Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI

KELOMPOK 2 :

ANGGI OKTICAH

BELLA NADILA

DHELA

DETA RIANI

MINIRIA AGUSTINA

NADHIRA WULAN DARY S

RAUDAH TUNNUR

UTARI LIDYA GUSTI UTAMA

DOSEN PEMBIMBING :

DEMSA SIMBOLON, SKM, MKM.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BENGKULU

TAHUN AJAR 2017

1
EPIDEMIOLOGI

1. Sejarah Perkembangan Epidemiologi

Sejarah perkembangan epdemiologi dikenal sejarah zaman hippocrates (460-


377 SM). Di anggap ahli epidemiologi pertama karena beliaulah yang pertama melihat
bahwa penyakit merupakan fenomena massal dan menulis tiga buah buku tentang
epidemi. Pada saat itu ia sebetulnya sudah tahu adanya pengaruh faktor alam
/lingkungan yang ikut menentukan terjadinya penyakit. Pada tahun 1854 . Juhn Snow
adalah orang pertama yang menyatakan bahwa air dapat mengandung dan
menyababkan penyebab penyakit pendapatnya ini sangat serius biasanya terjadi pada
masyarakat yang kurang mampu .pengalaman dekade air bersih menunjukkan bahwa
tujuan peningkatan liputan air bersih dan sanitasi untuk masyrakat berpenghasilan
rendah ternyata tidak mudah dicapai karena :
- wadah dan pengguna air tidak higenis
- sarana PAB dan S seringkali berusia pendek

Beberapa masyarakat adanya dukungan dari beberapa pengetahuan :


1) perubahan perilaku sesuai introduksi teknologi PAB dan S
2) aspek kesehatan.
3) partisipasi masyarakat dalam pembangungan sarana
4) pengolahan sarana PAB dan S, pengoprasionalan dan perawatan
5) aspek finansial penyediaan air bersih

Penelitian who di indonesia lingkungan termasuk lingkungan sosial sangat


berpengaruh terhadap kesehatan dan taraf ekonomi negara. Berikut beberapa hal
penting :

a) 38 anak dianatara 1000 anak usia <5 tahun meninggal karena penyakit yg dapat
di cegah
b) Angka kematian bayi akibat kurangnya perawatan prenatal , kesulitan saat dan
setelah melahirkan
c) Angka kematian ibu di indonesia tertinggi di asia tenggara

2
d) 1 diantara 5 anak <5 tahun sering sakit karena kurang gizi
e) Penyakit HIV/AIDS terus meningkat diantara usia produktif .
f) 50juta masyrakat tidak menikmati air bersih dari 70juta orang tidak mempunyai
fasilitas air bersih tidak heran bila diare penyakit yang menyebabkan kematian
tertinggi pada anak usia <5tahun
g) 15juta penderita malaria 30.000 diantaranya meninggal tiap tahun
h) Pndonesia urutan ketiga global borden of desease karena TBC
i) Perokok > 15 tahun meningkat setiap tahunnya
k) 50% perokok jangka panjang meninggal usia 25-30 tahun lebih mudah,
sehingga kehilangan pontensial penghasilan.

Wabah penyakit menular yang terkenal :


1. Post yaitu didapat ditempat yang tidak soniter
2. Malaria, 200 kematian per tahun masih melanda di indonesia
3. Typhus abdoiminalis, seb po 11 kematian tertinggi,masih melanda indonesia
4. Tubercniosis, masih banyak di indonesia
5. Kholora, masih melanda indonesia
6. Poliomyelitis, masih melanda indonesia
7. Influenza yaitu agent bermutasi .

Maka defenisi epidemiologi yaitu sebagai ilmu yang mempelajari :


 Distribusi penyakit pada masyarakat
 faktor faktor deseminan/ penentu terjadinya distribusi serta frekuensi penyakit
tersebut (pada masyarakat).

2. Tujuan

Tujuan umum
a) Meneliti populasi manusia,namun demikian, sekarang dalam epidemiologi
lingkungan, metodenya berlaku bagi penelitian lain lain populasi, seperti
hewan(zoonoses), tumbuhan, bahkan juga air, udara, tanah dll. Karena wabah
diantara populasi lain dapat juga menyerang manusia, misalnya, flu burung dari
Vietnam. Penyakit pest yang merupakan penyakit tikus, dan demam berdarah
ebola yang asal nya dari kera di Afrika, minamata akibat metal-Hg.

3
b) Mengendalikan wabah dalam arti yang sangat sempit, hanya menyangkut penyakit
menular. Tetapi karena definisi epidemiologi tela berubah sesuai kebutuhan yang
telah diuraikan terlebih dahulu, tujuan epidemiologi juga meluas dan mencakup:
 Deskripsi penyakit,agar dapat mengungkap mekalisme kausal,
menjelaskan mengapa menjadi pola penyakit yang ada (agen, faktor
penentu), dapat menjelaskan perjalanan penyakit, dan dapat
digunakan untuk memberi pedoman pelayanan kesehatan yang di
perlukan, misalnya daerah yang mempunyai insidensi malaria lebih
banyak, maka harus dapat mengutamakan layanan terhadap malaria.
 Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit, sehingga dapat digunakan
untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat,
termasuk kesehatan lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja.

Jenis epidemiologi adalah ilmu yang menangangi :


a) Berbagai faktor penentu penyakit seperti kualitas air, makanan, udara dan
perilaku masyrakat.
b) Masalah(penyakit atau kelainan) yang ada di masyarakat, suatu fenomena
massal dan bukan individual sehingga statistik kesehatan merupakan dasar
epidemiologi yang sangat penting.

Tujuan praktis
a) Memformulasikan hipotesis yang menjelaskan pola penyakit yang ada atas
dasar karakterteristik waktu , tempat,host, dan agen pontensial
b) Menguji hipotesis dengan penelitian yang di ranjcang seraca khusus untuk
dapat mengungkapkan penyebab atau mekanisme terjadinya penyakit
c) Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan data
epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.
d) Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis
(penyebab). Perjalanan penyakit yang sepadan secara epidemiologis dapat
memberikan petunjuk bahwa etiologi nya itu sejenis dan sebaliknya
e) Mengungkapkan perjalanan suatau penyakit untuk menentukan
proknosis/outcome penyakit
Untuk mencapai pengetahuan tersebut, maka perlu pengetahuan tentang :
- Sifat dan aplikasi epidemiologi

4
- Pendekatan epidemiologi dalam menentukan dan mengukur berbagai taraf
kesehatan masyarakat
- Memahami keunggulan dan keterbatasan epidemiologi sebagai metode dan
ilmu, beserta desain penelitiannya
- Penentuan sebab-akibat dalam epidemiologi
- Keterampilan deskripsi tentang keadaan kesehatan masyarakat
- Membuat desain penelitian
- Dapat melakukan evaluasi yang benar dalam melakukan studi literature.

3. Lingkup

Dimasa lalu berbagai prestasi telah dicapai, seperti misalnya memberntas


penyakit variola yang berhasil baik; sekalipun penelitian sampai saat ini masih banyak
wabah (bukan variola,tetapi demam berdarah , cholera,dll) yang timbul secara periodik
sudah diketahui demikian pula pencegahan nya. Disamping itu timbul pula masalah
berup penyakit yang belum pernah diketahui dan sering kali bersifat tidak menular,
sehingga lingkup ( wabah menular dan tidak menular ) . adapun jenis penyakit, satu hal
yang sangat penting dalam epidemiologi adalah bahwa ilmu ini menangani masyarakat
sebagai satu kesatuan, sehingga ilmu statistic menjadi sangat penting dan kita
dihadapkan pada fenomena massal.

4. Fenomena massal

Karena masyarakat lebih mengenal kedoteran pengobatan atau kuratif


daripada epidemiologi, maka untuk dapat memahami perbedaan peran pengobatan
dengan epidemiologi dicoba di analogikan oleh epidemiologi dengan dokter yang
mengobati orang sakit. Yang diperhatikan dokter adalah individu yang sudah sakit,
sedangkan ahli epidemiologi memperhatikan masyarakat/popilasi sebagai satu
kesatuan ( yang sudah dan belum sakit ) . bila dokter dimana yang sakit, kapan mulai
sakit dan bagaimana rasa nyerinya dan seterusnya maka ahli epidemiologi juga
bertanya hal yang sama dalam konteks yang berbeda.

5
5. Epidemiologi sebagai metode

Seperti telah disebut terlebih dahulu, epidemiologi dahulu hanya diartikan sebgai
ilmu yang mempelajari wabah atau epidemi penyakit menular.epidemiologi dianggap
sebagai alat untuk mengendalikan proses pengendalian tersebut didasarkan atas
metode untuk mencari penyebab dan pengendaliannya. Metodelogi epidemiologi
tersebut berkembang atas dasar tiga hal sebagai berikut sebagai berikut :

a) Bahwa penyakit ada hubungan nya dengan lingkungan


b) Bahwa fenomena alam dapat dikuantifikasikan secara statistik, misalnya
biostetik dan statistik lingkungan
c) esosiasi faktor penyebab dan faktor determinan dapat dihitung
d) eksperimen alam untuk penelitian penyebab
e) secara terbatas eksperimen yang telah dilakukan pada manusia atau relawan.

6. Eksperimen alam

Air dapat menyebabkan penyakit, maka masyrakat yang menggunakan air yang relatif
lebih kotor dibandingkan dengan yang menggunakan air yang relatif bersih, pada saat
terjadi wabah lagi, maka mereka yang minum air yang kotor akan mengalami kematian
akibat kholera yang jauh lebih besar jumlahnya. Kejadian lain yaitu dijatuhkannya bom
atom di hirosima dan nagasaki pada perang dunia kedua.

7. Eksperimen manusia

Sulit sekali, kecuali bagi yang mempunyai akibat perbaikan dan dapat diterima segi
etika. Contoh:eksperimen lind menggunakan buah buahan segar untuk mengobati
penyakit sekitar (kurang vitaminC)

8. Manfaat epidemiologi dalam kesehatan masyarakat


1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
3. Pangetahuan tentang perkembangan alamiah
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.

6
9. Pengertian Epidemiologi
Kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari tiga kata
yaitu :

Epi = permukaan, diatas, menimpa.


Demos = rakyat/ masyarakat/ populasi.
Logos = ilmu tentang.

Dari gabungan ketiga kata tersebut, Epidemiologi diartikan sebagai ilmu


tentang sesuatu yang menimpa masyarakat. Dalam perkembangannya
epidemiologi mengalami perubahan arti karena semakin luasnya masalah-
masalah kesehatan. Oleh karena itu, lahirlah sebuah pengertian epidemiologi
yang banyak dianut oleh para ahli kesehatan masyarakat sebagaimana
didefinisikan oleh Last, 1988, Beaglehole et.al, 1993 berikut ini : Epidemiologi
adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan
yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian pada kelompok
penduduk tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada tiga hal penting yang perlu


digarisbawahi dalam memahami epidemiologi, yaitu distribusi, determinan,dan
kelompok penduduk. Distribusi artinya bahwa epidemiologi memperlajari pada
penyebaran, kecenderungan, dan dampak penyakit terhadap kesehatan
populasi. Misalnya : pola penyebaran penyakit DB di wilayah kabupaten Bantul
di tahun 2009. Determinan adalah bahwa epidemiologi mempelajari faktor-
faktor risiko dan faktor etiologi (kausa) penyakit. Misalnya : faktor-faktor risiko
terjadinya TB di wilayah X adalah kondisi rumah dan perilaku meludah.
Sedangkan kelompok penduduk disini biasanya dibatasi menurut wilayah
geografi, misalnya desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi. Populasi juga
dapat dibatasi menurut yang lainnya. Misalnya pasien-pasien yang berada di
rumah sakit, di tempat kerja, dll.

Epidemiologi tidak hanya membahas penyakit (disease) saja, akan tetapi


juga peristiwa-peristiwa kesehatan lainnya seperti: kematian (death), status
kesehatan, dan ketidakmampuan. Penyakit (disease) adalah kombinasi dari

7
gejala, tanda-tanda fisik dan hasil uji laboratorium. Kematian (death) adalah
akibat dari keadaan sehat universal yang merupakan batas waktu dan
kelangsungan kejadian itu sendiri. Ketidakmampuan bisa berupa:
1) Kecacatan (disability) yaitu status fungsional pasien. Kecacatan adalah
keterbatasan yang disandang oleh seorang individu tertentu sebagai akibat
dari sebuah kerusakan (disabilitas), yang membatasi atau mencegah
dilakukannya peran yang normal (tergantung kepada umur, jenis kelamin,
faktor-faktor social budaya) bagi individu tersebut.
2) Kekurangnyamanan (discomfort) : gejala-gejala yang tidak enak yang
dialami manusia seperti kondisi kelelahan, vertigo dll.
3) Kekurangpuasan (dissatisfaction) : keadaan emosional dan mental
seperti rasa gelisah, sedih, marah.
4) Kemiskinan (destituation) : yaitu kondisi serba kekurangan yang dialami
manusia baik sandang maupun pangan.

Indikator ketidakmampuan antara lain dilihat dari banyaknya hari seseorang


tidak masuk kerja / tidak masuk sekolah, lamanya berbaring di tempat tidur,
lama hari ketika aktivitas dibatasi.

10. Kegunaan Epidemiologi

Epidemiologi perlu dipelajari bagi calon atau lulusan kesehatan


masyarakat karena mempunyai tujuan yang cukup baik yaitu :

a. Mempelajari sebab akibat suatu penyakit


Artinya bahwa dalam epidemiologi tidak mengenal penyebab tunggal akan
tetapi banyak penyebab. Selain itu, penyebab semestinya mendahului
akibat. Di dalam masyarakat seringkali kita dikejutkan dengan berbagai
penyakit yang seolah-olah datang terlebih dahulu sebelum adanya kasus.
Hanya saja manusia terlambat dalam atau tidak tahu dalam mengenali
penyebab. Misalnya kasus AIDS/HIV, Flu burung, dll.

8
b. Mempelajari perjalanan alamiah

Pada dasarnya epidemiologi sangat peduli dalam mempelajari perjalanan


alamiah penyakit, sehingga dapat diupayakan pencegahan sebelum tahap-
tahap dalam riwayat alamiah tersebut terjadi ke tahap yang lebih berat.
Misalnya ketika seseorang pekerja pabrik pemecah batu memasuki tahap
prepatogenesis di luar tubuh (misalnya selalu terpapar dengan sumber
polusi udara dari buangan pabrik), maka epidemiologi mengupayakan
pencegahan terjadinya penyakit dengan cara mengidentifikasi besarnya
permasalahan, berbagai penyebab utama, dan strategi-strategi yang tepat
untuk pencegahan dan pengendaliannya. Misalnya dengan adanya undang-
undang perlindungan kesehatan bagi pekerja, adanya program-program
yang melindungi pekerja dari kemungkinan terjadinya kasus (misalnya
kewajiban memakai APD).

c. Menguraikan status kesehatan kelompok penduduk

Dalam epidemiologi dapat menguraikan status kesehatan penduduk melalui


penelitian epidemiologi yang dilakukan. Misalnya kelompok penduduk desa
Mentari di kabupaten X diketahui mempunyai faktor risiko terjadinya KLB
malaria setelah dilakukan penelitian tentang perilaku mereka pasca
terjadinya kasus malaria di desa tersebut.

d. Mengevaluasi upaya kesehatan


Proses ini mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan,
mengidentifikasi kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur sukses.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah di tentukan. Evaluasi
merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak
tingkatperumusan kebujakan maupun pada tingkat pelaksanaan program
kesehatan yang sedang dilakukan.

9
11. Pengukuran Dalam Epidemiologi

1. Pengertian Rate
Rate adalah ukuran suatu kejadian, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau
kematian pada suatu unit dalam populasi dan dengan suatu periode waktu
tertentu.
Dalam pengertian rate ini yang harus diperhatikan pada dua hal yaitu :
a. Angka pada pembilang maupun penyebut dalam rate harus dalam
populasi dan periode waktu yang sama. Apabila dibuat rumus dasarnya
adalah :

jumlah kasus (frekuensi suatu penyakit)


Rate = x 1.000 (K)
populasi dalam wilayah & 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑡𝑡

b. Disajikan dalam bentuk pecahan. Misalnya : 5,6 (5,6 per 1000 penduduk
berisiko terjadinya kasus atau masalah kesehatan).
Angka perkalian konstanta (K) besarnya bervariasi sesuai dnegan
kebetuhan misalnya: 100 , 1.000, 10.000, 100.000
Di negara berkembang sperti di Indonesia, angka kematian selalu
berbed dalam satu periode tahun, sehingga dipakai angka konstanta
minimal 1.000 (tingkat kabupaten/kota).

2. Tipe /tingkatan Rate


Ada 3 tipe rate yang dikenal yaitu :
a. Crude Rate yaitu rate yang biasa digunakan untuk menyajikan data atau
informasi untuk keseluruhan populasi atau kelompok.
b. Adjusted Rate yaitu angka yang disesuaikan yang menggunakan
perhitungan untuk mendapatkan perbandingan dalam dan diantara
populasi yang memiliki karakteristik /sifat yang mungkin tidak sama
/mempengaruhi cidera penyakit ketidakmampuan, kematian.
c. Specific Rate /angka yang spesifik yaitu memberikan info rinci dalam
bentuk rate menurut usia, agama, ras, jenkel, dll. Penyebutnya adalah

10
populasi/sub kelompok spesifik untuk area geografis ttt, periode
tertentu.

3. Beberapa ukuran relative / angka perbandingan yang banyak dipergunakan


dalam epidemiologi:
a. Rate = mengukur kemungkinan terjadinya peristiwa/kejadian tertentu.
x Rumus dasarnya
xK
y
jumlah kasus DB
Misal: jumlah penduduk berisiko DB
x 1.000

b. Rasio = “dibanding dengan” yaitu perbandingan antara kuantitas


pembilang (numerator) dan kuantitas penyebut. Keduanya tidak harus
emiliki sifat/ciri yang sama. Nilai rasio jarang digunakan kecuali pada
beberapa hal yang khusus seperti rasio jenis kelamin, nilai BOR.
Rumus:
Rasio = X : Y

Misal: rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan di kelas A semester


IV adalah 1 : 2
Ratio bisa juga dikalikan dengan 100. Misalnya untuk menghitugn Bed
∑ hari perawatan
Occupation Ratio (BOR). Dengan rumus ∑ hari x ∑ tempat tidur
x 100%

c. Proporsi = apabila pembilang merupakan bagian dari penyebut. Proporsi


merupakan perbandingan mirip dengan rate tetapi dasarnya adalah
jumlah semua yang mengalami peristiwa yang sejenis, bukan jumlah
penduduk.X Rumus :
X+Y

Misalnya proporsi sebab kematian karena kecelakaan kerja.

12. Epidemiologi Gizi


1. Pengertian Epidemiologi Gizi
Epidemiologi gizi adalah ilmu yang mempelajari sebaran, besar, dan
determinan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan masalah

11
gizi, serta penerapannya dalam kebijakan dan program pangan dan gizi
untuk mencapai kesehatan penduduk yang lebih baik.

Definisi lain menyebutkan bahwa epidemiologi gizi adalah ilmu terkait


kesehatan yang membicarakan distribusui dan determinan ksehatan dan
penyakit dalam populasi. Epidemiologi gizi memadukan pengetahuan yang
diturunkan dari penelitian gizi, untuk menguji hubungan diet - penyakitnya
pada masyarakat atau individu yang hidup bebas (masyarakat atau individu
yang tidak diatur dietnya) (Gibney dkk, 2002). Menurut Byers (1999)
epidemiologi gizi adalah semua penenlitian mengenai hubungan antara diet
dengan kesehatan (penyakit) pada populasi manusia. Sementara itu, Byers
dkk, mengatakan bahwa epidemiologi gizi merupakan landasan bagi
pemahaman kita mengenai kaitan antara gizi dengan kesehatan.
Epidemiologi gizi adalah satu-satunya metode ilmiah yang menghasilkan
informasi langsung tentang kaitan antara gizi dengan kesehatan dalam
populasi manusia yang mengkonsumsi zat gizi dan pangan dalam jumlah
yang lazim.

13. Tujuan Epidemiologi Gizi

Tujuan utama dari penelitian epidemiologi gizi adalah untuk menyediakan fakta
ilmiah yang paling baik untuk mendukung pemahaman peran gizi dalam
timbulnya penyakit atau mencegah terjadinya penyakit.

Epidemiologi gizi didsaarkan pada pemahaman rinsip ilmiah dari gizi manusia
(human nutrition) dan epidemiologi. Secara klasik, epidemiologi gizi memiliki
tiga tujuan :
 Untuk menggambarkan distribusi dan ukuran masalah penyakit pada
populasi manusia.
 Untuk menjelaskan etiologi penyakit terkait gizi.
 Untuk menyediakan informasi penting untuk mengelola dan
merencanakan layanan untuk pencegahan, pengendalian, dan
penangan penyakit terkait gizi.

12
14. Pendekatan Epidemiologi Terhadap Diet dan Penyakit

Sebagai contoh adalah Biokimia. Melalui biokimia ini diberikan bukti bahwa zat
gizi tertentu berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi komponen sel kritis
dan kerusakan. Ini banyak ditemukan pada efek perlindangan sel atau jaringan
terhadap kanker. Selanjutnya, metode kultur sel(jaringan) digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa, missal Vit.A bentuk jadi (preformed Vit.A) yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yang dapat memengaruhi resiko
kanker pada manusia. Berikutnya percobaan hewan dilaboratorium member
informasi mengenai efek diet pada munculnya penyakit dan mekanisme
aksinya. Akhirnya, kajian metabolic dan biokimia pada subjek manusia
menghasilkan informasi penting pada efek fisiologis dari factor diet.

