Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MEMAHAMI TES KEREATIVITAS

Makalah ini Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pemahaman Individu Teknik Tes

Dosen Pengampu : Yurike Kinanthy Karamoy,M.Pd.,Kons

Disusun Oleh : Kelompok 9

Moch. Ainul Firmansyah (1803402011)

Moch. Syahid Abdillah (1803402033)

Rizqy Iqromul Kholqi (1803402002)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2021
Daftar Isi

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang .......................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ........................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

A. Pengertian Kreativitas .............................................................................. 4


B. Teori-Teori Kreativitas................................................................................ 4
C. Tahap-Tahap Kreativitas ............................................................................. 6
D. Ciri-Ciri Kreativitas .................................................................................... 8
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ........................................ 10
F. Teknik-Teknik Kreativitas ........................................................................ 13
G. Kendala dalam pengembangan kreativitas ................................................ 15
H. Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di sekolah .......................... 18

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................ 20

A. Kesimpulan .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam
bidang seni ataupun keilmuan. Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah
diucapkan tetapi susah untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam
kehidupan keseharian bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan
pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat.
Banyak orang mengatakan bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar
dari masalah hidup keseharian yang melingkupi dan membelitnya. Kreatifitas
berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu masalah atau
fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru.
Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat
menciptakan sesuatu yang baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk
membantu individu agar semakin maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-
inovasi baru agar belajarnya lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam
pembelajaran kreatif berperan penting membantu guru dan yang lainnya untuk lebih
memahami masalah siswa atau anak dalam belajar kemudian mengembangkan
pembelajaran yang lebih baik dan kreatif agar anak atau siswa cepat menangkap
sesuatu, memahami apa yang diberikan, mampu memecahkan persoalan, dan
akhirnya sendiri dapat menjadi individu yang sangat kreatif.
Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif
sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri
maupun luar diri. Untuk itu kita perlu mengenali hal tersebut, sehingga dampak
yang menghambat kreativitas dapat diminimalisir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas

Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan,
kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru
dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007).

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas


sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
a) Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar,
menarik, aneh dan mengejutkan.
b) Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil
yang baik.
c) Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama dapat
dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-
peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat
diramalkan dan tak dapat diulangi.

B. Teori-Teori Kreativitas

a) Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu
masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak.Priadi kreatif
dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman
traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang
disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari
trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme
pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran
mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.
Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas
kreatif.Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat
tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama dari kreativitas.
Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi
(beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika
perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering
muncul dalam tindakan kreatif.
Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan
peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran
yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya
ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya
baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi
manusia.

b) Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari
kesehatan psikologis tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang
selama hidup dan tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.
Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai
naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-
kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari
yang terendah hingga yang tertinggi.
Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif,
adalah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi
sesuai dengan Patokan pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman
atau untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep.

c) Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah
Predisposisi genetis (genetic predispotition).Contoh seorang yang system
sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka
terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

a. Minat pada usia dini pada ranah tertentu:


Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan
keunggulan kreativitas.
b. Akses terhadap suatu bidang:
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor
dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan
bakat.
c. Access to a field:
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman
sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti,
memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan
bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati
sangat penting untuk mendapatkan pengakuan.

C. Tahap-Tahap Kreativitas

Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam
proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:

a. Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi
sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi.
Caranya dengan wawancara, mencatat data, membaca yang
diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta,
ide, opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan pengaturan
atau pengolahan terhadap konsep-konsep (dua buah sekurang-
kurangnya) yang merupakan bahan-bahan pemikiran untuk
menimbulan konsep baru.

b. Tahap Inkubasi.
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa
penyimpanan informasi dan merenungkannya. Alam bawah sadar
mengolah dan mengambil alih informasi, menyemainya dengan
mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah,
membayangkan dan mengitari /mempersempit atau mencari intisari
ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh
untuk meningkatkan hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran
(serendipity) adalah menemukan hal-hal yang tidak dicari secara
kebetulan dan cerdik. Keserentakan (synchronicity), berarti sedang
dalam mencari ide dan secara tidak sengaja mengalami suatu
kejadian atau rangkaina kejadianyang tepat untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu
tipuan semesta atau keserentakan yang tidak terjelaskan, ide muncul
pada saat-saat ganjil.

c. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru
muncul dalam piiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban
baru yang jitu. Sangat dipentingkan sikap santai untuk mendorong
tahap inkubasi dan pencerahan.

d. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan
hingga menguji gagasan tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang
sangat lambat bahkan memakan waktu bertahun-tahun bahkan ada
yang tidak berhasil. Pada tahap ini, terjadi penyempurnaan ataupun
pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat dilaksanakan.

D. Ciri-Ciri Kreativitas

Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:


1. Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
2. Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3. Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4. Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci.
5. Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batsan-batasan dengan
melihat dari sudut lain daripada cara-cara yang lain.

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri kreatif secara


umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara
baru, penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:
1. Kelincahan mental, adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide,
gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya
melihat hubungan yang tidak biasa dari ide-ide.
2. Berpikir ke segala arah, adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide,
gagasan lalu menyebar ke sagala arah tidak hanya terfokus pada satu jawaban
saja.
3. Fleksibilitas konseptual, adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti
cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.
4. Orisinalitas, adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan,
cara kerja yang tidak lazim, yang jarang, bahkan mengejutkan.
5. Lebih menyukai kompleiksitas daripada simplisitas, dari penyelidikan
diketemukan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai
kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung
pada yang lebih kompleks dari yang sederhana. Akibatnya mereka dapat
bertemu dengan gagasan-gagasan aneh dan hal-hal baru daripada orang-orang
yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana.
6. Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya sudah lama
hidup dalam lingkungan orang-orang dapat menjadi contoh dan dalam suasana
ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang
ditekuninya.
7. Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada umumnya mempunyia
banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang.
b. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide
kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup. Ciri-ciri ini meliputi,
1. Kemampuan untuk bekerja keras.
2. Berpikir mandiri, orang-orang kreatif memiliki ras individualitas yang kuat.
Mereka membuat keputusan sendiri, mereka percaya kepada daya pikir mereka,
dan mereka mempunyai pendapat sendiri.
3. Pantang menyerah, orang-orang kreatif tidak mudah menyerah bila gagal.
Mereka tetap berisaha dan selalu mencoba lagi.
4. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada umumnya juga
komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas, dan bagus. Karena
untuk mewujudkan impian, mereka harus menjelaskan perkara dan
menyakinkan orang.
5. Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi yang kecil
6. Keingintahuan.
7. Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia yang lebih luas
dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal ini mendorong mereka makin
terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif dan ada saja yang dicipta.
8. Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.
9. Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan menampkan diri
dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidup
mereka. Motivasi batin semacam itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk
membuat kemajuan.
c. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan dengan penciptaan atau
menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap
mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif. Ciri-ciri ini tidak berhubungan dengan
ciri-ciri orang kreatif tetapi ciri-ciri ini merupakan akibat dari kekuatan kepribadian
orang-orang kreatif dan situasi batin yang diakibatkan oleh kreativitas. Ciri-ciri ini
meliputi,
1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-orang kratif
berpikir sendiri dan mereka tidak mengambil pusing mengenai apa yang
dipikirakan orang lain. akibatnya mereka tidak peka terhadap perasaan orang-
orang sekitar.
2. Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim dapat membawa
mereka ketengah kekacauan psikolgis dan dapat mengakibatkan keberantakan
hidup.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda.


Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam
individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya
kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit
(keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul
dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan
serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan
1983).
Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai
kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya,
tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia
merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu
pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk melibatkan diri
dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini
menyangkut motivasi internal.
Faktor yang mempengaruhi kreatifitas yaitu :
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong
anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

2. Faktor Lingkungan Sekolah


Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana,
kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat


Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda,
lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang
kreatifitasnya.
Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki
cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama
setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut
untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani
mengambil resiko disbanding anak perempuan.
2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat
kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal
cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi
karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan
diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati.
3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan
cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan
anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak
mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan
mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
4. Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih
kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena
banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga
memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas
dan kreatifitasnya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh
dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah
sebagai berikut :
a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan
sesuatu.
d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali,
mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat,
menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan dan
mengomunikasikan.
f. kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan
potensi kreatifitas secara lebih luas karena akan memberikan
pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam
menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya
dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul
dari pengalaman yang dimilikinya.
g. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-
laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari
lingkungan, sekolah, dan motivasi diri.
2. Faktor Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai
berikut:
a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam
menanggung resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum
diketahui
b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan
sosial
c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi, dan penyelidikan
d. Stereotip peran seks
e. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f. Otoritarianisme
g. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan

F. Teknik-Teknik Kreativitas

Tugas perkembangan anak yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak


harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan jika
berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup.
Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan
akan menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri
dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai
masa produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri
lebih jauh yang disertai keterlibatan yang terus-menerus dalam kegiatan kreatif
disegala bidang. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas
mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak
yang dapat menyalurkan kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap
perkembangannya.
Teknik-teknik menumbuhkan kreatifitas yaitu:
A. Teknik kreatif tingkat I
1. Memberikan pemanasan (warming up)
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka
yang menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
2. Sumbang saran
Osborn pendiri dari Creative Education Foundation, dalam
bukunya Applied Imagination menentukan empat aturan dasar untuk
sidang sumbang saran yaitu :
a. Kritik tidak dibenarkan atau ditangguhkan
b. Kebebasan dalam memberikan gagasan
c. Gagasan sebanyak mungkin
d. Kombinasi dan peningkatan gagasan
3. Pertanyaan yang memicu gagasan
Teknik ini juga disebut daftar periksa atau checklist dikembangkan
oleh Alex Osborn dengan tujuan meningkatkan gagasan. Pertanyaan-
pertanyaan Osborn yang berupa “kata kerja manipulatif” membantu
seseorang dalam mengembangkan gagasan kreatif dengan melihat
hubungan-hubungan baru.
B. Teknik Kreatif Tingkat II
1. Synectics
Teknik synectics dikembangkan oleh William J.J Gordon dan
merupakan teknik berpikir kreatif yang menggunakan analogi dan metafor
untuk membantu pemikir menganalisis masalah dan mengembangkan
berbagai sudut tinjau (Feldhusen & Treffinger,1980).
2. Futuristic
Yaitu mengajar dengan pandangan masa depan amat penting agar
siswa kelak dapat menggunakan kemampuan mereka untuk membantu
menciptakan masa depan. Siswa perlu dibantu dalam mengaitkan
perubahan yang akan terjadi di dunia dengan perubahan mereka sendiri.

G. Kendala dalam pengembangan kreativitas

Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang


dapat mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan.
a. Sumber Kendala
Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam
menggunakan potensi kreatif ke dalam:
1. Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang
merupakan puncak kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun
waktu tertentu yang tidak menunjang bahkan menghambat
pengembangan kreativitas perorang maupun kelompok.
2. Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif
merupakan ciri herediter, sementara pakar lainnya percaya bahwa
lingkungan menjadi faktor penentu utama.
3. Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi
kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan
maupun mereka yang memiliki keterbatasan fisik dapat menghambat
untuk mengungkapkan kreativitasnya.
4. Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan kita dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan
dan didukung maka hasilnya tidak akan baik.
5. Kendala psikologis
Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk
persepsi diri bahwa diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini
yang membuat mereka susah dan tidak berkembang dari segi
kreativitas.
b. Kendala dalam mengembangkan kreativitas anak, meliputi empat
“pembunuh kreativitas anak” yaitu:
1. Evaluasi
Rogers (dalam Vernon, 1982) menekankan salah satu syarat
untuk memupuk kreativitas konstruktif adalah bahwa pendidik tidak
memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian evaluasi
sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Bahkan menduga akan
dievaluasi dapat mengurangi kreativitas anak.
2. Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan
memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak
demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan
mematikan kreativitas.
3. Persaingan (kompetisi)
Kompetisi lebih komplek daripada pemberian evaluasi atau
hadiah secara tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya.
Biasanya persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya
akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik
akan menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari
dan sayangnya dapat mematikan kreatvitas.
4. Lingkungan yang membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat
ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman
mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dna hafalan
semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarina, dan pada ujian harus dapat mengulanginya dengan
tepat. Pengalaman yang baginya amat menyakitkan dan menghilngkan
minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya untuk sementara.
Padahal sewaktu baru berumur lima tahun ia amat tertarik untuk
belajar ketika ayahnya menunjukkan kompas kepadanya. Contoh ini
menunjukkan bahwa jika berpikir dan belajar dipaksakan dalam
lingkungan yang amat membatasi, minat dan motivasi intrinsik dapat
dirusak.
c. Kendala dari lingkungan, meliputi lingkungan yang tidak sehat dalam
pergaulan dan lingkungan yang tidak mendukung anak untuk berkreasi
dalam kesehariannya.
d. Kendala dari rumah, meliputi
1. Orang tua yang tidak mendukung kemampuan anak.
2. Keinginan orang tua untuk melihat anaknya berprestasi sehingga
mereka mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak
diminatinya.
3. Keluarga tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh
kreativitas anak” yaitu evaluasi, hadiah, kompetensi, dan pilihan atau
lingkungan yang terbatas (Amabile, 1989).
e. Kendala dari sekolah, meliputi
1. Sikap guru
Dalam suatu studi, tingkat motivasi diri siswa rendah, jika guru
terlalu banyak mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberikan
lebih banyak otonomi.
2. Belajar dengan hafalan mekanis menghambat kreativitas.
3. Kegagalan
Semua siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam
pendidikan mereka, tetapi frekuensi kegagalan dan cara bagaimana
hal itu ditafsirkan mempunyai dampak yang nyata terhadapa
motivasi diri dan kreativitas.
4. Tekanan akan konformitas dari guru
5. Sistem sekolah yang membatasi anak untuk mengembangkan bakat
dan minatnya.
H. Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di sekolah

Faktor penting dalam meningkatkan kreatifitas disekolah adalah guru.


Banyak sekali hal yang dapat dilakukan guru disekolah untuk merangsang dan
meningkatkan daya fikir siswa, sikap dan prilaku kreatif siswa, melalui kegiatan
didalam atau diluar kelas. Potensi kreatif siswa di sekolah dapat ditingkatkan
dengan cara mengusahakan iklim di kelas yang dapat mengunggah kreatifitas siswa.
Selanjutnya guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa dan
tidak perlu selalu menuntut dilakukannya pada hal-hal yang sama. Pada waktu
tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh
siswa.
Dalam kegiatan belajar, proses berfikir kreatif dan pemecahan masalah
secara kreatif dirangsang dengan mengajukan pertanyaan, untuk menemukan
masalah sendiri, untuk menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-
macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam hal
ini guru lebih banyak memberi umpan balik dan meminta siswa untuk menilai
sendiri produk-produk kreatifitasnya.
Dalam melaksanakan pengajaran kreatif, guru harus kreatif dan
memiliki semangat petualang ( Torrance, 1967). Hal ini berarti bahwa cara guru
mengajar seharusnya bervariasi, dengan untuk mencoba sesuatu yang baru, tidak
kaku dalam melaksanakan kurikulum atau aturan-aturan yang ada serta bersikap
hangat kepada siswa. Guru dalam mengajar hendaknya menciptakan lingkungan
yang merangsang belajar kreatif, terampil mengajukan dan mengundang
pertanyaan, dan dapat memadukan perkembangan kognitif dan afektif.
Munandar (1987) Memberikan saran agar guru dapat mengajar secara
kreatif. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru menghargai kreatifitas siswa
b. Guru bersikap terbuka terhadap gagasan
c. Guru mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual
d. Guru bersikap menerima dan menunjang anak
e. Guru menyediakan pengalaman mengajar yang berdiferensiasi
f. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak
merasa ragu
g. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pekerjaan
kelompok
h. Guru tidak bersikap sebagai tokoh yang maha mengetahui tetapi menyadari
keterbatasan sendiri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan


sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas dapat ditinjau
dari berbagai macam teori yaitu teori psikoanalisa, teori humanistik dan teori
Cziksentmihalyi. Dalam kreativitas ada empat macam tahapan yang harus dijalani
yaitu tahapan persiapan, tahapan inkubasi, tahapan pencerahan, dan tahapan
pelaksanaan atau pembuktian. Orang-orang yang memiliki kreativitas tentu
memiliki ciri-ciri khusus seperti kemampuan bekerja keras, berpikir mandiri,
pantang menyerah dan masih banyak lagi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
daya kreativitas seseorang baik dari dalam maupun dari luar. Untuk
mengembangkan kreativitas aa teknik-teknik tertentu yang harus dilakukan. Dalam
mengembangkan kreativitas tentu saja ada kendala-kendala yang dapat membuat
kreativitas seseorang dapat terhambat. Untuk itu kita perlu mengenali hal-hal
tersebut sehingga kita dapat mengantisipasi agar kreativitas kita tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Tuhana Tufiq. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kreatif Anak.


Jogjakarta: Kata Hati

Campbell, David. Tanpa Tahun. Mengembangkan Kreativitas. Disadur oleh A. M.


Mangunhardjana, 1986. Kanisius: Yogyakarta.

https://docs.google.com/document/d/1nPTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjXD
UdwYk9sFuI/edit?pli=1

http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-berfikir-kreatif-
creative.html

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai