Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASSESMENT DAN KREATIVITAS

KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN

KELOMPOK 1
AYU NABILA RAHMI
MULIANA
NELLY DWI AGUSTINA
MUH. ASRI RAHMATULLAH
ACHMAD ALI SAIFUDDIN
ABD. WAHID ZULFIKAR
ANDI MUH NUR IKHSAN
FAHRUL FITRA KIDAR

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sudah sekian lama, sebagian orang selalu memandang orang-orang yang
kreatif termasuk seniman dan ilmuan, sebagi orang yang memiliki kemampuan
yang luar biasa, yag berbeda dari manusia pada umumnya. Barangkali perspektif
inilah yang mengganggu dan menghalangi prospek kajian ilmiah terhadap proses
krativitas. Karena kereativitas adalah fenomena yang tidak bisa di ukur. Pemicu
atau latar belakang munculnya kreativitas antara satu dengan yaang lain berbeda.
Hal ini makin dipertegas dengan adanya riset yang di lakukan oleh beberapa ahli.
Mereka berpendapat bahwa ada perbedaan kualitas antara kemampuan orangorang yang kreatif dengan yang lain.
Hajjaj (2010) Berbagai kajian ilmiah mulai menimbulkan keyakinan di antara
kelompok ahli psikologi bahwa kreativitas dan kemampuan orang-orang kreatif
seperti kemampuan-kemampuan dan ciri khas yang membedakan antar kelompok
manusia, seperti kecerdasan, keberanian dan lain-lain sebagainya. Konsepsi
(pengertian) masa kini mengenai kreativitas adalah bahwa semua manusia
memiliki kemampuan dan karakteristik, namun, masing-masing berbeda antara
satu dengan yang lain. Tidak ada perbedaan antara manusia, kecuali pada tingkat
adanya karakteristik dn kemampuan tersebut dengan kata lain, perbedaan yaang
ada di aantara individu dan kelompok itu adalah perbedaan dari segi

kuantitas

bukan kualitas. Inilah yang terdapat dalam diri orang-orang kreatif. Berbagai
kemampuaan yang mereka miliki ada pada orang-orang pada umumnya.
Ketika konsepsi baru ini diterima oleh para ahli psikologi, maka seseoraang
tidak harus menjadi orang yang kreatif untuk mempelajari kreativitas, selain itu
juga tidak lagi dianggap mustahil untuk kita bisa mengembangkan kemampuan
berkreasi dan mengubah orang biasa menjadi orang kreatif, selama kemampuan
tersebut ada pada setiap orang. Oleh karena itu, kami menekankan bahwa

kreativitas itu milik semua orang, namun kita harus menggali potensi yang
terpendam tersebut.
Kemudian bakat adalah, Anastasi (Semiawan, 2009) mengemukakan bahwa
bakat biasa diterjemahkan menjadi aptitude yang berasal dari aptus, menunjukkan
sesuatu

yang inherent dalam diri seseorang dan yang lebih banyak dikenal

sebagai suatu kemungkinan bersifat potensial daripada suatu kapasitas atau


kemampuan (ability) tertentu untuk belajar ataupun berkinerja tertentu. Istilah
aptitude merujuk pada bakat seseorang, pada tahun 1920 sering diukur melalui tes
inteligensi (IQ) tetapi permasalahan terminologi muncul setelah ditemukan bahwa
inteligensi hanya mengukur kemampuan verbal dan sekedar angka-angka, relasi
abstrak, serta simbolik.
Konsep kreativitas keberbakatan merupakan konsep integrasi antara
kosnep Renzulli tentang keberbakatan dan Konsep Clark tentang kreativitas yang
bertumpu pada teori psikodinamis dari Jung. Konsep kreativitas Clark mengacu
pada konsep kreativitas psikodinamis. Clark menunjuk pada empat fungsi dasar
psikologi Jungyang mencakup fungsi berpikir, fungsi emosi, fungsi psikotalent,
dan fungsi intuitif. Fungsi dasar Jung ini menunjuk pada kehidupan tak sadar yang
jelas memainkan peran yang penting dalam perkembangan perilaku manusia.
Terutama fungsi intuitif menunjuk pada kesadaran yang digali dari alam tak sadar.
Empat dimensi ini terintegrasikan saling terobos menerobos, menyatu, kaitmengkait, mencakup aktualisasi optimal sebagai manusia yang kreatif.

B. Fokus masalah
1. Apa itu kreativitas?
2. Apa-apa saja tingkatan kreativitas
3. Apa saja Fase-fase kreativitas menurut Kathrine Patrick?
4. Bagaimana proses kreativitas?
5. Apa itu bakat dan keberbakatan?
6. apa itu kreativitas dan keberbakatan?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu kreativitas
2. Untuk mengetahui apa-apa saja tingkatan kreativitas
3. Untuk mengetahui fase-fase kreativitas menurut Kathrine Patrick
4. Untuk mengetahui bagaimana proses krativitas
5. Untuk mengetahui bakat dan keberbakatan
6. Untuk mengetahui apa itu kreativitas dan keberbakatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kreativitas

Hajjaj (2010) Al- ibda (kreativitas) dalam bahasa arab merupakan bentuk
nomina verbal dari kata kerja abdaa yang artinya adalah ikhtaraa (membuat
sesuatu yang baru) atau ibtakara (berinovasi). Seperti halnya yang di sebutkan
dalam lisanul arab ungkapan badaa asy-syaai-a, yabdahu artinya membuat
sesuatu ada dan memulainya. Abdaa asy-syai artinya membuat sesuatu yang
baru, berbeda dengan yang lainnya. Al mausuah al-falsafiyyah al-arabiyyah
(Ensiklopedi filsafat arab) mendefinisian kreativitas sebagai membuat sesuatu
yang baru atau menyusun unsur-unsur baru dalam bentuk yang baru di dalam
salah satu bidang, seperti ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan lain sebagainya
Ensiklopedi inggris modern mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru, seperti solusi untuk suatu masalah atau
penampilan baru, nilai seni, atau metode baru. Berbagai referensi menunjukkan
bahwa kreativas adalah konsep yang terdiri atas konsep-konsep ilmu psikologi
kognitif. Para ahli riset berbeda dalam mendefinisan, bahkan mungkin sulit untuk
menghitung berbagai definisi mengenai kreativitas.
Hajjaj (2010) Beberapa pendapat para ahli yang medefiisskan keativitas
antara lain ilah
a. Mooney berpendapat bahwa terdapat kurang lebih 28 definisi untuk konsep
kreativitas, bahkan hingga 50 atau lebih beberapa referensi khusu dalam
kreativitas mengungkapkan adanya 60 jenis definisi kreativitas, namun di
kategorikan dalam 4 orientasi pokok, yaitu:
Pertama: defisi yang didasarkan pada manusia kreatif dengan berbagai
karakter pribadinya sebagai titik tolak. Pendapat ini di dukung oleh para ilmuan
kejiwaan profesional.
Kedua: definisi yang didasarkaan pada proses keativitas, termasuk fase.
Hal ini berkaitan dengan sosusi berbagai permasalahan, pola pemikiran, dan
pengumpulan data sebagai titik tolaknya. Pendapat ini di usung oleh para ahli
psikologi.
Ketiga: definisi yang didasarkan pada hasil kreativitas sebagai titik tolak
originalitas dan kesesuaian. Aspek-aspek tersebut adalah aspek yang paling

umum, karenaa mencerminkan aspek materi yang nyata pada proses


kraetivitas. Inilah inti konsep kreativitas klasik.
b. Seorang ilmuan bernama simson mendefinisikan kreativitas sebagai inisiatif
yang diperlihatkan oleh seseorang dalam bentuk kemampuan seseorang
untuk keluar dari sistem yang normal, yaitu melalui kontemplasi dengan
mengikuti satu model pemikiran baru. Ia mengatakan bahwa harus
memerhatikan otaak yang selalu mencari, membentuk, menyusun dan
sebagainya
c. Adapun Guilford mendefinisikan kreativitas sebagai kontemplasi dalam
bingkai yang lebih terbuka, yang hasilnya memiliki keistimewaan yang
tidak ada duanya, yaitu berupa berbagai macam jawaban yang tidak
ditentukan oleh data-data yang diberikan.
2. Tingkatan kreativitas
Hajjaj (2010) Seorang ilmuan yang bernama Calvin Tylor memimpin
kongres di Universitas Utah untuk studi kreativitas, mengusulkan 5
tingkatan kreativitas. Tingkatan tersebut ia dapatkan setelah menganalisis
100 definisi kreativitas. Adapun tingkatan-tingkatan kreativitas menurutnya
adalah sebagai berikut.
a. Ekspresif:

intinya

adalah

ekspresi

bebas

mengenai

berbagai

keterampilan serta originalitas, sedangkan jenis produk bukanlah hal


yang penting. Hal yang dapat di lihat dan paling menonjol paada orangorang di tingkatan ini adalaah dua sifat, yaitu spontanitass dan
kebebasan berekspresi.
b. Produktif: oraang-orang mengalami peralihan dari tingkatan eksprsif
menuju tingkatan produktif dalam kreativitas ketika keterampilannya
berkembang

sehingga

mereka

dapat

menghasilkan

karya-karya

sempurna. Produk itu dikatakan kreatif, ketika seseorang mencapai


tingkat keberhasilan tertentu. Dengan demikian, produk tersebut tidak
diilhami dari karya orang lain secara mutlak, tetapi merupakan karya
tersendiri yang belum pernah ada sebelumnya
c. Inovatif: tingkatan kreativitas ini tidak membutuhkan keterampilan atau
kepandaian, tetapi menuntut fleksibilitas dalam memahami hubungan-

hubungan baru yang tidak dikenal antara beberapa bagian yang saling
terhubung dan telaah ada sebelumnya.
d. Kreatif: level berikut ini membutuhkan kemampuan yang kuat untuk
membuat konsepsi abstrak yag ada, ketika prinsip-prinsip dasar itu
dipahami secara sempurna. Sehingga memudahkan orang yang kreatif
untuk memperbaiki dan mengembangkannya.
e. Iluminasi: ini adalah gambaran pemahaman paling tinggi yang
mengandung suatu konsepsi dari prinsip yang benar-benar baru dalam
tingkatan yang paling banyak abstraknya.
3. Fase-fase kreativitas menurut Katherine Patrick
Hajjaj (2010) fase-fase kreativitas telah banyaak menyita pikiran para ilmuan.
Di antaranya adalaah katherine Patrick yang dianggaap sebagai ahli yang
melakukan berbagai eksperimen laboratorium terhadap proses dan fase-fase
kreaativitas berdasarkan penerapan, bukan berdasarkan pengamatan teori saja,
adapun empat fase proses kreativitas menurut katherine Patrick sebagai berikut:
a. Fase persiapan: pada fase ini, seseorang yang kreatif berkesempatan untuk
mendapatkan banyak data, keterampilan dan pengalaman yang dapat
membuatnya menguasai objek kreativitas atau menentukan masalah.
b. Fase inkubasi: ini adalah fase yang identik dengan usaha keras yang
dikerahkan oleh seseorang yang kreatif dalam memecahkan masalah atau
menggapai objek yang sedang ia pikirkan. Pada fase ini biasanya
seseorang menghadapi kemajuan inovasinya dan menyebabkan kegagalan
yang dapat menambah hati tidak tenang, gelisah dan tidak berdaya.
c. Fase iluminasi: fase ini digambarkan sebagai fase perbuatan detail dan
akurat otak dalam proses penciptaan. Fase ini mencakup penyiapan pelita
kreativitas atau kesempatan untuk melahirkan ide baru untuk memcahkan
masalah ataau mengkristalisasikan ide umum untuk berkreasi. Oleh
karena itu fase ini berkaaitan dengan inspirasi yang dibicarakan oleh
banyak seniman dan ilmuan.
d. Fase implementasi: ini adalah fase final yang mencakup penerapaan ide
inovatif terhadap ilmu dan standarisasinya, membentuk dan menjelaskan
ide umum dalam seni.

4. Proses kreativitas
Proses kreativitas dapat didefinisikan secara ilmiah sebagai gejala psikologis
internal untuk aaktivitas berkreasi yang meliputi saat-saat tertentu dan dinamika
psikologis. Dimulai dari munculnya masalah atau membuat hipotesis-hipotesis
awal dan di akhiri dengan mewujudkan hasil kreativitas serta diikuti oleh
aktivitas-aktivitas pemikiran dan kemampuan untuk mentransformasikan berbagai
data dan membuat hubungan antara unsur-unsur kognitif, juga dinamika
kehidupan, romantisme, emosional, dan seluruh faktor personal. Proses kerja
kreatif bisa berlangsung dalam waktu yang singkat, tetapi biasanya hal ini
berlangsung cukup lama hingga beberapa bulan atau tahun.
Proses kerja kreatif adalah kerja yang identik dengan hal baru, tidak dikenal
banyak orang, serta bermanfaaat baagi sipelaku kreatif masyarakat di sekitarnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap pekerjaan yang sudah
diselesaikan, inovasi atau kreativitas, serta haal-hal yang tidak pernah dilaakukan
sebelumnya yang mendapatkan penghormatan dan penghaargaan publik dianggap
sebagai contoh-contoh kreativitas. Syair, puisi, lukisan, aliran musik baru yang
memukau, serta penemuan-penemuan baru dan teori baru adalah contoh-contoh
kreativitas.
5. Bakat dan keberbakatan
a. Pengertian Bakat
Anastasi (Semiawan, 2009) mengemukakan bahwa bakat biasa
diterjemahkan menjadi aptitude yang berasal dari aptus, menunjukkan sesuatu
yang inherent dalam diri seseorang dan yang lebih banyak dikenal sebagai suatu
kemungkinan bersifat potensial daripada suatu kapasitas atau kemampuan (ability)
tertentu untuk belajar ataupun berkinerja tertentu. Istilah aptitude merujuk pada
bakat seseorang, pada tahun 1920 sering diukur melalui tes inteligensi (IQ) tetapi
permasalahan terminologi muncul setelah ditemukan bahwa inteligensi hanya
mengukur kemampuan verbal dan sekedar angka-angka, relasi abstrak, serta
simbolik.

Kombinasi dari berbagai kemampuan ternyata tidak dapat diukur dengan


tes inteligensi yang menghasilkan skor tunggal umum tunggal melainkan
memerlukan suatu kajian akademik yang lebih baik. Setelah perang dunia I
berbagai kemampuan khusus dikembangkan dan diukur melalui special aptitude
test. Pengukuran yang paling banyak dilakukan dan dipakai pada saat itu antara
lain pengukuran bakat, kemampuan vocational counseling, seleksi tes mekanik,
clerical, musik dan artistic. Aplikasi praktis berbagai tes tersebut disertai
perkembangan kajian terhadap organisasi dari berbagai kemampuan. Kajian ini
diprakarsai oleh psikolog Inggris Charles Spearman yang menemukan bahwa
kemampuan tertentu yaitu faktor G dan faktor S. Faktor S diperoleh melalui
berbagai pengalaman dan pendidikan dari lingkungan, sedangkan faktor G bersifat
herediter. Faktor S pada umumnya sudah merupakan suatu kapasitas atau
kemampuan tertentu.
b. Keberbakatan dan Talenta (Giftedness & Talent)
Sousa (Semiawan, 2009) mengemukakan bahwa keberbakatan adalah
istilah yang paling sering digunakan meliputi berbagai definisi legal sampai
dengan mendefinisikan jargon untuk mennadai suatu keluarbiasaan. Talenta
ditunjukkan pada mereka yang sejak dini dalam keterampilan kinerjanya
menunjukkan keluarbiasaan yang khusus sifatnya. Berbeda dengan Sousa maupun
Gagne yang membedakan arti keberbakatan dan talenta, Renzulli menggabungkan
kedua istilah ini menjadi satu pengertian yaitu gifted and talented (G&T).
6. Kreativitas keberbakatan
Kreativitas keberbakatan secara konseptual telah ditinjau dari berbagai segi
namun pengertian kreativitas itu sendiri memiliki perspektif yang baru, yaitu yang
bersofat orisinil, tak diduga, berguna, serta adaptif terhadap kendala-kendala
tugas. Kreativitas memiliki cakupan pengertian luas yang penting bagi individu
maupun masyarakat. Dalam kaitan dengan individu ada rentangan yang luas dlam
cakupan tugas, misalnya adalah kreativitas relevan dalam mengatasi masalah
berkenaan dengan tugas manusia. Pada tingkat masyarakat, kreativitas antara lain

menghasilakn ilmu pengetahuan baru, gerakan dalam bidang seni, perubahan


budaya dan program sosial baru dalam bidang ekonomi.
Konsep kreativitas keberbakatan merupakan konsep integrasi antara
kosnep Renzulli tentang keberbakatan dan Konsep Clark tentang kreativitas yang
bertumpu pada teori psikodinamis dari Jung. Konsep kreativitas Clark mengacu
pada konsep kreativitas psikodinamis. Clark menunjuk pada empat fungsi dasar
psikologi Jungyang mencakup fungsi berpikir, fungsi emosi, fungsi psikotalent,
dan fungsi intuitif. Fungsi dasar Jung ini menunjuk pada kehidupan tak sadar yang
jelas memainkan peran yang penting dalam perkembangan perilaku manusia.
Terutama fungsi intuitif menunjuk pada kesadaran yang digali dari alam tak sadar.
Empat dimensi ini terintegrasikan saling terobos menerobos, menyatu, kaitmengkait, mencakup aktualisasi optimal sebagai manusia yang kreatif.
Apabila terjadi optimalisasi aktualisasi, maka terwujudlah kreativitas
keberbakatan. Renzulli mengemukakan bahwa salah satu dimensi pada
perkembangan manusia yang berbakat yaitu: inteligensi diatas rata-rata secara
konsisten committed pada tugas dan kreativitas itu sendiri. Renzulli berdasarkan
penelitian menemukan the three ring conception of giftedness. Setiap lingkaran
memiliki kelompok ciri yang kurang lebih sama atau berhubungan satu sama lain.
Lingkaran kedua dan ketiga adalah masing-masing komitmen terhadap tugas dan
kreativitas. Tiga kelompok ciri keberbakatan ada pada pribadi-pribadi luarbisa
dalam mewujudkan hasil karya yang kreatif dan produktif. Tiga kelompok ciri
dalam ketiga lingkaran tersebut yaitu:
1. Kemampuan umum yang di atas rata-rata, (well above average) jadi tidak
perlu kemampuan superior. Istilah well above average ini terdiri dari
kemampuan umum untuk mengintegrasikan pengalaman, kemampuan
untuk memproseskan informasi yang menghasilkan repons untuk
menyesuaikan diri secara adaptif dalam situasi baru, dan kemampuan
untuk berpikir abstrak.
2. Lingkaran kedua menunjuk pada komitmen terhadap tugas. Komitmen ini
merupakan motivasi terfokus dalam bentuk yang halus. Motivaisi biasanya

dirumuskan sebagai suatu proses yang mnyulut respons organisma,


sedangkan komitmen pada test lebih khusus menampilkan kekuatan
pendorong untuk menyelesaikan suatu tugas yang amat khusus.
3. Lingkaran ketiga yang adalah kreativitas, menunjuk pada dimensi-dimensi
kreatif seperti:
- Orginalitas dan ksegaran pendekatan dalam berbagai masalah
- Ketajaman kecerdasan yang konstruktif
- Kemampuan menyingkirkan prosedur yang tak perlu atau dianggap
-

konvensional dan dianggap tak perlu.


Memiliki sikap tujuan serta kesadaran sosial.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas dan keberbakatan merupakan hal yang berbeda, semua individu
mampu mengembangkan kreativitas sehingga disebut kreatif, namun
keberbakatan hanya ada pada beberapa individu.
B. Saran
Perlu dilakukan pengkajian yang lebih dalam mengenai faktor yang mampu
mempengaruhi kreativitas dan keberbakatan.
C. Daftar pustaka
Hajjaj, Y, A. (2010). 30 kiat meledakkan kreativitas anda, kreatif atau mati.
Surakarta: al-jadid
Semiawan, C,R. (2009). Kreativitas keberbakatan. Jakarta barat: PT Macanan
Jaya Cemerlang

Anda mungkin juga menyukai