PENJADWALAN
MAKALAH
Mata Kuliah :
Operasi Bisnis C2
Dosen Pengampu:
Oleh :
190910202034
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
manajemen persediaan, perencanaan operasi, dan sistem penjadwalan ini tepat ppada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dr. Djoko Poernomo M.Si pada mata kuliah Operasi Bisnis C2. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perencanaan operasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalh yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Jember, Juni
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
3.1 Kesimpulan……………………………………...……………………………….16
3.2 Saran……………………………………………………..……..………………..16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam bisnis, pelaku bisnis (bisa individu atau bisa juga institusi atau
lembaga) akan melakukan kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah. Siapa
pun yang melakukan kegiatan yang mempunyai nilai tambah dapat disebut
dengan berproduksi. Dengan kata lain, produksi adalah kegiatan yang
memberikan nilai tambah. Ada beberapa jenis nilai tambah atau penambahan
manfaat yang dapat dilakukan, yaitu manfaat bentuk, manfaat tempat, manfaat
waktu, dan manfaat kepemilikan. Kegiatan produksi dapat mengambil salah satu
dari nilai tambah tersebut, atau beberapa di antaranya sekaligus.
Boleh jadi suatu barang akan memperoleh nilai tambah ketika barang
tersebut dipindah tempatnya. Produk hasil pertanian akan mempunyai nilai yang
berbeda bila dibandingkan ketika produk tersebut berada di daerah pertanian
dengan ketika produk tersebut berada di perkotaan. Di daerah penghasil padi,
beras akan mempunyai harga tertentu. Harga beras ini menjadi lebih tinggi ketika
beras yang sama tersebut dijual di perkotaan. Di daerah penghasil padi,
penawaran beras cukup banyak sementara permintaan beras akan mencapai titik
tertentu saja. Sedangkan di perkotaan tidak ada yang menanam padi sehingga
penawaran beras tidak ada, sementara permintaan beras justru tinggi. Dalam
kondisi seperti ini maka memindahkan beras dari daerah penghasil padi ke
perkotaan akan menghasilkan nilai tambah. Secara umum, perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa angkutan adalah berproduksi dengan cara
memberikan penambahan manfaat tempat
2
e. Apa definisi dari Economic Order Quantity?
f. Bagaimana asumsi-asumsi model EOQ?
g. Apa pengertian dari Quantity Discount?
h. Bagaimana sumber daya dalam manufaktur?
i. Bagaimana sumber daya dalam material?
j. Bagaimana perencanaan agregat dan prosesnya?
k. Bagaimana perencanaan agregat untuk perusahaan jasa?
l. Bagaiman penjadwalan dalam operasi?
m. Bagaimana mensinkronisasi manufaktur?
n. Apa pengertian dari Just In Time?
o. Apa pengertian dari Supply Chain Management?
p. Apa pengertian dari Enterprises Resources Planning?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Persediaan
5
karena di dalam proses produksi dapat berupa suku cadang yang diperoleh
dari pihak lain.
Produk jadi ini meliputi semua barang yang selesai dari proses
produksi dan siap untuk dijual. Produk jadi pada umumnya dinilai sebesar
jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.
5) Persediaan Lain-Lain
6
untuk dilakukan. Jangan sampai bahan baku yang sampai kepada perusahaan
terlambat dan mengganggu proses produksi.
2) Pesanan persediaan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan mungkin jarang
terjadi. Namun, bisa saja kejadian ini terjadi sehingga akan mengganggu
produksi perusahaan. Jadi perusahaan harus selalu memiliki antisipasi dan
memastikan bahwa bahan baku yang ada tersedia dengan baik dan sesuai
pesanan atau kebutuhan perusahaan.
3) Untuk memastikan pasokan selalu tersedia dengan aman meskipun bahan
baku mendadak langka. Langkah ini digunakan karena pasar bahan baku
yang ada sangat dinamis, bisa saja bahan baku yang biasanya selalu tersedia
tiba-tiba habis atau mendadak langka di pasaran karena faktor tertentu.
4) Menjamin lancarnya proses produksi. Hal ini berguna agar perusahaan
mendapatkan keuntungan yang stabil dan konsumen tetap loyal terhadap
perusahaan karena mudah mendapatkan barang yang diminta. Bila konsumen
mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk, maka aka nada peluag
konsumen berpaling ke produk dari kompetitor.
Seperti namanya, pada metode ini barang yang dibeli pertama kali
adalah barang pertama yang akan dijual. Metode ini sesuai dengan arus biaya
actual (cash flow).
7
Metode FIFO lebih terlihat untuk perhitungan HPPnya. Biaya yang digunakan
untuk pembelian barang pertama sebagai Cost Of Good Sold (COGS).
3) Metode Average
Metode ini membagi antar abiaya barang yang tersedia untuk dijual
dengan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok
penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Caranya dengan membagi
jumlah biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang
tersedia untuk dijual sehingga akan didapatkan biaya rata-rata per unit.
