Anda di halaman 1dari 4

RESUME 2

PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS

Dosen Pengampu :
Dr. Nurhastuti, M.Pd

Disusun

O
L
E
H

Annisa (20003048)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Asumsi-asumsi kreativitas: anggapan yang keliru tentang kreativitas dan
asumsi-asumsi dasar kreativitas
Kreativitas didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua
alasan, pertama karena kreativitas “konstruk hipotetis” dan yang kedua definisi kreativitas
tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Berdasarkan penekanannya
definisi kreativitas dibedakan ke dalam empat dimensi; person, proses, produk dan press.
Rhodes (1961) menyebutnya “the four p’s of creativity”, berdasarkan analisis faktor Guilford
menemukan lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu: kelancaran
(fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan
perumusan kembali (redefinition).
Selain itu definisi kreativitas juga dibedakan ke dalam definisi konsensual dan
konseptual. Definisi konsensual menekankan segi produk kreatif yang dinilai derajat
kreativitasnya oleh pengamat yang ahli. Menurut Amabile (1983: 33) mengemukakan bahwa
suatu produk atau respons seseorang dikatakan kreatif apabila menurut penilaian orang yang
ahli atau pengamat yang mempunyai kewenangan dalam bidang itu bahwa itu kreatif. Dengan
demikian, kretaivitas merupakan kualitas suatu produk atau respons yang dinilai kreatif oleh
pengamat yang ahli.
Asumsi Tentang Kreativitas
Terdapat enam asumsi tentang kreativitas, yaitu:
Pertama, setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda kreatif
dengan tingkat yang berbeda-beda.
• Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, hal yang diperlukan
adalah bagaimana mengembangkan kreativitas itu.
• Kata Devito (1971), setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat
dikembangkan dan dipupuk.
• Kata Devito (1971), setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat
dikembangkan dan dipupuk.
• Treffinger (1980) mengatakan mengatakan: tidak ada orang yang sama sekali tidak
ada orang yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas, seperti halnya tidak ada
seorang pun manusia yang inteligensinya nol.
• Derajat kreativitas ada dalam suatu garis kontinum, perbedaan antara orang kreatif
satu dengan yang lain hanyalah istilah teknis belaka. Kedua kategori sesungguhnya
menunjuk pada tingkat kreativitas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang rendah.
Kedua, kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk bentuk produk-produk kreatif, baik produk
kreatif, baik berupa benda maupun gagasan berupa benda maupun gagasan.
• Produk kreatif merupakan ‘kriteria puncak’ untuk menilai tinggi-rendahnya kreativitas
seseorang.
• Produk kreatif merupakan ‘kriteria puncak’ untuk menilai tinggi-rendahnya kreativitas
seseorang.
• Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai berdasarkan
orisinalitas atau kebaruan karya itu, dan sumbangannya secara konstruktif bagi
perkembangan kebudayaan dan peradaban.
Ketiga, aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor hasil dari
proses interaksi antara faktorfaktor psikologis faktor psikologis (internal) dengan (internal)
dengan lingkungan (eksternal).
• Asumsi ini disebut juga sebagai asumsi interaksional (menurut Stein, 1967) atau asumsi
sosial atau asumsi sosial-psikologis psikologis (menurut Amabile, 1983; dan Simonton,
1975) yang memandang kedua faktor tersebut secara komplementer, sali
komplementer, saling melengkapi.
Keempat, dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor lingkungannya terdapat
faktor-faktor yang faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan
kreativitas.
• Faktor tersebut dapat diidentifikasi persamaan dan perbedaannya pada kelompok
individu atau antara individu yang satu dengan yang lain.
Kelima, kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh
didahului oleh –dan merupakan dan merupakan– pengembangan dari hasil kreativitas orang-
orang yang berkarya sebelumnya.
• Jadi kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi
seseorang dalam menciptakan kombinasikombinasi baru dari hal kombinasi baru dari
hal-hal yang telah ada hal yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
Keenam, karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian
proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat.
• Ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu: motivasi atau
komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan
kreatif.
DAFTAR REFERENSI
Astuti, R., & Aziz, T. (2019). Integrasi pengembangan kreativitas anak usia dini di TK Kanisius
Sorowajan Yogyakarta. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 294-
302.
Nurani, Y., & Hartati, S. (2020). Memacu kreativitas melalui bermain. Bumi Aksara.
Sanjani, M. A. (2020). Tugas dan peranan guru dalam proses peningkatan belajar
mengajar. Serunai: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(1), 35-42.
Sitepu, A. S. M. B. (2019). Pengembangan kreativitas siswa. Guepedia.

Anda mungkin juga menyukai