2, Juli-Desember 2019
Abstrak
Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi kerja bagi seorang pegawai
sangat diperlukan dalam rangka menunjang peningkatan kinerjanya.
Dalam mencapai tujuan organisasi banyak faktor yang mempengaruhi di
antaranya kualitas sumber daya manusia atau pegawai, metode kerja,
lingkungan kerja dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang dapat
menentukan kualitas kerja pegawai. Kinerja pegawai dalam bekerja akan
menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Motivasi
pegawai dalam bekerja akan mempengarhi kinerja pegawai tersebut.
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui pengertian motivasi
kerja, untuk mengetahui teori motivasi kerja, bagaimana pentingnya
motivasi kerja bagi pegawai. Adapun rumusan masalah dalam artikel ini
yaitu apa yang dimaksud dengan motivasi kerja, bagaimana teori motivasi
kerja, bagaimana pentingnya motivasi kerja bagi pegawai, dan bagaimana
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Motivasi merupakan hal
yang melatar belakangi individu berberbuat untuk mencapai tujuan
tertentu. McShane dan Von Glinow (2005:140) mendefinisikan motivasi
sebagai, sebuah kekuatan yang ada di dalam diri seseorang yang
berdampak pada arah (directions), intensitas (intensity) dan keteguhan
(persistence) perilakunya. Teori motivasi kerja terbagi dalam dua bagian
yaitu teori konten dan teori proses. Teori Konten membicarakan tentang
menganalisis kebutuhan tertentu, motif-motif, dan imbalan yang
mempengaruhi motivasi. Sedangkan teori proses membicarakan tentang
psikologis dan proses perilaku dari motivasi. Banyak teori motivasi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Teori-teori motivasi tersebut juga di
aplikasikan dalam sebuah organisasi baik organisasi publik maupun
organisasi privat. Motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dalam suatu organisasi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan melalui referensi yang dipakai dalam makalah ini. Ada pengaruh
antara prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan,
gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan dan admnistrasi, hubungan antar pribadi,
supervise dengan kinerja pegawai.
Kata kunci : motivasi pegawai, kinerja pegawai, motivasi dan kinerja
pegawai.
PENDAHULUAN
27
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
goal.” Proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam
usaha mencapai sasaran. Chuck (2005:550) mendefinisikan motivasi sebagai, ”is the
set of forces that initiates, directs, and makes people persist in their effort to
accomplish a goal.” Sebuah upaya yang menginisiatifkan, mengarahkan dan
membuat seseorang secara teguh/keras dalam usahanya mencapai tujuan.
Dalam mencapai tujuan organisasi banyak faktor yang mempengaruhi di
antaranya kualitas sumber daya manusia atau pegawai, metode kerja, lingkungan
kerja dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang dapat menentukan kualitas kerja
pegawai. Dalam mencapai kinerja diperlukan adanya motivasi sebagai ”intencity of
person desirer to angage in some activity”. Intensitas hasrat seseorang untuk
melakukan aktivitas.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang
memerlukan banyak motivasi agar dapat menjalankan segala sesuatu yang
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini pula yang dibutuhkan
orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila
ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya
bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan
baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri.
Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui bagaimana
pengaruh motivasi kerja dengan kinerja pegawai. Berdasarkan latar belakang
yang diuraikan membuat penulis terdorong untuk mengetahui bagaimana
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.
PEMBAHASAN
28
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
29
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
accomplished a task or done a job.” Kinerja sebagai suatu penilaian atas hasil
perilaku individu yang didalamnya juga termasuk bagaimana pengukuran
baik dan buruknya tindakan individu tersebut dalam menyelesaikan tugas
atau pekerjaannya. Ruki dalam Anwar Prabu (2001:15) mengatakan,
“performance is defined as record of outcomes produced on specified job
function or activity during a specified time period”. Kinerja adalah catatan
tentang hasil-hasil dari fungsi, aktivitas atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu pula. Posner dan Schmidt dalam robbins (2003:52)
mengatakan, “performance is the degree to which the individual believes that
performing at a particular level will lead to attainment of desired outcome”.
Kinerja adalah tingkat keyakinan seseorang bahwa perbuatan pada suatu
tingkat tertentu akan mengarah kepada pencapaian hasil yang diinginkan.
Sedangkan Newstrom dan Davis (2002:103-104) menyatakan bahwa kinerja
pada dasarnya tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan manejemen lainnya.
Dari beberapa pengertian kinerja yang ada maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan seseorang terhadap
pekerjaannya.
B. Teori Motivasi Kerja
Teori motivasi kerja terbagi dalam dua bagian yaitu teori konten dan
teori proses. Teori Konten membicarakan tentang menganalisis kebutuhan
tertentu, motif-motif, dan imbalan yang mempengaruhi motivasi. Sedangkan
teori proses membicarakan tentang psikologis dan proses perilaku dari
motivasi.
1. Teori Konten
Teori konten terdiri dari :
a. Teori Maslow yang dikenal dengan Teori Hirarkhi, terdiri dari :
1. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan untuk bantuan kelaparan,
kehausan, dan kelelahan dan untuk pertahanan dari unsur-unsur.
2. Kebutuhan Keamanan: Kebutuhan untuk bebas dari ancaman
kerugian fisik
30
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
31
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
a. Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan
dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan
kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
b. Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan
dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan
langsung denagn pekerjaan.
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori
motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator.
Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan
32
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat
tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara
terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi
kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi
perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan
menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka
orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins,2001:170).
c. Teori Mc Clelland
Teori Mc Clelland dikembangkan oleh David Mc Clelland dan rekan-
rekannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan
prestasi (need for achievement), kebutuhan kekuasaan (need for
power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation).
terdiri dari :
1. Kebutuhan untuk Prestasi
Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih keras
untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh
penghargaan. Hal ini kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu
yang lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorong pertama ini
dapat disebut dengan kebutuhan akan pencapaian.
2. Kekuasaan :
Merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang
berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. Dalam bahasa
sederhana, ini adalah kebutuhan atas kekuasaan dan otonomi.
Individu dengan tinggi, lebih suka bertanggung jawab, berjuang
untuk mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam
situasi kompetitif, dan berorientasi pada status, dan lebih cenderung
lebih khawatir dengan wibawa dan pengaruh yang didapatkan
ketimbang kinerja yang efektif.
3. Afiliasi :
Kebutuhan untuk membangun dan menjaga hubungan afektif positif
atau "persahabatan" dengan orang lain.
33
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
34
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
35
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
36
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
37
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
38
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah hal yang melatar belakangi seseorang melakukan
sesuatu. Motivasi kerja adalah hal yang melatar belakangi seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau yang menjadi tanggung jawabnya.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Dari
banyak teori yang ada terbagi juga dalam beberapa indikator sehingga dapat
diukur dan dinilai dalam sebuah organisasi. Teori-teori motivasi tersebut juga
39
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
40
JURNAL MENATA Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2019
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. terj. Diana Angelica. Jakarta :
Salemba Empat (pp. 230 – 233)
Robbins Stephen P.; Timothy A. Judge. Organization Behavior. New Jersey: Pearson
Education Inc., 2009.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika
Aditama, Cetakan Keempat, 2009.
Jurnal. La ode Makta. Dkk. Pengaruh motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana
di unit rawat inap rs. Stella maris makassar Tahun 2013.
Jurnal. Ma’sum Amin. Jurnal Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pembinaan Mental Tni-Ad Jakarta
http://perilakuorganisasi.com/teori-dua-faktor.html
41