BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kreativitas
definition”. Tidak ada satu definisi pun yang dianggap dapat mewakili
pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini disebabkan oleh dua
definisi.1
1
Dedi Supriadi, Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek (CV. Alfabeta: Bandung, 1994), h.6.
10
11
gagasan atau produk yang merubah domain yang ada atau domain yang
baru.3
Supriadi menemukan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan
2
Veithzal Rivai, Efektivitas Praktik Bahasa Inggris, http://www.depdiknas.go.id. h.5. tahun 2004
3
Veithzal Rivai, ibid, h.6. tahun 2004
4
Loc., Cit
5
Ibid. h.7.
12
Masih ada puluhan definisi mengenai kreativitas. Namun pada intinya ada
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
sangat beragam. Namun tidak ada satu pun teori yang mampu menjelaskan
teori kreativitas.
kedalam tiga kategori, yaitu: (1) kognitif, rasional, dan semantik; (2)
asosianistik; (3) gestalt; (4) eksistensial; (5) interpersonal; dan (6) ciri atau
sifat (traits).7
6
Stepen I. Yelon and Grace E. Weinstein, A Teacher’s World: Psychology In The Classroom (Michigan: McGraw-
Hill, 1977), h.232.
7
ibid. h.8
13
kreativitas, teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu
dikatakan kreatif apabila menurut penilaian orang yang ahli atau pengamat
dapat dikenali oleh pengamat luar dan mereka dapat sepakat bahwa
sesuatu itu adalah produk kreatif; (c) kreativitas berbeda derajatnya, dan
para pengamat dapat sampai pada kesepakatan bahwa suatu produk lebih
megembangkan kreativitasnya.
produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat
menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh
8
Loc. Cit
9
Ibid, h.9
15
lebih dari satu orang: sejauh manakah mereka sepakat bahwa sesuatu atau
seseorang itu kreatif? Oleh sebab itu, pada kedua definisi tersebut,
kreatif yang telah nyata, seperti ditunjukkan dalam karya kreatif. Stein
some point in time”. Pengertian setiap istilah di atas diuraikan berikut ini:
kata novel (baru) berarti bahwa suatu produk yang dinilai kreatif bersifat
akan tampak pada sejauh manakah ia berbeda dari apa yang telah ada
berguna, dan memuaskan sejauh dinilai oleh orang lain. Ketiga istilah ini
selama belum diuji dan divalidasi secara konsensual, yang berarti harus
diterima; dan (d) jabatan keahlian yang pernah atau sedang dipegang.
creative work is accepted by a group”, atau dengan kata lain “the creative
dari orang lain yang ahli memungkinkan individu kreatif untuk melakukan
10
Loc. Cit
11
Ibid, h. 10.
17
terhadap suatu kreatif. Suatu karya mungkin diakui sebagai karya kreatif
luar biasa pada suatu masa, tetapi tidak demikian halnya pada masa
dianggap bukan karya lukis yang luar biasa pada saat dia masih hidup,
juta dollar karena dinilai oleh komunitas seniman, kritikus, dan kolektor
seni sebagai karya kreatif istimewa. Begitu juga dalam lapangan keilmuan,
teori yang menyatakan bahwa atom adalah benda terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi dianggap sebagai teori yang paling kreatif pada masanya.
Tetapi setelah datang teori Madam Curie yang menyatakan bahwa atom
for successful innovation in the future”. Mimesis dapat terjadi pada orang,
12
Loc. Cit
18
waktu, melainkan juga tempat. Suatu karya mungkin dianggap kreatif pada
satu tempat, tetapi tidak demikian halnya pada tempat yang lain. Suatu
suatu negara, tetapi di negara yang lain hal tersebut telah banyak
atas konteks sosial budaya. Oleh sebab itu Amabile mengemukakan bahwa
oleh orang lain karena karya itu memiliki kualitas intrinsik tertentu, di
juga diabdikan untuk kepentingan umat manusia. Atas dasar inilah, maka
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
mencakup: (1) memiliki daya imajinasi yang kuat; (2) memiliki banyak
19
inisiatif; (3) memiliki energi besar dan orientasi jangka panjang; (4)
memiliki sikap tegas; (5) memiliki minat luas; (6) mempunyai sifat ingin
tahu; (7) berani mengambil resiko; (8) berani berpendapat; dan (9)
motivasi tersebut.
13
Heidjrahcman dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, (Yogyakarta: BPFE-UGM, 2000), h. 197.
20
efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai
kepuasan.14
yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Merle J.
yang lebih sering disebut oleh para ahli dengan sebutan motivasi intrinsik,
yang sebenarnya telah menjadi kodrati setiap manusia, hanya saja kadang-
14
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakart: Bumi Aksara, 2000), h. 142.
15
Loc. Cit
16
Loc. Cit
17
Loc. Cit
18
Gibson, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa Ali Musa (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.51
21
dan bisikan (impulse) dalam diri individu. Guru sebagai individu akan
pelaksanaan tugasnya.
mencakup dua pengertian: (1) suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh para
manajer; (2) suatu dorongan psikis dari dalam diri seseorang yang
dan motivasi.20
bisa dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
19
A. M. Kadarman, SJ. Dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1994, h. 110)
20
Ibid. h. 56
19
A.M. Kadarman, SJ. Dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994, h.110
20
Ibid, h. 56
21
Malayu S.P. Hasibuan, Op. Cit. h. 152
22
kita inginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan
ketakutan.21
antusias, meliputi giat bekerja, ingin puas dengan hasil kerja, mampu
21
Malayu S.P. Hasibuan, Op.Cit.h. 152
23
a. Content Theory
kemudian memilih cara apa yang bisa digunakan supaya mereka mau
demikian, kita akan melihat betapa sulitnya penerapan teori ini dalam
sangat sulit untuk memahami bahwa tidak semua orang yang bekerja
tindakan juga sangat bervariasi antara satu orang dengan yang lain.
aman” dan menghindari tanggung jawab yang lebih besar, karena takut
biasa saja. Ketiga, para individu tidak selalu konsisten dengan tindakan
mungkin bekerja sangat luar biasa sewaktu kita berikan pekerjaan yang
kali.
b. Process Theory
Dasar dari teori proses tentang motivasi ini adalah adanya expentacy
mereka peroleh dari tingkah laku mereka. Faktor tambahan dari teori
yang diharapkan.
c. Reinforcement Theory
datang dalam suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan teori ini
tidak menyenangkan.22
a. Model Tradisional
22
Heidjrahcman dan Suad Husnan, Op.Cit, h. 147
26
waktu kerja juga penting dan bahwa tugas yang membosankan dan
penting. Pada model human relation ini, para pekerja diharapkan untuk
tetap sama, yaitu agar para pekerja menerima situasi kerja seperti yang
baik.23
23
A.M. Kadarman, SJ. Dan Yusuf Udaya, Op.Cit,h. 111
24
A.M. Kadarman, SJ. Dan Yusuf Udaya, Op.Cit,h. 113
28
d. Reaksi dari para individu untuk memenuhi kebutuhan atau untuk tidak
kebutuhan adalah hanya salah satu elemen dalam proses dimana para
b. Mengapa ada orang yang bekerja keras untuk mencapai prestasi kerja
yang tinggi, sedangkan orang lain walaupun dia mampu, cakap dan
c. Alat motivasi apa saja yang harus diberikan supaya karyawan bersedia
bekerja keras?25
fisik maupun rohani. Dalam hal ini Peterson dan Plowman dalam
berikut:
orang, manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat
melanjutkan hidup.
merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab
25
Malayu S.P. Hasibuan, Op Cit, h. 140
31
menjadi dasar bagi harapan yang akan diperoleh lewat tercapainya tujuan
pertumbuhan.
yang bermutu.
26
Ibid, h. 141
27
Ibid, h. 145
32
antara lain:
c. Mempertahankan kestabilan.
d. Meningkatkan kedisiplinan.
e. Mengefektifkan pengadaan.
h. Meningkatkan kesejahteraan.
tugasnya.
meningkat.
28
Loc. Cit
33
yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang
dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin jika mereka
usahanya.
perusahaan.
VARIABEL LINGKUNGAN
Keluarga
Kebudayaan
Kelas Sosial
tertentu yang berkembang bersifat khas bagi setiap orang, tetapi proses
c. Perilaku yang terarah pada tujuan dapat diganggu oleh frustasi, konflik
dan kegelisahan
29
Gibson, et all, Op.Cit, h. 51
35
INDIVIDU
Frustasi,
Stimulus Variable Fisiologis Konflik, Tujuan
(Sebab) Variable Lingkungan Kegelisahan
Variable Psikologis
organisasi pekerjaan.
psikologis akan menentukan perilaku manusia atau dengan kata lain salah
perangkat asumsi yang diciptakan Douglas Mc. Gregor dalam Thoha pada
umumnya dikenal dengan “teori X dan Y”. Asumsi “teori X”: (1) pada
30
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 1994), h. 98
36
menjauhinya sedapat mungkin; (2) oleh karena sifat manusia yang tidak
ambisi, dan menghendaki jaminan yang cukup. Asumsi “teori Y”: (1)
usaha fisik dan mental yang diperlukan dalam pekerjaan sama halnya
bermain dan istirahat; (2) pengendalian dari luar dan ancaman hukuman
imbalan yang diberikan sesuai dengan prestasi; (4) kebanyakan orang suka
belajar tidak saja menerima akan tetapi juga mencari tanggung jawab
organisasi.
memiliki ciri dan sifat yang sangat individual, yang berbeda satu sama
sifatnya non material yang oleh para anggota organisasi dipandang sebagai
yang perlu dipuaskan dan oleh karenanya perlu selalu mendapat perhatian
31
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Pnerbit Bumi Aksara, 1999), h. 223
38
motivasi adalah keadaan psikis yang ada dalam diri seseorang yang
belajar; (2) tanggap atas kesalahan; (3) bersedia menerima kritik dan
b. semangat dan gairah kerja, mempunyai indikator, antara lain: (1) giat
Supervisi berasal dari kata super yang berarti khusus, dan vision
aktifitas tersebut berjalan dengan baik dan berhasil mencapai tujuan sesuai
rencana.
39
perusahaan.”33
32
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BP FE-UGM, 1996), h. 359
33
Ibid, h. 369
40
Pendapat ini memiliki cakupan supervisi yang lebih luas dari pendapat
34
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Remaja Rosda Karya: Bandung, 2002), h. 155
41
Kekurangan dan kelemahan itu cukup diketahui oleh supervisor dan harus
dirahasiakan sebab jika diketahui khalayak bisa jadi tujuan supervisi tidak
usaha-usaha pendidikan.”35
35
Ibrahim Bafadhal, Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesi Guru (Bumi Aksara:
Jakarta, 1992), h. 4
42
kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
perlu. Tanpa supervisi, hasil sesuatu kegiatan tidak akan dapat diketahui.
secara terus menerus. Umpan balik seperti ini didasarkan pada prinsip
diharapkan.
36
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Rineka Cipta: Jakarta, 2000), h. 17
37
Bennet Silalahi, Manajemen Integratif (Jakarta: LPMI, 1995), h. 113
43
akan dicapai, maka supervisi akan dapat berperan sangat penting dalam
mengajar guru itu sendiri tetapi juga akan dapat membangun motivasi dan
karena merasa takut. Tetapi sebaliknya dibutuhkan oleh guru yang ingin
seringkali dijumpai di lapangan kesalahan guru dan tidak mau atau bahkan
dalam evaluasi.
itu. Menurut Soetjipto bantuan yang harus diberikan kepada guru untuk
44
atau cara baru dalam proses belajar mengajar; (7) pengkoordinasian antara
perorangan dari kegiatan itu. Besarnya operasi dan lokasi dalam organisasi
mencari tahu dimana tindakan itu perlu diambil, siapa yang bertanggung
relevan.
pengajaran harus mencakup aspek perubahan tingkah laku anak yang harus
maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam interaksi belajar dan
sebagai berikut:
mengembangkan informasi.
memberikan petunjuk.
47
B. Kerangka Berpikir
tugas seorang guru. Karena tidak jarang permasalahan yang timbul yang
pembelajaran di sekolah.
dengan semangat dan gairah kerja yang tinggi dan pada akhirnya akan
maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam berinteraksi belajar dan
Dalam konteks ini maka dapat diduga bahwa terdapat pengaruh antara
tentu memberikan hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan pengaruh yang
C. Pengujian Hipotesis