Dari penelitian in vitro dan percobaan hewan tidak dapat dieksrapolasikan


secara langsung terhadap manusia, dan perubahan dan metabolic. Oleh
karena itu, pendekatan epidemiologis diperlukan untuk hubungan diet dengan
penyakit secara langsung pada manusia.

15. Gizi Manusia Dan Epidemiologi Gizi

Gizi manusia menggambarkan proses-proses sel, jaringan, organ dan tubuh


secara keseluruhan. Gizi manusia didisarkan pada suatu pemahaman dari efek
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan dari kofaktor (contohnya zat gizi)
untuk mempertahankan fungsi optimal (termasuk pertumbuhan, kehamilan,
laktasi, pencegahan penyakit).

Dalam penelitian epidemiologi gizi, penting untuk mempertimbangkan faktor


yang mempengaruhi suplai makanan seperti juga afaktor yang terjadi terhadap
makanan yang dimakan. Penelitian epidemiologis untuk memastikan bahwa
informasi yang mendasari penyusunan kebijakan kesehatan masyarakat sangat
berkualitas. Epidemiologis gizi adalah landasan ilmiah untuk penyusunan
kebijakan gizi kesehatan masyarakat yang difokuskan pada peningkatan
kesehatan melalui gizi serta pencegahan primer atas diet yang berkaitan

13
dengan penyakit populasi. Epidemiologi gizi menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk meneruskan pesan dan upaya promosi kesehatan terkait gizi
kepada individu dan populasi secara lebih baik.

16. Peran Epidemiologi Gizi Dalam Penyusunan Rekomendasi Gizi

Era modern pedoman gizi (awal abad ke-20 ) lewat kampanye penghapusan
penyakit akibat kekurangan Vitamin A. Kampanye ini mencakup peningkatan
keragaman diet dengan mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Kampanye ini
didasarkan pengamatan ahli epidemiologi gizi yang mengikuti serangkaian
pengamatan ekologis kepenelitian kasus control, kemudian melakukan
penelitian intervensi untuk mengkonfimasi kaitan antara pilihan pangan dengan
dan gangguan akibat kekurangan Vitamin A (Byers, 1999)

Rekomendasi umum untuk asupan zat gizi diformalkan pada tahun 1943
dengan Angka Kecakupan Gizi (recommended dietery allowance) yang
pertama- rekomendasi ini juga menjadi acuan bagi penyusunan AKG
diIndonesia. Hal ini didasarkan terutama pada kajian ilmiah dan eksperimental
dari keadaan kurang gizi.

17. Dalam perkembangannya selanjutnya, epidemiologi yang meliputi


epidemiologi deksriptif dan epidemiologi analitik :

1. Epidemiologi dekskriptif
a. Mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan tanpa perlu mencari jawaban terhadap faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah kesehatan
b. Hanya member gambaran atau dapat dikatakan hanya mendeskripsikan
saja.
c. Akan menjawab pertanyaan –pertanyaan
2. EpidemiologiAnalitik
a. Menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya
frekuensi, penyebaran serta muncul masalah kesehatan

14
b. Diupanyakan mencari jawaban mengapa (why) lalu dianalisis hubungan
sebab akibat yang di timbulkan
c. Hubungan sebab diarahkan padafaktor yang mempengaruhi
d. Hubungan akaibat diarahkan kepada frekuensi, penyebaran serta
adanya suatu masalah kesehatan.

18. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

a. Pengertian

Epidemiologi penyakit menular adalah ilmu yang mempelajari penyakit


menular dimasyarakat baik menyamngkut factor-faktor determinan (penyebab)
masalah penyakit menular tersebut, frekuensi, penyebaran, ataupu penyebab
timbulnya masalah penyakit menular tersebut.

b. Faktor-faktor penyebab penyakit menular


1. Kelompok antropoda(serangga) seperti penyakit scabies
2. Kelompok cacing seperti cacing gelang (ascariasis)
3. Kelompok protozoa seperti plasmodium malaria (malaria)
4. Kelompok fungus atau jamur seperti panu, kudis, kurap.
5. Kelompok bakteri seperti mycobacterium tuberkulose (penyebab penyakit
TB)
6. Kelompok virus sperti virus HIV

c. Cara penularan penyakit menular


1. Melalui kontak jasmanlah (personal contact)
 Kontak langsung misalnya penyakit sifilis, GO, AIDS, penyakit kulit
seperti gatal-gatal
 Kontak tidak langsung misalnya melalui sapu tangan, handuk, pakaian.

2. Melalui makanan dan minuman


 Penyakit yang ditimbukan yakni saluran pencernaan seperti kolera,
disentri, tifus dan hepatitis

15
3. Melalui air
 Water borne infections. Bibit penyakit pathogen didalam air yang tak
sengaja terminum, misal dari berenang atau mandi dikolam atau sungai.
 Water washed infections. Berkaitan dengan cuci mencuci baik mencuci
pakaian ataupun peralatan makan minum. Penyakit ditimbulkan yakni
penyakit diare, penyakit kulit dan selaput lendir, dan infeksi kulit karena
parasit insekta.
 Water based infections. Pejamu perantara ini hidup didalam air,
penyakitnya adalah schistosomiasis yaitu larva didalam keong air, pada
waktunya larva ini berubah berubah menjadi cercaria. Apabila tak
sengaja menginjaknya cercaria bisa menembus kulit kaki.
 Infeksi karena vector serangga yang hidup di air atau sebagai
perindukan nyamuk.
Contohnya, ialah penyakit malaria yang paling banyak diderita
masyarakat papua, penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes
agypti, penyakit filariasis (elephantiasis) penyebabnya cacing filaria
bancrofti yang ditularkan oleh nyamuk culex fatigans.
 Infeksi karena sanitasi buruk
Jenis ini terutama parasit cacing. Cacing cambuk, cacing gelang dan
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti kolera, tifus dan
lain-lain.

4. Melalui udara
Malalui debu-debu yang terkontaminasi bibit penyakit misalnya TBC,
influenza, pertusis, dan lain-lain.

5. Melalui arthropoda dan rodentia


 Arthropoda adalah binatang dengan tubuh bersegmen, mempunyai
rangka luar dan anggota gerak yang berbuku-buku. Misalkan nyamuk
aedes aegypti yang membawa virus DHF, malaria (anopheles)

16
membawa parasit malaria, kecoa yang melewati meperalatan makan
minum, dan terpenting dan lebih berbahaya yaitu lalat.
 Rodentia adalah (binatang menyesui yang mengerat). Misalkan berang-
berang dan tikus. Adapula antrhopoda yang hidup pada rodentia,
misalnya kutu penyakit pes yang hidup pada tubuh tikus namanya
xenpsilla cheopsis. Apabila kutu tersebut sampai menggigit manusia,
manusia bisa terkena penyakit pes.

19. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

1. Pengertian
 Epidemiologi penyakit tidak menular adalah ilmu yana mempelajari tentang
penyakit yang tidak menular dimasyarakat
 Istilah PTM sama dengan :
a.Penyakit khronik
b. Penyakit non infeksi
c. Penyakit degenerative
 Factor resiko penyakit tidak menular
1. Merokok
2. Alkoholis
3. Diet makanan
4. Gaya hidup
5. Kegemukan
6. Perilaku sex
7. Obat-obatan

2. Karakteristik penyakit tidak menular


a. Bersifat multicausal
b. Penularan tidak jelas
c. Perjalanan penyakit yang berlarut larut
d. Diagnosis kulit
e. Biaya tinggi

Contoh penyakit tidak menular seperti

17
1) Hipertensi, factor resiko
- Umur - alkoholis
- Obesitas - diet tinggi garam
- Stress - komposisi air

Dampak penyakit hipertensi :


1. Merusak susuna syaraf pusat otak yang dapat menyebabkan stroke
2. Merusak jantung atau mempercepat kejadian penyakit jantung
3. Kelainan ginjal
4. Merusak retina mata
2) Penyakit jantung koroner
- Penyakit dimana suplai darah ke otot jantung berkurang akibat
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan iskemia (kamatian
jantung)
- Factor resiko : hipertensi, cholesterol, merokok, diabetes, strees, salah
makan, gaya hidup, kurang olahraga.
3) Penyakit stroke
Adalah gangguan pada syaraf otak yang akut disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah dan timbul secara mendadak. Factor resiko nya hipertensi,
diabetes mellitus, obesitas, dan kebiasaan merokok. Cara pencegahan :
1. Hindari stress
2. Makan rendah garam, lemak, dan kolesterol
3. berolahraga

20. EPIDEMILOGI KLINIK

Epidemiologi klinik adalah ilmu epidemiologi yang digunakan oleh para klinis atau
dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin epidemiologi. Para klinis
lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya terhadap kasus
secara individu dan biasanya tertarik untuk mengetahui serta menganalisa sumber
penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil
yang diperoleh dari para klinis merupakan informasi yang berguna dalam analisis
epidemiologi.

18
21. EPIDEMIOLOGI KEPENDUDUKAN

Epidemiologi kependudukan adalah ilmu epidemiologi yang menggunakan


pendekatan epidemiologi dalam menganalisis permasalhan yang berkaitan dengan
bidang demografiserta factor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis
yang terjadi dalam masyarakat.

System pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan


analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi sangat
berperanan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana.

22. EPIDEMIOLOGI PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN

Epidemiologi pengengolaan pelayanan kesehatan adalah suatu bentuk pendekatan


manajemen dalam menganalisi masalah, mencari penyebab timbulnya suatu
masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh dan terpadu. Peranan epidemiologi manajemen dalam menganalisis
biaya pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang cukup penting.

Para ahli epidemiologi bersama dengan ahli perencanaan yang umunya


berorientasi pada hasil pengeluaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi
dalam menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
System pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak
digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan baik dalam bentuk analisa
situasi, penentuan prioritas, maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang khusus.

23. EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA

Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja adalah suatu bentuk pendekatan


epidemiologi yang mempelajari serta menganalisi keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimiawi,
biologis, maupun social budaya serta kebiasaan para pekerja. Bentuk ini yang berguna

19
dalam analisis tingkat kesehatan para pekerja serta untuk menilai keadaan dan
lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja

24. EPIDEMIOLOGI KESEHATAN JIWA

Epidemiologi kesehatan jiwa adalah bentuk dasar pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenal keadaan kelainan jiwa kelompok
penduduk tertentu maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya
gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnnya berbagai keluhan anggota
masyarakat yang lebih banyak mengarah kemasalahan kejiwaan disertai dengan
perubahan social masyarakat menuntut suatu cara pendekatan melalui epidemiologi
social yang berkaitan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah social masyarakat.

25. EPIDEMIOLOGI GIZI

Epidemiologi gizi dalah bentuk pendekatan epidemiologi dalam menganalisis masalah


gizi masyarakat dimana masalah ini erat kaitannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Ini bertujuan untuk menganalisis berbagai factor
yang berhubungan serta dengan timbulnya masalah gizi masyarakat yang bersifat
biologis dan yang terutama berkaitan dengan kehidupan social masyarakat.
Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih
mengarah kepada penanggulangan berbagai factor yang berkaitan serta dengan
timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada
sasaran individu atau lingkungan keluarga saja.

20
26. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Menurut WhO, Surveilans epidemilogi adalah proses pengumpulan, pengolahan,


analisis, dan interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

1. Pengertian
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi
yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atu masalah kesehatan
tersebut agar dapat melakukan tindakan penagnggulangan secara efektif
dan efisien. Melalui proses pengumpulan, pengolahan data, dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.

2. Tujuan surveilans epidemiologi


a. Mengetahui distribusi geografis penyakit epidemis dan penyakit yang
dapat menimbukan epidemic
b. Mengetahui prioritas suatu penyakit
c. Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan KLB
atau karena perioditas penyakit
d. Mengetahui situasi dan melakukan pengendalian suatu penyakit tertentu
e. Mengetahui adanya pengulangan outbreak yang pernah menimbulkan
endemic
f. Memperoleh gambaran epidemiologi tentang penyakit tertentu
g. Pengamatan epidemiologi terhadap influenza untuk mengetahui adanya
tipe baru dari virus influenza.
Suatu system surveilans dapat dianggap bermanfaat apabila: dapat
mendeteksi tanda-tanda adanya perubahan kecenderungan dari suatu
penyakit dan mendeteksi adanya Kejadian Luar Biasa (KLB).

21
DAFTAR PUSTAKA

Nugrahaeni, Dyan Kunthi. 2012. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: Kedoktoran


EGC.

Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Jakarta: Erlangga.

Hasmi. 2011. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media

Soemirat, Juli. 2010. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Magnus, Manya. 2011. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: EGC.

Syafrudin, 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Trans Info Media

22

Anda mungkin juga menyukai