi Spontan, Teori
Humor, dan Teori Miasma.

Hippocrates (377-260 SM). Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani
pascaSocrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern (Gambar 3). Hippocrates
telah membebaskan hambatan filosofis cara berpikir orang-orang pada zaman itu yang
bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul) dalam memandang kejadian penyakit. Hippocrates
memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam
epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara ‗host-agent-
environment‘ (penjamuagen-lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and
Places" (―Tentang Udara, Air, dan Tempat‖) yang diterjemahkan Francis Adam,
Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan
berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.

Pandangan Hippocrates tentang kausa penyakit dipengaruhi oleh filsafat Empat Elemen
dan Humoralisme Yunani kuno. Sebagai contoh, Hippocrates menegaskan peran penting
iklim, sifat-sifat udara, angin, kualitas udara dan air, bagi kesehatan. Sebuah kutipan dari
buku itu menyebutkan, ―Whoever wishes to investigate medicine properly should proceed
thus: in the first place to consider the seasons of the year, and what effects each of them
produces. Then the winds,the hot and the cold, especially such as are common to all
countries, and then such as are peculiar to each locality…‖ Artinya, siapapun yang ingin
mempelajari ilmu kedokteran dengan benar hendaknya melakukan langkah-langkah sebagai
berikut: pertamatama pertimbangkan musim sepanjang tahun dan efek yang dihasilkannya.
Lalu angin, yang panas maupun dingin, terutama yang dialami oleh semua negara, lalu yang
dialami secara khusus oleh daerah setempat.

Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam
epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan
penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak,
dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan
untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan
informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr
sebagai the founder of modern epidemiology.

Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam
menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis

5
wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.
Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan
epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu
melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur
mengembangkan teori kontak penularan.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang
masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:

1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit

2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik

3. Penularan penyakit

4. Eksprimen pada manusia

6
BAB II

ISI

A. Tokoh-tokoh Epidemiologi

Hasil dari penemuan john snow ini mengingatkan bahwa penelitian-penelitian


Epidemiologi mampu menunjukan upaya-upaya penanggulangan penyakit yang tepat.
Sampai saat ini, Epidemiologi telah banyak mengalami perkembangan. Perkembangan itu
diantaranya yaitu dalam hal perkembangan pengertian. Berbagai batasan dan definisi tentang
epidemiologi telah dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:

1. Hirsh (1883) Epidemilogi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusi, pada saat tertentu dibumi dan kaitannya dengan kondisi
eksternal.

2. Frost (1927) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang fenomena masalah


penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menural.

3. Greenwood (1934) Epodemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam


kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.

4. Moris dan Tailor (1967) Epidemiologi adalah studi atau pengetahuan tentang sehat
dan penyakit dari suatu populasi penduduk.

5. MacMahon (1970) Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab


kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.

6. Omran (1974) Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

7. Last (1988) Epidemiologi adalah studi dari distibusi dan faktor determinan dari
keadaan atau peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi penduduk
yang spesifik, serta aplikasinya untuk mengendalikan masalah kesehatan.

Dari beberapa batasan atau definisi yang telah disebutkan diatas, definisi yang paling
cocok dan masih digunakan hingga saat ini adalah definisi dari Last yang juga digunakan
oleh WHO.

7
Pada Zaman kerajaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan
penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini
telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 S.M) dalam tulisannya yang berjudul
Epidemisc serta dalam catatannya mengenai “Airs, Waters and Places”, beliau telah
mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori
tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada
akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar
pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga
dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep Epidemiologi yang pertama. Dengan
runtuhnya Kebudayaan klasik Yunani dan Romawi serta dengan kembalinya keyakinan
masyarakat Eropa akan penyebab spirutual suatu penyakit, hanya sedikit kemajuan yang
berhasil diraih di bidang Epidemiologi. Akibatnya, epidemi terus berlanjut. Bahkan terdapat
tiga gelombang penyakit pes-pertama pada tahun 542-543, kemudian tahun 1348-1349, dan
selanjutnya tahun 1664-1665. Selain itu, juga

terjadi epidemi penyakit lepra, cacar, malaria dan yang belakangan, sifilis serta demam
kuning.

Di inggris pada tahun 1842 telah di terbitkan laporan Edwin Chadwick yang disertai
dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan lingkungan terhadap
kejadian penyakit. Didalam laporan ini diuraikan bahwa faktor kemiskinin dan ketidak
tahuan memang peranan penting sebagai sebab terjadinya kematian yang tinggi. Dalam hal
ini, Chadwick dengan konsep kejadian penyakit yang didasarkan pada teori miasma, dan
dianggap sangat berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan
interpretasi data itu, Chadwick juga telah melakukan suatu pengamatan logitudinal yang
didasarkan pada “ Before and After Experiment “ (sebelum dan sesudah perlakukan khusus).
Beliau mengamati serta membandingkan keadaan angka mortalitas dengan berdasarkan pada
penduduk yang terpapar terhahadap keadaan lingkungan pemukiman sebelum dan sesudah
dilakukan sistem pembangunan air limbah ( Before and After Drained Area ).

Bentuk pengamatan tersebut merupakan penelitian terhadap pengaruh lingkungan hidup


yang selanjutnya mulai dikembangkan oleh beberapa ahli Epidemiologi pada abad itu, dan
termasuk diantaranya kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai kelompok
peneliti yang sukses. dengan demikian mulailah berkembang konsep lingkungan dan sistem

8
pendekatan Numerik dalam memahami masalah ksehatan masyarakat dan hubungannya
dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar pemikiran Epidemiologis.

Dengan perkembangan Mikrobiologi secara pesat serta didapatkannya Mikroorganisme


penyebab penyakit, disusul dengan pemunculan konsep pejamu dan imunitas membawa
perkembangan baru dalam dunia epidemiologi. Selama periode tersebut, selain usaha
menemukan jenis mikroorganisme tertentu sebagai penyebab penyakit, juga mendorong
dikembangkannya konsep hubungan kausal yang berperan dalam proses kejadian penyakit.
Namun demikian, sebagai mana halnya dengan konsep niasma sebelumnya, konsep germ ini
juga belum mampu menjawab berbagai kejadian penyakit dan gangguan kesehatan
masyarakat. Dari sudut pandang Epidemiologi, peranan pejamu dalam proses kejadian
penyakit mampu memberikan dorongan yang cukup berarti dalam perkembangan konsep
imunitas sehingga pusat perhatian para ilmuan lebih

diarahkan pada unsur pejamu dan agen termasuk interaksi unsur tersebut dalam proses
kejadian penyakit.

Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab akibat


terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan ( The Evolution of causal
model ) dengan melalui pendekatan metode Epidemiologi.

Dari berbagai perkembangan, tersebut maka para ahli epidemiologi mulai


mengembangkan apa yang sekarang dikenal dengan epidemiologi, yakni suatu sistem
pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisi faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
di samping dikemabangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.

Dalam hal ini, sifat dasar Epidemiologi lebih mengarahkan diri pada kelompok
penduduk atau masyarakat tertentu dan menilai peristiwa dalam masyarakat secara
kuantitatif. ( Menggunakan nilai rate, ratio, proporsi dan semacamnya).

Metode Epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mncari faktor penyebab
serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu, baik bersifat
organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan, maupun yang bersifat
benda/material seperti hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian, tidak
mengherankan bila metode Epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja, tetapi
juga pada bidang lainnya termaksud bidang manajemen. Oleh sebab itu, dalam

9
penggunaannya Epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu diluar
kesehatan, baik disiplin ilmu eksakta maupun ilmu sosial.

Metode Epidemiologi yang telah berkembang dari masa lampau dengan pengamatan dan
analisis masalah kesehatan pada penduduk tertentu, telah mengembangkan suatu konsep
yang dikenal dengan “Epidemiologi Deskriptif”. Bentuk ini mencoba mengembangkan
berbagai nilai atau variabel yang dapat diukur berdasarkan berbagai kejadian yang ada dalam
masyarakat dengan berbagai ukuran standar yang telah disepakati, seperti insiden, prevalensi
serta nilai rate dan ratio.

Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-


kurangnya 3 elemen, yakni :

1. Mencakup semua penyakit, Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit


infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi
(malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan
sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan
pelayanan kesehatan.

2. Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari


penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada
distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

3. Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada
keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal
inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji
dari manusia dan total lingkungannya.

Adapun bidang kajian epidemiologi antara lain: 1. Epidemiologi Penyakit Menural


Epidemiologi penyakit menural merupakan epidemiologi yang berusaha untuk mempelajari
distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi penyakit menural dimasyarakat. 2.
Epidemiologi Penyakit Tidak Menural Epidemiologi penyakit tidak menural berusaha untuk
mempelajari distribusi dan faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tidak
menural pada masyarakat. 3. Epidemiologi Klinis Epidemiologi klinis berkembang oleh para
klinis. Dalam penggunaan epidemiologi klinis, para klinisi atau dokter menggunakan prinsip
epidemiologi dalam menangani kasus secara individual, lebih berorientasi pada penyebab
penyakit serta cara menangani kasus. 4. Epidemiologi Sosial Epidemiologi sosial

10
mempelajari pengaruh distribusi sosial dan determianandeterminan sosial terhadapterjadinya
penyakit pada populasi. 5. Epidemiologi Perilaku

Epidemiologi perilaku mempelajari perilaku-perilaku yang mempunyai hubungan kausal


dengan penyakit, seperti hubungan kebiasaan merokok dengan kanker paru, perilaku seksual
da infeksi harpes, diet rendah dan kanker kolorektal, dan sebagiannya.

Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilatar
belakangi oleh beberapa hal, diantaranya : a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan
masalah dan perubahan pola penyakit Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke
arah penyakit tidak menular dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah
penyakit semata tetapi hal yang berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit
serta masalah kesehatan secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi
diarahkan untuk masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja. b. Perkembangan ilmu
pengetahuan lainnya Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain seperti biostatistik,
administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat meniupkan angin kesegaran untuk
perkembangan epidemiologi.

Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap,
yakni :

1. Tahap Pengamatan Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu
masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan
pengamatan (observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan
adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi
Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena pengetahuan untuk itu
belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang
merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan
epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.

2. Tahap Perhitungan Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut


dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh

11
Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan penyebaran angka kematian ternyata
lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria dan penduduk wanita.

3. Tahap Pengkajian Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr
pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari
pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa
kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka
kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social
ekonomi dengan tingkat kematian penduduk. Dengan cara kerja yang sama John
Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya
penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. Tekhnik yang dilakukan oleh
William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada,
dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil percobaan, sehingga dikenal
dengan tahap eksperimen alamiah.

4. Tahap Uji coba Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun
1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk.
Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar
terhadap manusia.

Peristiwa Epidemiologi Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau
pandemi yang cukup signifikan. Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan
penyakit yang ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan-
seperti influensa dan tuberkulosa. Berikut ini adalah beberapa contoh wabah besar yang
pernah tercatat dalam sejarah: Pes Plague of Justinian ("wabah Justinian"), dimulai tahun
541, merupakan wabah pes bubonik yang pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai
di Mesir dan merebak sampai Konstantinopelpada musim semi tahun berikutnya, serta
(menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000 orang
setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah tersebut terus
berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi manusia di Mediterania timur.

The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir, pes
bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah tersebut
mencapai Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348 (mungkin oleh para pedagang Italia
yang mengungsi dari perang di Crimea), dan menewaskan dua puluh juta orang Eropa dalam
waktu enam tahun, yaitu seperempat dari seluruh populasi atau bahkan sampai separuh

12
populasi di daerah perkotaan yang paling parah dijangkiti. Kolera pandemi pertama, 1816–
1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak benua India, dimulai di Bengal, dan
menyebar ke luar India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai keRepublik Rakyat Cina
dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang. Pandemi kedua (1829–1851) mencapai Eropa,
London pada tahun 1832, Ontario Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan
pesisirAA Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834. Pandemi ketiga (1852–1860) terutama
menyerang Rusia, memakan korban lebih dari sejuta jiwa. Pandemi keempat (1863–1875)
menyebar terutama di Eropa dan Afrika. Pandemi keenam (1899–1923) sedikit memengaruhi
Eropa karena kemajuan kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara
parah.Pandemi ketujuh dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut "kolera El Tor" (atau
"Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada
tahun 1963, Indiapada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun 1966. Ada 3 model transisi
epidemiologi: 1. model klasik, seperti yang terjadi di eropa barat. 2. model dipercepat, seperti
yang terjadi dijepang. 3. model lambat, seperti yang terjadi di negara-negara berkambang.

B. Penggunaan dan Manfaat Epidemiologi


1. menemukan faktor- faktor yang mempengaruhi ksehatan (agent, host, dan lingkungan)
sebagai dasar (ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury) dan promosi
kesehatan.

2. menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dan kematian untuk menetapkan


prioritas tindakan dan riset.

3. mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi dari suatu penyakit, sehingga


tindakan dapat segera diprioritaskan.

4. mengevaluasi efektifitas program-program kesehatan dan upaya pelayanan dalam


rangka peningkatan kesehatan penduduk.

Penerapan epidemiologi, khususya dalam konteks program kesehatan dan keluarga


berencana adalah sebagai alat dan sebagai metode atau pedekatan. Epidemiologi sebagai alat
diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah, dimana dan bagaimana penyebaran masalah,
serta kapan peyebaran masalah tersebut terjadi?

Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan


masalah, dimana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilamana
masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program

13
kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti, prevalensi, point of prevalence, dan
sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan: prevalensi, kasus baru, case
fatality rate, dan sebagainya.

C. Manfaat Epidemiologi
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai
dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan
memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu


pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang
hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’ yang
sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah
kesehatan yang bersangkutan.

3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit


atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita
tentang riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat
menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.

Peranannya Dalam Pemecahan Masalah Kesehatan Di Masyarakat

1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan


kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha
mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.

2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan


menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.

3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.

4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara


mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam
kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.

Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan


masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar

14
dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host
and environment, menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi
terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi serta keberhasilan kegiatan, membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu
planning (perencanaan), monitoring (pengamatan), dan evaluation (evaluasi), menerangkan
penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkahlangkah penanggulangannya,
Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu

penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi,


Pandemi, Endemi, dan Sporadik.

D. Perkembangan epidemiologi saat ini

Dalam program kesehatan, data pe- nyakit penyebab kematian dan perubahan penduduk
dapat dipergunakan untuk meng- gambarkan status kesehatan dari suatu penduduk'72 dan
berusaha menjawab me- ngenai masalah kesehatan yang dihadapi, kapan masalah itu terjadi,
mengapa, dan bagaimana intervensi yang akan diterap- kan. Hal ini berarti dapat menjawab
usa- ha-usaha yang telah dilakukan dan dicapai untuk meningkatkan status kesehatan sua- tu
masyarakat. Sampai saat ini, data kematian yang akurat belum dapat dipenuhi. Berbagai
faktor penyebabnya antara lain adalah sedikitnya pelaporan dari keluarga, penda- taan yang
tidak lengkap dari sebagian be- sar kejadian kematian yang terjadi di rumah, dan bukan di
fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu sejak tahun t9803, telah di lakukan Survei Kesehatan
Rumah Tangga

akan sampel yang berasal dari 7 pro- vinsi yang mencakup 56.900 rumah tang- ga, yang
mewakili 27 provinsi di Indone- sia. Dasar pemilihan sampel adalah ber- dasarkan tujuh
kelompok angka kematian bayi, maka dipilih tujuh provinsi secara acak untuk mewakili
tujuh kluster ke- lompok angka kematian bayi. Di setiap provinsi terpilih, dilaksanakan
pemilihan sampel kecamatan atas dasar stratzjied ran- don1 sarnpling technique.

Studi mortalitas SKRT 2001 dan tahun sebelumnya menggunakan sampel Susenas Kor
dan atau Modul yang mencakup 65.664 rumah tangga untuk SKRT 1992, 206.240 rumah

15
tangga untuk SKRT 1995, dan 2 1 1.168 rumah tangga untuk SKRT 2001. Sampel Susenas
diambil secara Probability Proportional to Size (PPS

Metode yang digunakan dalam me- ngumpulkan diagnosis penyebab kematian


berdasarkan teknik autopsi verbal adalah dengan cara wawancara terbuka. Untuk
memperoleh diagnosis penyakit penyebab kematian secara lengkap dipilih dokter umum
sebagai pewawancara, karena ia menguasai patofisiologi suatu penyakit.
Diagnosis diferensial penyakit yang ditegakkan hanya dari keterangan keluhan, tanda,
dan gejala penyakit sebatas yang di- ketahui oleh keluarga terdekat jauh lebih sulit dibanding
dengan kasus morbiditas. Oleh sebab itu, SKRT 1995, 2001 mem- pergunakan alat bantu
yaitu Glossary Ge- jala penyakit7 yang berisikan tanda, dan gejala masing-masing penyakit
yang dalam penyusunannya telah disesuaikan dengan keterbatasan kemampuan menetapkan
diagnosis di lapangan; serta mempekim- bangkan kebutuhan infonnasi untuk pe- nyusunan
kebijakan.
Diagnosis penyakit penyebab kema- tian dicatat dalam suatu formulir yang merupakan
bagian dari kuesioner mor- talitas yang membedakan kematian menja- di 2 yaitu:
1. Kematian untuk 8 hari keatas, dikelom- pokkan sebagai berikut. Penyakit pe- nyebab
kematian langsung (direct cause), penyakit perantara (antecedent cause), dan penyakit
penyebab kemati- an utama (underlying cause)
2. Kematian perinatal (kematian janin dari umur kehamilan 22 minggu Sam- pai dengan
neonatus berumur 7 hari

