PENDAHULUAN
Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan,
maka kita perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita
yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif
dan kemauan mengambil langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi
pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. Motivasi akan
menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi
yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Di sinilah motivasi
berperan membuat diri seseorang maju dan melangkah untuk mengambil langkah
selanjutnya demi merealisasikan apa yang diinginkan tersebut.
Fenom
ena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya menjadi salah
satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan
pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka
pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha
menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang memiliki
kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan, sebaiknya
memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan
berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan
pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat untuk
berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi.
Oleh karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam
dalam segala hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk
itu, kita perlu menumbuhkan motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola
pikir dari yang sebelumnya pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok yang akan dibahas pada
makalah ini sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang
mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan
dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak
mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan
ketermpilan yang dimiliknya.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan
mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Harold Koontz
Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau
suatu tujuan.
American Encyclopedia
Motivation : that predisposition (it self the subject of much controvency) within the
individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such
factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavior.
Merle J. Moskowits
Motivation is usually defined the initiative and direction of behavior and the study
of motivation is in effect the study of course of behavior.
Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku
dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
2. Meningkatkan kepuasan
4. Mempertahankan loyalitas
5. Efektifitas
6. Efisiensi
C. TEORI MOTIVASI
2) Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman
yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan
pekerjaan.
Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan
dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia
yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
b. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang
gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang menginginkan
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan
perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang
dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan
demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.[4]
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang, jika tugas yang diembannya
sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.
Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya.
Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang
kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun, jika kita telaah
lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka dibelakang
kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik suskses yang diraih
pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan
tertatih – tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut menderiat kerugian dan nyaris
bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya
mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun – trahun akhirnay berhasil.
Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk memulai
usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai merintintis usahanya,
yaitu :
4. Coba – coba
5. Terpaksa
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak ditemui.
Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha
sebelumnya.
Memulai usagha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga menunai
keuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki
pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru
terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang
diawali dengan coba – coba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil
penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik
secara berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim
dilakukan adalah sbb :
Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah
berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan terhadap perusahaan
yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki
badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset perusahaan yang dimiliki.
Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen perusahaan lain.
Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan
perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang
diberikan oleh franchisor berupa:
b. Bentuk bangunan
e. Pemilihan karyawan
g. Iklan bersama.
Cara seperti inni sudah pernah dilakukan oleh McDonald, Indomart, Rumah makan
sederhana, dll.
1. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau
visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik
berupa waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan secara
kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras, dan
memiliki keberanian secara bertanggung jawab. Berikut adalah gambar menuju
kewirausahaan sukses menurut Dun Steinhoff[8] :
SUKSES
4.Bekerja keras
b. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat,
tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yag suka bekerja keras,
tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan
yang sukses.
c. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri,
bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.[9]
Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber pada
sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman ataupun orientasi
yang tegas, misalnya sebagai berikut :
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan makalah ini. Kami mohon kritik dan saran teman-
teman semua serta masukan-masukan yang bersifat membangun demi masa
depannya. Semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Contoh Kasus:
“KKM Snack”
1. Profil Usaha
Usaha yang dibuat Ibu Nur Fauziyah ini diantaranya kuping gajah, kacang
sembunyi, kue kacang kering, dan masih banyak lagi jenis jajanan yang
ditawarkan. Selain itu, Ibu Nur Fauziyah juga menerima pesanan makanan seperti
nasi box, ataupun snack kue-kue seperti kue lapis, pokies, lumpia, donat, kue tart,
kue bolu, pastel basah, dadar gulung, dan lain sebagainya. Beliau juga menerima
pesanan makanan desa seperti bugis, apem, pukis, tahu bakso, dll. Ibu Nur
Fauziyah tidak menjualkan produknya di pasar, beliau berjualan di rumah, dan
nanti ada pelanggan (pengecer) yang membeli produk itu secara banyak dengan
tujuan untuk dijual lagi kepasar. Pengecer tersebut secara tidak langsung telah
menjadi distributor dari produk Ibu Nur Fauziyah . Ia mendistribusikan ke toko-
toko dan perumahan.
Ternyata kue-kue Ibu Nur Fauziyah banyak diminati oleh orang-orang dipasaran,
selain karena harganya yang murah juga rasanya yang enak. Nah dari sinilah Ibu
Nur Fauziyah mulai memiliki banyak pelanggan dan mulai banyak menerima
pesanan.
A. Analisis STP pada Chafa Cookies and Catering
1. Segementasi Pasar
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan kepada Ibu Nur Fauziyah selaku
pemilik “Chafa Cookies and Catering” dapat diketahui bahwa sengmentasi pasar
untuk produk catering ditujukan pada golongan ekonomi kelas menegah kebawah
dan produk bisa dikonsumsi untuk segala jenis usia.
2. Target Pasar
Berdasarkan wawancara bahwa dengan Ibu Nur Fauziyah ekspektasi pemilik usaha
tersebut yaitu memberikan produk dengan kualitas baik, sehingga menarik minat
pembeli untuk membeli produk tersebut dan memberikan kepuasan pada pelanggan
atas produk yang diciptakan.
3. Positioning
Setelah memiliki target seperti yang tersebut diatas maka “Chafa Cookies and
Catering” ingin menciptakan citra baik terhadap setiap barang yang dikonsumsi,
yaitu dengan memberikan kualitas seperti, produk akan dikemas dalam kemasan
yang bersih serta dengan komposisi bahan makanan yang menyehatkan, tidak
mengandung pengawet maupun zat-zat yang berbahaya.
B. Analisis Bauran 4P
1. Produk
Produk dalam “Chafa Cookies and Catering” yaitu ada dua macam, ada yang tahan
lama dan tidak tahan lama.
Produk yang tidak tahan lama biasanya tidak diproduksi secara banyak, “Chafa
Cookies and Catering” memproduksi produk yang seperti itu hanya pada saat
mendapat pesanan. Sedangkan produk yang tahan lama, “Chafa Cookies and
Catering” berani memproduksi dengan jumlah yang banyak, karena kadaluarsa dari
produksi “Chafa Cookies and Catering” terhadap produk yang tahan lama kurang
lebih selama 3 bulan. Karena tidak mengandung pengawet, maka produk tersebut
hanya mampu kurang lebihnya 3 bulan.
Selain itu, “Chafa Cookies” juga menciptakan produk makanan dengan cita rasa
yang lezat serta dalam penampilan yang menarik. Sehingga menggiurkan, dan
menarik pembeli atas produk tersebut.
2. Place
“Chafa Cookies and Catering” terletak di Desa Cendono RT.03 Rw.08 Kecamatan
Dawe kabupaten Kudus, sehingga distribusi pemasarannya hanya pada ruang
lingkup kecamatan tersebut. Sedangkan saluran distribusinya “Chafa Cookies and
Catering” yaitu menggunakan saluran kedua yaitu saluran distribusi langsung.
Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen.
3. Price
“Chafa Cookies and Catering” menetapkan harga sesuai dengan harga bahan baku
dan upah tenaga kerja. Harga yang diciptakan “Chafa Cookies and Catering” pun
relative murah untuk masyarakat menengah kebawah. Sehingga menarik pembeli
untuk membeli produk dari “Chafa Cookies and Catering”.
4. Promotion
Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 38-41.
Ibid.,hlm. 108-109
Ibid.,110-111.