Nim : 2105092029
Kelas : AB-5H
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara
perilaku manusia, cerminan yang paling sederhana tentang motivasi dapat dilihat
dari aspek perilaku ini. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi
(motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan
(wish) dan dorongan (drive). Demikian pula dengan pengertian motivasi sendiri,
banyak ditafsirkan berbeda-beda oleh para ahli sesuai dengan tempat dan keadaan
yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya.
Handoko (1999) menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam
kekuatan yang dapat memberikan rangsangan atau dorongan serta semangat kerja
kepada pegawai sehingga dapat merubah perilaku pribadi orang tersebut dan
TEORI-TEORI MOTIVASI
Inti dari teori maslow adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dari suatu
hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan
yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Robbins and Judge (2008) digambarkan dalam suatu hirarki lima
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow (gambar 1), yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis (Physiologocal needs), meliputi rasa lapar, haus,
berlindung, seksual dan kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Security or safety needs),
meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Kebutuhan sosial (Affiliation or acceptance needs), meliputi rasa kasih
sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), meliputi penghargaan internal
seperti hormat diri, otonomi dan pencapaiannya serta faktor-faktor
penghargaan eksternal seperti status pengakuan dan perhatian.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for self actualization), dorongan untuk
menjadi seseorang sesuai kecakapannya meliputi pertumbuhan, pencapaian
potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Fisiologis
sangat kuat, maka semakin kuat pula motivasi orang tersebut menggunakan
dari Maslow ini dapat dengan mudah dipahami dalam kerangka teoritis maupun
manusia, tetapi lebih merupakan suatu pedoman umum bagi manajer untuk
Teoritis : Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, dan prestasi,
apresiasi, kehormatan diri, penghargaan.
“strokes”, penghargaan.
Kebutuhan sosial (Social Needs)
Teoritis : Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, Kekeluargaan
, asosiasi.
Terapan : Pengembangan pegawai, kondisi kerja yang aman, rencana-rencana senioritas, serikat
kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi, sistem penanganan
keluhan.
Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)
Terapan : Ruang istirahat, berhenti makan siang, udara bersih untuk bernafas, air untuk minum,
liburan, cuti, balas jasa dan jaminan sosial, periode istirahat on the job.
bertahap. Dari teori ini dapat menjadi sebagai pendukung dari variabel
motivasi motif material, bahwa kebutuhan itu terdiri dari dua yaitu, kebutuhan
memberi imbalan berupa financial yang dapat diambil dari teori Maslow
terendah yaitu fisiologis sampai ke tingkat atas yaitu aktualisasi diri. Semakin
tinggi tahap yang ingin dilewati maka akan semakin sulit tantangan yang
“dissatisfiers dan satisfiers atau hygiene dan motivator atau extrinsic factors dan
berikut:
dalam pekerjaan, maka akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat bagi
seorang pegawai dan akhirnya dapat menghasilkan prestasi yang tinggi. Faktor
gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi dan administrasi tidak akan menimbulkan
menimbulkan kepuasan adalah hasil kerja itu sendiri. Ketiga, perbaikan faktor
Dari teori ini dapat menjadi sebagai pendukung dari variabel motivasi
motif layanan sosial yang diberikan kepada semua karyawan dan didistribusikan
secara adil. Teori dua faktor Herzberg pada penelitian ini menjelaskan bahwa
kinerja karyawan menjadi salah satu faktor penting untuk dapat mengetahui
apakah motivasi motif moral, motivasi motif material, dan motivasi motif layanan
Kedua hal tersebut harus berjalan beriringan agar tim menjadi solid dan
termotivasi. Contoh dari faktor hygiene misalnya dengan membuat ruangan kerja
(dua) asumsi, yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Kedua teori ini secara
Asumsi dasar teori X adalah bahwa rata-rata manusia tidak menyukai kerja dan
harus dipaksa, diawasi serta harus dituntun untuk menghasilkan atau tujuan
jawab.
adalah:
organisasi.
jawab serta memiliki kreativitas dan kecerdikan rata-rata manusia atau pegawai
menurut teori Y adalah:
mengembangkan dirinya.
mengenai sifat alami manusia yang dibagi menjadi 2 set asumsi. Karenanya, teori
penelitian terhadap ilmu perilaku yang lebih umum digunakan dalam pengelolaan
Dalam hal ini, teori X lebih banyak memiliki asumsi negatif dimana :
- Sebagian besar pekerja akan mencari kenyamanan di atas segalanya dan akan
- Manajer yang percaya dan menerima asumsi dari teori X ini cenderung untuk
pegawai mereka. Manajer yang menggunakan teori ini akan berpikir bahwa
yang tidak dapat dipercaya, tidak bertanggung jawab dan orang-orang yang
- Pegawai dapat bekerja secara natural dan juga beristirahat dan bermain
- Sebagian besar orang bisa belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung
jawab
umum
Manajer yang menerima asumsi dari Teori Y ini biasanya menganggap bahwa
manajer dalam ranah Y akan membantu pegawai mereka lebih dewasa dan
tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkannya dan
keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukan itu. Jika keyakinan yang
karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang berkisar antara nol sampai
positif satu. Harapan nol menunjukkan bahwa tidak ada kemungkinan sesuatu
akan muncul mengikuti suatu tindakan atau perilaku yang telah dilakukan.
2. Nilai (valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai atau
martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu bersangkutan.
Misalnya, peluang untuk dipindahkan ke posisi dengan gaji yang lebih besar
di tempat lain, mungkin mempunyai nilai bagi orang yang menghargai uang
atau orang yang menikmati nilai rangsangan dari lingkungan baru; tetapi
mungkin mempunyai nilai (valensi) rendah bagi orang lain yang mempunyai
ikatan kuat
dengan kawan, tetangga dan kelompok kerjanya. Valensi ini ditentukan oleh
individu dan tidak merupakan kualitas obyektif dari akibat itu sendiri. Pada
suatu instansi tertentu, valensi itu berbeda bagi satu orang ke orang lain. Suatu
hasil mempunyai valensi positif, apabila dipilih dan lebih disegani, tetapi
sebaliknya mempunyai valensi negatif jika tidak dipilih dan disegani. Suatu
hasil mempunyai nilai (valensi) nol, jika orang acuh tidak acuh untuk
mendapatkannya.
3. Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat
mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar nol dan
minus satu. Hasil valensi minus satu (-1) menunjukkan persepsi bahwa
tercapai tingkatan tingkat kedua adalah pasti tanpa hasil tingkat pertama. Dan
Harapam E P Harapan P O
Probabilitas yang Probabilitas yang
dirasakan dari dirasakan karena
prestasi yang menerima suatu
sukses, dengan perolehan,
Perolehan
dengan usaha tertentu. Potensi
Tingkat
Perolehan Kedua
Tingkat
Pertama Perolehan
Tingkat
Kedua
Perolehan Perolehan
Prestasi
Tingkat Tingkat
Pertama Kedua
Perolehan
Tingkat
Kedua
Perolehan Perolehan
Tingkat Tingkat
tertentu. Pertama Kedua
Perolehan
Tingkat
Kedua
Tingkat pertama (+1) menunjukkan bahwa hasil tingkat pertama itu perlu dan
sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat kedua. Karena hal ini
yang berhubungan dengan perilaku pegawai dalam instansi (gambar 3), yaitu:
orang yang berN-Ach tinggi, maka akan memiliki kinerja yang tinggi, adapun
interaksi yang lebih cepat dan hemat melalui kemajuan teknologi seperti
dan sejenisnya), kebutuhan akan berinteraksi sosial tetap menjadi sesuatu yang
learning,
tersebut.
dalam melakukan kontrol atas situasi dan lingkungan yang dihadapinya. Hal
ini terkait dengan apa yang dinamakan sebagai kesuksesan dan kegagalan bagi
menjadi dorongan motivasi yang sukses, sebaliknya bagi yang lain, begitu
motivasi baginya.
Kebutuhan Manusia
Tiga motivasi ini tidak bisa diturunkan, akan tetapi dibangun. Lalu bagaimana
cara membangunnya? Cara membangun motivasi ini sudah pasti dilakukan
dengan budaya dan juga pengalaman hidup.
Seorang yang memiliki motivasi dari pencapaian akan menyukai tantangan dan
penyelesaian masalah. Mereka yang membangun motivasi dengan cara
membuat goal berupa pencapaian ini memiliki rasa yang kuat agar mereka
mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Setiap orang memiliki cara agar termotivasi sendiri, untuk Anda para pemimpin
sangat penting bagi Anda untuk mengetahui tipe seperti apa orang-orang dalam
tim Anda sehingga bisa membangun tim tersebut lebih efektif dan
lebih produktif.
Alderfer (dalam Koonts et al, 1996) mengajukan sebuah variasi dari teori
berikut:
material dan fisiologis dengan segala variasinya seperti makanan, air, gaji dan
kondisi kerja.
Teori motivasi ERG adalah teori motivasi yang diungkapkan oleh Clayton Paul
Alderfer. Teori ini bisa disebut sebagai penyederhanaan dari teori motivasi dari
Maslow.
Hal ini disebabkan karena teori ini memiliki beberapa poin yang mirip dengan teori
motivasi dari Maslow. Perbedaan antara teori ERG dengan teori Maslow ini ada
pada beberapa aspek yang penting.
Dalam teori ERG Alderfer juga digunakan piramida. Piramida ini memiliki 5
tingkat yaitu :
Dalam teori ERG ini dikenalkan juga mengenai sebuah prinsip yang disebut dengan
prinsip regresi frustasi. Prinsip ini menyatakan bahwa ketika kebutuhan lebih tinggi
dari seseorang tidak terpenuhi, maka seseorang mungkin akan berbalik dan mencari
kebutuhan yang lebih rendah.
Contohnya jika dalam tim Anda ada seorang yang ambisius dan mereka tidak
mendapatkan kesempatan pertumbuhan dalam karier mereka makan motivasi
mereka akan menurun dan akan menyebabkan mereka merasa frustasi.
Jika terjadi hal tersebut, maka orang tersebut akan melakukan sosialisasi yang lebih
banyak dengan tim Anda yang lain sehingga kinerja tim Anda menjadi tidak efektif.
Hal ini bisa terjadi karena ketika seseorang gagal memenuhi kebutuhannya dalam
hal Relatedness (R), maka mereka akan mencari cara lain untuk
mencari Existence (E).
7. Teori Keadilan
Hasil; segala hal yang didapatkan oleh seorang individu dari pekerjaan (seperti:
pengakuan, upah, prestasi).
8. Teori Edwin Locke
Teori motivasi ini dirilis Edwin Locke pada tahun 1968. Teori ini merupakan teori
yang berupa blueprint untuk motivasi di tempat kerja yang modern.
Dalam teori ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan motivasi, maka dibutuhkan
hubungan langsung antara goal, produktivitas dan juga engagement dari para
anggota tim Anda.
Dalam teori dari Edwin Locke disebutkan ada 5 prinsip yang bisa digunakan untuk
mencapai kesuksesan. 5 prinsip ini antara lain adalah :
Teori motivasi ini merupakan teori yang cukup muda. Hal ini disebabkan karena
teori ini muncul di abad 21 ini. Dalam teori yang dikemukakan oleh Tonny
Robbins ini disebutkan bahwa ada 6 kebutuhan yang harus dipenuhi agar anggota
tim Anda mudah termotivasi. 6 kebutuhan tersebut adalah :
5. Pertumbuhan
Semua orang harus bertumbuh dan lebih baik setiap harinya.
6. Kontribusi
Setiap orang harus memiliki peran tersendiri agar bisa menjadi orang yang lebih
berguna bagi lingkungan, komunitas dan juga sosial secara umum.
Tonny beranggapan, jika 6 kebutuhan yang disebutkan di atas dapat dipenuhi, hal
ini dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi untuk melanjutkan
hidupnya secara penuh semangat.
Teori dari motivasi dari Taylor cukup simple. Taylor berpendapat bahwa seorang
pekerja akan termotivasi dengan 1 hal yaitu uang. Teori motivasi ini dari Taylor ini
beranggapan bahwa :
Pekerja tidak pernah menikmati pekerjaannya. Oleh karena itu, mereka harus selalu
dimonitor dan dikontrol dengan ketat. Dalam hal ini Taylor percaya bahwa para
pekerja memiliki sifat natural untuk menganggap pekerjaan enteng dan suka
bermalas-malasan ketika mereka punya kesempatan.
Kondisi ini merupakan sebuah solusi imbang dimana pekerja akan mendapatkan
insentif ketika bekerja keras untuk mendapatkan hasil lebih dan produksi
menjadi lebih efisien.
Teori motivasi ini merupakan teori yang banyak digunakan terutama dalam bidang
penjualan dan strategi pemasaran. Dalam bidang tersebut, teori ini digunakan untuk
membantu memahami apa yang diinginkan oleh konsumen dan juga motivasi yang
dimiliki oleh konsumen dalam hal melakukan pembelian.
Penelitian ini dilakukan oleh Elton Mayo (1880-1949) pada perusahaan General
Electric di Hawthorn Chicago. Dalam teori motivasi ini salah satunya disimpulkan
bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk bekerja lebih keras ketika mereka
merasa diawasi. Inilah kemudian yang dinamakan efek Hawthrone
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita merasakan juga hal tersebut ketika
dikelas belajar ada/tidak ada guru, ketika bekerja ada pimpinan di depan kita/tidak
ada. Seorang pekerja bangunan akan lebih giat bekerja ketika ada
mandor mengawasi.