Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen keperawatan

Dosen pengampu: Ns. Linda Wieke N., S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

Lina Anggraeni 185070209111038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERANN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
TEORI MOTIVASI MENURUT ABRAHAM MASLOW

a. Pengertian
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan. Beberapa penulis mendifinisikan
motivasi sebagai berikut:
1. Suatu variabel yang iktu campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan
faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola,
mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin,
2001)
2. Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
ketercapaiannya tujuan tertentu.individu yang berhasil mencapai tujuannya
tersebut maka berarti kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi atau terpuaskan
(Munandar, 2001)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah alat penggerak
yang ada di dalam setiap indivisu untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai.
Usaha yang diberikan dalam motivasi seseorang dilakukan dengan cara
memunculkan faktor-faktor yang mendorong individu berperilaku tertentu. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan jalan memberikan imbalan, menciptakan
persaingan, melatih, menasehati, dan lainnya (Hariandja, 2002)

b. Tujuan Motivasi
Berikut ini terdapat beberapa tujuan motivasi, terdiri atas (dosen pendidikan, 2019):
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan produktivitas kerja.
3. Mempertahankan kestabilan kerja.
4. Meningkatkan disiplin kerja.
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi.
7. Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai.
8. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
9. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat dan bahan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi
kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan
upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Berbagai Faktor Motivasi seseorang
sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut (dosen pendidikan, 2019):
1. Faktor Internal yaitu adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri
atas:
a) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa
persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
b) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam
lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;.
c) Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari
suatu perilaku.
e) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang
untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon
terhadap tekanan yang dialaminya.
2. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai
imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
b) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi
tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan
perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan
kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat
memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam
kehidupan sosial.
c) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya;
d) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas
dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat
mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu
objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem
pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan
tercapai maka akan timbul imbalan.

d. Teori Kebutuhan dari Abraham H. Maslow


Didalam teori Maslow seperti yang dikutip oleh Hasibuan (2006:152) yang
menyatakan bahwa Maslow’s Need Hierarcy Theory atau Teori Hierarki Kebutuhan
adalah mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku dan bekerja karena
adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang.
Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan
muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah
terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat
kebutuhan yang kelima.Dasar Teori Hierarki Kebutuhan
Berikut ini adalah dasar teori hierarki kebutuhan yakni sebagai berikut :
1. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan selalu menginginkan lebih
banyak lagi dan akan berhenti jika akhir hayatnya tiba.
2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi
pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi
motivator.
3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki.

Robbins and Judge (2008) digambarkan dalam suatu hirarki lima kebutuhan
dasar manusia menurut Maslow (gambar 1), yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis (Physiologocal needs), meliputi rasa lapar, haus,


berlindung, seksual dan kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Security or safety needs), meliputi
rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Kebutuhan sosial (Affiliation or acceptance needs), meliputi rasa kasih sayang,
kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), meliputi penghargaan internal seperti
hormat diri, otonomi dan pencapaiannya serta faktor-faktor penghargaan
eksternal seperti status pengakuan dan perhatian.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for self actualization), dorongan untuk menjadi
seseorang sesuai kecakapannya meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang dan pemenuhan diri sendiri.

Gambar 1: Kebutuhan Hirarki Maslow


Sumber: Suwanto. 2016. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
Kelima tingkatan tersebut kemudian digambarkan oleh Leon C Megginson yang
dikutip dalam Handoko (2008 : 258) sebagai berikut :

Gambar 2: Hirarki kebutuhan dari Maslow dalam teori dan penerapannya sebagai
motivasi manajerial.

Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang


lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku kearah kebutuhan yang paling
tinggi (self actualization). Apabila kebutuhan seseorang (pegawai) sangat kuat, maka
semakin kuat pula motivasi orang tersebut menggunakan perilaku yang mengarah
pada pemuasan kebutuhannya. Teori hirarki kebutuhan dari Maslow ini dapat dengan
mudah dipahami dalam kerangka teoritis maupun terapan sebagaimana yang
diilustrasikan dalam gambar 2. Teori Maslow merupakan penjelasan mutlak tentang
semua perilaku manusia, tetapi lebih merupakan suatu pedoman umum bagi manajer
untuk memahami orang-orang berperilaku.

Teori maslow ini bisa diimplikasikan dalam berbagai bidang. Dalam bidang
managemen kerja misalnya. Teori motivasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk
memotivasi karyawan melalui gaya managemen yang terstruktur. Teori motivasi
dalam managemen perusahaan antara lain :
1. Kebutuhan fisiologi yang terwujudkan dengan penyediaan waktu istirahat, makan
siang dan upah yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebutuhan keamanan yaitu dengan memberikan jaminan tunjangan pensiun,
keamanan kerja, alat-alat kerja yang sesuai standar keamanan serta lingkungan
yang aman.
3. Kebutuhan sosial seperti memunculkan kedudukan seseorang dalam sebuah
kelompok atau tim kerja. Karyawan akan merasa kebutuhan sosialnya terpenuhi
jika keberadaanya dan kemapuannya sebagai individu diakui oleh atasan dan
karyawan lain.
4. Kebutuhan penghargaan dicukupi dengan pemberian reward atau penghargaan
sebagai karyawan terbaik setelah ia menyelesaikan pekerjaan dalam satu
periode atau karena sikap teladannya selama bekerja.
5. Kebutuhan aktualisasi diri seperti menyediakan karyawan sebuah tantangan
dengan imbalan pencapaian penuh potensi dalam berkarir.
DAFTAR PUSTAKA

Hani, H.T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta.
Hasibuan, M. 2006. Dasar-dasar, Pengertian, dan Masalah Dalam Manajemen. Bumi
aksara, Edisi Revisi : Jakarta.
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Oragnisasi, edisi pertama. UIP
Suwanto. 2016. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta
Dosen pendidikan. 2019. (Online) https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-motivasi-
menurut-para-ahli/, diakses tanggal 05 November 2019

Anda mungkin juga menyukai