Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang mencapai hasil


melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan. Berhubung dengan
itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para bawahannya
berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu:
kemampuan dan daya dorong. Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedang
daya dorong dipengaruhi oleh sesuautu yang ada dalam diri seseorang dan
hal-hal lain di luar dirinya.
Daya dorong yang ada dalam diri seseorang, sering disebut
motivasi. Daya dorong di luar diri seseorang, harus ditimbulkan pemimpin
dan agar hal-hal di luar diri seseorang itu turut mempengaruhinya,
pemimpin harus memilih berbagai sarana atau alat yang sesuai dengan
orang itu.
Sejak adanya hubungan atasan-bawahan, manusia telah berusaha
meneliti daya dorong yang menyebabkan bawahan bertindak. Sejarah
menunjukkan bahwa daya dorong itu berbeda dari masa ke masa. Dengan
kata lain teori motivasi yang berlaku umum tidak akan pernah ada.
Dalam sejarahnya teori motivasi berkembang di era tahun 1950-an.
Mula-mula orang menganggap bahwadaya dorong itu adalah ketakutan,
pada akhirnya ternyata bukan demikian. Diadakan percobaan dengan
penerapan perbaikan cara kerja sebagai hasil penelitian “time and motion
studies”, ternyata bahwa hal ini bukan sepenuhnya benar. Pengertian yang
mendalam kepada manusia ternyata menjadi kunci ditemukannya daya
pendorong manusia untuk bertindak.

Psikologi Manajemen| 1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian motivasi itu?
2. Apa apa saja jenis jenis motivasi itu?
3. Bagaimana motivasi dalam kepemimpinan ?

Psikologi Manajemen| 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang
perilaku yang dimotivasi (Motivated Behaivor) maka kita mempersoalkan
perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam cirri khusus.
Pertama, perilaku yang bermotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada
untuk jangka yang relative lama. Kedua, perilaku yang dimotivasi
mengarahkan kearah pencapaian suatu tujuan. Ketiga, ia merupakan
perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan.
Cirri yang ketida yakni adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan
mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut.
Orang telah menggunakan macam macam istilah untuk melukiskan
kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut
adalah :
1. Kebutuhan (Need)
2. Aspirasi (Aspiration)
3. Keinginan (Desire)

Walaupun masing masing istilah mempunyai arti tepat dalam teori


psikologikal, mereka dapat disatukan menurut kebutuhan kita, karena
masing masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai kekuatan yang
memotivasi. Akibat dirasakan sesuatu kebutuhan maka timbul lah tegang
atau ketidak seimbangan di dalam individu itu sendiri yang menyebabkan
timbulnya aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
yang timbul.

Proses tersebut dapat digambarkan didalam berbentuk diagram


sebagai berikut: Agar upaya organisasi-organisasi untuk memotivasi

Psikologi Manajemen| 3
kariyawan mereka berhasil, maka pihak manajemen atau harus
menciptakan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan kedalam individu. Atau
mereka harus menyediakan alat-alat untuk memuaskan kebutuhan yang
sudah ada pada individu yang bersangkutan. Jadi agar motivasi kariyawan,
kita perlu mengetahui sesuatu tentang kebutuhan fundamental manusia.1

Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan


demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung
secara sadar.2
Banyak pengertian motivasi yang telah dikemukakan oleh para
ahli, seperti:
1. Mathis & Jackson (2006) megatakan, motivasi merupakan
hasrat di dalam seseorang menyebabkan orang tersebut
melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, motivasi merupakan
penggerak yang mengarahkan pada tujuan.
2. Robbins (2003), motivation as the processes that account for
individual’s intensity, direction, and persistence of effort
toward attaining a goal.
3. Wexley & Yukl (1977), memberikan batasan sebagai “the
process by which behavior is energized and directed”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, motivasi dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar
berperilaku (to behave) secara teratur. Motivasi merupan tugas bagi
seorang manajer untuk mempengaruhi orang lain (karyawan) dalam suatu
perusahaan.

1 J. Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi cetakan ke-2, Jakarta: Kencana prenada media
group 2004, hal 347
2 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 312-313

Psikologi Manajemen| 4
Ada dua macam motivasi dilihat dari sumbernya:
1. Motivasi intrinsik (intrinsic motivation) adalah motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang berupa kesadaran
mengenai pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
2. Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) adalah dorongan
kerja yang bersumber dari luar diri pekerja, yang berupa suatu
kondisi yang mengharuskannya melaksanaka suatu pekerjaan
secara maksimal
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan
yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Batasan
mengenai motivasi sebagai “ Theprocess by which behavior is energized
and directed” (suatu proses, dimana tingkah laku tersebut di pupuk dan
diarahkan) para ahli psikologi memberikan kesamaan antara motif dengan
needs(dorongan, kebutuhan). Dari batasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa motif adalah yang melatar belakangi individu untuk berbuat
mencapai tujuan tertentu.3
Sedangkan pengertian mengenai motivasi adalah pemberian atau
penimbulan motif.Atau dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif.Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja.Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja
ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.
Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge
mendefinisikan motivasi (Motivation) sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai
tujuannya.4
Menurut Melayu motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
sama,bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk

3 Pandji, Anoraga. Psikologi Kerja.(Jakarta : PT Rineka Cipta,1992), hlm.34


4 Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi, edisi ke 12 buku 1. (Jakarta:
Salemba empat,2008), hlm. 222

Psikologi Manajemen| 5
mencapai kepuasan.Menurut Herold Koontz, motivasi mengacu pada
dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan.
Sedangkan menurut Wayne F. Cassio, motivasi adalah sesuatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya (misalnya : rasa lapar, haus dan bermasyarakat).5
Filmore H. Stanford, mengatakan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.Menurut Robert
A. Baron, motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dalam diri (drive aurosal). Bila suatu kebutuhan
tidak terpuaskan, timbuldrive dan aktivitas individu untuk merespon
perangsang (incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan
akan menjadikan individu merasa puas.6
Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja Ernest J.
McCormick mengemukakan bahwa Motivasi kerja adalah merupakan
suatu kondisi yang mempengaruhi membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Menurut PF. Drucker, motivasi berperan sebagai pendorong
kemauan dan keinginan seseorang. dan inilah yang motivasi dasar yang
mereka usahakan sendiri untuk menggabungkan dirinya dengan organisasi
untuk berperan dengan baik.7
Dan seorang ahli dalam aliran behaviorisme, yaitu B.F. Skinner
memberi contoh pengertian motivasi sebagai berikut :“ if you want people
to be productive and active in various ways, the important thingis to
analyze the contingencies of reinforcement, not the need to be satisfied”. 8
Dalam memotifasi karyawan pimpinan disamping harus
memperhatikan dan mempertimbangkan secara kualitatif kemampuan dan
potensi psikis mereka agar dapat disumbangkan semaksimal mungkin

5 Hasibian, Melayu. Managemen dasar, pengertian dan masalah. Refisi F. d.(Jakarta :


Rajawali,2001),hlm219
6 Anwar,Prabu Mangku negara.Psikologi perusahaan.(Bandung:Trigenda karya,1993), Hlm. 46-47
7Pandji,Anoraga.Psikologi Kerja. Jakarta : PTRineka Cipta,1992), hlm.38
8 Sutarto,Wijono.Psikologi Industry Dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
SumberDaya Manusia.(Jakarta: Kencana Prenatal Media Group,2010),hlm.20

Psikologi Manajemen| 6
untuk keberhasilan organisasi, juga perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan para
karyawan.
Adapun beberapa teori motivasi kerja antara lain :9
1. Teori Motivasi Abraham Maslow

Maslow mengatakan pada dasarnya kebutuhan manusia dibagi


dalam 5 tingkatan. Tingkatan yang tersusun menyerupai piramida ini
dimulai dorongan dari tingkat bawah yang juga disebut Hirarki Kebutuhan
Maslow. Kebutuhan ini dimulai dari tingkatan yang paling bawah yaitu
kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologi yang lebih kompleks.
Kebutuhan pada tingkatan berikutnya tersebut akan terpenuhi jika
pelaku telah menyelesaikan minimal setengah dari kebutuhan sebelumnya.
Seperti kebutuhan psikologi baru akan terpenuhi jika kebutuhan dasarnya
telah terpenuhi. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia sebagai
berikut :

a. Kebutuhan Fisik
: Makanan, minuman, tempat tinggal, kepuasaan seksual, dan
kebutuhan fisik lain.
b. Kebutuhan keamanan

9 Kreiner, Angelo Kincki. 2014. Perilaku Organisasi, Edisi-9 Buku-1. Jakarta Selatan : Salemba
Empat

Psikologi Manajemen| 7
: Keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan emosi, dan
juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi
c. Kebutuhan Sosial
: Kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh
teman-teman, dan persahabatan.
d. Kebutuhan Harga Diri
: Faktor harga diri internal seperti penghargaan diri, otonomi, dan
pencapaian prestasi dan faktor harga diri esternal seperti harga diri
status, pengakuan (diorangkan), dan perhatian.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
: Pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri
sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu capai.

Dalam istilah motivasi Maslow berpendapat bahwa tiap tingkat


dalam hirarki itu harus secara subtansial terpuaskan sebelum hirarki
berikutnya menjadi aktif dan setelah kebutuhan tersebut secara subtansial
terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi bisa memotivasi perilaku. Jika kita
ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, kita perlu memahami di
tingkat mana keberadaan orang itu dalam hirarki dan perlu berfokus pada
pemusatan kebutuhan pada atau di atas tingkat itu. Sehingga kebutuhan
orang tersebut dapat terpuaskan.

2. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)


Teori yang di kembangkan oeh Herzberg yang dikenaL dengan
“model dua faktor” dari moivasi yaitu, faktor motivasional dan faktor
higine atau “pemiliharaan’’
Menurut teori ini yang di maksud dengan teori motivasional adalah
hal-hal pendorong berperestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dari dalam diri seseorang sedangkan yang dimaksud dengan
faktor higiene atau pemiliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar dari sesorang, misalnya dari

Psikologi Manajemen| 8
organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan
kekaryawannya.
Menurut herzbreg, yang tergolong sebagai faktor motifasional antara
lain ialah pekerjaan sesorang, keberhasilan yang di raih, kesempatan
bertumbuh, kemajuan dalam berkarir dan pengakuan orang lain.
Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemiliharaan mencakup antara lain
status seseorang dalam organisasi, hubungan seseorang karyawan dengan
atasannya, hubungan sseorang dengan rekan-rekan kerjanya, teknik
penyeliaan yang diterapkan oleh oleh para penyelia, kebijaksanaan
organisasi, system administrasi dalam organisasi, kendisi kerja dan sisitem
imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memehami dan menerapkan teori ini
ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh
kuat dalam kehidupan kekaryaan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik
ataukah yang bersifat eksrintsik.
Menurut Herzberg, manusia memiliki dua set kebutuhan; yang
pertama adalah sebagai makhluk yang ingin menghindari rasa sakit, dan
kedua sebagai manusia yang ingin tumbuh secara psikologis.

  Kita bisa meminjam ilustrasi nabi Adam. Nabi Adam berada di


surga dengan jaminan atas makanan, kehangatan, perlindungan, keamanan
dan lainnya. Bagi Adam, hal tersebut adalah faktor higiene. Sedangkan
misalnya saja Ibrahim, dia bergerak meruntuhkan sesembahan semu
kaumnya, sembari membangun peradaban di lingkungannya. Apa yang
Ibrahim lakukan ini merupakan contoh dari kebutuhan pengembangan diri,
yang tentunya menurut Herzberg masuk dalam faktor motivasi.

  Ide-ide Herzberg’s sangat berhubungan dengan manajemen modern


terkait etika dan tanggung jawab sosial. Teorinya juga berhubungan
langsung dengan teori kontrak psikologis. Ini luar biasa. Herzberg
membawa perspektif baru dalam pengelolaan organisasi modern. Teori

Psikologi Manajemen| 9
Herzerg digunakan pemimpin hari ini untuk memahami tentang bagaiman
manusia bekerja dan berkembang.

  Jika seseorang memahami teori Herzberg dengan tepat, maka teori


ini tidak semata digunakan untuk meningkatkan profitabilitas semata.
Pemahaman atas Faktor Higiene dan Motivasi ini seharusnya menjadi
dasar dari pemimpin untuk memahami manusia dengan benar.
Pemahamannya digunakan untuk mengelola manusia sebagaimana
manusia harus dikelola.

  Jika perusahaan tidak memahami Teori Motivasi-Higiene ini


dengan benar, maka kebijakan yang diambil tidak akan efektif. Pemimpin
yang tidak efektif hanya akan membuang energinya pada faktor hygiene,
padahal ia bertujuan untuk memotivasi kasyawannya. “Gaji sudah besar,
tapi kok masih gak termotivasi”, begitu gumam salah satu manajer HR
yang bodoh. Dia tidak sadar, bahwa faktor yang memotivasi itu bukanlah
uang semata.