8
- Menurut Gitosudarmo, (2002: 101) Economic Order Quantity (EOQ) adalah
merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk
dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka
dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan (pembeliannya) yang paling
ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan pembelian
dengan menggunakan biaya yang minimal.
- Menurut Yamit, (1999: 47) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan, pembelian yang
optimal. Untuk mecari berapa total bahan yang tetap untuk dibeli dalam setiap
kali pembelian untuk menutup kebutuhan selama satu periode.
- Menurut Riyanto (2001) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
kuantitas barangyang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering
dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
Jika persediaan besar maka biaya pemesanan akan turun tetapi biaya
penyimpanan naik. Sebaliknya, jika persediaan kecil maka biaya pemesanan akan
naik tetapi biaya penyimpanan turun. Dalam menentukan EOQ sangat dipengaruhi
oleh faktor tinggi rendahnya tingkat permintaan bahan baku hingga datangnya
pesanan
9
Menghitung EQQ untuk bisa memberikan manfaat yang memengaruhi
keuntungan, EQQ merupakan cara yang tepat untuk mengetahui berapa banyak
produk yang perlu dibeli untuk mempertahankan rantai pasokan yang efisien
sambil menekan biaya.
B. Quantity Discount
10
- Bussiness forecasting
- Product & sales planning
- Production planning
- Resources requirement planning
- Financial planning
- Distribution requirement planning
- Demand management
11
ketersediaan material saat dilokasi sesuai jadwal yang direncanakan. Perencanaan
terhadap material dimaksudkan agar dalam pelaksanaan penggunaan material
menjadi efisien dan efektif serta tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianya
material pada saat dibutuhkan.
12
untuk suatu alasan, dan tujuan mendefinisikan dan menegaskan tujuan
alasan tersebut. Rencana adalah cetak biru untuk pencapaian tujuan dan
menentukan alokasi sumber daya yang diperlukan, jadwal, tugas, dan
tindakan lainnya. Tujuan menentukan tujuan masa depan; rencana
menentukan cara hari ini. Konsep perencanaan biasanya menggabungkan
kedua gagasan tersebut; artinya menentukan tujuan organisasi dan
menetukan untuk mencapainyanya.
Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu tujuan strategis (strategic goals), tujuan taktis (tactical
goals), dan tujuan operasional (operational goals )
2) Merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak
dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian
tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut
waktu yang akan datang. Setelah keadaan ini dianalisa barulah rencana
dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana lebih lanjutnya. Untuk
mendapatkan keadaan saat ini diperlukan informasi tentang keuangan dan
data statistik perusahaan yang didapatkan melalui komunikasi dalam
organisasi.
3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbukan masalah.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaiann kegiatan untuk mencapai
tujuan
Tahap terakhir dalam proses perencaan meliputi pengembangan berbagai
alternative kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif
13
tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara
berbagai alternatif yang ada.
1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk memastikan respons cepat
terhadap permintaan pelanggan
2. Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap dipanggil untuk memenuhi
permintaanyang tidak terduga
3. Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkanalokasi ulang
tenagakerja yang tersedia
4. Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk memenuhi
permintaan yang meningkat.
14
- Penjadwalan Operasi
Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan
dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan
harus dilakukan pada sumber daya yang terbatas. Menurut Baker (1974)
penjadwalan adalah proses untuk melakukan tugas dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia pada waktu yang telah ditetapkan. Menurut
Stevenson (1999) penjadwalan adalah membangun penentuan waktu
penggunaan dari peralatan, fasilitas dan aktivitas manusia dalam suatu
organisasi. Menurut Pinedo (2002) penjadwalan adalah proses pengambilan
keputusan yang memegang peranan yang penting dalam manufaktur dan
sistem produksi.
Pada dasarnya penjadwalan mencakup pengurutan aktivitas,
pengalokasian aktivitas pada fasilitas dan pemetaan aktivitas menurut urutan
waktu. Tujuan penjadwalan adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumber daya, mengurangi terjadinya penumpukan barang
setengah jadi dalam lintasan produksi, mengurangi terjadinya keterlambatan,
dan dapat membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas
pabrik. Penjadwalan merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi.
Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupu
tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan
kegiatan operasi.
- Sinkronisasi Manufacturing
Konsep dasar dari sinkronisasi manufaktur adalah sederhana, yaitu
aliran material di dalam sistem, bukan kapasitas, yang harus diseimbangkan.
Hasil ini pada perpindahan material yang lancar dan terus menerus dari satu
operasi ke operasi selanjutnya, dan kemudian lead time dan inventory yang
menunggu dalam antrian harus dikurangi. Perbaikannya adalah pada
pengurangan inventory yang dapat mengurangi biaya total dan dapat
mempercepat pengiriman kepada konsumen, dan juga menjadikan perusahaan
15
untuk dapat bersaing lebih efektif. Lead time yang singkat dapat memperbaiki
pelayanan kepada konsumen dan membuat perusahaan lebih kompetitif.
Pada sinkronisasi manufaktur bottleneck diidentifikasikan dan
digunakan untuk menentukan tingkat aliran. Untuk memaksimasi aliran
sistem, bottleneck harus diatur seefektif mungkin. Dikatakan sebagai capacity
constrain resources, bottleneck ini memastikan Goldratt untuk
mengembangkan gagasan dalam mengatur konstrain. Theory of
constraint memperluas konsepnya yang meliputi pasar, material, kapasitas,
logistik, manajerial, dan perilaku konstrain.
16
Selanjutnya Schniederjans (1993) menyatakan bahwa JIT memiliki 8 prinsip
dasar, yaitu: (1) Seek a produce-to order production schedule ; (2) Seek unitary
production; (3) Seek eliminate waste; (4) Seek continous product flow
improvement; (5) Seek product quality perfection; (6) Respect people; (7) Seek to
eliminate contingencies; (8) Maintain long term emphasis. Berdasarkan berbagai
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa eliminasi pemborosan merupakan
jantung dari JIT. Dengan mengeliminasi pemborosan, maka perusahaan akan
menghasilkan produk yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah.
Berdasarkan uraian diatas maka indikator JIT yang dimunculkan adalah biaya
produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi, hubungan antara
pelanggan dengan pemasok.
JIT sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan
perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama untuk
mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan datang. Adapun karakteristik
hubungan antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli meliputi ; (1) kontrak
jangka panjang ; (2) Meningkatnya akurasi administrasi pesanan; (3)
meningkatnya kualitas; (4) Fleksibilitas pesanan; (5) pengiriman jumlah kecil
dengan frekuensi pengiriman yang banyak; (6) perbaikan berkesinambungan
dalam bekerjasama (Tjahjadi, 2001, h.232).
Perusahaan pembeli harus bisa mencari pemasok terpercaya yang dapat
mengirimkan barang berkualitas, dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan.
Dalam banyak kasus perusahaan pembeli menetapkan jadual jam pengiriman,
bahkan menit pengiriman juga telah ditentukan. Kegagalan pemenuhan jadwal
yang dipesan akan berakibat fatal, yaitu berhentinya produksi (Tjahjadi, 2001,
h.229). Just In Time merupakan sistem produksi atau sistem yang hanya apabila
ada suatu permintaan yang diproduksi pada saat waktu diminta dan dilakukan
sesuai dengan kuantitas yang diminta.
17
2.5 Supply Chain Management (SCM)
18
2.6 Enterprise Resource Planning (ERP)
- ERP Tier I
Mendukung perusahaan global yang besar dan menangani semua masalah
internasionalisasi, termasuk mata uang, bahasa, alphabet, kode pos, aturan
akuntansi dan lain-lain.
- ERP Government Tier I
Mendukung agensi pemerintahan besar (sebagian besar federal). Vendor ERP
yang berada di tingkatan ini mendukung akuntansi, SDM, dan pengadaan
pemerintah.
- ERP Tier II
Mendukung perusahaan dengan skala menengah dan sebagian besar
menangani beberapa bahasa dan mata uang namun hanya pada satu alphabet.
- ERP Government Tier II
ERP yang berada pada tingkatan ini kebanyakan berfokus pada pemerintahan
Negara bagian dan lokal dengan beberapa instalasi federal.
19
- ERP Tier III
Tingkat IV ERP dirancang untuk bisnis kecil. Biasanya yang dirancang untuk
usaha mikro biasanya hanya focus pada akuntansi dan sering tidak dianggap
sebagai sistem ERP lengkap oleh para professional TI.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan Perlu adanya menyediakan barang untuk
mengurangi kegagalan produksi atau telatnya barang pemasok.
Dengan menyediakan barang, juga harus memperhatikan biaya persediaan.
Agar biaya persediaan tidak kurang maka lakukanlah dengan metode-metode
yang telah ditentukan.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2016/6/9/konsep-persediaan-dalam-perusahaan-dagang-
dan-manufaktur
https://ujiansma.com/asumsi-dasar-dari-model-eoq
https://accurate.id/marketing-manajemen/economic-order-quantity-eoq-adalah/
https://www.linovhr.com/manajemen-persediaan/
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-metode-penentuan-biaya-persediaan-yang-perlu-
anda-ketahui/
https://nafaaa.blogspot.com/2015/06/perencanaan-agregat-di-bidang-jasa.html
http://repository.ut.ac.id/4820/1/EKMA4371-M1
https://media.neliti.com/media/publications/57276-ID-studi-just-in-time
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1204105044-3-BAB%2011%20-%20
https://e-journal.uajy.ac.id/4843/3/2EA16115
http://e-journal.uajy.ac.id/13971/3/EM203092
22