PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penampilan kerja adalah akibat adanya interaksi antara dua variable, yaitu
kemampuan melaksanakan tugas dan motivasi. kemampuan melaksanakan tugas
merupakan unsur utama dalam menilai kinerja seseorang. Namun, tugas tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa didukung oleh suatu kemauan dan motivasi. Jika
seseorang telah melaksanakan tugas dengan baik, maka dia akan mendapatkan kepuasan
terhadap hasil yang dicapai dan tantangan selama proses pelaksanaan. Kepuasan tersebut
dapat tercipta dengan strategi memberikan penghargaan yang dicapai, baik berupa fisik
maupun psikis dan peningkatan motivasi.
1.2 Rumusan Masalah`
Bagaimana konsep teori tentang Motivasi dan Kepuasan kerja?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep teori tentang otivasi dan Kepuasan kerja.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang teori motivasi
2. Menjelaskan peran manajer dalam menciptakan motivasi
3. Menjelaskan peran mentor sebagai instrument meningkatkan kepuasan kerja
4. Menjelaskan Self-motivation untuk manajer
5. Menjelakan penampilan dan kepuasan kerja
6. Menjelakan keberhasilan penyelesaian tugas sebagai strategi meningkatkan
kepuasan kerja.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Teori Motivasi dan Manajemen
2.1.1 Pengertian
1
Rangsangan
Respons
Konsekuensi
Respons
Masa Depan
Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela seseorang terhadap suatu
situasi atau peristiwa merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Teori
penguatan menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman rangsangan
respons konsekuensi. Menurut teori penguatan, seseorang akan termotivasi
jika dia memberikan respons pada rangsangan terhadap pola tingkah laku
yang konsisten sepanjang waktu.
2.2 Motivasi Kerja
2.2.1 Pengertian
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan. Aktivitas ini melibatkan fisik dan mental (M. Asad, 2001: 47). Gilmer
(1971) berpendapat bahwa bekerja itu merupakan proses fisik dan mnetal manusia
dalam mencapai tujuannya. Sedangkan pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi
yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000: 94).
2.2.2 Peran Manajer dalam Menciptakan Motivasi
Manajer memegang peran penting dalam memotivasi staf untuk mencapai
tujuan
organisasi.
Untuk
melaksanakan
tugas
tersebut,
manajer
harus
organisasi.
6. Menunjukkan kepada staf bahwa Anda memahami perbedaan - perbedaan
dan keunikan dari masing-masing staf.
7. Menghindarkan adanya suatu kelompok/perbedaan antr staf.
8. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
melakukan suatu tantangan-tantangan yamg akan memberikan pengalaman
yang bermakna.
5
9. Meminta tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang akan
dibuat di organisasi.
10. Memastikan bahwa staf mengetahui dampak dari keputusan dan tindakan
yang akan dilakukannya.
11. Memberi kesempatan setiap orang untuk mengambil keputusan sesuai tugas
dan limpah yang diberikan.
12. Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
13. Memberikan kesempatan kepada staf untuk melakukan koreksi dan
pengawasan terhadap tugas.
14. Menjadi role model bagi staf.
15. Memberikan dukingan yang positif.
2.2.3 Peran Mentor Sebagai Instrumen Peningkatan Motivasi Kerja
Peran sebagai mentor manajer keperawatan adalah sebagai berikut (Darling,
1984) dikutip oleh Marquis & Huston, 1998: 246).
1. Model: seseorang yang perilakunya menjadi contoh dan panutan.
2. Envisioner: seseorang yang dapat melihat dan berkomunikasi asti
keperawatan professional dan keterkaitannya dalam praktik keperawatan.
3. Energizer: seseorang yang selalu dinamis dan memberikan stimulasi kepada
staf untuk berpartisipasi terhadap program kerjanya.
4. Investor: seseorang yang menginvestasikan waktu dan tenaga dalam
perkembangan profesi dan organisasi.
5. Supporter: seseorang yang memberikan
dukungan
emosional
dan
skill
interpersonal
dan
politik
yang
penting
tentang
dalam
pengembangan.
8. Feedback giver: seseorang yang memberikan umpan balik, baik secara tulus
positif atau positif dalam perkembangan.
9. Eye-opener: seseorang yang selalu memberikan wawasan/pandangan yang
luas tentang situasi terbaru yang terjadi.
10. Door-opener: seseorang yang selalu membuka diri dan memberikan
kesempatan kepada staf untuk berkonsultasi.
11. Idea bouncer: seseorang yang akan selalu berdiskusi dan mendengar pendapat
anda.
12. Problem solver: seseorang yang akan membantu anda dalam mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah.
d. Umpan balik
e. Kesempatan untuk mencoba
f. Instrumen penampilan untuk promosi, kerja sama dan peningkatan
penghasilan.
Kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi merupakan kunci suatu
motivasi dan kepusan kerja. Jika seseorang bekerja, maka kebutuhan pencapaian
prestasi tersebut berubah sebagai dampak dari beberapa factor dalam organisasi:
program pelatihan, pembagian atau jenis tugas yang diberikan, tipe supervise yang
dilakukan, perubahan pola motivasi dan factor-faktor lain.
Seseorang memilih pekerjaan didasarkan pada kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki. Motivasi akan menjadi masalah apabila kemampuan yang dimiliki
tidak dimanfaatkan dan dikembangkan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam
keadaan ini, maka persepsi seseorang memegang peranan penting sebelum
melaksanakan atau memilih pekerjaanya.
Motivasi seseorang akan timbul apabila mereka diberi kesempatan untuk
mencoba dan mendapat umpan balik dari hasil yang diberikan. Oleh karena itu,
penghargaan psikis sangat diperlukan agar seseorang merasa dihargai dan
diperhatikan serta dibimbing manakala melakukan suatu kesalahan.
5. Lingkungan
Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam motivasi. Faktor
lingkungan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Komunikasi
Penghargaan terhadap usaha yang telah dilaksanakan
Pengetahuan tentang kegiatan organisasi
Rasa percaya diri berhubungan dengan manajemen organisasi.
b. Potensial pertumbuhan
Kesempatan untuk berkembang, karier dan promosi
Dukungan untuk tumbuh dan berkembang: pelatihan, beasiswa
pendidkan dan pelatihan manajemen bagi staf yang dipromosikan.
c. Kebijaksanaan individu
Mengakomodasi kebutuhan individu: jadwal kerj, liburan dan cuti
sakit serta pembiayaannya.
Keamanan pekerjaan
Loyalitas organisasi terhadap staf
Menghargai staf berdasarkan agama dan latar belakangnya
Adil dan konsisten terhadap keputusan organisasi.
d. Upah/gaji: gaji yang cukup untuk kebutuhan hidup
e. Kondisi kerja yang kondusif
6. Peran manajer
Peran manajer dapat memengaruhi factor motivasi dan lingkungan. Peran
manajer juga mungkin memengaruhi factor lain, bergantung pada tugas manajer
(bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi). Secara umum, peran manajer
dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan
staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis.
Kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer agar menciptakan
suatu keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksananakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap factor
lingkungan dalam tugas professional sebagaimana dibahas sebelumnya, yaitu
komunikasi, potensial perkembangan, kebijaksanaan, gaji atau upah dan kondisi
kerja.
Dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja (Rowland and Rowland, 1997:
517-518), adalah:
a. Input
b. Hubungan manajer dan staf
c. Disiplin kerja
d. Lingkungan tempat bekerja
e. Istirahat dan makan yang cukup
f. Diskriminasi
g. Kepuasan kerja
h. Penghargaan penampilan
i. Klarifikasi kebijaksanaan, prosedur dan keuntungan
j. Mendapatkan dan mendapatkan kesempatan
k. Pengambilan keputusan
l. Gaya manajer
2.4 Keberhasilan Penyelesaian Tugas Sebagai Strategi Meningkatkan Kepuasan kerja
Setelah manajer keperawatan menentukan bahwa program keperawatan dan iklim
organsisasi tidak kondusif, mereka harus merancang strategi untuk menciptakan situasi
yang kondusif. Tujuan utama menyusun rencana pembagian tugas tersebut adalah untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya. Rencana
pembagian tugas terdiri atas tiga aspek, yaitu pengembangan tugas, keterlibatan dalam
tugas dan rotasi tugas.
KARAKTERISTIK STAF
Kesempatan melaksanakan tugas
Integrasi social
Pendidikan
Tanggung jawab
TUGAS YANG DIPERLUKAN
Rutinitas partisipasi
Instrumen komunikasi
Kepuasaan
kerja
Keinginan untuk
tetap bekerja
Tetap
bekerja
(loyal)
KARAKTERISTIK ORGANISASI
Gaji/upah
Kesempatan promosi/karier
Kebijakan yang ada
KARAKTERISTIK MANAJER
Figur 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan pekerja tidak pindah
Motivasi untuk mengelola
Kepuasan
Berpengaruh
Gaya kepemimpinan
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi
pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk factor-faktor yang menyebabkan,
10
menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Stoner dan Freeman, 1995:134).
Landy dan Becker mengelompokkan banyak pendekatan modern pada teori dan
praktik menjadi lima kategori: teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori
harapan dan teori penetapan sasaran.
Faktor yang memengaruhi penampilan dan kepuasan kerja adalah motivasi,
lingkungan dan peran manajer.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mengerti dan memahami
teori tentang motivasi dan kepuasan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
11