Anda di halaman 1dari 26

KONSEP MOTIVASI PERILAKU SOSIAL & CULTURAL

AWARENESS
Kelompok 7
Alfana Agusti na
Monica
Septi a budiarti
Sindi ariyati
DOSEN PENGAMPU:
Drg. Harindra, MKM

Jakarta. 21 Juli 2017

1
KONSEP MOTIVASI
• Pengertian Motivasi
Motivasi → sebuah dorongan atau alasan yg mendasari semangat
dlm melakukan sesuatu.
Motivasi → hal2 yg menimbulkan dorongan
Motivasi kerja → pendorong semangat yg menimbulkan suatu
dorongan. Pemberian motivasi ini diharapkan setiap individu
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi
kerja yang tinggi.
Nimran (2005: 47)
• MOTIVASI → sebagai keadaan dimana usaha & kemauan keras
seseorang diarahkan kpd pencapaian hasil2 tertentu.
Hasil2 yg dimaksud bisa berupa:
a. Produktivitas
b. Kehadiran atau Prilaku kerja kreatifnya.
JENIS-JENIS MOTIVASI

a. Motivasi internal
Motivasi internal → motivasi yg berasal dari dlm diri seseorang. Motivasi
internal timbul karena adanya keinginan individu utk memiliki prestasi &
tanggungjawab di dlm hidupnya
b. Motivasi eksternal
Motivasi eksternal → motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Motivasi
eksternal timbul karena adanya peran dari luar, misalnya organisai, yg turut
menentukan perilaku seseorang dlm kehidupannya
Beberapa hal yang termasuk dlm faktor internal:
• Harga diri dan Prestasi, yaitu motivasi di dalam diri seseorang untuk
mengembangkan kreativitas dan mengerahkan energi untuk mencapai prestasi
yang meningkatkan harga dirinya.
• Kebutuhan, setiap individu memiliki kebutuhan di dalam hidupnya sehingga
orang tersebut menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Harapan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai seseorang di masa mendatang yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif orang tersebut.
• Tanggungjawab, yaitu motivasi di dalam diri seseorang agar bekerja dengan
baik dan hati-hati untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
• Kepuasan kerja, yaitu motivasi dalam diri seseorang karena dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu.
Beberapa hal yg termasuk dlm faktor eksternal:
• Jenis dan sifat pekerjaan, yaitu dorongan di dalam diri seseorang utk bekerja pada jenis
& sifat pekerjaan tertentu. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh besar imbalan yg didapatkan pd
pekerjaan tersebut.
• Kelompok kerja, yaitu organisasi dimana seseorang bekerja utk mendapatkan penghasilan
bagi kebutuhan hidupnya.
• Kondisi kerja, yaitu keadaan dimana seseorang bekerja sesuai dg harapannya (kondusif)
sehingga dpt bekerja dg baik.
• Keamanan dan keselamatan kerja, yaitu perlindungan yg diberikan oleh organisasi
thd jaminan kemanan & keselamatan seseorang dlm bekerja.
• Hubungan interpersonal, yaitu hubungan antara teman sejawat, dg atasan, &
dgbawahan. Dalam hal ini, setiap orang ingin dihargai & menghargai dlm organisasi sehingga
tercipta suasana kerja yg harmonis.
1. Teori Abraham H. Maslow
(Teori Kebutuhan)
physiological
needs
safety needs

love needs

esteem needs

self actualization
1. Teori Abraham H. Maslow
(Teori Kebutuhan)
Bahwa manusia mempunyai 5 tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus,
istirahat & sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dlm arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal & intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yg pd umumnya tercermin dlm
berbagai simbol2 status;
(5) aktualisasi diri (self actualization), dlm arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang utk mengembangkan potensi yg terdapat dlm dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
2. Teori McClelland
(Teori Kebutuhan Berprestasi)

Teori kebutuhan utk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach)
Bahwa motivasi berbeda-2, sesuai dg kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestat
sbg sebagai keinginan:
Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yg sulit untuk:
• Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek2 fisik, manusia, atau ide2
melaksanakan hal2 tsb secepat mungkin & seindependen mungkin, sesuai kondisi
yg berlaku.
• Mengatasi kendala2, mencapai standar tinggi.
• Mencapai performa puncak utk diri sendiri.
• Mampu menang dlm persaingan dg pihak lain.
• Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
PENGERTIAN PERILAKU SOSIAL
Perilaku sosial manusia dpt di lihat ketika manusia
itu berinteraksi dg manusia yg lain,banyak hal yg
melatar belakangi manusia itu berinteraksi &
berperilaku sosial
Menurut Mohamad Asrori
• PERILAKU SOSIAL → adanya kepentingan bersama utk mencapai
suatu tujuan, perilaku sosial perilaku yg di miliki oleh diri manusia
namun perilkau sosial ini tdk di bawa ketika manusia itu di lahirkan
akan tetapi perilaku sosial ini ada & terbentuk dg sendirinya.
• Soetjipto Wirosarjono (1991) yg mengatakan bahwa “Bentuk2
perilaku sosial merupakan hasil tiruan & adaptasi dari pengaruh
kenyataan sosial yg ada. Akan tetapi terbentuk & ada karena manusia
melihat & memperhatikan hal2 yang terjadi di sekitarnya &
lingkunganya.
Cultural Awareness
• Kesadaran budaya (Cultural awareness) → kemampuan seseorang utk
melihat ke luar dirinya sendiri & menyadari akan nilai2 budaya,
kebiasaan budaya yg masuk.
• Selanjutnya, seseorang dpt menilai apakah hal tersebut normal & dpt
diterima pd budayanya atau mungkin tdk lazim atau tdk dpt diterima
di budaya lain.
• Oleh karena itu perlu utk memahami budaya yg berbeda dari dirinya
& menyadari kepercayaannya & adat istiadatnya & mampu utk
menghormatinya (Vacc et al, 2003).
• Wunderle (2006)
Kesadaran budaya (cultural awareness) sbg suatu
kemampuan mengakui & memahami pengaruh budaya thd nilai2 &
perilaku manusia.
Implikasi dari kesadaran budaya thd pemahaman kebutuhan utk
mempertimbangkan budaya, faktor2 penting dlm menghadapi situasi
tertentu.
Pada tk yg dasar, kesadaran budaya merupakan informasi,
memberikan makna ttg kemanusian utk mengetahui ttg budaya.
Prinsip dari tugas utk mendapatkan pemahaman ttg kesadaran
budaya adl mengumpulkan informasi ttg budaya &
mentranformasikannya melalui penambahan dlm memberikan makna
secara progresif sbg suatu pemahaman thd budaya.
HUBUNGAN DENGAN KLIEN
• Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam
merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
• Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal dengan
PHBS/ promosi higiene merupakan pendekatan terencana untuk
mencegah  penyakit menular yang lain melalui pengapdosian perubahan perilaku
oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui , diinginkan
dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan
informasi tersebut (Curtis V dkk,1997;UNICEF,WHO. Bersih, sehat dan sejahtera).
• Hubungan dengan klien merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
bekerja sama dengan klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi
apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, memilih dan membuat
keputusan sesuai dengan kepentingan serta keinginanya. Klien dianggap
sejajar yakni mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
berkontribusi serta mempunyai hak mutlak untuk mengontrol tujuan
kesehatan mereka sendiri. Sebagai contoh: isu anti-merokok, dengan
adanya isu tersebut masyarakat diharapkan dapat mengidentifikasi apa
yang ingin mereka ketahui dan kerjakan berkaitan dengan isu tersebut dan
sebagainya.
•             Peran promotor kesehatan sebagai fasilitator untuk membantu
masyarakat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan mereka, agar
memperoleh pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan masalah
kesehatan yang mereka temui.
• Peran promotor kesehatan sebagai fasilitator untuk membantu masyarakat mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan mereka, agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
masalah kesehatan yang mereka temui.
• Ewles dan simnett (1994 : 71-75 dalam Heri 2009) menyatakan beberapa pertimbangan dalam
hubungan dengan klien antara lain :
• 1.      Lebih baik berkonsultasi dengan klien ketika merencanakan dan mengevaluasi kegiatan
promosi kesehatan
• 2.      Promosi harga diri dan otonomi di antara kelompok-kelompok klien merupakan prinsip
mendasar dari semua praktik promosi kesehatan.
• 3.      Semua praktik promosi kesehatan harus mendorong sikap saling menghargai tanpa
memandang umur, kemampuan, kecacatan, suku agama, gender, dan melawan diskriminasi jika
ada. Promotor kesehatan akan mendukung prinsip pemberian kesempatan yang sama dan
mengambil langkah positif untuk mengurangi ketidakmerataan dalam kesehatan atau pelayanan
kesehatan.
• Kepedulian dengan Determinan Sosial dan Hubungan Terhadap
Kesehatan
• Perilaku adalah resultan antara stimulus (eksternal) dengan respon
(internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku
seseorang atau subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari dalam
maupun dari luar dirinya. Faktor yang membentuk perilaku ini disebut
determinan. Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering
menjadi acuan dalam penelitian – penelitian kesehatan yaitu:
• 1.         Teori Lawrence Green
• Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons
(faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut.
Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor –
faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang menentukan
atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku
kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian –
penelitian kesehatan yaitu :
• a.       Faktor-faktor predisposisi.
• Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,
tradisi masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan, misalnya perilaku ibu
untuk memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa
manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil tersebut dilakukan
• b.      Faktor-faktor pemungkin.
• Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau
prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat. Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa hamil, maka
diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti puskesmas, rumah
sakit, klinik, posyandu, dan sebagainya. Agar seseorang atau masyarakat buang air
besar di jamban, maka harus tersedia jamban, atau mempunyai uang untuk
membangun jamban sendiri.
• c.       Faktor-faktor penguat.
• Yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang
belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Sering
terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat keluarga  berencana (KB)
dan juga telah tersedia di lingkungannya fasilitas pelayanan KB, tetapi
mereka belum ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma
(tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum mengikuti KB. Dari
contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh masyarakat)
merupakan faktor penguat (Reinforcing factors) bagi terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat.

3.    Teori WHO
Ada 4 determinan menurut WHO :
a.         Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk
bertindak dan berperilaku.
b.        Adanya acuan atau referensi dari seseorang atua pribadi yang
dipercayai.
c.         Sumberdaya yang tersedia merupakan pendukung untuk
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
d.        Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya
perilaku seseorang.
• Adapun Ewles dan simnett (1994 : 71-75 dalam Heri 2009) menyatakan
beberapa pertimbangan yang memengaruhi kepedulian dengan determinan
sosial antara lain :
• a.       Semua program promosi kesehatan harus peka terhadap kerangka
sosial, ekonomi, ras dan budaya dari kelompok klien yang menjadi sasaran.
Program-program harus selalu dipertimbangkan dalam konteks latar belakang
sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih luas.
• b.      Semua kegiatan promosi kesehatan harus memahami bahwa determinan
sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap kesehatan sering berada di luar
kontrol individu, serta harus berupaya memperhitungkan determinan-
determinan ini.
• c.       Promosi kesehatan akan efektif jika kegiatan promosi kesehatan
memasukkan metode-metode yang mendorong keterlibatan dan partisipasi
masyarakat umum. Upaya lain adalah memberdayakan masyarakat untuk
mengambil lebih banyak kontrol dan tanggung jawab atas kesehatannya
sehingga dapat memengaruhi sistem dan organisasi yang berdampak bagi
kesehatan.
• Determinan Sosial Berkaitan dengan Kesehatan
Ada sepuluh determinan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan antara lain :
1.      Kesenjangan sosial
• Masyarakat dengan kelas  sosial ekonomi lemah, biasanya sangat rentan dan berisiko terhadap
penyakit, serta memiliki harapan hidup yang rendah.
2.      Status Emosional
• Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia semakin
meningkatkan kesehatan tubuh kita
3.      Pengucilan sosial
• Kehidupan di pengasingan atau perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak nyaman, tidah
berharga, kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan fisik, dan mental suatu pribadi.
4.      Kehidupan dini
• Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan. Pertumbuhan fisik
yang lambat, serta dukungan emosi yang kurang baik pada awal kehidupan akan memberikan
dampak pada kesehatan fisik, mental dan kemampuan intelektual masa dewasa.
5.      Sosial ekonomi
• Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan, dan
ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar pada penentuan
derajat kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat
ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi buruk.
7. Dukungan sosial
• Hubungan sosial termasuk diantaranya adalah persahabatan serta
kekerabatan yang baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja.
8.      Penyalahgunaan NAPZA
• Pemakaian NAPZA merupakan faktor memperburuk kondisi kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan. Napza atau pemakaian narkoba, alkohol
dan merokok mengakibatkan dampak buruk terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat.
8.      Makanan
• Ketersediaan pangan, pendayagunaan penghasilan keluarga untuk
pangan, serta cara makan berpengaruh terhadap kesehatan kita.
Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita.
9.  Transportasi
• Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara, dan meningkatkan aktifitas
fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan. Selain itu, mengurangi
waktu berkendara dan jumlah kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.
10.  Pendidikan dan pengetahuan
• Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang
untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya.
11Faktor agama dan keyakinan
• Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak langsung
mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat. Misalnya, pada agama
Islam.Islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan
adalah sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan melaksanakan
perintah Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

• Novita,N. Franciska, Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

• Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai