Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

MOTIVASI

Ditulis Oleh :
Ajeng Larasati
Alfian Heri
Alma Auliya Safira (221010502119)
Amelia
Ardianus Hura
Daniel Domu

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal
maupun eksternal, secara umum tindakan manusia terutama dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan yang dapat dikelompokan menjadi kebutuhan fisik pokok, dan kebutuhan
social psikologis berbagai kebutuhan tersebut pada akhirnya mendorong individu untuk
melakukan tindakan.
Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri, dorongan ini
yang menyebabkan mengapa seseorang itu berusaha mencapai tujuan baik sadar atuapun
tidak sadar, dorongan ini pula yang menyebabkan seseorang itu berperilaku dapat
mengendalikan dan memelihara kegiatan-kegiatan dan yang menetapkan arah yang harus
ditempuh oleh seseorang tersebut.
Tujuan sebagai suatu harapan untuk mendapat suatu penghargaan, suatu arah yang
dikehendaki oleh motivasi, manajer yang berhasil mendorong atau memotivasi
karyawannya karena ia mampu menciptakan suatu lingkungan yang menjamin adanya
suatu tujuan yang tepat bagi pemenuhan pemuasan kebutuhan. Masing-masing orang
dalam suatu organisasi mempunyai tujuan individu.
Manajer yang arif senantiasa memperhatikan adanya kesinambungan atau adanya
kesesuaian antara tujuan individu dengan tujuan organisasi, jika terjadi kesenjangan
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi maka akan tercipta ketidakharmonisan
kerja seseorang akan menyalahgunakan tugas dan kewajibannya untuk kepentingan
individunya. Motivasi yang mengarahkan pencapaian tujuan adalah motivasi individu
yang paling kuat, untuk itu suatu usaha memperkecil kesenjangan tadi merupakan tugas
pokok manajer, sehingga individu-individu dalam organisasi tersebut termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Maka berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menjelaskan pengertian motivasi ?
2. Bagaimana menjelaskan elemen – elemen motivasi ?
3. Bagaimana memahami beberapa teori motivasi ?
4. Bagaimana mengidentifikasi aspek – aspek motivasi kerja ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
motivasi kerja, selain itu juga sebagai tolak ukur sejauh mana motivasi kerja
mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi. Sehingga dapat menjaadi acuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, kalua seandainya motivasi tersebut sudah ada didalam
lingkup organisasi. Dan kalua belum ada maka diharapkan dengan adanya makalah ini
dapat menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan kondisi organisasi yang bermotivasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi


Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha guna mencapai sasaran organisasi, yang
dikondisikan oleh individu. Motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi secara umum
berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apa pun, fokus dipersempit menjadi tujuan-tujuan
organisasional untuk mencerminkan minat terhadap perilaku yang berhubungan dengan
pekerjaan. Meskipun secara umum, motivasi merujuk ke upaya yang dilakukan guna
mencapai setiap sasaran, di sini kita merujuk ke sasaran organisasi karena fokus kita
adalah perilaku yang berkaitan dengan sasaran organisasi yang berkaitan degan kerja. ada
tiga unsur kunci dalam definisi itu upaya, sasaran organiasi, dan kebutuhan.
Keith Davis
Kebutuhan manusia secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu : Kebutuhan fisk
pokok dan kebutuhan social psikologis motivasi pada dasarnya adalah “ dorongan dalam
diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan suatu tindakan tertentu “
Wexley dan Yuki
Motivai kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja
disebut juga pendorong semangat kerja, kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang ikut
menentukan besar kecilnya prestasi orang tersebut. Dari pengertian tersebut dapat
dipahami sebagai berikut :
Motivasi adalah proses yang menjelaskan itensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi berasal dari kata “MOTIF” yang sering diartikan
sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani
untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku dan di dalam perbuatan itu mempunyai tujuan.
2.2 Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh
sebab itu motivasi kerja di dalam juga disebut pendorong semangat kerja. Motivasi kerja
menunjuk pada kondisi-kondisi di dalam dan di luar individu yang menyebabkan adanya
keragaman dalam intensitas, kualitas, arah, dan lamanya perilaku kerja.
A. Secara individu Ciri-ciri motif sebagai berikut :
1. Motif majemuk
Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan, tetapi beberapa
tujuan yang berlangsung bersama-sama.
2. Motif dapat berubah-rubah
Motif sering mengalami perubahan ini disebabkan keinginan manusia selalu
berubah-rubah sesuai dengan kebuthan atau kepentingannya.
3. Motif berbeda-beda bagi individu
Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama bisa saja memiliki perbedaan
motif.
B. Motivasi adalah sekelompok pendorong orang yang mempunyai ciri-ciri :
1. Motivasi dapat beasar dari dalam maupun luar individu.
2. Motivasi dapat menimbulkan perilaku bekerja.
3. Motivasi dapat menentukan bentuk, tujuan, intensitas, dan lamanya perilaku
bekerja.
C. Berkaitan dengan pengertian motivasi tersebut terdapat unsur-unsur atau elemen-
elemen dalam motivasi sebagai berikut :
1. Intensitas
Terkait dengan seberapa keras seseorang berusaha atau usaha seseorang untuk
mencoba mencapai sesuatu tujuan dalam hidupnya.
2. Arahan
Usaha yang sudah ada dan sudah dilakukan di arahkan ke suatu tujuan misalnya
tujuan organisasi atau upaya yang diarahkan ke sasaran dan konsisten dengan sasaran
organisasi..
3. Kegigihan
Ukuran tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya atau focus
kepada seberapa lama seseorang dapat mempertahankan upaya atau usahanya.
2.3 Teori Motivasi
A. Teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow
Pada dasarnya tindakan manusia dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan yang bersifat
hirarkis (bersusun), teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa kebutuhan manusia
dimulai dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Dan manusia akan
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi jika kebutuhan sebelunya sudah dapat
dipenuhi, berbagai kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan psikologis
Merupakan kebutuhan yang paling dasar, kebutuhan ini meliputi sandang
(pakaian), Pangan (rasa lapar dan haus), papan (tempat tinggal/perumahan), dan
Sex.
2. Kebutuhan keamanan
Meliputi keselamatan dan perlindungan fisik misalnya kebutuhan rasa aman di
tempat kerja.
3. Kebutuhan social Kebutuhan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain di
lingkungan sekitarnya, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, rasa
memiliki, persaan diterima dalam lingkungannya, dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan Kebutuhan ini meliputi kepercayaan diri, pengakuan,
harga diri, perhatian, dan prestasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri Merupakan pencapaian kebutuhan yang paling tinggi
misalnya pencapaian potensi ingin menjadi pimpinan.
B. Federick Herzberg
Seorang Profesor Ilmu Jiwa pada Universitas di Cleveland, Ohio,
mengemikakan Teori Motivasi Dua Faktor atau Herzberg’s Two Factors Motivation
Theory atau sering juga disebut Teori Motivasi Kesehatan (Faktor Higienis). Herzberg
mengumpulkan data mengenai sikap kerja karyawan di ratusan perusahaan. Dari riset
itu, ia menarik kesimpulan bahwa individu mempunyai dua kategori kebutuhan yang
mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan dalam pekerjaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja yaitu :
Pertama faktor pemeliharaan
Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan atau
maintenance factor. Maintenance factor (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan
hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.
Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan
makan, kemudian lapar lagi, lalu makan, dan seterusnya. Faktor-faktor pemeliharaan
meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, suvervisi yang
menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam-macam tunjangan lain.
Hilangnya faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya ketidak puasan
(dissatisfiers) dan tingkat absensi serta turnover karyawan akan meningkat. Faktor-
faktor pemeliharaan perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan agar
kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.
Kedua faktor motivasi
Faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang.
Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan kerja (job content)
yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat,
yang dapat menghasilkan pretasi pekerjaan yang baik. Jika ingin memotivasi orang
pada pekerjaannya, Herzberg menyarankan untuk menekankan pada pada hal-hal
yang berhubungan langsung dengan kerja itu sendiri atau hasil langsung yang
diakibatkannya, misalnya: peluang promosi, pertumbuhan personal, pengakuan ,
tanggung jawab, dan prestasi. Pemuasan ketegori pertama hanya berguna untuk
mencegah ketidakpuasan kerja dan tidak dapat dipakai untuk menciptakan kepuasan
kerja. Bagi Herzberg, ketiadaan ketidakpuasan kerja belum tentu berarti ada kepuasan
kerja.
Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi karyawan adalah dengan
memasukan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam
perkerjaan mereka. Penerapannya dengan pengayaan pekerjaan (job enrichement)
yaitu suatu teknik untuk memotivasi karyawan yang melibatkan upaya pembentukan
kelompok-kelompok kerja natural, pengkombinasian tugas-tugas, pembinaan
hubungan dengan klien, pembebanan vertikal dan pembukaan saluran balikan. Teknik
ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan. Pengayaan
pekerjaan ini merupakan upaya menciptakan motivator seperti kesempatan untuk
berhasil dalam pekerjaan dengan membuat pekerjaan lebih menarik dan lebih
menantang. Hal ini sering dapat dilakukan dengan memberikan otonomi yang lebih
besar kepada karyawan dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada karyawan
untuk terlibat dalam perencanaan dan pengawasan yang biasanya dilakukan oleh
supervisor.
C. Victor H. Vroom
Menurut Victor H. Vroom pada dasarnya orang bertindak dipengaruhi oleh beberapa
hal (faktor harapan) seperti :
1. Seberapa besar orang menginginkan imbalan (valensi).
2. Kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menghasilkan prestasi
(harapan).
3. Perkiraan bahwa prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan
(instrumentalis).

(Valensi x Harapan x Instrumentalis) = Motivasi


Keterangan :
1. Valensi :
 mengacu pada kekuatan seseorang untuk memperoleh imbalan (tujuan).
 contohnya : apabila seseorang dalam bekerja menginginkan promosi,
maka promosi memiliki valensi yang tinggi bagi orang itu.
 Valensi dipengaruhi oleh : pengalaman kerja, usia, pendidikan, jenis
pekerjaan.
2. Harapan
 Merupakan keyakinan bahwa upaya yang dilakukan akan menghasilkan.
 Harapan dipengaruhi oleh : Ketekunan, keuletan, pengalaman, dan
kejelian dalam melihat peluang.
3. Instrumentalis
 Merupakan keyakinan bahwa akan mempeoleh imbalan jika berhasil
melaksanakan tugasnya dengan baik.
 Instrumentalis dipengaruhi oleh : Keadilan dalam pekerjaan, dan
pejelasan peraturan (misalnya berdasarkan prestasi)
 Contoh : Jika orang yakin keputusan (imbalan) akan didasarkan pada
prestasi, maka nilai instrumentalis akan tinggi, artinya orang akan
terdorong untuk berprestai terus.
2.4 Timbulnya Motivasi Seseorang
Proses timbulnya motivasi seseorang adalah :
1. Kebutuhan yang belum terpenuhi
2. Mempunyai kemampuan, ketrampilan dan pengalaman.
3. Menggapai prestasi
4. Imbalan
5. Pencapaian tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mencapai tujuan di dalam organisasi ada
dua faktor individu dan faktor organisasi :
1. Faktor individu
a) Minat
b) Sikap terhadap pekerjaan
c) Kompetensi dan kemampuan
d) Keyakianan diri.
2. Faktor organisasi :
a) Kondisi pekerjaan (jam kerja, ruang kerja, suasana lingkungan).
b) Gaji dan benefit yang diterima.
c) Sifat pekerjaan.
d) Pemebrian pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi.
e) Tingkat tanggung jawab yang diberikan
f) Adanya kemajuan dan perkembangan di dalam pekerjaan.

2.5 Bagaimana Memotivasi Karyawan


Memotivasi pada dasarnya merupakan salah satu pekerjaan pokok bagi setiap manajer
untuk membuat karyawan (bawahan) bekerja lebih produksif, beberapa cara yang dapat
untuk memotivasi karayawan antara lain :
a. Melibatkan (partisipasi dalam pengambilan keputusan).
b. Upah variable (berdasarkan kinerja).
c. Tunjangan fleksibel.
d. Upah berdasarkan ketrampilan.
e. Upah yang adil.
2.6 Motivasi Dalam Organisasi
Dalam aktivitas organisasi motivasi menjadi masalah yang kompleks mengapa?
a. Setiap anggota bersifat “unik”.
b. Berkembang atas dasar “proses belajar” (perubahan perilaku atas dasar
pengalaman dirinya) oleh karena itu sangat dinamis.
c. Faktor perubahan sangat bervariasi baik dari dalam maupun dari luar
individu.
Beberapa masalah unik yang dihadapi dalam upaya memotivasi karyawan
professional, pekerja tidak tetap, dan pekerja beragam.
1. Memotivasi para professional
Umumnya karyawan professional ini sangat terlatih, dan mempunyai komitmen
jangka panjang yang kuat di bidang keahliannya biasanya kesetiaannya lebih
pada profesinya. Implikasi beberapa panduan untuk memotivasi orang-orang
professional misalanya : berilah pekerjaan yang menantang yang berkelanjutan
sesuai bidangnya, beri kesempatan (pendidikan pelatihan, loka karya untuk
mengasaiperkembangan bidangnya).
2. Memotivasi karyawan
3. Setiap manajer perlu memahami berbgai karakter individu, karena setiap individu
karyawan memiliki motivasi yang kemungkinan besar berbeda misalnya :
a. Upah berdasarkan ketrampilan.
b. Meningkatkan memberi pelatihan ketampilan.
c. Ditingkatkan status karyawan (karyawan tidak tetap menjadi karayawan
tetap.
2.7 Tujuan Motivasi
Ada beberapa tujuan dari pada motivasi yang dikemukakan oleh Suwatno (2012:147)
yaitu:”
1. Melakukan peningkatan moral dan kepuasan kerja.
2. Melakukan peningkatan produktivitas kerja.
3. Melakukan pertahanan kestabilan karyawan.
4. Melakukan peningkatan kedisiplinan karyawan.
5. Melakukan pemanfaatan pengadaan karyawan.
6. Membuat situasi dan kondisi hubungan kerja.
7. Melakukan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8. Memberikan kesejahteraan karyawan.
9. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya.
10. Melakukan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku”.

2.8 Jenis – Jenis Motivasi


Suwatno mengatakan (2012:146) bahwa motivasi memiliki jenis- dan macamnya
salah satunya adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Positif
”Motivasi positif yaitu motivasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan
untuk memotivasi atau merangsang karyawan memberikan imbalan kepada yang
berprestasi, sehingga meningkatkan semangat untuk bekerja”.
2. Motivasi Negatif
”Motivasi negatif yaitu motivasi yang dilakukan oleh atasan terhadap
bawahannya agar mau bekerja dengan sungguh-sungguh dengan memberikan
sanksi dan hukuman. Hal ini dalam jangka waktu pendek akanmeningkatkan
semangat kerja karena karyawan takut mendapat hukuman. Namun dalam jangka
waktu panjang hal tersebut akan menimbulkan dampak kurang baik”.
Dalam menggunakan kedua jenis motivasi tersebut harus sesuai dan serasi
supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah
dalam hal ini adalah kapan motivasi posotif dan motivasi negatif dapat efektif
menggerakakan gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif untuk jangka
waktu tak terbatas sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka waktu
tertentu. Oleh karena itu seorang manajer hendaknya konsisten dan adil dalam
melaksanakannya. Jenis-Jenis Motivasi menurut Hasibuan(2015) mengatakan :
1) Motivasi Intrinsik
"Motivasi intrinsik adalah motivasi yang lahir dari dalam tanpa melalui
rangsangan dari luar sehingga dengan motivasi itu seseorang menjadi
aktif dalam melakukan kegiatan". misalnya Ahmad adalah orang yang
suka belajar, tidak perlu ada orang yang memesan atau menyemangati dia,
dia rajin belajar sendiri. Kemudian bila dilihat dari segi tujuan dari
kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah mencapai tujuan yang
terkandung dalam tindakan belajar itu sendiri. Sebagai contoh nyata,
Umar rajin belajar, karena ia benar-benar ingin mendapatkan
pengetahuan, nilai-nilai atau keterampilan sehingga perilakunya dapat
berubah secara konstruktif, bukan karena tujuan lain. "Motivasi intrinsik
secara inheren dalam mempelajari kebutuhan dan tujuan murid" situasi.
Oleh karena itu motivasi intrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk
motivasi di mana kegiatan belajar dimulai dan dilanjutkan berdasarkan
dorongan internal dan benar-benar terkait dengan kegiatan belajar mereka.
Seperti yang dicontohkan sebelumnya bahwa Umar belajar, dia benar-
benar ingin tahu segalanya, bukan karena dia ingin pujian atau
penghargaan.
2) Motivasi Ekstrinsik
"Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang atau motivasi yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
eksternal. Misalnya Ahmad gemar belajar karena ada tes harian, sehingga
ia berharap mendapat nilai bagus.
Jadi tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh Ahmad adalah untuk
mendapatkan nilai bagus, bukan untuk mendapatkan pengetahuan yang
luas. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai
bentuk motivasi di mana kegiatan belajar dimulai dan berlanjut
berdasarkan dorongan eksternal yang tidak mutlak terkait dengan kegiatan
belajar.
Malayu S.P Hasibuan (2005) mengatakan bahwa jenisjenis motivasi
adalah sebagai berikut:
1) Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah motivasi yang dilahirkan dari sesuatu yang
positif, contoh jika umar bulan ini bekerja dengan maksimal maka akan
saya berikan hadiah.
2) Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatontoh if adalah motivasi yang dilahirkan meManajer
memotivasi bawahan dengan melalui sesuatu yang negative. Contoh jika
kamu Odi bekerja tidak optimal, maka akan saya berikan hukuman.

2.9 Aspek – Aspek yang Mempengaruhi Motivasi


Veithzal Rivai (2013), ”mengatakan bahwa aspek-aspek yang memperngaruhi motivasi
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa aman dalam bekerja.
2. Memiliki gaji yang sesuai
3. Lingkungan kerja yang nyaman
4. Pemberian Penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang sesuai.
2.10 Manfaat Motivasi
Adapun manfaat dari motivasi menurut Sowatno (2001), diantaranya sebagaiberikut :
a) Memotivasi hasrat dan antusiasme dalam bekerja
b) Peningkatan moral dan kepuasan karyawan
c) Peningkatkan produktivitas karyawan
d) Mengontrol loyalitas dan stabilitas perusahaan
e) Meningkatkan disiplin dan mengurangi ketidakhadiran
f) Pengadaan karyawan secara efektif
g) Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
h) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
i) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
j) Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugas mereka
k) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat dan bahan baku, dll
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah kerelaan untuk mengeluarkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai
sasaran organisasi. Dipersyaratkan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan
kebutuhan individu. Proses motivasi diawali dengan kebutuhan yang tidak terpuaskan,
yangmenciptakan ketegangan dan mendorong seseorng untuk mencari sasaran yang, bila
tercapai,akan memenuhi kebutuhan itu dan dan mengurangi ketegangan tadi.
Teori motivasi awal meliputi teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, Federick
Herzberg, dan Victor H. Vroom. Teori hierarki Abraham Maslow menyatakan bahwa
kebutuhan manusia dimulai dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi yaitu
kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan yang lainnya. Teori
Federick Herzberg menyatakan bahwa teori motivasi dua faktor yaitu faktor
pemeliharaan dan kedua faktor motivasi. Dan selanjutnya adalah teori menurut Victor H.
Vroom menyatakan bahwa seberapa besar imbalan yang diinginkan seseorang, upaya
yang dilakukan akan menghasilkan prestasi, dan perkiraan bahwa prestasi itu akan
menghasilkan perolehan imbalan.

3.2 Saran
Setelah mempelajari pembahasan motivasi pada bab sebelumnya, maka ada dua saran
yang saya petik dalam makalah ini diantaranya adalah yang pertama bagi pihak atasan
dalam suatu organisasi sebaiknya dapat memberikan apa yang seharusnya bawahan
dapatkan, baik itu informasi yang akurat, cepat dan tidak bertele-tele sehingga semangat
kerja bawahan tetap terjaga. Kedua, adalah bagi pihak bawahan sebaiknya lebih
memaksimalkan tugas pokok dan fungsi kerjanya masing-masing supaya kinerja tersebut
bisa mendapatkan predikat memuaskan bagi para atasan.
DAFTAR PUSTAKA

http://sabitasbin.blogspot.com/2018/05/makalah-perilaku-organisasi-motivasi.html
( diakses pada tanggal 20 Mei 2023)
https://www.academia.edu/10222192/Perilaku_Organisasi_Motivasi
(diakses pada tanggal 20 Mei 2023)
Modul Digital E-learning UNPAM Perilaku Organisasi Pertemuan 8
Modul Digital E-learning UNPAM Manajemen SDM Pertemuan 12

Anda mungkin juga menyukai