PENDAHULUAN
Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat
semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa
dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya,
kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara
pula (Siagian, 1997).
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sedangkan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar
ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu
(KBBI, 2005). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktorfaktor yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah
tekad tertentu (Nursalam, 2009). Adapun motivasi adalah kondisi yang menggerakan
diri karyawan untuk lebih terarah dalam mencapai tujuan organisasi/ujuan kerja
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).
2.2 Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Selain itu Tujuan Motivasi adalah sebagai berikut
1. Motivasi Intrinsik
Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat
memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
2. Motivasi Ekstrinsik
Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.
Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh dengan
kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai kebutuhan.
1) Kebutuhan Fisiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-
kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan.
Berbagai kebutuhan fisiologis itu berkaitan dengan status manusia
sebagai insan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat universal, tidak
mengenal batas geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi
dan faktor lainya yang menunjukan keberadaan seseorang.
Meningkatnya kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai
kebutuhan tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya pergeseran
pendekatan pemuasannya dari pendekatan yang sifatnya kuantitatif
menjadi pendekatan kualitatif. Contohnya : Sandang / pakaian,
pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti
buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam
arti keamanan fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan
tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan
adil dalam pekerjaan seseorang.
Perlakuan yang adil dan manusiawi akan memelihara keseimbangan
kejiwaan seseorang. Peran ikatan pekerja atau profesi sangat
diharapkan agar membantu mencapai perlakuan yang adil. Contoh :
Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3) Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul
secara naluri karena sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak
seseorang dilahirkan yang terus bertumbuh dan berkembang dalam
pelajaran hidupnya. Juga karena sifatnya yang naluriah, keinginan
memuaskanya pun berada pada intensitas yang tinggi karena itulah
terdapat kecendrungan orang untuk memasuki berbagai kelompok
yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana pemuasannya
(Siagian,1995;153).Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki
keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4) Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena
itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan
statusnya oleh orang lain. Keberadan dan setatus sesering mungkin
biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar jabatan, yang
penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan
di luar organisasi .Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan
banyak lagi lainnya.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan
manusia. Aktualisasi diri berhubungan dengan konsep diri.
Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah motivasi seseorang untuk
mentransformasikan persepsi dirinya kedalam realita. Aktualisasi diri
dalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai
dengan bakat dan minatnya.
2. Teori ERG
Terori ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa
individu mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan
pertumbuhan
Ada 3 hierarki :
1) Eksistensi
Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan,
minuman, udara, upah, dan kondisi kerja.
2) Keterkaitan
Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar
pribadi.
3) Pertumbuhan
Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi
yang kreatif dan produktif
3. Teori Dua Faktor Herzberg
Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori
hygiene-motivator. Teori dua faktor dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting
untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada
kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak
hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik untuk
bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor
pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene
factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu
yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan)
meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan
kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
b. Motivation Factors
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus
segera dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun,
1999). Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah (Widayatun, 1999) :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA