Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
Prinsip-prinsip Dasar Kreativitas Berbahasa dan Berseni:
Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kreativitas Berseni

A. Pengertian Kreativitas

Menurut Guilford (1985:138), definisi kreativitas adalah:

”Creativity is aquatity thought to be make up of associate and ideational fluency,


originality, adoptive, spontaneous, flexibility and ability to make logical
evaluation.”

Berdasarkan pengertian tersebut, bisa diambil beberapa korelasi sebagai berikut.


a. Fluency: kemampuan untuk menyerap informasi dengan menampilkan ide-
idenya.
b. Originality: keaslian, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang ’baru’.
c. Spontaneous: kelugasan dalam mengekspresikan gagasan-gagasan dalam
bentuk karya ataupun tingkah laku.

Menurut Garha (1980), kreativitas adalah: ”.... keasunggupan menemukan sesuatu


yang baru dengan mempergunakan daya khayal, fantasi, dan imaginasi”. Ia
menegaskan bahwa originalitas dan kemampuan untuk menilai logis adalah ciri
khas kreativitas.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


kreativitas berbahasa dan berkesenian adalah kelancaran dalam menampilkan ide-
ide (fluency) disertai dengan spontanitas pada saat mengekspresikan perasaan
yang membuahkan hasil karya atau tingkah laku yang orisinal.
C. Tahap-tahap Kreativitas dalam Berbahasa dan Berkesenian

Kreativitas meliputi ciri-ciri kognitif (aptitude) yaitu kelancaran, keluwesan, dan


keaslian pemikiran, dan juga ciri-ciri afektif (non-aptitude) seperti rasa ingin tahu,
senang mengajukan pertanyaan dan senantiasa bereksplorasi mencari pengalaman
baru.

Menurut Guilford (dalam Supriadi, 1985: 41) ciri-ciri kreativitas dibedakan dari
segi bakat (aptitude traits of creativity), yaitu kelancaran dan keluwesan dalam
berpikir serta orisinalitas (aspek intelektual) dan yang kedua dari segi nonbakat,
yaitu motivasi, sikap, dan temperamen sebagai faktor-faktor yang menentukan
apakah individu menampilkan ciri-ciri daya ciptanya (aspek nonintelektual).

Campbel (dalam Mangunhardjana, 1986: 18) mengatakan bahwa terdapat tahap-


tahap daya cipta untuk mencapai suatu hasil karya berbahasa dan berkesenian
yang kreatif, yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan (preparation), tahap meletakkan dasar dengan mempelajari latar
belakang masalah, seluk beluk, dan problematika.
2. Konsentrasi (concentration), pemusatan, waktu mencoba-coba, mengukur
kemampuannya.
3. Inkubasi, tahap perenungan terhadap masalah yang dihadapinya.
4. Iluminasi (ilumination), tahap mendapatkan ide, pemecahan masalah, dan
jawaban cara-cara kerja baru.
5. Verifikasi atau produksi (verification/production), tahap pembuktian
menghadapi dan melaksanakan masalah praktis sehubungan dengan ide-
idenya.

Proses kreatif menurut Catharina Patrick (1992) dapat digambarkan dalam bagan
berikut.
Incept

Persiapan Inkubasi Iluminasi Elaborasi


Tahap incept adalah tahap kritis tatkala orang yang berkreativitas mengerahkan
seluruh potensi diri untuk menciptakan sesuatu melalui proses panjang ”trial-
error” yang pada akhirnya menemukan sesuatu (discovery) yang inovatif.

D. Ciri-ciri Kemampuan Kreativitas dalam Berbahasa dan Berkesenian

Ciri-ciri kreativitas dalam berbahasa dan berkesenian menurut Burkhart (1982: 52)
adalah sebagai berikut.
1. Highly active, flexible and versatile.
2. Work by synthetic method, considering many aspects of the work
simultaneously; process, product and subject matter invitive workers.
3. Range of feeling is broad and is characterized by frequent change in response
to the process.
4. They have a general thematic expressive purpose which has personal meaning
and they revise and alter throughout the process.
5. They consider mistakes a challenge and integrate them in an imaginative
manner.
6. They have very complex kinds of representational subject matter, and most
important, they develop differentiated meaning for various aspect of their
subject matter.
7. They tend to be more discriminative regarding the contribution of each aspect
of their work to the thematic character of whole.
8. They are always conscious of the whole and they are likely to rework the
picture as whole rather than any one aspect of it.
9. They have a high degree of selfawarenes regarding various kinds of responses
during the process; they understand and can evaluate the various rhythms
inherent in the creative process.
10. They are highly selfconfident.

E. Fungsi Kreativitas dalam Berbahasa dan Berkesenian

Lancaster dan Gaunt (1976: 111) menyatakan beberapa alasan pentingnya


kegiatan kreativitas dalam berbahasa dan berkesenian, yaitu:
1. dapat memberikan dorongan yang kuat sebagai sarana pengembangan
keterampilan;
2. memeroleh pengalaman nyata dan pengalaman-pengalaman dari perwujudan
khayalan;
3. menstabilkan emosi jiwa seseorang;
4. mengenal keindahan berbagai pengalaman lain yang berhubungan dengan
keindahan; dan
5. memberikan nilai lebih dalam hal menanamkan serta pengembangan kepekaan
perasaan.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, dapat dirumuskan tiga fungsi penting


kreativitas dalam berbahasa dan berkesenian sebagai berikut.
1. Fungsi pencerdasan, berguna bagi pengembangan daya pikir / proses
pencerdasan anak dan pembinaan untuk menciptakan sesuatu sejalan dengan
pemuasan ungkapan perasaannya.
2. Fungsi pengembangan estetika, membiasakan untuk menghayati bermacam-
macam sifat keindahan.
3. Fungsi penyalur ekspresi, sebagai tempat kegiatan berekspresi anak melalui
daya cipta yang memiliki nilai teraputik untuk menyalurkan perasaan-perasaan
yang menyebabkan ketegangan pada dirinya sehingga anak dapat kembali
dalam emosi yang seimbang.

Anda mungkin juga menyukai