Anda di halaman 1dari 5

Nama: Sifa Mila Wardani

Kelas: 1H
Prodi: Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
Nim: E1C021297

MOTIVASI DALAM KEWIRAUSAHAAN

A. Hakikat motivasi
1. Definisi motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin,yaitu motive yang berarti dorongan,daya
penggerak,atau kekuatan yang terdapat dalam diri organisasi yang menyebabkan itu
bertindak atau berbuat.Kata motivasi atau motivation berarti pemberian motif,
penimbulan Motif, yang menimbulkan dorongan, atau keadaan yang menimbulkan
Dorongan. Motivasi dapat pula berarti sebagai faktor yang mendorong Orang untuk
bertindak dengan cara tertentu. Menurut Hasibuan (1996: 72),Motivasi
mempersoalkan cara mendorong gairah kerja bawahan, agar Mereka bekerja keras
dengan memberikan semua kemampuan dan Keterampilannya untuk mewujudkan
tujuan organisasi.Robbins (1996: 198) mendefinisikan motivasi sebagi kesediaan
untuk Mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan organisasi Yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan Individual.
Menurut Wahjosumidjo (1984: 50), motivasi merupakan proses Psikologi yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi,Dan keputusan yang
terjadi pada diri sesorang. Proses psikologi timbul Diakibatkan oleh faktor di dalam
diri seseorang yang disebut intrinsic dan Extrinsic. Dengan demikian, motivasi dapat
dipahami sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka
berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.
2. Fungsi motivasi
Sardiman(1990) mengemukakan,pada prinsipnya motivasi mempunyai tiga fungsi
dalam kehidupan manusia,yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, dalam arti motivasi penggerak Dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan oleh wirausahawan;
b. Berfungsi sebagai penentu arah perbuatan. Dengan demikian, motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
Dengan rumusan tujuannya;
c. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi Untuk
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak Bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
3. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya motivasi
Menurut Herzberg (1969:76), faktor-faktor pendorong (motivation faktors)
disebut juga sebagai faktor penyebab kepuasan (satisfier). Seseorang akan
mendapatkan kepuasan apabila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi. Adanya
kepuasan menambah semangat atau gairah baru untuk melaksanakan suatu
aktivitas. Menurut Hoy dan Cecil(1978:113), motivator utama manusia untuk
melaksanakan aktivitas adalah adanya harapan.tiga faktor yang menentukan tinggi-
rendahnya motivasi,yaitu harapan,valensi,dan peralatan.
a. Harapan, yaitu keinginan atau keyakinan bahwa suatu usaha yang
Dilakukan pasti akan berhasil.
b. Valensi, yaitu tingkat ikatan, keterlibatan, keikutsertaan batiniah
Seseorang terhadap suatu aktivitasnya atau dapat dikatakan mempunyai
kepedulian terhadap usaha yang sedang dilaksanakan.
c. Peralatan/kebutuhan,yaitu pendukung,alat, kemampuan yang dimiliki
seseorang guna mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Jenis-jenis/kelompok motivasi
Davies (1978) membagi motivasi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-faktor dari
dalam diri individu,baik dalam tugas maupun bagi diri wirausahawan.
Motivasi intrinsik sangat berguna dalam memecahkan setiap persoalan
yang akan timbul pada saat menyelesaikan tugasnya.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-faktor dari
luar dan telah ditetapkan pada tugas atau pada diri peserta didik
(wirausahawan) oleh dosen atau orang lain. Motivasi ekstrinsik berupa
penghargaan,pujian,hukuman,atau celaan yang dapat meningkatkan atau
mengurangi kreativitas wirausahawan tingkat akhir dalam menyelesaikan
tugasnya.
Adapun Otto Wilman (sakuri,1991) mengelompokkan motivasi dalam
enam kelompok berikut.
a. Motivasi psikologi merupakan dorongan alamiah yang ada pada
setiap wirausahawan untuk berkembang dan berkreativitas.
Motivasi ini tidak disadari bagi wirausahawan dan merupakan
dorongan yang intrinsik untuk mengembangkan diri.
b. Motivasi praktis merupakan suatu dorongan pada setiap
wirausahawan untuk memenuhi tuntutan ketuhanan
mempertahankan diri Dan mengembangkan diri karena adanya nilai-
nilai praktis dalam Kehidupan.
c. pembentukan kepribadian merupakan dorongan
untuk.Pembentukan dan pengembangan kepribadian masing-
masing Wirausahawan, terutama dari segi intelektual dan estetis.
d. Motivasi kesusilaan merupakan dokumen agar wirausahawan dapat
menjadi lebih baik.
e. Motivasi sosial merupakan dorongan bagi wirausahawan untuk
mempelajari sesuatu yang layak dikerjakan dalam hidup pergaulan
dan dalam interaksi dengan orang lain.
f. Motivasi kebutuhan dapat mendorong wirausahawan untuk
mengabdi kepada Tuhan dan menghargai manusia sebagai sesama
mahluknya.
5. Teori-teori motivasi
a. Teori isi(content theories)
Teori ini menanyakan tentang penyebab perilaku. Macam teori ini,Yaitu:
(1) hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow; (2) teori motivasi Higienis
Frede rick Herzberg; (3) teori prestasi David McCleland.
1. Hierarki kebutuhan maslow. Teori ini menekankan pada kebutuhan
manusia yang tersusun dalam bentuk hierarki kebutuhan dari yang
terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang telah
terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.
2. Teori pemeliharaan harzberg. Umumnya karyawan memusatkan
perhatian pada pemuasan tingkat kebutuhan lebih rendah dalam
pekerjaan pertama, terutama rasa aman.
3. Teori prestasi dari Mcclelland. Ada korelasi positif antarkebutuhan
berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
B. Model dan Karakteristik Motivasi
1. Model motivasi kebutuhan dan tujuan
Kebutuhan ini ditransformasi menjadi perilaku yang Diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan perilaku Tujuan adalah untuk mengurangi
kebutuhan yang dirasakan. Secara teoretis,Perilaku mendukung tujuan dan perilaku
tujuan berkelanjutan sampai Kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang Mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan
pertama Dalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku
Tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk Juga aktivitas-
aktivitas seperti memasak dan menyajikan makanan untuk Dimakan. Perilaku
pendukung tujuan dan perilaku tujuan makan akan Berkelanjutan sampai individu
merasakan kebutuhan lapar menjadi Berkurang.
2. Model ekspektasi motivasi vroom
Pada kenyataannya, proses motivasi adalah situasi yang lebih Rumit dibandingkan
yang digambarkan oleh model motivasi kebutuhan.Model ekspektasi Vroom
mengatasi beberapa kerumitan tambahan.Seperti halnya dengan model kebutuhan-
tujuan, model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang
dirasakan Menyebabkan perilaku kemanusiaan. Akan tetapi, model ekspektasi
Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah Tingkatan
keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku.
3. Model motivasi porter-lawler
Porter dan Lawler telah mengembangkan model motivasi yang Menggambarkan
uraian proses motivasi yang lebih lengkap dibandingKan dengan model kebutuhan-
tujuan atau model ekspektasi Vroom.Model motivasi Porter-Lawler konsisten
dengan dua model sebelumnya,Yaitu menerima premis bahwa: (1) kebutuhan yang
dirasakan akan meNyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan
untuk Mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan Yang
dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjadi
nyata.Porter dan Lawler (dalam Sri Handayani, 2001) menyatakan bahwa Succesfull
role achievement yang diperoleh seseorang akan berasal dari Perbuatannya.
Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa kinerja karyawan Merupakan bentuk
kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau Terget tertentu yang berasal dari
perbuatannya. Kinerja seseorang dikatakan Baik apabila hasil kerja individu dapat
melampaui peran.
4. Karakteristik motivasi para wirausahawan
Para pendiri usaha yang memiliki pertumbuhan tinggi memiliki Karakteristik yang
mampu memberi kontribusi untuk keberhasilan usaha Baru berupa pertumbuhan
usaha yang cepat. Karakteristik tersebut di Antaranya adalah passion dan tenacity
(Baron dan Shane, 2007). 
a. Passion
Passion dalam arti sederhana adalah semangat yang besar disertai Emosi yang
kuat, hasrat yang membara (burning desire), sebuah deterMinasi untuk
mewujudkan suatu tujuan (Gunawan, 2009). Para wirausahaWan mengawali dan
menjalankan usaha dengan pertumbuhan yang tinggi Karena mereka memiliki
passion terhadap pekerjaan dan perusahaannya.
b. Tenacity
Tenacity dapat diartikan sebagai keuletan, ketekunan, ketabahan,Dan
kegigihan. Ketekunan merupakan dimensi motivasi yang merupakan
Ukuran mengenai waktu mempertahankan usahanya. Individu-individu
Yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang lama
Demi mencapai tujuan mereka (Robbins dan Judge, 2008).tenacity akan
membantu seorang pengusaha untuk menemukan jalan Keluar ketika yang
telah diupayakan menghadapi hambatan (Harper, 2005).Dengan memiliki
bekal berupa tenacity, para wirausahawan tetap mampu Bertahan pada
saat orang lain telah menyerah, dan tetap melanjutkan Usaha mereka
bahkan setelah mengalami kekecewaan yang besar atau Kebangkrutan
(Baron dan Shane, 2007).
C. Motivasi Anggota-anggota Organisasi
1. Arti penting memotivasi anggota-anggota organisasi
Kebutuhan anggota organisasi yang tidak terpenuhi akan menyebabkan
munculnya perilaku anggota organisasi yang tidak semestinya.Wirausahawan yang
berhasil dalam memotivasi anggota organisasi akan Meminimalisasi terjadinya
perilaku anggota organisasi yang tidak diinginKan dan memaksimumkan terjadinya
perilaku anggota organisasi yang Diinginkan. Kemudian, wirausahawan dapat
meningkatkan kemungkinan Bahwa produktivitas anggota organisasi akan
meningkat dan memperKecil kemungkinan bahwa produktivitas anggota organisasi
akan menurun.Motivasi anggota organisasi yang berhasil adalah sangat penting bagi
wirausahawan.
2. Strategi memotivasi anggota organisasi
Wirausahawan mempunyai berbagai strategi memotivasi anggota Organisasi. Tiap
strategi tersebut ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan anggota organisasi
konsisten dengan yang diuraikan oleh hierarki kebutuhan Maslow, rangkaian
kesatuan kedewasaan-ketidakdewasaan Argyris, dan Motif berprestasi Mc. Clelland.
Pada hakikatnya, strategi Tersebut berisi garis pedoman umum yang dapat dilakukan
oleh Wirausahawan untuk menjamin bahwa anggota organisasi memenuhi
Kebutuhan tersebut melalui pelaksanaan perilaku anggota organisasi yang Sesuai.
3. Hubungan konsep diri dan motivasi dalam kewirausahaan
Pada kenyataannya terdapat banyak faktor yang dapat menentukan Keberhasilan
wirausahawan dalam menyelesaikan tugasnya, baik faktor dari Dalam maupun dari
luar wirausahawan. Oleh karena itu, yang terpenting Sebagai seorang wirausahawan
diharapkan memiliki kekuatan dari dalam Diri untuk mengatasi semua hambatan
yang akan diterima, khususnya Konsep diri yang positif dan motivasi yang
tinggi.Konsep diri memiliki peran yang sangat penting bagi wirausahawan Untuk
menyelesaikan tugasnya, dalam membentuk penguatan dari dalam Diri untuk
mengatasi kesulitan ataupun hambatan yang dihadapi saat Menyelesaikan tugasnya.
Hal ini karena setiap orang akan bertingkah Laku sesuai dengan konsep dirinya.
Konsep diri adalah bagian dari medan Fenomena yang terdiferensiasikan menjadi
beberapa pola pengamatan Dan penilaian sadar “I” dan “Me“. Kesadaran ini
disebabkan oleh tingkah Laku yang akan dikerjakan (Roger dalam Hjelle,
1992).Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Konsep diri
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap motivasi Yang timbul pada
wirausahawan tingkat akhir dalam menyelesaikan Tugasnya. Burn (dalam Hidayat,
2000) mengemukakan bahwa banyak Ahli psikologi meletakkan konsep diri sebagai
peran utama dalam Pengintegrasian pribadi dalam memotivasi perilaku dan
mencapai Kesehatan mental. Konsep diri negatif secara tidak langsung akan
membuat motivasi menurun sebab selalu berpikir bahwa dirinya tidak layak Untuk
sukses dan masih banyak pikiran inferior lainnya. Sebaliknya, dengan Konsep diri
positif, motivasinya meningkat sebab selalu bersikap dan Berpikir positif terhadap
segala hal yang ditemui meskipun menghadapi Halangan dan rintangan dalam
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai