Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan,
maka kita perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita
yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif
dan kemauan mengambil langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi
pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. Motivasi akan
menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi
yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Di sinilah motivasi
berperan membuat diri seseorang maju dan melangkah untuk mengambil langkah
selanjutnya demi merealisasikan apa yang diinginkan tersebut.

Fenom

ena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya menjadi salah
satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan
pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka
pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha
menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang memiliki
kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan, sebaiknya
memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan
berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan
pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat untuk
berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi.
Oleh karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam
dalam segala hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk
itu, kita perlu menumbuhkan motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola
pikir dari yang sebelumnya pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja.
BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok yang akan dibahas pada
makalah ini sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?

2. Apa saja jenis dan tujuan motivasi?

3. Bagaimana teori tentang motivasi?

4. Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan?

5. Bagaimana memulai usaha?

6. Bagaimana langkah menuju keberhasilan kewirausahaan?

7. Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan?


BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang
mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan
dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak
mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan
ketermpilan yang dimiliknya.

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan
mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

Beberapa definisi mengenai motivasi, diantaranya:

Drs. Malayu Hasibuan

Motivasi adalah sebuah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan


kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Harold Koontz

Motivation refers to drive and effort to satisfy a want or goal.

Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau
suatu tujuan.

American Encyclopedia
Motivation : that predisposition (it self the subject of much controvency) within the
individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such
factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavior.

Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan)


dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-
tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya
dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.

Merle J. Moskowits

Motivation is usually defined the initiative and direction of behavior and the study
of motivation is in effect the study of course of behavior.

Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku
dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah


dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu
tindakan untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan.

B. JENIS DAN TUJUAN MOTIVASI

Jenis-jenis motivasi diantaranya:

1. Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan


memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan


memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).
Tujuan Motivasi

1. Mendorong gairah dan semangat kerja

2. Meningkatkan kepuasan

3. Meningkatkan produktivitas kerja

4. Mempertahankan loyalitas

5. Efektifitas

6. Efisiensi

7. Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.

C. TEORI MOTIVASI

Beberapa Teori Motivasi

1. Teori Motivasi Klasik

Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick


Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.

2. Maslow’s Need Hierarchy Theory

Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation,


dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari
“Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materiil dan non materiil.

Teori ini berdasakan pada :

a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan


b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi
pelakunnya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:

1) Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk


mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat
tinggal, dan lainnya.

2) Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman
yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan
pekerjaan.

3) Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai


serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.

4) Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan


serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.

5) Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan


menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk
mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai
orang lain.

3. Herzberg’s Two Factor Motivation Theory

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi


oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh kententraman
badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation
Factors (menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna
dalam melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruangan
yang nyaman).

4. Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory

Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan
dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia
yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:

a. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan


mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua
kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal.

b. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang
gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang menginginkan
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan
perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.

c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang
dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan
demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.[4]

D. MOTIF BERPRESTASI DALAM KEWIRAUSAHAAN

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena


adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai
kepuasan pribadi.[5] Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan
tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan
manusia bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
akan aktualisasi diri.

Kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk tindakan untuk


melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya.
Wirausahawan yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada


dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.

5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang, jika tugas yang diembannya
sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.

E. BAGAIMANA MEMULAI USAHA

Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya.
Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang
kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun, jika kita telaah
lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka dibelakang
kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik suskses yang diraih
pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan
tertatih – tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut menderiat kerugian dan nyaris
bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya
mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun – trahun akhirnay berhasil.

Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk memulai
usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai merintintis usahanya,
yaitu :

1. Faktor keluarga pengusaha

2. Sengaja terjun menjadi pengusaha

3. Kerja sampingan (iseng)

4. Coba – coba

5. Terpaksa

Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak ditemui.
Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha
sebelumnya.

Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya seseorang dengan sengaja mendirikan


usahanya. Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti
contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau bermitra dengan orag
lain. Model ini biasa dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun
memiliki naluri bisnis. Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan.
Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha
ini dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya
dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambah
kegiatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau
memproduksi suatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini
ternayata terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus pula
direspon oleh pemilik denagn menambahkan modal dan kapasitas produksinya.
Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanta untuk mengisi wakttu senggang
menjadi kegaitan yang memberikan hasil yang luar biasa.

Memulai usagha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga menunai
keuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki
pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru
terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang
diawali dengan coba – coba ini yang mencapai kesuksesan.

Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil
penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik
secara berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim
dilakukan adalah sbb :

1. Mendirikan usaha baru.

Artinya seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yangbaru. Dalam


hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan
dengan badan usaha, mulai dari akta notaris sampai ke pengadilan negeri
(Departemen Kehakiman), kemudian mengurus izin – izin yang dibutuhkan.
Disamping itu tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan menyediakan
peralatan atau mesin yang sesuai dengan usahanya.
2. Membeli perusahaan

Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah
berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan terhadap perusahaan
yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki
badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset perusahaan yang dimiliki.

3. Kerja sama maajemen dengan sistem waralaba (Franchising)

Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen perusahaan lain.
Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan
perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang
diberikan oleh franchisor berupa:

a. Pemilihan lokasi usaha

b. Bentuk bangunan

c. Layout gedung dan ruangan

d. Peralatan yang diperlukan

e. Pemilihan karyawan

f. Penentuan atau penyediaan bahan baku atau produksi

g. Iklan bersama.

Cara seperti inni sudah pernah dilakukan oleh McDonald, Indomart, Rumah makan
sederhana, dll.

4. Mengembangkan usaha yang sudah ada

Artinya pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada


sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas
yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh perusahaan
keluarga.[7]

F. LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN

Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa karakteristik


yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan berwirausaha
sebagai berikut :

1. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau
visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik
berupa waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.

2. Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan


menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai
dengan urgensinya, wiraushawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik
dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan
perusahaan

Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan secara
kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras, dan
memiliki keberanian secara bertanggung jawab. Berikut adalah gambar menuju
kewirausahaan sukses menurut Dun Steinhoff[8] :
SUKSES

6.Bertanggungjawab atas kesuksesan dan


kegagalan

5.Membangun hubungan dengan karyawan,


pelanggan, pemasok, dan yang lainnya

4.Bekerja keras

3.Merencanakan, mengorgaisasikan, dan


menjalankan

2.Berani mengambil risiko waktu dan uang

1.Memiliki visi dan tujuan usaha

Tahap Pembagunan Kewirausahaan

G. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN

1. Faktor Pendorong Kewirausahaan

Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang


mencakup hal-hal berikut :

a. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi


banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahaan yang sukses. Sebaliknya,
orang yang memilki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi
orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan
kemampuan.

b. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat,
tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yag suka bekerja keras,
tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan
yang sukses.

c. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri,
bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.[9]

2. Faktor-faktor Penghambat Kewirausahaan

Selain keberhasilan seorang wirausahawan juga selalu dibayangi oleh potensi


kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar
kesuksesan. Menurut Zimmerer keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat
bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Menurut Zimmerer
ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam
menjalankan usaha barunya, yaitu :

a. Tidak kompeten dalam hal menejerial

b. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan


usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan

d. Gagal dalam perencanaan


e. Lokasi yang kurang memadai

f. Kurangnya pengawasan peralatan

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber pada
sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman ataupun orientasi
yang tegas, misalnya sebagai berikut :

a. Suka meremehkan mutu

b. Suka menerobos atau mengambil jalan pintas

c. Tidak memiliki kepercayaan diri

d. Tidak berdisiplin dan suka mengabaikan tanggung jawab.


BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan papanran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi


adalah dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan
suatu tindakan untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan. Jenis
motivasi adakalanya motivasi positif dan motivasi negatif. Ada banyak teori
tentang motivasi antara lain teori motivasi klasik, teori hierarki kebutuhan Maslow,
teori dua faktor Herzberg, teori motivasi Mc. Celland dan lainnya.

Tujuan motivasi di antaranya adalah Mendorong gairah dan semangat kerja,


meningkatkan kepuasan, meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan
loyalitas, efektifitas, efisiensi, meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena


adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai
kepuasan pribadi.
Ada banyak faktor yang mendorong dan menghambat kesuksesan dalam
berwirausaha. Tetapi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam berwirausaha
sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan makalah ini. Kami mohon kritik dan saran teman-
teman semua serta masukan-masukan yang bersifat membangun demi masa
depannya. Semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Contoh Kasus:

“KKM Snack”

A. Gambaran Umum Usaha

1. Profil Usaha

Jenis Usaha : Industri Makanan

Nama Usaha : KKM Snack

Nama Pemilik : Ibu Nur Fauziyah

Kegiatan : Produksi dan pemasaran snack.

Jumlah Tenaga Kerja : 3 orang

2. Sejarah Pendirian Usaha


Usaha ini terletak di Jl. Yos Soedarso 2 No. 458 Burikan Kudus. “KKM Snack”
ini didirikan oleh Ibu Nur Fauziyah pada tahun 2010. Awalnya beliau tidak berniat
untuk membuat usaha ini. Karena beliau berfikir bahwa memasak itu hanya
sekedar hobby saja. Banyak yang bilang kalau masakan serta olahan jajan yang
dibuat beliau itu enak, karena itu banyak yang meminta Ibu Nur Fauziyah supaya
mau membuka usaha catering, sampai-sampai ada yang mau memberikan modal
dan Ibu Nur Fauziyah hanya menjalankan saja. Tetapi beliau tidak mau. semakin
hari banyak yang berdatangan untuk memesan makanan, kue, ataupun jajanan lain.
Melihat hal itu sang suami akhirnya memberikan dorongan kepada Ibu Nur
Fauziyah untuk membuat usaha makanan dan catering. Setelah mendapat dorongan
dan saran dari sang suami usaha “Chafa Cookies and Catering” hingga saat ini.

Usaha yang dibuat Ibu Nur Fauziyah ini diantaranya kuping gajah, kacang
sembunyi, kue kacang kering, dan masih banyak lagi jenis jajanan yang
ditawarkan. Selain itu, Ibu Nur Fauziyah juga menerima pesanan makanan seperti
nasi box, ataupun snack kue-kue seperti kue lapis, pokies, lumpia, donat, kue tart,
kue bolu, pastel basah, dadar gulung, dan lain sebagainya. Beliau juga menerima
pesanan makanan desa seperti bugis, apem, pukis, tahu bakso, dll. Ibu Nur
Fauziyah tidak menjualkan produknya di pasar, beliau berjualan di rumah, dan
nanti ada pelanggan (pengecer) yang membeli produk itu secara banyak dengan
tujuan untuk dijual lagi kepasar. Pengecer tersebut secara tidak langsung telah
menjadi distributor dari produk Ibu Nur Fauziyah . Ia mendistribusikan ke toko-
toko dan perumahan.

Ternyata kue-kue Ibu Nur Fauziyah banyak diminati oleh orang-orang dipasaran,
selain karena harganya yang murah juga rasanya yang enak. Nah dari sinilah Ibu
Nur Fauziyah mulai memiliki banyak pelanggan dan mulai banyak menerima
pesanan.
A. Analisis STP pada Chafa Cookies and Catering

1. Segementasi Pasar

Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan kepada Ibu Nur Fauziyah selaku
pemilik “Chafa Cookies and Catering” dapat diketahui bahwa sengmentasi pasar
untuk produk catering ditujukan pada golongan ekonomi kelas menegah kebawah
dan produk bisa dikonsumsi untuk segala jenis usia.