Contoh Faktor Higiene ini sendiri antara lain:

1. Kebijakan Perusahaan;
2. hubungan karyawan-piminan
3. kondisi lingkungan kerja
4. gaji
5. fasilitas mobil perusahaan
6. status
7. keamanan dan kepastian kerja
8. hubungan dengan bawahan; dan
9. kehidupan pribadi

Sedangkan Faktor Motivasi yang masuk dalam penelitian Herzberg


antara lain:

Psikologi Manajemen| 10
1. Pencapaian di tempat kerja;
2. Pengakuan sekitar;
3. pekerjaannya itu sendiri;
4. tanggung jawab kerja; dan
5. kesempatan untuk berkembang

3. Teori X dan Teori Y


menurut Douglas McGregor Gaya manajemen suatu perusahaan
sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan asumsi manajemennya terhadap
apa yang merupakan dorongan kerja karyawannya. Jika manajemennya
yakin bahwa sebagian dari karyawannya tidak menyukai pekerjaannya ,
maka gaya manajemen akan cenderung ke gaya manajemen otoriter.
Namun jika manajemennya berasumsi sebagian besar karyawan atau
anggota timnya menyenangi pekerjaannya dan bangga ketika suatu
pekerjaannya dapat diselesai dengan baik maka gaya manajemennya akan
cenderung mengadopsi ke gaya manajemen partisipatif atau demokratik.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, seorang profesor manajemen
di MIT Sloan School of Management yang bernama Douglas McGregor
kemudian mengemukakan dua teori yang kontras yaitu Teori X dan Teori
Y. Teori X dan Teori Y yang pada dasarnya merupakan Teori Perilaku
(behaviour theory) ini dimuat di buku Douglas McGregor yang berjudul
“The Human Side Enterprise” di tahun 1960.

a. Pengertian Teori X dan Teori Y

1) Teori X

Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang


bekerja pada suatu perusahaan secara alami tidak termotivasi dan
tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka
manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam

Psikologi Manajemen| 11
mengoperasikan perusahaannya. Menurut Teori X ini, manajemen
harus secara tegas melakukan intervensi untuk menyelesaikan suatu
masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen ini menyimpulkan bahwa
pekerja pada dasarnya :

1. Tidak suka bekerja.


2. Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan
pekerjaannya.
3. Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tidak menginginkan adanya tanggung jawab.
5. Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah
pengerjaannya.

Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang


bertipe X ini sebenarnya hanya minoritas, namun untuk
mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan
yang banyak atau perusahaan manufaktur yang berskala besar,
manajemen teori X ini mungkin diperlukan.

2) Teori Y

Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang


bekerja pada suatu perusahaan menyenangi pekerjaannya,
termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil kerjanya yang baik,
bekerja penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk menerima
tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen
akan cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif. Teori Y
ini beranggapan bahwa karyawannya :

a) Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan


memiliki motivasi yang kuat untuk mengerjakan semua
pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Psikologi Manajemen| 12
b) Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak
memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya.
c) Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
d) Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan
imajinatif.

Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya


manajemen berdasarkan Teori Y ini, semua karyawan terlibat dalam
pengambilan keputusan dan memiliki lebih banyak tanggung jawab.

3) Perbandingan antara Teori X dan Teori Y

Dibawah ini adalah beberapa perbandingan dan perbedaan


antara Teori X dan Teori Y dalam suatu manajemen perusahaan atau
kelompok kerja.

a) Motivasi
Teori X menganggap karyawannya tidak suka terhadap
pekerjaan, mereka bahkan berusaha untuk menghindari pekerjaan
dan tidak ingin adanya tanggung jawab. Sebaliknya, Teori Y
beranggapan semua karyawannya bekerja dengan motivasi dari
dirinya sendiri dan bersedia untuk bertanggung jawab atas
pekerjaan yang dilakukannya.

b) Gaya Manajemen dan Pengendalian

Gaya Manajemen pada organisasi yang bertipe X adalah


gaya manajemen otoriter dan menggunakan sistem pengendalian
terpusat. Sedangkan organisasi yang bertipe Y mengadopsi gaya
manajemen yang partisipatif, karyawan atau anggota tim terlibat
dalam pengambilan keputusan.

Psikologi Manajemen| 13
c) Pengorganisasian Kerja

Manajemen yang menganggap karyawannya adalah bertipe X


akan menggunakan prinsip spesialisasi kerja untuk karyawannya
dengan siklus kerja yang sama dan terus menerus (mengerjakan
pekerjaan yang sama secara rutin). Sedangkan di Teori Y, Karyawan
diberikan kebebasan yang lebih luas dalam mengembangkan
keahliannya dan diberikan kesempatan untuk memberikan saran dan
perbaikan.

d) Penilaian dan Penghargaan


Dalam memotivasi karyawan yang bertipe Teori X, Manajemen
akan menggunakan pendekatan “Kelinci dan Wortel” yaitu
memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi baik
dan menghukum mereka yang berprestasi buruk. Sedangkan bagi
karyawan yang bertipe Teori Y, Manajemen akan memberikan
motivasi dengan cara melakukan promosi jabatan dan pengembangan
karir yang lebih baik bagi karyawannya

Dari pengertian para tokoh diatas maka, dapat diambil kesimpulan


bahwa motivasi kerja adalahdorongan yang menggerakkan seseorang
dalam bekerja untuk melakukan pekerjaan dengan segala upaya dan
bekerjaa secara efektif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

B. JENIS JENIS MOTIVAS


Dalam kehidupan berorganisasi, motivasi menjadi suatu hal yang
sangat penting dan perlu diadakan karenadengan adanya motivasi mampu
merubah perilaku seseorang yang termotivasi. Berdasarkan hal tersebut
jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut,
Menurut Hasibuan motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Motivasi Positif (insentif positif)

Psikologi Manajemen| 14
Motivasi ini maksutnya adalah manager memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berprestasi diatas perestasi standar. Dengan
motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat
karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik
saja.

2. Motivasi Negatif (insentif negatif)


Motivasi negatif maksutnya adalah manager
memotivasi bawahan dengan standar bahwa mereka akan
mendapat hukuman. Dengan memotivasi negatif ini
semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek
akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka panjang dapat berakibat kurang baik.10
Menurut Bedjo Siswanto membagi bentuk motivasi menjadi empat
yakni:
1. Insentif material
Yaitu insentif atau imbalan yang diberikan kepada
karyawan berupa materi, seperti misalnya uang atau bentuk
barang-barang yang lain.
2. Insentif non material
Yaitu insentif atau balas jasa (imbalan) yang
diberikan kepada para karyawan (bawahan) berupa non
materi, misalnya pujian, penghargaan, promosi adanya
pemberian sarana atau faktor kemudahan dan lain
sebagainya.11

Dari semua jenis motivasi tersebut dapat disimpulkan


bahwa sekalipun memiliki perbedaan dalam memberikan dorongan

10 Hasibuan, Melayu. Managemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta:PT Bumi Aksara,2005), hlm.
150
11 Ach. Mohyi. Teori Dan Perilaku Organisasi.(Surabaya: UMM Press, 1999), hlm. 162

Psikologi Manajemen| 15
namun dari masing-masing jenis tersebut memiliki tujuan yang
sama yaitu meningkatkan motivasi yang ada pada seorang
individuagar mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal dan
mencapai kepuasan yang diinginkan.

C. MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN

Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk


mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti
membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi
utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan
untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting. Prinsip Dasar Motivasi
Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead",
menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik,
karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih
banyak. Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu
mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan
Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum
motivasi sebagaimana di bawah ini:
1. Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses
emosional, bukan logis.
2. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari.
Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak
tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya
tampak wajar dan masuk akal.
3. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber
dari dirinya sendiri.
4. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi
dari waktu ke waktu.
5. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain.

Psikologi Manajemen| 16
6. Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang
bersumber dari motivasional di masa lalu.

Pendorong Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal


berikut:
1. Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa lapar,
namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita
merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya sedikit
merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas.
2. Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan.
Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak keinginan untuk
menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita
memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang
akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat karena
tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan siang untuk
mengerjakannya.
Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa
takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti
kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal,
misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi. Tak
ada proses yang mudah dalam motivasi kita harus selalu terbuka dalam
memandang orang lain. Menjadi Motivator yang baik adalah penting bagi
seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi
karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan yang tidak
memotivasi orang lain:
1. Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya
diri dan inisiatif karyawan.
2. Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun
bisa merusak hubungan yang sudah terbina baik.

Psikologi Manajemen| 17
3. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan
karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan
karyawannya, maka rasa percaya dirinya akan luntur.
4. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap
egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya
sendiri.
5. Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga
tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.
6. Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan
merasa bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat
termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah
mengekang minat para karyawan.
7. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi
Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan.
8. Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin
memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun
harus hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan
agar tidak sampai mempermalukan karyawannya.
9. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu
mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.

Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan


adalah melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran,
rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan sangat
memotivasi organisasi yang berani menerapkannya.

Proses kepemimpinan secara singkat sering dikatakan sebagai cara


untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Orang lain disini bisa diartikan
sebagai orang-perorang, atau sekelompok orang. Akan tetapi karena orang
banyak itu terdiri dari individu dengan kebutuhan yang bervariasi,
diperlukan kiat-kiat khusus untuk mengatur supaya kebutuhan, keinginan,

Psikologi Manajemen| 18
dan kepentingan yang bermacam-macam tersebut bisa terakomodasi
sehingga timbul dorongan atau motivasi untuk secara mandiri bekerja
mencapai tujuan pribadi maupun kelompok. Dalam proses kepemimpinan,
motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kepemimpinan, karena
memimpin adalah memotivasi.

Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang lain


atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi
kepada bawahan. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan
motivasi, sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan
orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung
kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan
motivasi di dalam diri setiap orang bawahan maupun atasan pemimpin itu
sendiri. Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya
kepemimpinan tertentu yang akan menghasilkan pencapaian tujuan
kelompok dan tujuan individu. Pengikut yang termotivasi akan berusaha
mencapai tujuan secara sukarela dan selanjutnya menghasilkan kepuasan.
Kepuasan mengakibatkan kepada perilaku pencapaian tujuan yang
diulang kembali untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang.
Motivasi adalah kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan
sekaligus mengarahkan kehendak, perilaku seseorang dan segala
kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul
dari keinginan memenuhi kebutuhannya. Motivasi timbul karena adanya
kebutuhan yang ingin dipenuhi. Kebutuhan ini menimbulkan keinginan
dalam diri seseorang untuk memenuhinya. Di sisni kebutuhan dapat dilihat
sebagai kekurangan (defisiensi) yang dialami individu pada waktu tertentu.
Kekurangan tersebut dapat bersifat fisik (misalnya : kebutuhan akan
makanan), psikologis (misalnya : kebutuhan untuk beraktualisasi diri),
atau sosiologis (misalnya : kebutuhan untuk interaksi sosial).
Kekurangan-kekurangan merupakan pemicu timbulnya keinginan
dan perilaku untuk meresponnya. Sebenarnya kalau ditelusuri lebih dalam,

Psikologi Manajemen| 19
motivasi bukan saja karena adanya kebutuhan, melainkan lebih karena
adanya harapan akan dapat dipenuhinya kebutuhan itu.
Ada 8 (delapan) faktor yang mempengaruhi motivasi, antara lain :
1. Pekerjaan yang bermakna.
2. Kolaborasi.
3. Fair.
4. Otonomi.
5. Pengakuan.
6. Pertumbuhan.
7. Hubungan dengan pemimpin.
8. Hubungan dengan rekan kerja.

Motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau


menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan
(peristance) pada tingkah laku tersebut. Sedangkan kepemimpinan itu
adalah prilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas suatu kelompok yang dipimpinya sehingga mereka mau bekerja
sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama
akan tercapai sehingga akan terjadi suatu hubungan komunikasi yang baik
antara pemimpin dan anggotanya.
Kepemimpinan memiliki kaitan yang erat dengan motivasi, sebab
keberhasilan seorang pemimpin dalam mengerakan orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung terhadap
kewibawaan, dan juga pemimpin itu dalam menciptakan motivasi didalam
diri setiap bawahan, kolegan maupun atasan pemimpin itu sendiri. Seorang
pemimpin memotivasi para pengikutnya melalui gaya kepemimpinan
tertentu yang akan menghasilkan pencapaina tujuan kelompok maupun
tujuan individu.

1. Tanpa kepemimpinan organisasi tidak lain adalah sekelompok


manusia yang kacau

Psikologi Manajemen| 20
Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-
masing dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat
memacu upaya pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian
dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia
organisasional dimotivasi untuk dapat bekerja secara efektif dan
efisien. Manusia organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh
pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan
akuntabilitas tertentu.
2. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan
Pada hakekatnya kepemimpinan adalah kepengikutan,
diartikan dengan makna yang luas pemimpin yang baik dihasilkan
dari pengikut yang baik. Manusia pengikut tidak dipersepsi sebagai
robot, melainkan manusia biasa yang memiliki perasaan,
kebutuhan, harapan, dan aspek manusiawi lainnya. Tanpa
pemahaman terhadap aspek-aspek manusiawi yang dipimpin,
kepemimpinan akan gagal.
3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi
Kompetensi bawahan antara lain tercermin dari motivasi
kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu
benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan untuk
melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi
manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai
seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar
(biological need) sampai kepada taraf kebutuhan yang paling
tinggi, aktualisasi diri (self actualization need). Salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah gaya
kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula
berarti kemampuan memberi motivasi kepada bawahan

Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang


sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Psikologi Manajemen| 21
oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu
kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Pemimpin memiliki peran sebagai the vision role, pengendalian dan
hubungan organisasi, pembangkit semangat dan menyampaikan informasi.

Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan


keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia
dalam hal ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi
adalah sangat penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi
tempat mereka bekerja. Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan
sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya
mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan
pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan
manusia. (initiating structure dan consideration).

Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan


hubungannya dengan pegawai dalam mengorganisasi kerja, hubungan
kerja dan tujuan. Kepemimpinan pada posisi tingkat tinggi dalam initiating
structur untuk memberi perintah kepada pegawai melaksanakan tugas.
Sedangkan consideration, hubungan kerja atas dasar kepercayaan,
menghargai gagasan pegawai, menunjukkan kepedulian, kesejahteraan,
keamanan, dan kepuasan pegawai. Dalam organisasi terjadi saling
berinteraksi sesama pegawai dengan pemimpin. Kondisi yang demiklian
akan memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi adalah
lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan
pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan
kerja. Hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi
yang akan timbul dari berbagai tindakan. Harapan menimbulkan motivasi
atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai
tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan
fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri.
Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan kerja.

Psikologi Manajemen| 22
Keterkaitan antara motivsi dan kepemimpinan. Pelaksanaan tugas
dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam
suatu perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas
dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama
yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta
memuaskan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.

Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan
tujuan suatu perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus
mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk
kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen
organisasi melaksanakan tugas sesuai degan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang
harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja.

Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai
yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin
(pewirausaha) memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai atau
anggotanya, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan
betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat
Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
sebagaimana termaktub dalam GBHN adalah pembangunan manusia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia

Oleh karena itu, pemberian motif oleh pemimpin merupakan suatu


kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja
dalam diri pegawai. Sebab, keberhasilan pegawai sangat tergantung dari
motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.12

12 R. Panji, Arief. 2012. Kaitan Motivasi dengan Kepemimpinan. Jakarta: Makalah Ilmiah

Psikologi Manajemen| 23
BAB III

PENUTUP

Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan


demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung
secara sadar

Psikologi Manajemen| 24
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam proses kepemimpinan, motivasi
merupakan sesuatu yang esensial dalam kepemimpinan, karena memimpin
adalah memotivasi. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama
dengan orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan
memberikan motivasi kepada bawahan.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi,
sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung kepada
kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di
dalam diri setiap orang bawahan maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan
sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan, minat,
dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya,
lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi.

Psikologi Manajemen| 25
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarta : PT Rineka Cipta,1992


Arief, R. Panji,. 2012. Kaitan Motivasi dengan Kepemimpinan. Jakarta:
Makalah Ilmiah
Bangun Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012
Hasibian, Melayu. Managemen dasar, pengertian dan masalah. Refisi F.
d. Jakarta: Rajawali, 2001
J. Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi cetakan ke-2, Jakarta:
Kencana prenada media group 2004
Kreiner, Angelo Kincki. 2014. Perilaku Organisasi, Edisi-9 Buku-1.
Jakarta Selatan : Salemba Empat
Mohyi Ach. Teori Dan Perilaku Organisasi. Surabaya: UMM Press, 1999
P. Robbins Stephen, Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi, edisi ke 12
buku 1. Jakarta: Salemba empat ,2008
Prabu Mangku Negara, Anwar. Psikologi perusahaan. Bandung:Trigenda
karya,1993
Wijono, Sutarto. Psikologi Industry Dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenatal
Media Group, 2010

Psikologi Manajemen| 26

Anda mungkin juga menyukai