Perubahan struktur penduduk dan perubahan pola penyakit penyebab kema- tian bak
mata uang dengan dua gambar yang bernilai sama. Perkembangan penge- tahuan, antibiotika
dan teknologi kedok- teran memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap bertambahnya
keakuratan dalam mencegah, mengobati, dan mere- habilitasi penyakit. Disertai dengan me-
ningkatnya pendapatan masyarakat, maka akan menurunkan kematian dan fertilitas yang
akhirnya meningkatkan jumlah pen- duduk yang berusia tua. Hal ini, akhirnya berdampak
pada penibahan struktur popu- lasi penduduk Indonesia secara nyata.

Membandingkan studi kematian SK- RT 2001 dengan survei sebe1umnya, maka dalam
kurun waktu 15 tahun pro- porsi dan angka kematian meni~njukkan pergeseran dari

16
kelompok umur muda (di bawah 1 tahun dan 1-4 tahun), ke kelom- pok umur tua (55 tahun
ke atas) .

Berikut ini adalah hasil dari peru- bahan penyakit penyebab kematian di Indonesia dan
menurut kawasan (Suma- tera, Jawa Bali dan Kawasan Timur Indonesia IKTI). Dengan
pergeseran kematian dari kelompok umur muda ke kelompok umur tua, juga secara tidak
langsung me- ngakibatkan perubahan penyebab kema- tian. Dalam kurun waktu 20 tahun
(SKRT 1980-200 1 ), proporsi kematian karena penyakit infeksi menurun secara signifikan,
sedangkan kematian karena pe- nyakit degeneratif (jantung dan pembuluh darah, neoplasma,
serta endokrin) me- ningkat dua sampai tiga kali lipat.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Epidemiologi adalah adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis
distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan dalam
suatu penduduk tertentu dengan tujuan untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangannya. Epidemiologi mempunyai tujuan secara umum yaitu memperoleh
data frekuensi, distribusi, dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat.
Sejarah epidemiologi dimulai pertama kali sejak zaman Hippocrates yang dikenal
sebagai ahli epidemiologi pertama. Selain Hippocrates juga terdapat beberapa ahli yang
berperan dalam sejarah perkembangan epidemiologi. Adapun tahapan sejarah
perkembangan epidemiologi dibagi menjadi tiga yaitu tahap pengamatan, tahap
perhitungan, dan tahap pengkajian. Dalam epidemiologi juga terdapat berbagai bentuk
dan jenis kegiatan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

B. SARAN
1. Setelah memahami sejarah perkembangan epidemioogi, mahasiswa diharapkan
menerapkan ilmu epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari agar kondisi
kesehatan meningkat
2. Pihak yang berwenang sebaiknya memberikan penyuluhan hidup sehat kepada
lapisan masyarakat
3. Sebaiknya masyarakat berusaha untuk menjaga kesehatan lingkungan agar
terhindar dari berbagai penyakit`

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Perdiguero E, Bernabeu J, Huertas R, Rodriguez-Ocana E (2001). History of health,


a valuable tool in public health. J Epidemiolo Community Health, 55:667-673.
2. Rockett IRH (1999). Population and health: An introduction to epidemiology. Edisi
kedua Population Bulletin, Dec 1999, 54(4).
findarticles.com/p/articles/mi_qa3761/is.../ai_ n8856519/. Diakses 29 Agustus 2010.
3. Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
4. Bustan,MN. 2002 . Pengantar Epidemiologi. Jakarta, Rineka Cipta.
5. Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit
Buku Kedokteran . Jakarta.
6. Fidaus, J. 2013. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. CV. Trans Info Media.
Jakarta.
7. Hikmawati, Isna. 2010. Buku Ajar Epidemiologi. Muha Djaya: Jakarta.
8. Noor, Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta . Jakarta.
9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
10. Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV. Trans Info Media. Jakarta.
11. Slome, C. R.B Donna. J.E. Sandra & W. Leader. 1982. Basic Epidemiological
Methods and Biostatistics: A Workbook. Baston: Jones and Bartlett Publishers.
12. U.S. Department of health and human services. 2006. Principles Of Epidemiology
In Public Health Practive: An Introduction To Applied Epidemiology And
Biostatistics. 3rd Edition. Georgia: U.S Department of health and human services,
centers of disease control and prevention (CDC).

19

Anda mungkin juga menyukai