Namun persebarannya kurang meluas karena terkendala produksi yang lumayan


terbatas, modal yang relative minim, dan pendapatan hanya mengandalkan pesanan
dari pelanggan serta dari penjualan pada saat bulan Ramadhan. Jadi beberapa
faktor yang menyebabkan segmentasi pasar “Chafa Cookies Catering” masih
dalam ruang lingkup yang sempit.

Wilayah pemasaran produk “Chafa Cookies Catering” meliputi seluruh daerah


yang ada di Kec. Dawe, untuk luar kota produk belum dikenal.

2. Target Pasar

Berdasarkan wawancara bahwa dengan Ibu Nur Fauziyah ekspektasi pemilik usaha
tersebut yaitu memberikan produk dengan kualitas baik, sehingga menarik minat
pembeli untuk membeli produk tersebut dan memberikan kepuasan pada pelanggan
atas produk yang diciptakan.

3. Positioning

Setelah memiliki target seperti yang tersebut diatas maka “Chafa Cookies and
Catering” ingin menciptakan citra baik terhadap setiap barang yang dikonsumsi,
yaitu dengan memberikan kualitas seperti, produk akan dikemas dalam kemasan
yang bersih serta dengan komposisi bahan makanan yang menyehatkan, tidak
mengandung pengawet maupun zat-zat yang berbahaya.

B. Analisis Bauran 4P

1. Produk

Produk dalam “Chafa Cookies and Catering” yaitu ada dua macam, ada yang tahan
lama dan tidak tahan lama.

Produk yang tidak tahan lama biasanya tidak diproduksi secara banyak, “Chafa
Cookies and Catering” memproduksi produk yang seperti itu hanya pada saat
mendapat pesanan. Sedangkan produk yang tahan lama, “Chafa Cookies and
Catering” berani memproduksi dengan jumlah yang banyak, karena kadaluarsa dari
produksi “Chafa Cookies and Catering” terhadap produk yang tahan lama kurang
lebih selama 3 bulan. Karena tidak mengandung pengawet, maka produk tersebut
hanya mampu kurang lebihnya 3 bulan.

Selain itu, “Chafa Cookies” juga menciptakan produk makanan dengan cita rasa
yang lezat serta dalam penampilan yang menarik. Sehingga menggiurkan, dan
menarik pembeli atas produk tersebut.

2. Place

“Chafa Cookies and Catering” terletak di Desa Cendono RT.03 Rw.08 Kecamatan
Dawe kabupaten Kudus, sehingga distribusi pemasarannya hanya pada ruang
lingkup kecamatan tersebut. Sedangkan saluran distribusinya “Chafa Cookies and
Catering” yaitu menggunakan saluran kedua yaitu saluran distribusi langsung.
Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen.

3. Price
“Chafa Cookies and Catering” menetapkan harga sesuai dengan harga bahan baku
dan upah tenaga kerja. Harga yang diciptakan “Chafa Cookies and Catering” pun
relative murah untuk masyarakat menengah kebawah. Sehingga menarik pembeli
untuk membeli produk dari “Chafa Cookies and Catering”.

4. Promotion

Dalam strategi promosi , “Chafa Cookies and Catering” menggunakan WOM


(Word of Mouth) yaitu promosi dari mulut ke mulut. Untuk mengembangkannya
maka “Chafa Cookies and Catering” merencanakan ingin segera membuat brosur
supaya pemasaran produknya bisa lebih meluas.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.


Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003.

Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku


Kewirausahaan Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980.

Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat.


2013.

Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas,


(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 92-96.

Ibid., hlm. 99.


Ibid., hlm. 97.

Ibid., hlm. 103-113.

Suhandana, G. Anggan, Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku


Kewirausahaan Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi, (Bandung: IKIP, 1980),
hlm. 55

Suryana, Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: SalembaEmpat,


2013), hlm. 49-50.

Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 38-41.

Suryana, Op.Cit., hlm. 108.

Ibid.,hlm. 108-109

Ibid.,110-111.

Anda mungkin juga menyukai